Tuesday, December 06, 2011

December: Sebuah Catatan Penutup

Off kali ini aku naik Lion via Makazzar dan delay 1 jam dari Balikpapan. Untungnya pesawat yg ke Bali adalah pesawat yg sama. Artinya aku gak bakal ditinggal meskipun delay. Setiba di Ngurah Ray, aku dijemput Anwar sopir mobil taxi yg banyak nanya, bikin hati dongkol.

Off kali ini diisi dengan full baby sitting day. Aku full mengasuh Kirana. Mulai dari meninabobokkannya di malam dan bobo siang. Mandi. Makan dan juga ngajak dia main-main agar tak bosan. Sementara ibu ngurus Citta.

Beberapa hari aku mengajaknya pergi ke sawah di Nyitdah, sawah di depan dan belakang rumah. Atau sekedar jalan-jalan naik mobil, naik motor dan naik sepeda "ngangin ngauh" di depan rumah. Pernah pula jalan ke Nyanyi bersama Budek, Tiwi, Dekta, Dek Uda, tapi Rana ketakutan melihat ombak berdebur kencang.

Suatu hari aku mengikuti seminar John Teffon yg isinya sangat tak bermutu. Sehabis makan siang aku pulang karena kecewa. Sepulang dari IGBB aku mampir Angga Buana dan membawa barang-barang pulang Pandak. Kami sepakat untuk sementara tinggal di Pandak.

Sempat pula ke Kasih Ibu untuk periksa kandungan. Dokter selalu menyarankan program KB. Tapi kami masih pikir-pikir.

Off ini sebagian besar diisi dengan foto session si Citta. Karpet bulu akhirnya ketemu di sebuah forum jual beli di Kaskus. Sedangkan peti untuk aksesoris kubawa dari Attaka. Yang belum kudapat hanya topi rajut polos yg ada tali samping kanan-kirinya.

Barangkali ini adalah tulisan terakhir di blog ini. Selanjutnya aku akan mengisi catatan usangku di gedeasetiawan.wordpress.com yg nampaknya lebih ke blog keluargaku. Sejak Januari 2008 aku mencoba latihan menulis di blog ini. Berarti tepat 4 tahun aku tlah mencoba menjadi blogger. Semoga dengan hadirnya Citta dan juga semakin berkembangnya Rana akan menambah kisah-kisah menarik kami. Astungkara.

Tuesday, November 22, 2011

November Yang Mendebarkan

Pulang di akhir Oktober adalah paling mendebarkan juga membahagiakan. Pertama karena sebentar lagi anakku yg kedua bakal lahir. Lalu ada 3 orang yg bakal ultah, Kadek, Indah dan Kirana.

Seperti biasa pulang kali ini lewat Makazzar ditutup dengan naik taxi menuju Angga Buana. Dan saya ternyata salah prediksi. Jalanan macet dari mulai keluar dari bandara, simpang siur hingga perempatan Imam Bonjol. Saya tiba dlm waktu satu jam seperempat dengan ongkos 70 ribu.

Off kali ini aku sempat membuat gantungan kunci dan mug untuk ultah Kirana. Sempat pula makan-makan ultah Kadek di Warung Mina Renon. Beberapa hari berikutnya kami makan-makan di Mang Engking dalam rangka ultah Indah.

Pulang ke Pandak untuk melukat Tumpek Wayang karena kehamilan Indah. Pada sore sebelumnya aku sempatkan kondangan ke pernikahan Wayan Suryana aka Mangut di Kutuh.
Disamping itu kondangan ke nikahan ajik Wah Andi yg nikah lagi di Jero, pagi itu kami ke Jero diguyur hujan setelah mampir ke Clandys Sangulan.

Ketika balik Denpasar, aku sempatkan beli emas di Pegadaian Renon dan juga jilid buku TA ku. Akhirnya survey juga ke Hooray Kid dan Bali Kiddy Preschool. Biayanya yang lumayan membuat aku terkaget-kaget.

Yang paling menyedihkan adalah ketika ultah Kirana di Pandak, Kirana sakit dan sore harinya harus ke dokter untuk berobat. Kurang sabar saja, kata dokter.

Akhirnya off ini ditutup dengan lahirnya anak kedua kami pada tanggal 9 November 2011 pada jam 11.30 siang dengan berat 3 kg, panjang 49 cm dan 34 cm lingkar kepalanya.

Bersyukur pula, saat injury time kami akhirnya mendapat asisten rumah tangga yg cukup berpengalaman dan berinisiatif. Sementara pasca melahirkan kami tinggal di Pandak Gede agar lebih mendapat pengawasan intensif dari keluarga dekat.

Semoga bulan-bulan selanjutnya adalah bulan-bulan penuh berkah dan karuniaNya. Astungkara.

Wednesday, October 26, 2011

We Are On Fire

Senin, 24 October 2011

05.30
Pagi-pagi ketika aku sedang menunaikan kewajiban pagi di toilet A3, terdengar Om Rohsyid berteriak memanggil Operator CP di handset. Beberapa detik kemudian suara-suara panggilan seperti bersahut-sahutan saling memanggil, benar-benar memecah keheningan pagi. Bahkan suara turbine compressor seperti kalah. Dalam hati aku sudah menyangka, ada sesuatu terjadi dengan proses.

05.45
Sehabis mandi aku langsung mengambil sepatu di locker. Benar saja, ada sesuatu yg aneh dengan pemandangan di arah top deck CP. Cerobong exhaust turbine compressor C301B mengepulkan asap hitam tak henti-hentinya. Ketika turun, orang-orang sudah berkumpul disamping radio room, menatap ke arah kepulan asap. Dengan sigap aku melahap sarapan dengan telor dadar dan ikan sarden. Bakal terjadi sesuatu hari ini, pikirku.

06.00
Suara bising handset akhirnya diramaikan oleh suara kepala lapangan kita, Pak Cholil meminta ERT team berkumpul di radio room guna membahas langkah selanjutnya. Aku sudah menyelesaikan sarapan kilatku.

06.30
Tanpa diperintah teman-teman maintenance berhamburan menuju CP. Ada yg mengenakan life jacket, ada yg membawa radio, ada juga yg terburu-buru menyusul, tanpa sarapan, tanpa mandi pagi. It's an emergency situation. Diputuskan untuk melakukan cranking engine. Namun ketika cranking dilakukan, api keluar dari cerobong dan asap tambah hitam, tambah banyak mengotori udara.

07.00
Tak lama kemudian ada perintah dari ERT team untuk menutup semua sumber fuel, menguras tanki penyimpanan lube oil dan terakhir kami menginject nitrogen ke arah open drain yg menuju exhaust collector melalui valve 1" di bagian drain. Dengan pressure 200-250 psi 3 botol nitrogen habis hingga pukul 09.00. Menurut FERT crew suhu semakin turun dan bara yg terlihat di exhaust collector semakin meredup.

09.30
Sehabis coffee time, diputuskan lagi inject CO2 melalui tapping point nitrogen tadi. Pressure 2000 psi langsung menghantam ke sasaran dan menurut teman-teman yg mengamati di Quarter, asap hitam berganti asap putih mengepul dari cerobong asap. Namun dari pengamatan teman-teman di dalam enclosure, exhaust semakin membara. Wah gawat! Apakah sisa-sisa lube oil yg mengalir di line CO2 tadi semacam menambah fuel sehingga baranya semakin kaya fuel.

11.00
Team FERT tetap mengamati dari jarak dekat denga modal termogun. Namun diluar dugaan, suhu enclosure dan suhu exhaust collector berangsur menurun. Logam yg membara perlahan meredup. Kami riang menyantap makan siang. Namun kami tetap harus waspada. Sepertinya strategi CO2 tadi adalah strategi pamungkas dan mujarab.

13.00
Dilaporkan oleh crew FERT, bara sudah padam dan suhu kembali normal dan kami team ERT melakukan evaluation meeting di Rec Hall.

Pelajaran yg sangat berharga yg kudapat adalah ketika si pemimpin menguasai lapangan dan memahami situasi ia akan mengkoordinir dengan tenang dan tepat sasaran. Maka dari itu, kuasailah medan perang, makan kita akan memenangkan peperangan.

Sunday, October 23, 2011

Purnakarya Pak Samad

Pada hari Rabu pagi, Pak Ramlan memerintahkan kami untuk membuat pesta perpisahan Pak Samad yg akan memasuki MPP 1 November ini. Acara yg sudah terkonsep di otakku ini tinggal mewujudkan saja. Aku berinisiatif mengajak teman-teman latihan nyanyi di Recreation Deck pada Rabu malam. Akhirnya muncul ide menyanyi bersama lagu Andaikan Kau Datang punya Koes Plus. Latihan malam itu berjalan sukses. Teman-teman lainnya juga ada yg menyanyi solo.

