Tuesday, April 24, 2012

Ke Balikpapan di Akhir April 2012

Ketika off tanggal 11 April sebelum nyampe rumah aku mendapat kabar jika bapaknya De Suta meninggal dunia. Rencana akan diaben tanggal 17 April. Esok harinya aku bersama Indah melayat kesana dengan tambahan Aqua beberapa dus. Pada kesempatan lain, Nana akhirnya sering diajak kesana. Dia malah jadi pusat perhatian karena banyak omong, bawel. Ia juga main lari-lari di bale banjar.

Ngeringkes dilakukan tepat 3 hari setelah meninggal atau 3 hari sebelum diaben. Saat ngaben, aku ajak Nana ke setra dengan jalan kaki sambil gendong Nana, sambil motret. Pinggang pegel setengah mati. Di sela-sela persiapan ngaben, aku sempatkan memperpanjang SIM A dan C di Tabanan. Juga sehari sebelum ngaben aku motret nikahan di Kerambitan.

Akhirnya keputusan diambil, rumah di Denpasar akan kami kontrakkan. Jadinya pelan-pelan kami akan angkut barang-barang ke rumah Pandak. Rencananya juga di Pandak akan kami bikin WC di lantai 2, dengan pertimbangan kesehatan.

Aku juga sempat gowes 2x setelah lebih dari 5 bulan tidak melakukan aktivitas sport ini. Track pertama ke Kediri dan kedua ke Pangkung Tibah dengan jarak masing-masing 13 dan 14 km.

Dua kali Rana Citta diajak ke jero. Nana happy sekali main-main layangan sama Dek Yung dan Wah Andi. Citta kebangun trus bobo siangnya gara-gara ayam jago yg slalu kukuruyuk dekat rumah Aji Weda.

Akhirnya kesampaian juga survey Star Kids di Pesiapan. Nana senang bukan kepalang main di ayunan, perosotan dll. Total biaya per tahun hampir 3 juta saja dengan SPP bulanan 115 ribu.

Tika dan Mamanya kami antarkan ke Erlangga buat beli oleh-oleh. Tika juga kami antar ke Tanah Lot buat sekedar lihat-lihat dan beli tambahan souvenir.

Nana makin bawel, kosa katanya makin banyak. Pertanyaannya makin berkembang dan keinginannya makin keras terhadap sesuatu, maemnya juga tambah banyak. Ia makin jago main puzzle baik puzzle nyata maupun puzzle di tab. Tak diduga, sekali diajarin Nana langsung bisa main memory game di tab. Mudah-mudahan ini pertanda Nana adalah anak yg pinter. Adiknya juga makin lucu. Ia udah fasih tengkurap sendiri, lalu mendongak-dongakkan kepalanya ke atas. Citta juga sedang belajar duduk walopun masih sering jatuh, yg membuat Nana tertawa terbahak-bahak.

Foto sesion Rana Citta dilakukan 2 kali. Pertama dengan wardrobe batik yg baru dibeli di Erlangga. Kedua dengan tema Denims plus pake car seat. Rana makin sulit dikendalikan. Sekarang bukan difoto lagi tapi ia sudah mulai doyan motret pake HP, BB dan Tab. Ia bisa nyari menu motret sendiri di Tab.

Kini aku ke Balikpapan seperti biasa lewat Makazzar yg transit 4 jam. Terdampar di Surattown yg tarifnya naik menjadi 60 ribu dan petugas baru bernama Agus.

Memperpanjang SIM

Jumat tanggal 13 April 2012 aku memperpanjang SIM A dan C yang sudah mati lebih dari setahun lalu. Ibu, Rana dan Citta aku titipkan di jero, lalu aku ke Polres Tabanan naik motor Aji. Jam 10 kurang tiba disana. Bermaksud minta bantuan salah seorang polisi yg berseliweran tapi tak satupun yg lewat.
Akhirnya aku putuskan cari lewat loket sendiri. Begitu ke loket aku disuruh memfotokopi KTP. Aku dianggap membuat SIM baru karena sudah "mati" lebih dari setahun. Kembali ke loket 1 disuruh mengisi formulir sebanyak 2 halaman. Kembali ke loket, disuruh cari surat keterangan sehat di dokter sebelah Polres, biaya 30 ribu.

Setelah itu aku mengikuti test tulis. Soal sebanyak 2x30 soal itu aku jawab kilat dengan salah 3 dan 4. Lulus cumlaude! Sehabis test tulis, test praktek. Sudah disediakan motor dan aku sudah siap aja untuk test praktek. Namun pak polisi berkata lain, "Test mobil nanti di Sangulan, jauh. Adik saya tolong dipermudah, tapi adik juga tolong bantu saya." Akhirnya 50 ribu melayang. Sebenarnya yg ginian saya nggak bisa nih tapi apa mau dikata, ikuti saja maunya.

Lalu disuruh nyari surat lulus kursus mengemudi Sapta Marga. Petugas tanpa basa-basi memberi sertifikat seharga 85 ribu perak. Sehabis itu pergi ke loket 2 entah diisi apa formulir saya. Habis itu bayar ke bank BRI sebanyak 220 ribu (SIM A 120 ribu, SIM C 100 ribu).

Habis itu tinggal nunggu difoto. Sejak datang jam 10 hingga menjalani proses hingga jam 12 menghabiskan total biaya 385 ribu. 2 jam jadi.

Sebenarnya kalau memperpanjang tidak perlu mengikuti rangkaian test tulis maupun praktek. Saya jadi ikut karena dianggap cari SIM baru karena sudah lewat lebih dari setahun.

Thursday, April 05, 2012

T(W)ITIT (Buku #5)

Saya benar-benar tak menikmati rangkaian ceritanya, namun saya menikmati permainan kata-katanya. Semacam prosa berpantun. Tapi lama-lama jadi agak membosankan juga kalau keterusan permainan pantunnya, terkesan novel biasa.

Buku karya Djenar Maesa Ayu yg hampir mempunyai 100 halaman ini diproduksi oleh Gramedia. Cukup lama saya membaca karena saya taruh di life jaket sehingga saya hanya baca saat on duty, di laut Selat Makazzar, 20 kilometer lepas pantai Kalimantan Timur. Jika ada kesempatan baca di sela-sela naik kapal menuju remote atau ketika istirahat di remote.

Kutipan-kutipannya yg saya suka. Setiap awal bab di awali dengan kutipan unik dan menarik. Berikut adalah 11 kutipan yg akan saya ketik ulang:
- Kematian tak akan pernah bisa mati.
- Deeper than my fear of what might happen to this country is my despair.
- Bagaimana mungkin mengelak dari luka dan kebahagiaan, pertemuan dan perpisahan, jika kita tak kuasa memilih kelahiran dan menunda kematian.
- Kehilangan adalah proses awal menemukan.
- I believe in love without proof.
- Bung, di hari ulang tahunmu yg cerah ini ada segumpal awan yg mengandung mendung. Mungkin ia tahu, saya masih berkabung.
- Jika ada anak panah yg menusukmu, berharaplah itu bukan berasal dari busur jenuhku.
- Status twitter oleh beberapa orang sering ditengarai sebagai isyarat. Sorry, kamu salah alamat!
- We're not born to be something we're not.
- Jadilah mimpi, yg menyelinap saat ia tak sadar diri dan terbangun tanpa tahu jika hatinya telah tercuri.
- Hidup bukan mencari perhentian tapi untuk melakukan perjalanan.