Monday, December 28, 2015

Statistic Smart Phone Sebulan

Gambar menunjukkan trending penggunaan HP dan apps saya selama sebulan. Terlihat 5 besar apps yg paling sering digunakan adalah Chrome, FB, IG, WA. 25% browser, 50% media sosial dan 25% chatting apps. Mmhhhh...

Sunday, December 27, 2015

Naik Kereta Mutiara Timur

Ketika naik kereta jurusan Surabaya menuju Banyuwangi, malam itu, saya menemukan cerita berbeda, dibanding ketika saya biasanya naik pesawat. Ceritanya begini. Malam itu udaranya agak dingin, saya baru saja tiba di Stasiun Kereta Api Sidoarjo yang berjarak sekitar setengah jam dari Juanda Airport. Saya langsung melapor ke loket dan mencetak tiket di sebuah mesin cetak tiket yang terletak di tengah-tengah ruang tunggu calon penumpang. Kemudian saya duduk manis di deretan kursi paling belakang. Suasana ramah begitu kental malam itu. Ibu-ibu yang baru kenal tampak menyapa ramah dan mengobrol seperti layaknya sahabat yang sudah lama tak berjumpa. Seorang bapak menyapa anak muda yang duduk di sebelahnya, mereka tampak larut dalam obrolan yang mungkin sangat jauh dari obrolan seputar harga minyak mentah yang sedang meroket turun, atau obrolan seputar tata cara mengucapkan selamat hari raya yang sedang ramai diperbincangkan. Di pintu stasiun yang sangat tinggi nampak berdiri seorang ibu dan anak mengobrol alot dan ditutup dengan pelukan dalam, kemudian si anak berpamitan ramah berlalu di antara gelapnya parkir stasiun. Kemudian saya melihat beberapa penumpang datang kemudian duduk di sebelah saya, menyapa akrab dan kami akhirnya saling bercerita tentang perjalanan kami. Tak ada yang menunduk, tak ada yang sibuk dengan gadget-nya masing-masing. Semua orang menatap lawan bicaranya, semua orang bercerita, semua orang bercengkrama, semua orang saling tahu wajah orang yang duduk di sebelahnya, semua orang pada tahu orang yang duduk di depannya pergi kemana mereka malam itu. Suasana riuh rendah namun tak membuat telinga pecah. Satu jam sebelum jadwal kereta tiba, kami memasuki ruang tunggu penumpang melewati pintu-pintu yang tingginya 3 meter. Di luar dugaan, petugas security berpakaian hitam-hitam menyapa sangat ramah, mempersilahkan saya menunggu di bagian barat ruang tunggu, menunjuk dengan wajah bersahabat. Ruang tunggu yang berkapasitas tidak terlalu banyak itu, malam itu sangat romantis dan tentu saja vintage. Pantas saja adegan film-film perpisahan insan yang sedang dimabuk asmara banyak dilakukan di stasiun kereta. Dan benar saja, di ujung saja nampak dua pasangan duduk sangat rapat, lengan kiri si pemuda merangkul mesra dan si pemudi bersandar mesra, seolah mereka tak akan terpisahkan oleh kiamat sekalipun. Setengah jam di ruang tunggu datanglah satu kereta dari Malang dan beberapa orang penumpang turun. Nampak seorang anak menunggu di ujung sana, menyapa ramah dan mencium tangan, yang mungkin saja ibunya, dengan khidmat. Ketika saya dekati pak petugas pengatur lalu-lintas kereta menyapa dengan ramah, bertolak belakang dengan kumis tebalnya yang awalnya membuat saya ragu untuk memasuki ruangan kontrolnya. Ruangan kontrol sederhana, jauh dari gegap gempita teknologi kontrol berbasis komputer, mikrokontroler, PLC, DCS maupun kontrol lainnya yang konon katanya cerdas. Kereta Mutiara Timur pun tiba, saya naik ke gerbong nomor 4 dan duduk di kursi 4C. Para penumpang di sekitar nampak menyambut ramah kedatangan saya, tersenyum ramah seperti sudah kenal saya saja. Malam itu saya menemukan cerita berbeda, berbeda dengan biasanya, berbeda ketika saya menunggu di ruang tunggu pesawat. Rasa lelah malam itu seperti sedikit terobati, meskipun saya sudah menempuh 15 jam perjalanan, untuk melanjutkan 14 jam berikutnya.