Masalah lain, ada beberapa teman minta mendatangkan artis, namun dalam planning dan budget kita tidak memungkinkan karena memang tidak ada arah kesana. Masalah kedua muncul, tidak ada dana lebih dan disusul oleh masalah ketiga, kami kesulitan nyari artis. Apalagi untuk acara mendadak seperti ini.

Untunglah Pak Prayit, yg baru datang sore itu, bercerita kepada Camp Boss dan tanpa diduga Camp Boss mempunyai solusi cepat dan murah. Artis dikontak dengan harga 1 juta. Beres masalah ketiga.

Esok hari, Kamis 20 October 2011 Pak Ramlan nyuruh kami kerja setengah hari saja, persiapan buat acara nanti malam. Di sela-sela persiapan kami mendapat kabar bahwa ada lumayan banyak donasi dari teman-teman semua. Tampaknya ini tidak main-main dan termasuk teman NIB juga berhasil mengumpulkan dana 500 ribu. Masalah kedua hampir selesai.

Acara diformat ala Hitam Putih, Bukan Empat Mata, Kick Andy dan Just Alvin. Yang ditiru adalah adanya video testimoni dari teman-teman yg sudah off, juga teleconfrence dengan Pak Wawan dan Bang Taupan di Lawe-lawe. Yang paling menarik adalah penampilan semua crew bersama Pak Ramlan menyanyi bersama plus puisi untuk Pak Samad. Adanya hadiah karikatur digital dari kaliaja.com dan juga slideshow foto-foto Pak Samad menambah semarak acara malam itu. Kata orang ini acara terunik yg pernah ada di Attaka. Menurut Mustakim, "Pangkat Kolonel, acaranya Jenderal." Padahal awalnya saya hanya ingin mencoba hal baru namun justru apreasi teman-teman sangat positif.

Penyanyi malam itu diisi oleh dua cewek SMA artis dari Badak dan ada Pak Jasimin, Arif dan Bang Jay yg bernyanyi R&B malam itu. Pada ujung acara, aku, Pak Iwan dan Om Johnny memainkan Don't Let Me Down-nya The Beatles. Acara ditutup dengan acara salaman diiringi lagu wajib Kemesraan dan foto bersama.

Ada beberapa lesson learn yg bisa jadi catatan untuk acara selanjutnya: siapkan battery 9 volt cadangan untuk mike, video chat dengan skype dan siapkan proyektor yg bagus. Jika memungkinkan, pasang lampu panggung tambahan atau belikan lampu disko yg bisa berputar 360 derajat.

Semoga Pak Samad bisa menjalani masa Purnakarya dengan baik dan diberikan jalan yg terang bersama keluarga.

Monday, October 10, 2011

10 Kelucuan Dik Nana

Dalam usia yg menginjak 23 bulan ini, banyak kelucuan yg dilakukan dik Nana. Terlebih ia sudah mulai belajar ngomong, jadilah ia suka ngoceh dan ibunya memberi gelar "bawel" kepadanya. Ada beberapa peristiwa, kata-kata dan hal-hal lucu yg bikin kami ngakak dan ketawa terbahak-bahak. Kadang-kadang apa yg ia capai di luar dugaan kita. Kadang kemampuan anak kecil itu melebihi dari apa yg kita kira.

1. Nana Bukan Pup
Suatu hari ketika aku melihat Nana lagi ngeden-ngeden, mukanya merah dan keringat jagung menempel di keningnya, secara otomatis aku nanya "Nana pup ya??", sambil mengelus-elus rambutnya yg mulai panjang. Tanpa diduga, ia malah menjawab, "Nana ini, bukan pup" Maxudnya ini Nana Pak, bukan Pup. Ternyata you miss understanding, nduk.

2. Ibu Indah Bapak Gede
Beberapa minggu sebelumnya si ibu ngajarin Nana nama bapak dan ibu. Termasuk namanya sendiri. Awalnya ia masih harus didikte.
"Ibu In?", tanya ibunya,
"dah!" jawabnya.
"Bapak Ge?", tanya ibunya lagi
"De" jawabnya otomatis.
Lama-kelamaan ia bisa ngucapin sendiri nama bapak dan ibunya. Saking udah nempel, eh malah sekarang ia manggil kami lengkap dengan nama masing-masing. "Ibu Indah, Nana Ninda mau eh keyim", katanya dengan polos.

3. Nama Pake Warna
Dalam usia ini pula Nana sudah mengenal warna-warna utama. Ia sudah bisa mengenali warna bajunya, warna mainannya, hingga warna-warna tokoh favoritnya Pablo dkk si Backyardigans. Malah sampe kebawa saat manggil ibu atau bapaknya. Misalnya jika si ibu sedang pake baju putih, Nana akan manggilnya dengan "Ibu Indah putih, Nana mau bobo aja". Saat bapaknya pake baju hijau, "Bapak Gede ijo, minggi-minggi* Nana mau nonton". (*minggir-minggir)

4. Manggil Ibu "Gek"
Anak kecil usia menjelang 2 tahun memang sedang sukanya meniru. Si Copy Cat akan meniru habis mulai dari ucapan dan tingkah orang-orang di sekitarnya. Suatu hari aku memanggil ibunya "Gek, sini dulu!!". Tanpa diduga ia menirukan juga "Gek, cini duyu". Haha. ("Gek" adalah panggilan kepada perempuan Bali, seperti "nduk" di Jawa, atau "neng" di Betawi).

5. Gak Nyanyi Musik Aja
Setiap akan bobo siang atau malam, Nana selalu disetelin musik dari HP emaknya. Kalau gak musik klasik ya musik instrumental Richard Clayderman atau Kitaro. Kadang aku atau ibunya nyanyiin juga. Suatu hari saat malam waktunya bobo, jempol kiri sudah masuk mulut, "mek harum" sudah di tangan kanan, ibunya bersenandung hendak meninabobokkannya. Secara spontan ia bilang, "Ibu Indah putih, gak nyanyi, mucik kacik aja...". Spontan kami ketawa terbahak-bahak sampe mata berkaca-kaca saking gak nyangkanya.

6. Diam Jangan Ganggu
Kalo sudah kartun kesayangannya "si Pablo" yg di stel ia tak akan beranjak dari singgasananya atau gak akan memalingkan muka sedikitpun dari layar tivi butut. Suatu hari, ketika asyik nonton, si emak godain dari belakang. Colek sekali gak ada respon. Colek 2 kali juga gak ada. Akhirnya si ibu makin mempersering dan memperkeras colekannya. Tanpa disangka si Nana marah dan langsung ngomong, "Diam, jangan ganggu, Ibu Indah putih". Emaknya ketawa campur cemberut.

7. Pura-pura Mati Lampu
Saking asiknya nonton kadang susah sekali ngajak Nana misalnya jika hendak keluar rumah atau ngajak mandi. Apalagi hiburan di Cartoon Network, Jim Jam, Disney Channel hingga Disney Junior tak henti-hentinya menyiarkan kartun kesukaan anak kecil. Saking gemesnya melihat Nana gak mau berhenti nonton, secara sembunyi-sembunyi aku matiin tv dari remote control. Dengan muka penuh dosa aku katakan kalau listriknya mati, gak bisa nyalain TV. Melihat expresi Nana sepertinya ia percaya. Beberapa detik kemudian ia menghampiri TV eh malah mencet tombol "up". Nyalalah kembali TVnya. Dengan muka tanpa dosa ia bilang, "bisaaaa...". Duh kalah pinter ama Nana nih :(

8. Mama Oke?
Salah satu video favorit dik Nana adalah grup vokal anak-anak 3C (baca: trisi) Cantik Cerdas dan Ceria. Salah satu lagunya berjudul "Mama Oke Papa Oke." Saking nempelnya "Mama Oke" kebawa saat Nana dalam kondisi emosi puncak, misalnya kalau lagi dongkol atau lagi gembira. Contohnya suatu ketika ia diajak main prosotan di McD dekat rumah. Karena sudah kelamaan, aku berusaha mengajaknya pulang. Keluarlah kata-kata wasiatnya "Mama oke mama oke mama oke", saat aku berusaha menggendongnya menjauh dari arena bermain. Hahay. Contoh lain saat ia merengek minta nata de koko ataupun sekedar pengen mencicipi ceres coklat kesukaannya. Ia akan berteriak "Mama Oke!!" saat emaknya ngambilin snack kesayangan Nana dari "coolcash". "Oh my god," seru ibunya.
9. Dikik Aja Nanti Batuk
Nana senang sekali makan Yuppi, permen gel yg sering diberikan ibunya. Bentuknya macem-macem ada yg bentuk cincin atau ulat-ulat kecil dengan aneka warna. Jika dikasi sekali ia akan minta sekali lagi. Ibunya pasti selalu mengingatkan "Dikit aja dik, nanti batuk." Akhirnya kami sering melakukan "bohong putih" mengatakan Yuppi-nya habis. Suatu ketika ia merengek minta Yuppi yg terletak di atas coolcash. Beberapa kali ibunya melarang namun ia tetap merengek. Eh tanpa diduga dengan merayu ia berkata, "Yuppi ibu, ibu, dikik aja, ibu, dikik aja, nanti batuk...!!". Kontan aja kami ketawa mendengar caranya merayu.

