Wednesday, May 30, 2012

Lost in Makazzar

Hujan turun dengan lebatnya mengguyur bus kami dalam perjalanan menuju Balikpapan dari Tg Santan. Setelah cek in di Sepinggan Airport, aku mendapat info jika penerbangan delay 1,5 jam. Aku mendapat surat pengantar untuk dibawa ke Makazzar. Aku juga minta tolong Mbak Tati untuk mencekinkan flight UPG-DPS-ku.

Namun sayang, setiba di Makazzar ternyata pesawat tujuan Denpasar sudah terbang pula bersamaan dengan pesawat kami terbang dari Balikpapan ke Makazzar. Artinya aku terancam delay.

Belum habis akal, aku menuju counter Garuda berusaha mengejar flight Garuda jam 18.00 ke Denpasar. Nihil. Penumpang sebenarnya belum boarding namun cek in counter sudah closing. Aku patah semangat.

Akhirnya aku menerima tawaran menginap di Makazzar untuk melanjutkan flight besok pagi jam 8.40 menuju Denpasar. Aku diinapkan di hotel transit murah. Untungnya pake AC.

Malam ini aku tersesat di Makazzar. Jam 8 jatah makan malam belum muncul. Aku berinisiatif mencari makan di pinggir jalan sekitar hotel murmer ini. Aku menemukan warung makan ikan bakar sederhana sekali dekat Alfamart 5 rumah dari hotel.

Selama beberapa bulan aku sudah menggunakan flight ini namun lancar-lancar saja. Salah aku juga karena memang flight tidak connect. Sekarang kena batunya. Pelajaran positif yg kudapat adalah aku jadi memperoleh suasana baru, peristiwa baru dan ketegangan baru lepas dari rutinitas yg biasa aku lakukan, sungguh nikmat malam ini di Makazzar.

Maross 30 May 2012

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Story of Mommy

I just found this story:

A baby asked God, "They tell me you are sending me to earth tomorrow, but how am I going to live there being so small and helpless?"

"Your angel will be waiting for you and will take care of you."

The child further inquired, "But tell me, here in heaven I don't have to do anything but sing and smile to be happy."

God said, "Your angel will sing for you and will also smile for you. And you will feel your angel's love and be very happy."

Again the child asked, "And how am I going to be able to understand when people talk to me if I don't know the language?"

God said, "Your angel will tell you the most beautiful and sweet words you will ever hear, and with much patience and care, your angel will teach you how to speak."

"And what am I going to do when I want to talk to you?"

God said, "Your angel will place your hands together and will teach you how to pray."

"Who will protect me?"

God said, "Your angel will defend you even if it means risking it's life."

"But I will always be sad because I will not see you anymore."

God said, "Your angel will always talk to you about Me and will teach you the way to come back to Me, even though I will always be next to you."

At that moment there was much peace in Heaven, but voices from Earth could be heard and the child hurriedly asked, "God, if I am to leave now, please tell me my angel's name."

"You will simply call her, 'Mom.'"

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Wednesday, May 23, 2012

Ke Balikpapan 22 May 2012

"Hidup ini sebenarnya sederhana: hanya untuk bertahan hidup dan melanjutkan keturunan. Namun manusia sendiri yg membuat ribet dan kompleks: macet yg parah, biaya sekolah mahal, harga sembako tiap tahun naik dan segudang masalah yg timbul karena ketidaksempurnaan kita"


Hari Selasa 22 May 2012 aku menempuh perjalanan Denpasar-Balikpapan via Makazzar sehabis menikmati off tanggal 9 May lalu yg juga via Makazzar. Kala itu aku naik mobil carter untuk kedua kalinya dengan Putu Bangli langganan.


Esok harinya kami berlima menuju Kasta Gumani untuk imunisasi Hep-B yg ketiga Citta. Setelah mengambil nomor antrian, kami menuju Taman Kota Tabanan untuk sekedar foto-foto. Lalu makan malam di pasar senggol.


Esok harinya aku memilih olahraga gowess ke Batungaus dengan jarak 17 km. Lumayan menikmati udara segar sambil foto-foto dengan "tripod" baru DIY. Siangnya aku menuju kantor Catatan Sipil untuk meralat akte kelahiran dan kartu keluarga.