Saturday, December 12, 2015

Ini Pasti Salah Para Fotografer.

Prihatin dengan cerita dan keluhan kawan-kawan fotografer profesional akhir-akhir ini. Baik yg senior, yg agak senior maupun yang akan senior. Dahulu kala dimulailah trend kamera DSLR dan waktu itu baru segelintir yg "berani" memiliki. Mereka ini adalah fotografer peralihan dari jaman film ke digital. Kemudian era bisnis fotografi digital pun dimulai. Yang udah merasa senior merasa wajar mematok harga agak di atas rata-rata. Kemudian datanglah para tukang foto yg baru beberapa bulan beli kamera, belajar dengan giat dan cepat dan secara cepat pula merasa sudah pantas menyematkan "photography" di belakang nama masing-masing, menorehkan watermark di setiap foto yg dikaryakan. Kemudian mereka mulai mencari client dengan "banting harga" semurah-murahnya dengan dalih yang penting buat belajar, buat cari pengalaman. Uang tiada artinya dibanding pengalaman berharga, demikian semboyan hidupnya. Singkat cerita sang fotografer yg sudah merasa lebih senior jadi berang. Si fotografer "banting harga" dituduh merusak harga dan membuat client-client fotografer yg merasa senior lari mencari yg lebih murah.
Karena merasa lelah, si fotografer yg merasa senior pun ikutan banting harga. Dengan harapan dapat client dan bisa makan ataupun bayar cicilan. Namun tentu karena jam terbang mereka yg lebih lawas, kualitas hasil karya mereka tidaklah ikutan dibanting. Mereka tetap memotret dengan hati dan jiwa mereka. Ciehhhh...

Kalo dipikir-pikir sebenarnya ini kesalahan sang fotofrafer itu sendiri. Gimana gak salah:
1. Para client yg tak paham artinya seni hanya butuh hasil foto dengan kualitas 3 MP tapi sang fotografer yg merasa senior memakai kamera full frame yg harganya "you know lah".
2. Sang client hanya butuh foto sekualitas lensa kit tapi sang fotografer yg merasa senior pake prime lens dgn f/1.2 seharga lebih mahal dari honda vario seri terbaru.
3. Sang client yg tak paham seni hanya butuh editan sekelas kamera 360 tapi para fotografer yg merasa senior ngedit foto pake berlayer-layer di Photoshop.
4. Para client yg konon tak terlalu mempedulikan seni hanya butuh lighting aster (asal terang) tapi para fotografer yg merasa senior bela-belain ngeset 3 lighting dengan teknologi wireless terkini.
5. Para client yg hanya mengutamakan harga murah hanya butuh kualitas lighting yg penting meriah tapi fotografer yg merasa senior bela-belain bangun subuh mengejar golden hour agar dapat lighting sekualitas fotografer kelas dunia.
6. Para client yg facebook oriented atau instagram minded cuma mau fotonya diupload ke FB or IG saja tapi para fotografer yg merasa senior pake kamera yg bisa nyetak sepintu.

Ya itu semua salah kalian wahai para fotografer yg merasa senior. Kalian terlalu hebat untuk kebutuhan pasar yg demikian adanya. Maaf hanya becanda ya. Jangan terlalu serius... :)

Naskah Stand Up 2015

Ketika pertama kali ke Attaka 12 tahun lalu, kami diantarkan Sarah dan Indriyani dari Santan menuju Attaka. Saat tiba di Attaka bulu ketek saya merinding, saya melihat orang2 bergelantungan di pinggir hand rail dan ketika itu saya merasa seperti akan memasuki alkatras.