10. Circle K
Berkat laptop mainannya, ia sudah bisa berhitung dari 1 sampe 10 dan mengenali beberapa huruf. Ternyata bayi lebih mudah ingat jika huruf diasosiasikan dengan nama-nama binatang atau benda kesayangannya. Karena si Nana suka kucing otomatis huruf favoritnya adalah K kucing. Huruf lain yg ia suka antara lain S semut, O onta, B bola, M monyet dan Z karena huruf terakhir. Ia selalu ngoceh "ABCD" jika ia melihat kumpulan huruf-huruf misalnya di baju, baliho, ataupun di TV.
Suatu hari saat kami keluar rumah dan melewati sebuah mini market Circle K. Tanpa diduga ia menegok keluar jendela dan berteriak, "Ibu Indah, K kucing, K Kucing....!!!" Sambil nunjuk huruf K di luar sana. Hoho "sungguh pintar", ucap ibunya menirukan kata-kata yg keluar dari laptop mainan Nana saat bisa menjawab sebuah soal.

Bersambung...

Oktober Yang Menakjubkan

Off kali ini aku pulang 4 jam lebih awal, berkah dari mengikuti SGTNA di Santan. Seusai mengisi assesment aku meluncur menuju Balikpapan dan langsung menuju Pak Surat. Esok paginya naik Garuda via Surabaya, sekalian nyoba rute dan penerbangan baru. Aku mendarat di Denpasar sekitar jam 2 sore, artinya 4 jam lebih awal dibanding aku harus naik Lion via Ujungpandang sore.

Off kali ini dibuka dengan berita duka meninggalnya bapak yg rumahnya di sebelas pura Ciwa dan disusul meninggalnya Pak Yan Tape secara mendadak. Aku dan Kadek melayat agar esoknya tidak ikut ke setra.

Off kali ini pula, lumayan banyak back log yg bisa aku tutup, mulai dari nguras gentong, bikin deposito, beli ORI hingga bikin reksadana.

Perkiraan awal nguras gentong hanya cukup melakukan pengambilan lumut-lumut yg mengapung di permukaan air, namun prediksiku salah. Aku harus kerja keras membersihkan dindingnya yg ditempeli lumut hijau tebal. Special tool diperlukan, jadilah karet pel aku modif menjadi pembersih dinding yg efektif.

Deposito aku bikin di BRI di Cabang Jalan Bypass Gatsu. Ternyata maksimal hanya 200juta bisa melakukan transaksi di luar cabang tempat rekening kita berasal. Bunga 6% ketika itu terasa cukup. Namun beberapa hari berikutnya ketika aku membeli ORI di Cabang Tabanan, aku ditawari menarik deposito di Denpasar dan menaruhnya di Tabanan dengan iming-iming bunga 7%. Wow menggiurkan. Aku tak bisa putuskan karena hari itu mepet sekali waktunya. Sementara aku biarkan saja apa adanya. Mungkin belum rejekiku. Aku juga mencoba investasi ORI senilai seket juta dengan bunga 7.3% selama 3 tahun. Di lain waktu aku sempatkan membuat reksadana di Commbank cabang Teuku Umar. Reksadana saham yg aku bikin dibagi 2 dengan komposisi 50-50 untuk Schroder Dana Istimewa dan Batavia Dana Saham Agro. Semoga bulan Oktober ini menjadi titik tolak investasiku.

Di rumah, disamping nguras gentong, aku juga sudah membelikan istriku meja dan kursi makan di Canggu. Juga kursi untuk di teras depan rumah. Telkomvision juga sudah terinstall dengan indah sehingga ibu Indah bisa menikmati siaran 48 channel free di 2 bulan awal. Setelah itu hanya dapat 30 channel dengan biaya 99 ribu perak.

Suatu hari aku ganti tape mobil double din dengan yg baru. DVD Player Kenwood seharga 3,5 jt itu sudah termasuk TV Tuner. Aku memilih Bali Car Accesories di Mahendradatta karena ramai dan dekat rumah. Dik Nana senang karena ia bisa menonton film Pablo kesayangannya.

Ngomong-ngomong soal Pablo, rasanya puas sekali sudah bisa membelikan dik Nana boneka Pablo yg kudapat di eBay. Dengan bantuan Agung Nuq, 3 boneka seharga total 360 ribu itu dikirim dari USA dalam waktu 2 minggu dengan selamat. Pak Pos yg mengantarkan hanya meminta bayaran 3000 entah uang apa namanya. Dik Nana juga kubelikan boneka pablo dan angry bird plastik yg kutemukan saat browsing di lagoric-hobby-toys.blogspot.com. Senangnya hatinya. Imajinasinya berkelana kemana-mana. Semoga bisa menjadi teman mainmu ya dik.

Di Pandak, akhirnya bisa kuselesaikan juga membersihkan toko dalam rangka persiapan laundry plus bergaransi. Pelan namun pasti akhirnya dapat juga tukang cuci, istrinya Pak Yan Tape. Semoga cocok dan bisa berjalan lancar bulan depan.

Persiapan hamil sungguh istimewa. Ibu Indah sudah bersih-bersih mulai dari baju bayi, popok, selimut hingga baby box. Sudah browsing bouncer untuk persiapan si adik bayi. Terakhir diperiksa dan berat bayi sudah 2300 gram. Amazing. Perkiraan lahir antara tanggal 11~19 November membuat kami deg-degan namun dokter Kesumadhana menjelaskan dengan cermat sehingga kami jadi tambah mengerti. Latihan senam hamil yg diikuti setiap Selasa dan Sabtu membuat tambah relaks saja menjalani kehamilan.

Di sela-sela waktu sibuk, aku sempatkan membuat foto hamil bersama dik Nana. Ketika kuupload ke FB mendapat sambutan hangat dari teman-teman semua. Hanya foto di sawah saja yg belum kesampaian.

Sehari menjelang berangkat ke Balikpapan, Kacong menodong harus ikutan funbike yg diadakan IGBB. Start dari lapangan bola IGBB, ke selatan hingga pantai Merta Sari, ke barat laut menyusuri Tukad Balian, Renon dan finish di tempat start tadi. Jarak tempuh 13 km cukup jauh dibanding funbike lain yg sering diadakan di Renon. Disamping itu, aku juga sempat gowes 3 kali. Setelah sepeda kubawa ke Denpasar, aku mengaktifkan diri lagi bersepeda di sekitar kompleks. Hari pertama gowes ke arah Kebo Iwo sejauh 13 km. Hari kedua di seputar Padang Sambian sejauh 10 km. Terakhir menyusuri Tegal Buah lalu ke Tegal Lantang, Soputan, Mahendradatta dan berakhir di rumah Jojon yg juga menggunakan sepeda Xtrada 5. Darinya aku mendapat info bahwa ia ikut club sepeda dan yg terjauh adalah bersepeda ke Karang Asem. Ia juga menyampaikan bahwa sehabis Nyepi tahun depan akan melamar pujaan hatinya. Semoga sukses.

Kini, aku tergolek lemas kecapek'an di Suratown karena menunggu transit Lion 4 jam lebih di Makazar. Besok aku disuruh naik duluan sama Pak Wawan. Semoga tidurku malam ini nyenyak.