Hari Sabtu rencananya jalan sama keluarga tapi harus menjenguk Mbah Sumo yg opname di Sanglah sama Pak Tut, Meadek dan Wanda. Lalu main-main ke Galeria pada hari Minggu. Pagi hari kami berempat menuju Galeria dan terjebak hujan gerimis. Nana naik kereta api, saat pulang ia tertidur di mobil dengan bantal ulat dan mek ajaib.


Pada hari Senin, saat Kadek libur kami jalan ke Hardys buat belanja bulanan. Disana ketemu Ajik Kayan dan Meyan. Mereka hendak konsultasi ke dokter penyakit dalam di Apotek Mawar. Agak kasihan melihat mereka yg sudah tua. Terharu campur sedih.


Pada hari Selasa kami berempat ke Jero. Ramai sekali mempersiapkan Ngaben massal nanti pada tanggal 1 Juni. Anak-anak berkumpul dan berfoto bersama Nana.


Lalu di hari Rabu aku luangkan waktu ke Wings Sanglah untuk MCU tahunan. Hasilnya baru bisa diambil 2 hari berikutnya. Lanjut ke Udayana beliin Nana piano mainan. Lalu cetak foto ke Maestro dan sore hari nganter Citta imunisasi di RS Tabanan.


Kamis adalah hari libur nasional, tanggal merah. Aku memilih gowess ke Wing Nyitdah, Pejaten dan Kebilbil. Hanya 10 km. Lalu siang harinya aku menuju Maestro ambil hasil cetak foto dan mampir rumah Angga Buana untuk ngangkut kasur dan sofa. Biaya pickup taxi 150 ribu.


Hari Jumat memilih untuk istirahat di rumah dan sempat test HP+lensa 50 mm reverse untuk motret makro. Hari Sabtu aku menuju Denpasar Junction juga mengambil hasil MCU di Sanglah. Pulangnya bikin frame 20x20 untuk foto. Sebiji cuma 29 ribu. Aku bikin 3. Akhirnya mampir ke Clandys, Nana asyik main mandi bola dan main di play ground. Citta bobok digendong ibu.


Hari Minggu adalah Tilem, aku dan Nana sembahyang di pura Ciwa. Iin dan Paktut nginep di rumah untuk besoknya ngukur baju di Bukit. Sore di hari Minggu kami berempat: Nana, Iin dan Tiwi foto-foto di Kebilbil dengan backlight yg indah.


Hari Senin adalah hari terakhir di Bali. Aku naik motor bersama Nana dan Ibu mencetak foto di Anggrek. Juga beli kacang ijo legendaris di sebelah Anggrek.


Akhirnya hari Selasa 22 May aku menuju Balikpapan melalui Makazzar. Sedikit ada problem di Pak Surat karena kamar bookinganku diserobot orang. Setelah bersitegang akhirnya aku dikasi kamar 201.


Dan kini aku sedang di atas kapal Gelatik menuju Attaka via Bontang. Perjalanan yg melelahkan. Namun jadi tak terlalu lelah ketika aku sadar kalau on ini cuma seminggu.


Published with Blogger-droid v2.0.4

MCU 16 MAY 2012

Ini adalah MCU di luar Chevron yg kedua setelah tahun lalu juga sama ku lakukan di Wing Sanglah, Denpasar.


Pagi-pagi jam 7.45 aku sudah menunggu antrian di front desk untuk mendaftar MCU. Lalu disuruh menunggu panggilan selanjutnya. 40 menit lewat belum juga dipanggil aku tanya ke front desk lagi. Disuruh sabar menunggu. Tak sabar, tepat 1 jam menunggu aku masuk ke Poli Umum dan ketika bertanya eh langsung dilayani. Bodohnya kenapa tak dari tadi aku langsung masuk saja. Bodohnya juga kenapa dari tadi aku tak dipanggil, kebobrokan nomor 1.


Aku diantar menuju lab untuk mengambil darah dan mengukur tensi. Lalu menunggu foto rontgen di lantai 1. Tak kunjung dipanggil, malah keduluan Klinik Mata. Dokter tua memeriksa aku dan dinyatakan sehat dengan minus 1/2. Kalau naik motor agar menggunakan kaca mata, sarannya.