Pertama naik ke Attaka saya dibilang mirip Anang. Ketika SMA saya malah dibilang mirip Van Damme. Anda kenal Van Damme? Kalo kenal berarti anda sudah tua. Hehe.. Jadi ya gitu deh. Orang2 nganggap saya mirip Anang dan Van Damme. Padahal saya merasa mirip brad pit. 

Kosakata unik yg saya temukan di Attaka waktu itu adalah "pembualan". Waktu itu memang banyak yg suka pembualan. Ada namanya senior instrumen Om Erik Latuperissa. Dia itu pembualan tapi ndak pembualan banget sih. Dia bilang gini "Kalo saya foxboro recorder itu dulu saya gendong sendiri waktu masih muda".
Ada orang elektrik lebih pembualan "Kalo saya motor 75 Hp saya angkat sendiri waktu masih muda". Orang mekanik ndak mau kalah "Saya diesel fire water pump saya angkat sendiri". Lalu datang TM operation gak mau kalah "Kalo saya cuman angkat telpon aja maka semua yg tadi itu terangkat hehe." Pembualan kan?

Di Attaka juga kemaren kena demam batu akik. Semuanya bawa akik. Pas kerja bukannya gosok panel biar mengkilat eh malah gosok batu akik.
Ya lebih baik gosok akik lah Daripada gosok pantat teman. Yang paling demam tuh namanya Mas Gatot. Dia orang HES. Akiknya besar2 lagi. Tapi lebaran kemaren saat pulang kampung dia dikomplin saudaranya. Sebabnya karena batu akiknya kebesaran, semua ponakannya benjol saat sungkeman.

Saya tinggal di bali dan udah 10 tahun jadi komuter. Pengalaman paling indah adalah kalo naik lion JT737 900 ER di kurai 30F. Yang didepannya ada pramugari itu. Tinggal taruh meja trus kasi lilin jadi deh candle light dinner. Tapi jadi bencana kalo yg duduk bukan pramugari. Tapi pramugara. Sepet mata.

Ngomong soal candle light dinner. Orang balikpapan tuh ndak perlu ke restoran mahal2 utk candle light dinner. Tunggu aja giliran mati lampu. Beli nasi bungkus nyalakan lilin jadi deh candle light diner yg murah meriah.

Selama komuting ada satu cerita lucu dari mesin2 pemanggil penumpang. Mungkin petugas pemanggil penumpang ini mantan MC musik rock. Waktu ini lidahnya keseleo. "Para penumpang Lion Air JT922 jurusan Denpasar silahkan naik ke atas panggung".

Reformasi Sembahyang Hindu Bali

Seiring perjalanan waktu, budaya pun mengalami perubahan mengikuti perkembangan jaman. Tata cara melaksanakan tradisi berubah mengikuti pola kehidupan manusia terkini.

Bukan hanya tugas wayang ceng blong memberikan pencerahan religi tapi tugas petinggi phdi dan adalah tugas kita semua agar umat menjadi lebih pintar tercerahkan dan tidak menghadapi kegamangan beragama.

Di saat umat lain sudah pada tahap "mengajak" umat lain memasuki agamanya kita masih pada level bingung menentukan besok mau beli apa untuk nangkil ke pura mana.

Beberapa hal yg perlu revolusi mental proses budaya dan agama Hindu di Bali.

- sampah kwangen
Kita sering melihat saat sembahyang di pura sampah kwangen atau canang berserakan di halaman pura. Kalau petugas kebersihan pura cepat tanggap maka pemandangan itu akan cepat berubah menjadi bersih kembali. Alangkah indahnya jika kita sebagai umat Hindu yg cinta damai juga cinta kebersihan memungut sendiri sampah2 kwangen tersebut, lalu secara sukarela membuang pada tempat sampah yg tlah disediakan. Di satu sisi kita melatih hidup bersih mulai dari pura. Disisi lain kita meringankan pekerjaan para petugas kebersihan pura.