Wednesday, September 28, 2011

MSW & SGTNA

H-2 off yakni tanggal 26 Sept aku ditugaskan mengikuti Managing Safe Work Engagement di Rec Hall selama seharian. Pagi-pagi sekitar jam 8, para petugas HLO sibuk menyambut 2 orang trainner dari Balikpapan yg naik copper. Entahlah, yg kami tahu di lapangan bahwa kami harus cost cutting karena produksi decline terus. Namun kenyataan yg kami lihat berlawanan. Hanya mengantarkan mas Alvin dan Bu Martha, copper bolak-balik meraung-raung seolah berkata "dalam rangka audit".

Training yg berlangsung dari jam 9 ini cukup membosankan. Karena mas Alvin berjalan lurus tanpa ada lempar-lemparan joke-joke segar. Kontanlah para peserta ngantuk.

Training yg membahas beberapa elemen FSWP yg ditambah beberapa elemen lain lagi, diakhiri dengan latihan membuat work permit dengan form yg baru.

Malam harinya kami di Attaka mengadakan acara Kuis Tebar Pesona 76 yg merupakan rangkaian peringatan hari Kemerdekaan yg telat sebulan. Diikuti 7 peserta yg masing-masing peserta terdiri dari 3 orang, kuis yg lucu dan menghibur ini berakhir hingga jam 10-an. Dimenangkan oleh pasangan GRP (Gede Roland Prayitno) dan urutan kedua Aswal, Rony dan Martin dengan perolehan nilai masing-masing 1600 dan 1500. Lumayan dapat hadiah voucher belanja 200 ribu buat hadiah istri.

Esok harinya subuh-subuh aku langsung ke Santan naik Peacock 3 bersama Apris karena akan mengikuti self assesment secara online. Diawali dengan penjelasan singkat, kami mulai mencontreng setiap level. Aku dan Apris selesai jam 12 siang dan langsung menuju Portal diantarkan Ninja hijaunya.

Sesampai di portal kami cari tempat duduk kayu yg memang disediakan untuk calon penumpang yg ingin ke Balikpapan. Tak lama ada APV menghampiri kami. Dengan sedikit basa-basi dan negosiasi aku melesat meninggalkan Marangkayu menuju Balikpapan.

Jalanan yg agak rusak ditambah dengan gaya nyetir yg asal labrak, aku duduk dibelakang terguncang-guncang. Beberapa kali kepalaku hampir terantuk atap kabin belakang. Sepasang suami istri dengan anak perempuan berumur sekitar 3 tahun yg duduk di depanku terlihat tenang. Namun anaknya mabuk bersimbah muntahan yg keluar karena perutnya terguncang dahsyat. Sementara penumpang di samping sopir duduk manis dengan rambut merah kusam. Beberapa saat berikutnya aku tahu jika ia menuju Balikpapan dan akan melanjutkan perjalanan ke Sulawesi. Sementara si suami hanya mengantarkan istri dan anaknya menuju pelabuhan Samarinda, untuk mengarungi selat Makazzar menuju Sulawesi. Perjalanan yg luar biasa.

Tak terasa jarum panjang dan pendek jam tanganku membentuk garis lurus horisontal. Kami berhenti di sekitar KM 45 di warung makan pinggir jalan untuk sekedar melepas lelah. Tak lama perjalanan dilanjutkan dan jam 5 sore aku sudah sampai di terminal DAM. Langsung menuju Pak Surat dan ketemu Henry dan Pak Hanif.

Aku mendapat kamar di ujung pojok dan menikmati semalam di Balikpapan. Pagi ini dengan secangkir teh dan sebungkus nasi dengan lauk ikan, aku bersiap menuju Bali dengan Garuda via Surabaya. Aku kan bertemu dengan orang-orang tercinta. Semoga perjalanan ini dan seterusnya aman dan lancar. Astungkara.

Wednesday, September 14, 2011

Dua Bulan Menjelang Dua Tahun

Dua bulan menjelang dua tahun, Dik Nana semakin bawel. Makin banyak kosa kata yg ia ucapkan, makin panjang kalimat yg bisa ia rangkai. Ia juga sudah bisa mengenali warna-warna. Ia bisa berhitung dari 1 hingga 10. Ia telah bisa menirukan ABC hingga Z meskipun masih sekedar meniru. Huruf favoritnya O dan Q, juga K karena K adalah Kucing, boneka binatang kesayangannya, yg diberi nama Lulu oleh ibunya. Selain Lulu ia punya boneka Angry Bird, boneka anjing dan Shaun the Sheep. Pokoknya asyik, meskipun kadang bikin sewot, capek dan sebel, tapi tetep asyik dan bikin kangen.

Karena bicaranya sudah banyak, maka apa yg ia ucapkan harus kita balas dengan segera. Jika tidak, maka ia akan terus mengulang kalimatnya hingga kita menyahut. Disamping bicara, Dik Nana juga semakin lincah dan gesit. Mulai dari muter-muter sendiri hingga naik turun meja dan kursi. Yang paling bikin sewot adalah kini ia susah sekali diajak mandi. Namun ketika sudah mandi, susah juga diajak berhenti. Ia suka main air siram semprot dengan semprotan kloset. Jika mandi sudah selesai, giliran dipakaiin baju yg susah. Ia bakal meronta seperti "lindung uyahin" ketika hendak kita pakein baju. Pokoknya bikin gila. Kata yg keluar, "Ga ga gu gu gi gi ga ga..." The Trouble 2 Years just began.

Dalam usia ini pula dik Nana memiliki nafsu makan yg menurun, kadang ia hanya makan beberapa suap. Ia lebih doyan kue-kue kering atau basah dan kerupuk. Ia lebih doyan Yuppi atau es krim merk apa saja, yg penting es krim. Karena makannya sedikit susah, berat badannya tidak banyak mengalami kenaikkan, masih di sekitar angka 11 kg. Sedangkan tinggi dik Nana di usia yg ke-22 bulan ini mencapai 86.5 cm. Naik 1.5 ~ 2 cm tiap bulan.

Menjelang dua tahun ini, ia juga sudah fasih mengucapkan namanya, nama bapak dan juga nama ibunya, meskipun lafalnya masih kurang sempurna. Ia sudah bisa memilih baju favorit. Kadang-kadang Dik Nana menolak dipakaiin baju warna ini, dan justru memilih baju satunya.

Dua bulan lagi ia akan berbagi sayang dengan adiknya yg diprediksi dokter mewarisi kecantikan ibunya. Dik Nana akan jadi Kakak Rana dan adik bayi akan mengenakan baju-baju peninggalan Kak Rana. Semoga setiap senyumnya adalah kebahagiaan bagi kami, semoga setiap tangisnya adalah motivasi bagi kami, semoga setiap langkah kakinya adalah jalan petunjuk buat kami agar selalu sayang sama kak Rana dan adik-adikmu kelak.

Tuesday, September 13, 2011

September Ceria

Off kali ini aku pulang telat 3 hari karena harus menggantikan Jack dan Taufiq yg masih berlebaran. Pulang kali ini aku masih melewati Makazzar dan ngojek ke Angga Buana.

Off ini Agus Meliling melangsungkan pernikahan tgl 7 September 2011 dibarengi 4 sepupunya mesangih. Hari Senin setelah paginya periksa kandungan plus USG 4 dimensi, kami pulang ke Pandak karena sore harinya harus ngopin di tempat Pak Dona. Selasa pagi juga musti ngopin dan sorenya undangan dimulai. Disela-sela melayani undangan sore, kami juga sempatkan kundangan ke Antosari tepatnya ke rumah mbah Sumo karena hari yg sama, esok, Selly akan menikah ke Luwus. Dik Nana dan maminya dititip di Jero, dijemput balik sepulang dari Antosari. Sore itu juga keluarga melanjutkan ngopin di rumah mempelai untuk menyambut undangan. Aku di rumah saja menemani Ibu dan Dik Nana.

Esok pagi-pagi aku sudah bersiap dengan kamera terhunus, mengabadikan pawiwahan dan mepandes. Motret seharian bikin tangan pegel dan badan capek karena cuaca hari itu cerah ceria dan panas.

Baru selesai 1 gawe, ada berita duka di tetangga utara rumah, ibunya Liong meninggal karena sesak nafas. Kamis pagi aku ngayah metektekan dan siangnya jam 1 penduduk desa mengantarkan jenasah tanpa "wadah" untuk diaben. Upacara yang simple dan tak perlu makan banyak biaya.

Sore hari kami ke Denpasar dan di malam hari tidur dengan nyenyak karena lelah. Jumat kami jalan ke Clandys dan sekalian pesan sofa. Sore hari aku bertemu teman-teman di futsal Mangut bersama Kuki. Sementara yg lain menyusul di malam hari, namun aku memilih pulang duluan.