Bosan menunggu antrian rontgen, aku meminta sarapan dulu. Namun disarankan test spirometri dulu, test meniup untuk mengecek kualitas paru-paru. Abis itu aku sarapan Nasi Ayam Betutu di kantin sebelah.


Ketika balik ke ruang rontgen, aku langsung difoto. Selesai itu aku menuju klinik THT. Setelah menunggu dokter THT selama 40 menit, aku hanya diperiksa 1 menit saja dan dinyatakan sehat. WTF. Dalam hati harusnya aku jadi dokter aja dulu.


Berarti semua test sudah dilakukan. Aku kembali ke Poli Umum. Dokter ngasitau kalau hasil test baru bisa diambil 2 hari lagi. Aku tanya yg kurang apa aja? Dia bilang hanya kurang hasil rontgen saja. Aku tak habis akal. Aku cari saja langsung hasil rontgen ke ruang rontgen, aku dapat. Tuh udah jadi. Aku coba ke dokter umum lagi aku minta hasilnya segera. Dokter menyuruh menunggu di luar.


Kemudian petugas lain datang menginformasikan kalau hasilnya baru bisa diambil 2 hari lagi. Hasil medical keseluruhan belum diketik, katanya. Loh kan bisa diketik sekarang wong tinggal menulis kesimpulan. Dia mengelak lagi, petugas ketiknya sudah pulang, hanya dia yang tahu password komputernya. Emangnya kita bego apa, moso ngelesnya macam begitu. Dia pikir kita gak paham komputer. Bohongin masyarakat kecil seenak perutnya. Aku menyerah, pulang dengan tangan hampa.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Emosi Kita

Kadang kita harus teriak agar orang lain tahu kita sedang marah, kadang kita harus menangis agar orang lain tahu kita sedang bersedih, kadang kita harus terbahak agar orang lain tahu kita sedang gembira, kadang kita harus melawan agar orang lain tahu kita masih punya harga diri.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Monday, May 14, 2012

10 Kelucuan Dik Nana (Part 5)

Masih ada aja tingkah polah Nana yg bikin kami ketawa, mengurut dada hingga gak habis pikir.


1. Lampu Orange

Saat berhenti di lampu merah Nana diajarin arti lampu merah, kuning dan hijau. Tiba-tiba dia nanya apa arti lampu orange. "Nggak ada lampu orange Dik. Cuma ada merah kuning sama ijo," jawab ibunya. "Itu lampu orange, Bu!" serunya sambil menunjuk lampu merah yg sudah agak memudar warnanya sehingga kelihatan orange. Haha...


2. Agar-agar Bukan Jeli

"Ayo dimaem jelinya dik Nana," seru mbak PRT sambil nyodorin sendok ke mulut Nana.

"Bukan jeli itu Mbok Dek itu ager-ager namanya," seru Nana dengan wajah seru banget. Nah lho itu akibat ngajarinnya bener hehe...


3. Foto Dikasi Sesuatu

Kadang-kadang Nana kalo lagi bad mood susah banget kalo mau difoto. Ibu biasanya ngerayu dengan janjiin ngasi "sesuatu" (kata sandi untuk permen Yupi). Suatu ketika berbalik, ketika bapak lagi mainin HP, Nana pengen pinjem buat moto. Bapak gak ngasi malah Nana ngerayu, "Bapak pinjem HP-nya, Nana mau moto bapak. Nanti Nana kasi sesuatu kok." Haha...


4. Gigi Coklat

Suatu hari tantenya Enik lagi main ke rumah. Nana main gembira dan ketika Enik ketawa, tanpa dosa Nana nunjuk gigi Enik dan berkata dengan polos, "Kena apa itu giginya kok coklat?"

Enik yg memang giginya (maaf) agak coklat bawaan lahir gelagapan mencari jawaban, "Anu dik Nana, abis maem coklat tadi..."

Anak kecil memang sooper dooper polos dan jujur.


5. Rumah Kekecilan

Ibu lagi ngajarin Nana menggambar. Nana dibikinin gambar rumah. Nana complain, "Ibu! Bikin yg besar! Rumahnya kekecilan, Bu! Nana gak bisa masuk tauk..."