- masuk pura tdk bisa antri
Sering lihat kan ketika kita tangkil di sebuah pura2 besar di bali, misalnya pura besakih, batukaru, tanah lot hingga pekendungan. Umat kita memang masih perlu belajar soal antrean kepada bebek. Umat lebih suka berdesak2an saat memasuki jeroan pura via kori agung yg hanya bisa dilewati 1 orang. Belum lagi suasana panas siang hari atau ada yg sambil menggendong anak kecil. Sembahyang bukan hanya soal nyakupang tangan tapi juga melatih kesabaran mulai dari sebelum memasuki pura hingga bersabar antri keluar kori ketika sembahyang sudah selesai.

- dharmawacana tiap sembahyang purnama tilem dan rainan lainnya
Kita tahu umat hindu di bali hanya dijejali upacara dan upacara. Orang bijak berkata pesan filosofis sudah menempel pada simbol2 yg kita pakai sebagai sarana upacara. Sayangnya informasi itu hanya sebatas simbol filosofis yg mungkin tidak pernah tersampaikan pesannya kepada umat gegara memang tidak pernah ada yg menyampaikannya. Dharmawacana 10 atau 15 menit sebelum upacara dimulai saya yakin akan memberikan pencerahan umat. Trus siapa yg akan memberikan dharmawacana tiap sebelum sembahyang? Pemangku sudah terlalu sibuk dengan prosesi upacara. Harusnya siapa saja yg merasa bisa membawakan dipersilahkan untuk memberi pencerahan. Dicap sok pintar? Ahhh itu kan pemikiran lama. Mari kita revolusi mental. Mulai dari pura kita masing2.

- penyederhanaan upacara ngaben
Upacara ngaben sering menjadi sorotan betapa umat kita suka berfoya2, bermewah2 dalam melaksanakan upacara ngaben. Ada sebuah komentar dari salah seorang petinggi upacara " pidan buin ngetohin rerama?" Tentu saja kita tdk ingin terbawa arus gelombang euforia ngaben berlebihan. Kembali kepada ajaran agama dan sastra adalah satu2nya pilihan. Kita sebaiknya kembali kepada ajaran ngaben yg esensial sesuai intinya. Intinya pada pembakaran jasmani yg sudah meninggal bukan pada jor2an, mewah2an upacara. Ngaben massal adalah salah satu solusi dgn dana yg minim karena ada share cost.

- kenapa ogoh2 harus mahal
Setiap tahun dana untuk mengarak ogoh2 begitu hebatnya sehebat semangat anak2 muda pengusungnya. Menarik pariwisata? Apakah kita mau beragama dgn penuh kepalsuan? Beragama hanya untuk menarik pariwisata? Saya tidak anti ogoh2 namun mari kita realistis saja.
Ogoh2 bisa dibuat lebih sederhana sehingga dananya misalnya bisa kita pakai memberikan sumbangan kepada tetangga kita yg kekurangan. Jadi ada ritual sehabis mengarak ogoh2 selain membakar yaitu mengunjungi sanak tetangga yg kurang mampu dgn memberikan bingkisan hasil sisa dari membuat ogoh2, misalnya.

- iringan upacara tdk mengambil penuh jalan, tp separuh saja
Salah satu kemacetan terjadi tatkala kita melakukan upacara misalnya melasti atau ngaben. Kadang kita lupa jalanan adalah milik umum. Kadang kita dgn pongah menggunakan seluruh jalan dan menyetop semua kendaraan baik dr depan maupun belakang. Alangkah indahnya misalnya kita berbaris rapi 3 atau 4 sap, menggunakan hanya separuh jalan dan masyakarat lain pengguna jalan bisa tersenyum manis lewat di samping kita yg sedang melaksanakan upacara.