Esoknya, hari Sabtu tibalah hari yang dinanti yaitu photoshoot bersama Doddy dan Jales dengan model Winda, Irish dan Anna. Yeahhh akhirnya moto model lagi. Bertempat di Taman Festival Bali di seputar Padang Galak, Sanur. Baru tahu kalau ada tempat semacam ini, tapi sayang sudah bangkrut. Semua bangunan hancur tapi menyisakan bangunan tua yg eksotis. Hunting ditutup dengan makan siang yg telat di KFC Sanur. Marbin tergopoh datang menyusul ke KFC sedangkan aku akhirnya pulang bersama Marbin karena sore itu harus mengantar istriku senam hamil di kasih Ibu. Seperti biasa, aku dan Dik Nana main-main seputar Lobby dan menyempatkan diri jalan ke Hero beli buku gambar dan stabillo untuk gambar-gambar si Nana. Sepulang dari Kasih Ibu, kami jalan-jalan ke Matahari dan Denpasar Junction.

Minggu adalah hari paling indah, karena kami berempat menuju ke timur tepatnya Bali Zoo. Berjarak 17 km dari Buana Raya kami menembus pagi menjelang siang. Dik Nana senang sekali disana, khususnya ketika menyaksikan atraksi binatang.
Siang kami pulang dan sore hari menuju Pandak lagi karena esok sembahyang Purnama.

Senin pagi sembahyang ke Pura Ciwa. Dalam sembahyang aku memohon adiknya Nana lahir selamat laki-laki dan akan mengadirkan Wayang Ceng Blong juga Be Guling Alit jika dikabulkan. Astungkara. Sore hari sebelum kembali ke Denpasar kami sempatkan mejenukkan karena kakek Oki meninggal, juga sempat mampir ke rumah Dekta membawa DVD foto.

Dalam perjalanan ke Angga Buana kami berempat mampir di toko tanaman dan membeli beberapa untuk menghijaukan rumah di Angga Buana. Dalam perjalanan itu kami juga mampir di tempat jual kursi di Canggu, juga Clandys Buluh Indah mengganti warna pilihan sofa. Makan malam di Ayam Bakar 57 di Mahendradatta menutup kebersamaan itu dengan indah. Semoga apa yg kami doakan dikabulkan.

***

Hari ini aku terdampar lagi di Suratown. Kemaren mencoba rute baru naik Lion via Makazzar. Transit yg cukup lama membuat bosan, namun berkat gadget baruku si G-Tab, kebosanan itu tertutupi dengan sukses. Pagi ini aku sedang bersiap menuju Attaka. Semoga perjalanan ini terasa ringan dan semua pikiran positif datang dari segala penjuru mata angin. Astungkara.

Monday, August 22, 2011

Santan Turbine Training Tahap III

Ketika tiba di Attaka tanggal 17 Agustus, aku mendapat kabar di email bahwa harus mengikuti Training Turbine Compressor di Santan dari tanggal 20-23 Agustus 2011. Training ini adalah training tahap 3 menyelesaikan modul 3 dan 4 pada Level 1.

Pagi-pagi di hari Sabtu aku dan Rindy berangkat bersama Peacock-3 menuju Santan. Ketemu Sapto di Dock Site yang sudah training 4 hari sebelumnya. Langsung menuju Edelweis 9.2 dan karena training mulai jam 8, maka ada kesempatan sebentar bermalas-malasan.

Hari pertama dimulai dengan dahsyat! Dengan peserta 10 orang, Pak Mardjono yg cerewet mengawali dengan Pneumatic dan Hydraulic Start System. Hari kedua diisi dengan Fire & Gas Detector, disambung Turbotronic Operating Display. Hari ketiga Engine Performance Evaluation. Hari terakhir akan dilanjutkan dengan Performance dan site visit ke TMG Shop dan Compressor Station hari ini.

Karena trainingnya bertempat di main office, maka kadang kesana harus jalan kaki lumayan jauh. Langkah kaki menyusuri jalan setapak, melewati jembatan romantis, lapangan luas dan rindangnya pohon di area penangkaran Payau, membuat jalan kaki setiap pagi, siang dan sore itu menyenangkan.

Yang menarik yg saya temukan di Santan adalah, adanya admin perempuan untuk Santan Maintenance Team. Tugasnya mulai dari bikin permit, print SOP JSA, scan PM checklist, bikin daily report hingga memasukkan TW. Wow hebat! Trus, total team maintenance saja sudah 40-an orang ditambah dengan team SPC 20 orang back to back, dengan personel seperti ini team kita akan kuat. Attaka kapan bisa meniru kayak gini. If there is a will, there is away begitu kata Bung Karno.

Tinggal di Santan selama 4 hari ini membuat badan pegal-pegal, barangkali berat badan saya bertambah beberapa point. Sepertinya "kehidupan" di Santan menjanjikan nilai kemanusiaan yg lebih berarti. Dibandingkan Attaka yg terlalu berfokus pada kerja.

Dari hasil ngobrol ngalor-ngidul, jam 6 sore Maintenance Santan sudah menyelesaikan kegiatan yg berhubungan dengan pekerjaan hari itu. Sebelum jam 6 sudah dilakukan planning for tomorrow dan menyiapkan work permit untuk hari esok. What a great team.

Edelweis 23.08.11 07.23

Tuesday, August 16, 2011

Agustus Merdeka

Off di bulan Agustus diawali dengan pulangnya aku lebih awal, yakni hari Senin 1 Agustus, untuk mengikuti training MOC di PRCC. Bertepatan dengan hari pertama bulan puasa tahun 2011. Esok harinya hari Selasa aku mengikuti training, hari itu ada om Jack, Teguh dan Purwo duduk satu meja bersamaku. Ketemu juga Bayu dan Ainun, juga Kristin sang pembicara. Sore hari saat training belum selesai, aku pulang mendahului karena harus mengejar pesawat jam 17.40 ke Surabaya. Yasser menjemput di Juanda lalu mengantarku ke Margoredjo beli Galaxy Tab seharga 4,6 juta. Malam itu aku menginap di rumah Yasser, bapaknya menyambut ramah dan aku tidur di "kamar ala Pak Surat" kamar adik perempuannya di sebelah kamar Yasser.

Esok hari aku kembali diantar Yasser ke Juanda yg hanya 10 menit saja, setelah menyantap sarapan bikinan Ibu Yasser. Pesawat Garuda pagi itu berangkat jam 7.45 menembus segarnya udara pagi yg sunrise-nya bulet orange kayak mata sapi. Setiba di Bali aku naik Blue Bird hingga Angga Buana. Dik Nana menyambut dengan ceria.

Esoknya kami pulang ke Pandak. Hari Jumat sempetin ke Internasional Kite Festival bersama Doddy, Indah titip ke Jero. Sabtu nganter Ibu senam hamil di Kasih Ibu. Aku bersama dik Nana ke Hero beli buku binatang dan buah. Hari Minggu ngayah mebersih persiapan odalan Pura Puseh. Minggu sore bersama Ibu dan Nana ke Kite Festival lagi, juga ke Macro (Lotte Mart) beli dua rak kecil. Hari Selasa ngayah lagi, pagi hari bikin penjor dan siangnya mebat bikin sate.

Tibalah puncaknya Budha Kliwon Pahang bertepatan dengan akhir "Uncal Balung", kami ke pura pagi hari. Acara belum berakhir, jumat kembali ngopin di tempat Tu Agus 3 bulanan anaknya yg kedua. Esok harinya, Sabtu, Purnama kembali nangkil ke Pura Ciwa lalu nangkil ke Pura Dalem dan sore hari harusnya ke tempat Tu Agus. Tapi karena sore itu musti senam hamil ke Kasih Ibu, terpaksa absen. Sebelumnya mampir ke rumah Mbok Mang Puri Prudential bayar tunggakan. Hari itu tanggal 10 Agustus 2011.

Nah, ketika di Kasih Ibu aku dan dik Nana menghabiskan waktu di Lobby bermain-main menunggu ibu senam. Sore itu pula Jerry nganter DVD RW Laptop seharga 400ribu. Esok harinya, Minggu, aku beli 2 lemari dan 1 rak dispenser di Imam Bonjol plus antar cucian di Simply Fresh, per kilo 8500.
Malam harinya kami berempat ke pameran di jalan Mahendradatta, borong macam-macam barang-barang murah.