6. Pura-pura Baca

Kadang Nana sok tahu dan sok bisa baca meniru bapak ibunya. Nana mengambil obat lalu memegang botol seolah membaca labelnya, "O...ba..tttt...," katanya mengeja. Kayak udah bisa baca aja kamu Dik...


7. Matiin Lagunya, Ibu!

Setiap mau bobo Nana selalu minta bapak atau ibu nyanyiin lagu bobo. Suatu malam entah kenapa Nana nyuruh ibunya berhenti nyanyi tapi bahasanya aneh dan lucu, "Ibu.. Matiin lagunya Bu.. Gak ucah nyanyi..." Emangnya ibumu MP3 Player..??


8. Ibu Jangan Nonton

Ibu lagi main lempar bola sama Nana sambil nonton acara kesayangan: Masterchef. Ketika bola tidak dilempar karena ibu keasikan liat TV, Nana protes, "Ibu gak ucah nonton duyu. Lempar boyanya, Bu..." Tuh disindir anak kecil.


9. Puzzle Dicuci

Suatu pagi ketika Ibu sedang mandiin Citta di bak mandi, Nana tiba-tiba datang bawa puzzle serta merta mencelupkan di bak mandi adiknya. Puzzle kertas jadi basah. Ibunya nanya, dengan polos Nana menjawab, "Puzzlenya kotor Bu. Abis kena lilin."  Nana memang lagi main lilin-lilinan. Duhhh hati-hati sama HP atau laptop nih. Jangan-jangan dicuci Nana juga kalo kotor.


10. Sandal Pink Aja

Ketika mau jalan keluar, Nana dirayu biar mau pake sandal yg agak bagus dikit. Tapi Nana tetap menolak. Ibu coba merayu lagi, "Ayo Dik pake sandal warna ungu biar sama dengan baju Nana."  Tanpa diduga Nana masih tetap bertahan dgn sandal buluk pinknya, "Sandal pink aja Bu. Biar sama ama topinya adik Citta," jawabnya ngeles. Bisa aja Nana cari jawaban...


Pandak Gede, 14 May 2012


Published with Blogger-droid v2.0.4

Tuesday, May 08, 2012

Filosofi Kopi (buku #6)

Buku ini adalah buku ke-6 yg tlah saya baca di tahun 2012 ini. Buku karya Dee yg merupakan kumpulan cerpen selama 1 dekade dari tahun 1995 hingga 2005 berisi 18 cerita sbb:


1. Filosofi Kopi (1996) 2. Mencari Herman (2004) 3. Surat Yang Tak Pernah Sampai (2001) 4. Salju Gurun (1998) 5. Kunci Hati (1998) 6. Selagi Kau Lelap (2000) 7. Sikat Gigi (1999) 8. Jembatan Zaman (1998) 9. Kuda Liar (1998) 10. Sepotong Kue Kuning (1999) 11. Diam (2000) 12. Cuaca (1998) 13. Lara Lana (2005) 14. Lilin Merah (1998) 15. Spasi (1998) 16. Cetak Biru (1998) 17. Budha Bar (2005) 18. Rico de Coro (1995)


Karya yg terdiri dari prosa lirik, cerpen dan cerita agak panjang ini mendapat penghargaan karya sastra terbaik tahun 2006 oleh majalah Tempo. Juga menjadi 5 besar Katulistiwa Literary Award kategori fiksi.


Ada 3 cerita yg paling nempel dalam benak saya yakni Filosopi Kopi, Spasi dan Rico de Coro. Filosopi kopi bercerita tentang 2 pemuda yg berwirausaha menjual kopi yg akhirnya menciptakan ramuan terbaik dunia Ben's Perfecto, namun dipatahkan oleh kenikmatan ramuan tradisional kopi tiwus. Cerita ini mengajarkan agar pengusaha tak melulu mencari uang dalam setiap usahanya.


Rico de Coro menceritakan tentang kehidupan dari sudut pandang kecoak rumah. Kemasan ceritanya bikin penasaran yg membuat saya membaca sekali jalan tanpa terputus.


Sejak membaca Madre dan Perahu Kertas, saya makin mengagumi tulisan-tulisan Dee. Saya juga jadi beli serial Supernova: Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh dan Partikel untuk bacaan berikutnya. Moga masih ada waktu buat membaca.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Saturday, May 05, 2012

Published with Blogger-droid v2.0.4