- harga banten yg membubung tinggi
Kita tahu banyak ibu2 mengeluh kita tahu masyakarat sebenarnya menggerutu tatkala membeli banten dan mendapati haganya setinggi meru pura. Tidak relevan menghubungkan iklas tidak seseorang dgn tinggi rendahnya kemampuan membeli banten. Sudah saatnya petinggu hindu bali/ indonesia menyadari arus bawah seperti ini agar meyadnya menjadi hal yg iklas bukan malah memberatkan.

- penyeragaman harga banten
Dan sudah saatnya petinggi organisasi hindu membuat standarisasi harga banten dan penyeragaman sarana upakara. Agar di satu tempat dan tempat lainnya sama antara sarana upakara dan upacaranya termasuk harga yg sama.

- penyederhanaan sarana upacara
Dengan mengetahui esensi dari setiap upacara maka kita akan tahu mana yg perlu dan mana yg tidak perlu. Pengetahuan akan esensi ini hanya dimiliki oleh2 para petinggi2 hindu bali. Oleh karena itu mari kita bersama belajar lebih dalam agar kita hanya melaksanakan upacara yg menjadi esensi saja bukan melaksanakan sesuatu yg mubasir. Singkirkan yg tdk perlu dan sederhanakan yg ada agar lebih hemat waktu tenaga dan pikiran.

- acara adat (ngaben, melasti, mepandes masal dll) tdk membuang sampah sembarangan.
Pernah lihat upacara melasti, ngaben massal atau mepandes massal? Bisa kita lihat apa yg terjadi sehabis upacara. Sampah berhamburan di mana2. Di jalanan di lapangan di rumah2. Apakah ini cermin umat hindu bali yg konon nilai seni dan budayanya tinggi? Jiwa seni yg tiggi berhubungan dgn keindahan. Keindahan berhubungan dgn kebersihan. Harusnya seni berhungungan erat dgn kebersihan. Mengeluh tidak atau kurangnya tempat menampung sampah? Kita bisa gunakan cara klasik misalnya menahan diri untuk membuang sampah semabatangan tapu lebih baik menyimpannya dulu misalnya di saku lalu membuangnya ketika sdh ada tmpt sampah. Banyak cara asal kita mau pasti ada jalan.

-penjor tdk perlu bagus2
Makin hari makin kita amati umat memasang penjor bukan lagi ttg esensinya. Tapi lebih kepada pamer dan saling pibagusin. Tdk ada yg salah dgn penjor bagus. Mungkin yang punya dapat rejeki yg lebih dan memilih utk menganggarkan ke pembelian penjor yg mewah, dibanding, misalnya, menyisihkan sebagian penghasilan utk menyumbang tetangga yg anaknya sudah melewati 3x galungan belum ganti baju safari utk ke pura.

-Laki bali harus rajin. Tdk perempuan saja yg ke pura.
Pernah lihat kan yg ke pura hanya para ibu. Laki2nya kadang hanya mengantarkan sampe jaba pura. Ada yg kabur entah kemana ada jg yg memilih nongkrong di warung pinggir jalan sambil merayu dagang kopu cantik sembari nunggu bininya selesai sembahyang.

Tentu saja ini hanyalah sebagian kecil hal2 yg bisa kita perbaiki atau tingkatkan kualitasnya. Untuk menambah rincian daftarnya mari kita berdiskusi melalui fb group "Selamatkan Bali"

Akhir kata saya menghaturkan geng rna sinampura, mohon maaf jika ada kata2 yg kurang berkenan pada artikel ini.