Lalu tibalah saatnya hari terakhir di Bali, Senin pagi aku pulang mapekeling. Senin pagi itu pula diantar kasur spring bed dan jemuran yg dipesan kemaren. Aku ngasi Pak Tut uang 500ribu untuk samsat motor dan ganti joknya. Siang balik Angga Buana lalu sorenya ke Carrefur Gunung Agung borong belanja bulanan dan dik Nana main bola dan perosotan.

Off ini pula terjadi kejadian konyol yaitu kunci kamarku rusak, dijebol dan ngerusak pintu. Sempat pula beli antena indoor untuk tv, bagus. Yang fenomenal adalah beli mesin cuci LG WP1460 seharga 1,9 juta di Bumi Mas. Semoga Kirana Laundry Plus Bergaransi segera terwujud dan sukses.

Akhirnya, hari ini aku terdampar di Balikpapan dengan total tiket seharga 750ribu. Esok harus berangkat ke Attaka untuk mengais rejeki di Giant Field yg konon katanya kontraknya habis 2017.

Surattown 16 Agustus 2011, Merdeka!

Thursday, July 21, 2011

4 Hari Training di Balikpapan (18-21/7)

Mimpi kali kalo masih mau dapetin training di Bandung, Jakarta, Jogja atau kota-kota lainnya di luar Balikpapan. Kini terbukti, TRIMS tahun ini aku mendapat Training PLC Basic ControlLogix 5000 bertempat di Grand Jatra Hotel selama 4 hari dari 18-21 Juli 2011.

Seperti biasa sehari sebelumnya aku sudah berada di Balikpapan dan menginap di Suratown. Tiket bulan-bulan ini lumayan mahal, kemaren aku naik Garuda dan Lion via Surabaya habis total 1,5 juta, fiuuhhhh sakit hati lihat angkanya.

Dari Attaka kami training berempat: Jack, Ganz, Zaly bersama 7 orang dari lokasi lainnya. Training yang diadakan oleh Transavia ini mengeluarkan cukup banyak biaya, seorang sekitar 2000-an USD. Mantap. Trainernya sudah tidak asing lagi Ponco Utomo.

Training membahas seputar basic Control Logix mulai dari configurasi Hardware, I/O diskret, I/O analog, mapping address, membuat trending, GSV, SSV hingga edit online serta membaca I/O dari Excel dan troubleshooting.

Bertempat di lantai 8 Grand Jatra dengan view menawan dari jendela toilet. Pada hari ke 3 dan 4 Zaly tidak masuk kelas. Sehabis check up, ia pulang dan kakinya mengalami pengapuran. Kasihan temanku ini.

Di sela-sela training aku sempatkan hunting bersama teman-teman. Hari Senin kami hunting di Novotel di kamar Helmy dan hari Kamis sore kami bertiga hunting landscape di Melawai dan di depan BC. Sebelum hunting aku dan Ganz sempatkan pijat di Blue Sky, asyikkk. Sepulang hunting kami makan malam di Pantai Kemala dengan design ala Bali.

Dan pagi ini, aku bersiap menuju Attaka lewat Tg Santan. Semoga perjalanan kami lancar dan selamat sampai tujuan.

Tuesday, July 19, 2011

July Yang Religius

Bulan July ini aku pulang di hari Senin, mendahului teman-temanku untuk ganti hari sehabis training Fire Fighting. Sekaligus pulang untuk hari raya Galungan tanggal 6 July. Pulang hari ini sangat special karena aku pulang ke Angga Buana, naik taxi Blue Bird habis 60.000 perak. Lumayan juga ya.
Esok harinya sehabis mebanten Galungan kami berempat pulang dengan mantap. Di Pandak aku langsung menghadiri sangkep di bale banjar dan membayar peturunan 300 ribu. Sedangkan Kadek mebanten di rumah. Siang hari dan esok pagi kami sembahyang di pura Ciwa Kanginan.
Lalu siangnya kami sempatkan main ke Jero Pengayehan.

Hari Kamis manis Galungan kami bersepeda ke Kedungu dan sekalian foto-foto Dek Ta dan Wanda. Sedangkan Dik Nana lari-lari gembira ria di pasir.

Di hari Sabtunya kami kembali ke Angga Buana dan membayar iuran wajib lingkungan 600.000, namun aku bayar 50% nya saja. Si Xtrada akhirnya digenjot di hari minggu ke pantai Sanur, sedangkan dik Nana, Ibu dan Kadek menunggu di Renon. Selain itu aku juga menyempatkan gowes ke Serangan via Sanur vv 45 km bersama Doddy, Gungde, Mamiek. Karena kecapekan tenggorokanku sakit dan suaraku hilang.

Dalam satu kesempatan kami juga memesan tralis dan gorden untuk rumah Angga Buana. Kulkas dan meja tivi sudah dibeli. Bulan depan mau tambah lemari pakaian dan sofa.

Pada hari Kuningan kami sekeluarga sembahyang ke Pura Ciwa dan Pekendungan. Harusnya sore itu juga aku hunting Mekotek ke Munggu. Namun aku memilih di rumah bersama keluarga karena esok aku kan terbang ke Balikpapan. Esok hari kami akhirnya berangkat ke Denpasar diguyur hujan deras. Namun hujan berhenti di Munggu. Ya hari itu aku berangkat ke Balikpapan naik Garuda dan Lion via Surabaya untuk mengikuti training PLC by Transavia di Grand Jatra 18-21 July bersama Jack, Ganz, Zali dan 7 orang lainnya.

Dan pagi ini hari ketiga aku terdampar di Suratown yg nggak ada suratnya lagi.

Suratown 20 July 2011 06.00 WITA

Sunday, June 19, 2011

Juni Isn't My Month

Hari Rabu tanggal 8 Juni, seperti biasa pulang naik Lion via Makazzar. Di pesawat Makazzar-Denpasar bertemu dengan ibu+anak tunggalnya yang pernah 10 tahun tinggal di Balikpapan. Ia seperti memprovokasi pikiran radikal saya, ia mendukung dan saya seperti didukung mendobrak pemikiran kampung.

Setiba di Ngurah Ray aku langsung keluar bandara menuju tempat penjemputan mobil taxi carter. Namun janji jam 6 tidak ditepati. Sialan si sopir, datang tanpa maaf 1 jam berikutnya. Tiba di Pandak jam 8-an dan sebenarnya badan agak meriang kedinginan. Malam itu tidur dengan pulas untuk persiapan besok "ngajang banten" ke Denpasar.

Hari Kamis pagi jam 8 kami sudah mengantar 7 "pengujung" ke rumah-rumah pemangku dan sutri. Jam 10-an berangkat tahap pertama menuju Angga Buana. Lalu jam 14.00 rombongan pulang untuk ngangkut banten. Selesai menggelar banten agak malam, orang-orang pulang setelah disuguhi nasi bungkus seadanya.

Esok subuhnya aku menggigil demam. Panas hingga 38.5 C. Busyet, hari harusnya aku dalam keadaan fit tapi malah KO. Pagi-pagi dengan naik taxi, aku berobat ke BaliMed dan minta disuntik. Apa boleh buat, sakit berlanjut hingga sore dan aku terkapar tak berdaya hingga 2 hari berikutnya. Memotret opening PKB dan model bersama Bismania gagal total, ditambah dengan gagalnya hunting Perang Pandan di hari Selasa. Di hari Rabu adalah purnama, pagi hari ke Pura Ciwa, siang ngopin Komang-Kade mlaspas rumah baru. Sore hari Karya Pura Batan Moning. Hari yang padat.

Gowes? Hanya sempat 2 hari di akhir-akhir off. Pertama ke Pura Pekendungan lewat jalan belakang. Kedua ke Pantai Pangkung Tibah nyeberang Kedungu via pasir. Pasukan kami terdiri dari Wanda, Dek Ta, Tiwi dan Dek Uda.

Ketika menginap di Angga Buana, di pagi esok hari aku menyempatkan diri ke Renon bersama Ibu dan Kirana. Kirana senang sekali menikmati indahnya pagi. Kami juga melihat-lihat museum Renon. Cukup eksotis untuk spot moto model.

Dan kini aku terdampar lagi di Pak Surat. Aku ke Balikpapan lebih awal untuk mengikuti Training Fire Fighting 20-21 Juni 2011 di Lawe-lawe Training Center.