Ide Bisnis 2015

Persiapan menghadapi 2018:

Laundry kiloan di pandak
Kosan di pesiapan, pandak, bajera
Online shop krupuk babi pie susu baju pandak
Photobooth acara
Photobooth di airlangga
Kaos sablon, ganci, mug dll
Jualan ebook cara bisnis
Jual ebook fotografi tips
Foto produk niluh djelantik/yang lain
Bahan dasar penjor tiap galungan
Mobil travel. Sewakan Xenia
Penyewaan kursi n tenda nikah
Bikin software informasi animasi di rs
Usaha bikin krupuk/kue ultah dll
Aktifkan prewedding atau corporate photo

Buku Pak Roni Yuzirman

1.The Seven Habits of Highly Effective People karya Stephen R. Covey. Semua orang sudah tahu betapa powerfulnya isi buku ini. Saya kenal buku ini waktu masih kuliah tahun 1994 dan sampai sekarang masih terus mempelajari dan berusaha mempraktekkan isinya.

2. Unlimited Power oleh Anthony Robbins. Buku ini saya beli dari pedagang buku loak yang sedang bazaar di kampus saya tahun 1998. Tahun 2002 saya berkesempatan mengikuti seminarnya Unleash the Power Within di Singapura bersama Pak Tung Desem Waringin. Di sinilah saya bertemu beliau. Beliau juga telah membantu menjadi pelatih bisnis saya.

3. Benih-benih Kebesaran oleh Denis Waitley. Saya beli tahun 1994. Saya pikir buku ini cukup komprehensif dibandingkan buku sejenis pada saat itu.

4. Quantum Learning oleh Bobbi DePorter & Mike Hernacki. Buku ini mengajarkan bagaimana belajar dengan lebih menyenangkan. Sayangnya buku ini saya beli tahun 1999, setelah lulus kuliah dengan nilai yang pas-pasan.

5. Rich Dad Poor Dad dan The Cashflow Kuadran oleh Robert T. Kiyosaki. Saya beli tahun 2001 secara tidak sengaja. Sampai sekarang saya sudah mengoleksi selusin buku serinya, meskipun belum banyak yang saya praktekkan.

6. The One Minute Millionaire karya Mark Victor Hansen dan Robert G. Allen. Buku ini juga sangat powerful. Inspiring dan praktis juga.

7. Kekuatan dari Fokus oleh Jack Canfield, Mark Victor Hansen dan Les Hewit. Buku ini semacam peta (road map) bagi saya. Aplikatif.

8. Who Moved My Cheese? Oleh Spencer Johnson MD. Buku ini telah berhasil memprovokasi saya. Saya tutup tiga toko saya di Tanah Abang dan akhirnya berbisnis dari rumah saja.

9. Seri Buku dari Brad Sugars. Ada sekitar 8 bukunya yang saya koleksi di antaranya: Instant Leads, Instant Sales, Instant System, Instant Team Building, dll. Buku-buku tersebut telah berhasil membuat bisnis saya menjadi lebih mudah dijalankan.

10. The E-Myth Revisited karya Michael Gerber. Buku ini adalah ‘suhu’nya dari segala buku small business. Buku wajib.

11. Tipping Point oleh Malcolm Gladwel.

12. Piece of Mind oleh Sandy MacGregor.

13. Instant Cashflow oleh Mark G. Nolan

Link-link Menarik Yang Pernah Dicatat

Link good

http://petapixel.com/2014/08/25/7-quick-simple-tips-interesting-creative-smartphone-photos/

http://www.architecturendesign.net/5-clever-ways-to-handle-small-interiors/

http://www.hipwee.com/tips/mau-cepat-kaya-selalu-bagi-penghasilanmu-jadi-5-bagian/

http://www.mindtools.com/pages/main/newMN_TCS.htm

http://beyondthewanderlust.com/weekly-favorites-sept-6th-sept-12th-weekly-inspiration-beyond-the-wanderlust-inspirational-photography-blog/

Maint planner
http://reliabilityweb.com/index.php/articles/the_planner_the_heart/

http://www.architecturendesign.net/32-awesome-things-to-do-in-bali/

http://desainruparupa.com/souvenir-kalender-meja-mini-cantik-2015/

http://www.hipwee.com/inspirasi/lakukan-31-hal-ini-agar-tak-menyesal-di-umur-30-an-nanti/