Dalam perjalanan ke SBY-BPN aku duduk bersebelahan dengan Mas Agus, PNS Pertanian di Penajam. Ia usai mengikuti pelatihan di Semarang dan kehilangan laptop dalam perjalanan naik bus menuju SBY.
Kami diskusi soal Subak dan hama tikus. Katanya, hama tikus muncul saat masa tanam padi antar block sawah tidak sama. Sehingga ada tempat bersembunyi hangat buat si tikus. Konon, di Jatim telah ditemukan bahan pengusir tikus yang bentuknya seperti petasan, dimasukkan ke lubang tikus dan diharapkan tikus akan mati. Namun benda ini belum dikomersilkan.

Saturday, May 28, 2011

Pak Samad The Tubing Bender

Jika pekerjaan dilakukan dengan gembira dan ikhlas, maka apapun hasil yang didapat akan menimbulkan kebahagiaan. Barangkali demikianlah semboyan kerja Pak Haji Samad, menjalani hari demi hari bekerja di operasi lepas pantai Selat Makassar. Tepatnya di Attaka Field, North Area Offshore, Kalimantan Timur. Sehingga setiap apapun yang ia kerjakan selalu membuat dia ceria dan tanpa merasa tertekan.

Di hari-hari terakhir bekerja yang tersisa beberapa bulan lagi, sebelum ia akan menjalani masa purnakarya, ia tetap bekerja dengan penuh semangat dan berdedikasi tinggi. Dari platform ke platform di Attaka Field ia bertugas sebagai craftsman instrumentasi. Ia dikenal sebagai seorang tukang bengkok tubing handal. Sudah ratusan bahkan ribuan tubing ia install dari berbagai ukuran. Ia bekerja dengan seni, sehingga setiap bengkokan yang ia ciptakan terlihat rapi tanpa mengurangi fungsi.

Abdul Samad lahir di Balikpapan pada tahun 1956. Masa mudanya ia habiskan di Balikpapan. Hingga suatu hari di tahun 1976 ia ditawari bekerja di sebuah perusahaan di bagian maintenance, masa itu namanya Union Oil. Ketika itu ia masih bujangan dan karena jadwal kerja yang khusus, ia akhirnya tinggal di Desa Marangkayu. Di masa-masa awal ia bekerja sebagai pegawai kontrak di bagian instrumentasi. Namun seiring berjalannya waktu ia diikutsertakan dalam seleksi untuk menjadi karyawan tetap. Dari 1500 orang peserta, ia termasuk dari segelintir yang lulus. Pada tahun 1982 ia resmi menjadi pegawai Union Oil 76 di posisi maintenance bagian instrumentasi.

Pak Samad menikah dengan Hj Ainun HS pada tahun 1979 dan dikaruniai 4 orang anak. Tiga anak pertama kini sudah lulus kuliah dan yang terakhir sedang memasuki bangku kuliah. Hingga kini Pak Samad tinggal di Samarinda yang menjadi kota tercintanya, karena disinilah Samad muda bertemu dengan seorang gadis yang kini menjadi ibu dari keempat orang anaknya. Karena bekerja dengan schedule 2 minggu kerja - 2 minggu off, ia mempunyai banyak waktu ketika off duty. Tak ayal karena jiwanya memang suka kebersihan, setiap sudut rumahnya tertata rapi dan bersih. Halaman rumahnya lengkap ditumbuhi berbagai macam tanaman mulai dari tanaman buah hingga tanaman obat. Karena kreatifitasnya pantas saja di tahun 2005 rumahnya mendapat predikat rumah terbersih se-Loa Bakung.

Bekerja di lokasi lepas selama lebih dari 35 tahun tentu saja banyak pengalaman menarik yang dialami Pak Samad. "Hal yang paling membuat saya bahagia ketika bekerja adalah ketika hari off tiba, karena akan segera bertemu keluarga," katanya. "Hal yang membuat duka ya ketika saya harus meninggalkan anak istri selama 2 minggu," imbuhnya. Namun itu tak membuat ia kehabisan akal, ia mempunyai segudang cara untuk mengilangkan kebosanannya. Salah satunya adalah mancing. Jika ia bosan, biasanya ia mancing selepas jam kerja. Kadang-kadang jika ikannya dapat banyak, ia suka membagikan ke teman-teman yang lain. Pak Samad juga merupakan salah seorang yang jago mancing. Ia mempunyai jargon mancing yang begitu terkenalnya di Attaka. "Tuk tuk kirawas, kalau matuk jangan lawas", ucapnya tatkala ia mancing.

Berbicara soal loyalitas, Pak Samad layak mendapat penghargaan di bidang ini. Sejak ia di-hire tahun 1982, ia bekerja dengan loyalitas tinggi dan tanpa pernah mengeluh. Ia selalu mentaati setiap peraturan perusahaan. Ia tak pernah terlibat hal-hal yang melanggar aturan dan norma, terbukti hingga kini ia tak pernah mendapat surat peringatan. Dari awal hingga akhir dia masih setia di Attaka. Attaka ibarat rumahnya yang kedua, setengah hidupnya ia habiskan di giant field ini. Di sela-sela bekerja kadang ia memberikan petuah kepada kami generasi muda penerusnya. "Jika hatimu bersih, jiwamu juga bersih dan itu tercermin dari perbuatanmu", ujar bapak yang baru saja naik haji ini.

May Day May Day

Pulang di tanggal 11 di bulan May ini membuat aku letih lesu lemah lelah. Karena hampir setiap hari keluar rumah untuk persiapan mlaspas rumah di Angga Buana.

Ditambah lagi pembatalan di luar planning oleh tukang Pak Ketut. Janjinya ia bisa bekerja di hari Jumat dan ketika ku kontak ia gagal memenuhi janjinya karena di kampungnya ada karya agung di pura. Bahan yg sudah terlanjur kubeli akhirnya menyisakan stress. Namun istriku menyarankan mempekerjakan Aji Barga untuk menggarapnya. Lalu dengan tenaga 2 orang Aji Barga dan Aji Dauh Margi, pekerjaan akhirnya kelar setelah 5 hari. Itupun masih menyisakan tiang yg belum komplit.

Di sela-sela renovasi, tgl 18 aku menyempatkan diri MCU tahunan di Wings International, Sanglah. MCU berjalan agak tersendat karena harus nunggu dokter dari setiap klinik. Namun kebosanan menunggu terbayar dengan hasil yg bagus semua. Hanya saja perlu meningkatkan olah raga untuk menurunkan nilai LDL.

Suatu malam yang sunyi saat Kadek masuk malam, entah dirasuki apa aku mengkritik habis-habisan istriku sehingga ia marah total, mungkin juga sedih dan merasa tidak dihargai. Malam itu juga ia nangis sejadinya sambil hendak "ngambul". Aku menenangkan sekenanya. Akhirnya aku menangis penuh penyesalan.

Sehari setelah MCU aku harus ngayah karena ada yg meninggal. Di hari yg sama, ketika kami ke jero, mendapat berita bahwa nini Wah Adit yg di Bajera meninggal juga dan dikubur hari itu.

Persiapan melaspas kali ini hampir selesai dan sebagian barang sudah dibawa kesana. Sudah juga membeli dipan+kasur untuk perlengkapan upacara. Sempat pula membawa Paktut, Meadek, Mekman dan Wanda kesana untuk sekedar melihat situasi. Semoga nanti tanggal 10 June berjalan lancar dan selamat. Di sela melihat-lihat rumah, Mekman mengutarakan niatnya untuk memakai toko di Pandak. Tapi aku belum bisa memberi keputusan karena harus melibatkan banyak pihak. Ada saja hal yang membuat harus berfikir. Namun aku tak takut, aku sedang belajar NLP, semoga bisa menjadi tool yang ampuh.
Kesibukan memang membuat kepala pening dan juga badan pegal-pegal. Tanggal 22 kami kumpul-kumpul alias reuni kecil-kecilan di Bedugul ditambah memotret pemandangan. Aku, Jales, Kacong, Jajang, Doddy dan Marbin berkendara menuju Bedugul menembus kabut tebal dari jam 5 subuh start from Jajang Home. Cuaca berkabut ditambah hujan membuat hunting pagi itu sedikit gagal, namun terbayar dengan cuaca cerah ketika tiba di Tamblingan. Sebelum pulang ke Tabanan, kami beli oleh-oleh di Pasar Bedugul.

Malam itu sebenarnya aku mendapat tugas "ngemit" di Pura Puseh. Namun karena badan pegal dan rasanya capek benar, aku putuskan absen saja.

Malam hari, sehari sebelum aku berangkat, Kirana nangis sambil garuk anus. Entah apa yg menyebabkan. Kutanya Doddy, bisa jadi karena iritasi atau bisa juga cacing kremi.