Debat jonru n budi sujatmiko
http://chirpstory.com/li/241889?page=1

https://goleansixsigma.com/how-to-lose-weight-using-lean-six-sigma/

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2004/7/25/opini.html

Kisah Menarik Ayah dan Anak

Ada kisah menarik, tentang seorang ayah yang membeli beberapa lembar kertas kado. Anaknya yang berumur tiga tahun memintanya satu lembar dan keesokan paginya ia memberikan hadiah pada sang ayah. Gadis kecil itu membangunkan ayahnya dan memaksanya untuk membuka kado saat itu juga. Ketika membuka hadiah itu, ayahnya marah karena ternyata kotak itu kosong. Dia berteriak kepada anaknya, “Apa kamu tidak paham, ketika kamu memberi seseorang kotak hadiah, seharusnya ada sesuatu di dalamnya?”. Gadis kecil itu memandang ayahnya, dan sambil menangis dia berkata, “Ayah, kotak itu tidak kosong. Saya memasukkan banyak ciuman ke kotak itu. Dan semua itu untuk ayah”. Sang ayah luluh, dipeluknya anaknya sambil berkata, “Terima kasih nak, ini hadiah terindah yang pernah ayah terima. Ayah akan membawanya ke kantor dan setiap hari mengambilnya satu. Kalau sudah kosong, nanti tolong diisi lagi ya….”. Si anak pun mengangguk sambil tersenyum lalu, memeluk ayahnya dengan erat.

Tamasya ke Kebun Binatang

Hari Sabtu 30 May 2015 kami berempat menuju arah timur bali memecah pagi yg diguyur hujan begitu lebatnya. Pagi itu adalah hari tamasya anak2 TK immaculata tabanan. Kami memilih berangkat terpisah dgn rombongan bis agar bisa mengatur sesuka hati. Tentu saja kami tiba lebih dulu dibanding rombongan. Setelah dibagikan tiket dan snack kami masuk ke dalam dan berkeliling bersama dengan mobil safari. Nana dan teman2nya tampak antusias mengamati binatang2 yg kami lewati sepanjang tour safari itu.

Setelah puas berkeliling kami melanjutkan menonton atraksi gajah yg meskipun sudah menonton 3x tapi masih menarik juga. Adegan teatrikal membuat terharu saat gajah menolong petani yg jatuh di sungai. Selesai elephant show kami makan siang di Maya River. Setelah itu anak2 diijinkan mandi di kolam renang. Nana dan Caca, teman akrabnya, menikmati kolam renang siang itu dgn riang gembira. Nana dan temannya juga naik roller coster mini yg diberikan gratis karena adik ibunya Tu Dia bekerja disana.

Agar tak kesorean, kami berempat pulang duluan ke rumah. Nana Citta yg sedari tadi begitu antusias dan exited dalam perjalanan pulang tertidur pulas karena kelelahan. Kami harus menjaga kondisi anak2 karena esok Minggu kami harus kondangan lagi ke jeroan Bajera untuk Melaspas Merajan.

Catatan Sebelum ke Singapore

Persiapan hari pertama di sg - Cari tau minimarket 7 eleven
Beli roti +nutella+air minum dan snack
Beli simcard
Beli kartu MRT

Dibawah hotel banyak foodcourt
Janjian dengan stroller rental
Pelajari rute MRT

Singapore - Day 1
Dari hotel menuju Garden by the bay turun di marina south pier. Foto2 dan jalan2. Sampe kira2 jam 11an

Jam 11an meluncur ke orchad. Masuk ke ion plaza dan lunch di foodcourt lucky plaza karena harga makanan disana lbh murah. Habis lunch jalan2 dijalanan orchad. Duduk2 sambil liat merpati berkeliaran. Beli eskrim khas SG. Bungkus kfc/mcd untuk makan malam anak2 nanti

Jam 3an meluncur ke marina  promenade. Foto2 sekitarnya. Trus cari spot foto bagus seperti merlion,esplanade,helix bridge dan garden by the bay lagi. Duduk2 disana sampe jam 7an. Sekalian makan bekel yg sudah dibeli tadi.