Dan hari ini aku berangkat menuju Santan dengan bus seperti biasa. Setelah kemaren diantarkan Garuda dan Lion dengan perjalanan paling tenang sedunia. Tiba di Balikpapan jam setengah 6 dan langsung menuju Surattown yg sudah tak dijaga Pak Surat lagi.

Tuesday, April 26, 2011

April Yang Galau

Off ini pulang dengan hati tak sabar ingin membereskan rumah di Denpasar. Awal-awal off sudah berkunjung kesana dan membersihkan sebisanya. Karena istri sedang hamil muda, morning sickness melanda dengan semena-mena, jadilah aku harus fokus pada istri dan lebih banyak mengurus Kirana, mulai dari mandi pagi, ngasi makan, bobo siang, jalan-jalan, nyuci pakaian, hingga meninabobokan di malam hari. Pekerjaan rumah tangga sungguh melelahkan. Pantas saja istriku sering mengeluh. Wanita sungguh perkasa. Makanya jangan remehkan wanita, ia sanggup bekerja membanting tulang dan jarang sakit. Semingguku berlalu dengan aktivitas rumah tangga mem-backup istriku yg masih berjuang dengan mual, muntah dan rasa pahit di mulut. Aku berdoa semoga cepat berlalu.

Suatu hari sempat pula ke dokter anak karena Kirana muntah-muntah dan e'eknya sedikit cair. Dapat antrian 14, edan! Pada kesempatan berikutnya kami ke Kasih Ibu memeriksakan si calon baby dan menurut dokter perkembangan janin bagus. Sepulang dari dokter mampir Pizza Hut dan istriku senang, puas dan tidak mual sedikitpun.

Suatu hari disaat Kadek libur aku menyempatkan diri ke rumah Denpasar. Bekerja keras sendiri membersihkan halaman yg penuh rumput. Saking semangatnya, aku lupa makan dan sekitar jam setengah 2 baru makan nasi ayam betutu. Sampe rumah aku loyo dan akhirnya cerita mencret alias diare dimulai. Ini yg membuat aku harus istirahat 3 hari dan terasa pusing dan mual. Aku benci sakit dan bosan tidur lama, karena kerjaanku masih harus ku selesaikan. Namun mungkin inilah mekanisme tubuh dan peringatan Yang Kuasa, agar aku cukup istirahat, sebagai limit penggunaan fisikku yg lemah.

Di saat menunggu kesembuhan, sehari sebelum berangkat ke Balikpapan, subuh-subuh kakiku kumat dan tidak bisa jalan. Jam 7 kadek nganterin aku ke tukang urut di Suda. Aku dipijat dan ia tahu kalau keseleoku sudah lama. Beras kencur dikunyah untuk mengobati kakiku. Aku sangat senang dengan suasana pagi di Suda. Bahagia sekali rasanya, hidup tenang, hati riang. Namun pagi itu pula, warga banjar ngayah ke setra untuk orang meninggal, otomatis aku tidak bisa ikut.

Tibalah hari Selasa, aku harus meninggalkan sejenak Bali, menuju kota minyak nan sepi, karena tanpamu. Garuda dan Lion mengantarkan aku melewati siang yg berawan itu. Pak Surat penuh, jadilah aku terdampar di Hotel Mitra Amanah, disamping Mega Lestari, with Doddy.
Hotel bernuansa islami yg hijau, auwww aku salah masuk hotel kayaknya. Aku terasa asing, terasa asing dan asing.

Sunday, April 03, 2011

My Wife is Pregnant

Bulan Maret adalah bulan yang mengejutkan. Di sela-sela persiapan mau melaspas rumah di Denpasar, istriku mengabarkan kalau ia telat 10 hari. Langsung ku belikan 3 macam test pack berbagai harga dari harga 6000 perak hingga 25.000 di apotek terdekat. Hasilnya positif. Tanpa tunggu lama, pada sore hari kami pergi ke dokter kandungan sembari mengantar Kirana berobat karena batpil parah ke Klinik Kasta Gumani.

Setelah diperiksa lewat USG tidak ditemukan tanda-tanda janin. Bahkan hingga USG dari "bawah" (vaginal). Nihil!! Bahkan dokter juga men-test pack dgn test pack 6000-an, hasilnya sebenarnya positif. Dokter menyarankan kembali lagi 2 minggu kemudian. Kirana yg melihat ibunya diperiksa menangis sekenanya.

Seminggu kemudian saya dan Indah sudah tak sabar dan memutuskan periksa di Kasih Ibu, Denpasar. Dr Kesumadana, mantan direktur Kasih Ibu sangat welcome dan enak diajak diskusi, cara menjelaskannya juga cukup jelas. Tidak seperti kebanyakan dokter yg kesannya terburu-buru.

Setelah diperiksa dengan seksama dan dalam tempo sesingkat mungkin, dokter menemukan si jabang bayi berdiameter 2 cm dengan USG-nya yg katanya lebih canggih. Hati lega dan nafas plong. Istriku yg beberapa hari terakhir ini kepikiran akhirnya merasa lega dan bisa tersenyum lebar, cerah ceria sepanjang masa.

Terima kasih Tuhan. Kau anugerahkan lagi kepada kami yg tak ternilai harganya dan kami lalu hanya bisa berdoa. Semoga janin yg dikandung istriku kelak berjenis kelamin laki-laki, Astungkara...!!

Thursday, January 06, 2011

Tahun Baru 2011

Tanggal 22 Desember aku pulang dengan deg-degan karena aku bolos dan nyolong 2 hari karena sebelumnya aku ijin Galungan. Harusnya aku pulang tanggal 24. Makanya tiket yg sudah kupesan tanggal 24 kubatalkan dan kubeli ulang via Onyx untuk tanggal 22, bertepatan dengan hari Ibu. Untung cuma kena cancelation fee 75.000. Sesampai di Bali istriku tersenyum riang dan aku tiba jam setengah 12 di Pandak. Seperti biasa, Lion telat 2,5 jam tanpa merasa berdosa.

Sehari sebelum aku nyampai Bali, Anton sudah terlebih dahulu checkin di Western Kuta Resort for a week later. Semalam 800 ribu buat modal bulan madu dan Natalan di Bali bersama istri. Aku mau ikut nginap tapi sepertinya akhir tahun seperti ini adalah ide buruk, kamar pasti mahal dan cenderung fully book. Nginep di Hotel ditunda hingga bulan depan. Anton juga sempat datangi rumahku di Pandak pada tanggal 26. Lalu minta diantarkan membeli Samcam, kerupuk Babi khas chinese. Setelah muter2 di Tabanan akhirnya ketemu toko Rejeki di by pass Tabanan. Sebungkus 75 gram seharga 16 ribu, cukup mahal, tapi gurih banget.

Rencana nginep dialihkan menjadi nginep di RMI alias rumah mertua indah, di Pengayehan. Bertepatan dengan Kadek masuk malam, malam itu malam Tahun Baru 2011, kami bertiga nginep di kamar ajik dan biyang. Udara panas dan suara mercon ditemani hujan malam itu tak membuat tidur dek Nana terganggu. Syukurnya ia tidur tenang di malam pertamanya nginep di Jero.
Esok harinya main-main ke ujung jalan di rumahnya Kinarya dan pulangnya langsung nampah ayam kampung punya Aji Bharga.

Malam itu juga mendapat inspirasi membeli sepeda gunung dan langsung browsing dan ketemulah situs polygoncycle.com, sepeda bikinan Indonesia yang meng-Asia. Pilihan jatuh pada type Monarch 2.0 Hard Tail. Semoga off depan bisa membelinya seharga 1,3 jutaan.

Hari berikutnya kami berencana piknik ke Bali Safari & Marine Park di Gianyar. Sudah berangkat hingga McD Gatsu, tapi kesiangan dan balik pulang. Akhirnya mampir ke kolam renang Taman Segara Madu di Pererenan. Itu pula pertama kali si Kirana renang di kolam renang. Duhhh senangnya dia. Si Ibu asik motretin bapak dan dik Nana.

Tanggal 3 Jan adalah hari Ciwaratri, orang-orang sembahyang di Pura Ciwa tapi aku mepamit karena esoknya, tilem, aku berangkat ke Balikpapan. Paginya sebelum berangkat kami menyempatkan diri sembahyang untuk keselamatan kami semua.

Akhirnya malam ini aku terdampar lagi dengan tenang di Suratown, tempat transit para Commuter Mania. Semoga esok bisa memulai kerja dengan semangat baru, ide baru, di tahun yg baru. Selamat bekerja dengan selamat!