Jam 7 lewat balik ke hotel v lavender

Day 2 - Breakfast at hotel
Jam 9an meluncur ke vivo city by taxi. Bawa stroller
Langsung menuju lantai 3 ke tempat monorail sentosa. Bayar $4/orang
Turun di station waterfront. Foto2 sebentar di depan USS dan Candylicious. Masuk ke candy beliin anak2 sedikit candy biar happy.
Langsung menuju SEA aquarium. Menikmati aquarium kira2 2jam.
Keluar dari aquarium langsunh makan siang. Anak2 dibekelin nasi ayam.

Setelah lunch jalan ke imbiah station yg ada merlion paling besar. Foto2 sambil jalan2 terus

Jam 4an langsung ke vivocity. Belanja2 sedikit langsung makan malam
Jam 7an sudah balik ke hotel

Day 3 - Breakfast at hotel
Jam 9an meluncur ke bugus junction. 1 station mrt aja. Belanja oleh2 secukupnya. Taruh belnjaan ke hotel
Kalo anak2 masih kuat langsung ke chinatown dan singapore botanical garden
Lunchnya dibungkus aja beli dibawah hotel

Sorenya kalo masih ada waktu rencana balik lagi ke marina or orchad

SG PREPARE
Kosongkan memory HP
Bawa uang singapore dolar; dalam pecahan.
bawa uang rupiah secukupnya
obat2an
memory card camera dan samsung (sd dan micro sd)
buku kecil utk catatan perjalanan
catat nomor telefon penting
buat itinerary kunjungan
buat list detail barang yg dibawa (cek list)
Fotokopi akte n KK
Fotokopi paspor taruh di 3 tmpt
Fotokopi ktp
Bawa colokan n konverter listrik

Ranacitta Family Liburan Ke Singapura Bersama Garuda

Siang itu jam 13.00 kami sudah tiba di bandara Ngurah Rai, Bali. Petugas Garuda melayani proses cek in dengan ramah, kami mendapat kursi 32-CHJK, satu deret. Sore itu kami akan menikmati perjalanan dalam rangka liburan ke Singapura dengan flight GA842. Setelah melewati imigrasi kami berempat langsung menuju ruang tunggu. Istriku begitu sumringah karena sebentar lagi akan tiba di Singapura, salah satu destinasi impian sejak sebelum anak kedua kami lahir 3 tahun lalu, sekarang baru kesampaian. Saya pilih Garuda jelas karena pengalaman mengatakan, Garuda menawarkan kenyamanan apalagi kali ini saya membawa anak kecil. Faktor kenyamanan tak bisa ditawar.

Jam 15.10 kami mendengar panggilan boarding. Kami menuju pintu 11 dan meskipun naik bis kami mendapat prioritas boarding duluan karena membawa 2 anak kecil. Kami lalu naik pesawat putih dengan corak merah-orange, Boeing 737-800 Jet edisi terbaru bernomor PK-GFN. Di pesawat kami merasa nyaman. Flight attendant tersenyum ramah dan mencandai anak kami. Kami diberikan 4 lembar kartu imigrasi untuk diisi dan diserahkan ke bagian imigrasi di pintu kedatangan di Singapura nanti. Anak-anak kami juga gembira karena sepanjang perjalanan bisa menonton kartun favorit dari layar yg berada di depan tiap seat. Sajian hotmeal khas Garuda pun kami santap dengan lahap. Tak terasa 2,5 jam perjalanan pun kami lewati. Udara sore itu cerah dan penerbangan kami nyaris tanpa guncangan yang berarti. Setiba di Changi Airport kami berpelukan bahagia karena esok kami akan memulai petualangan selama 4 hari ke depan.

Di Singapura kami menginap di sebuah hotel di daerah Lavender. Salah satu pertimbangannya adalah dekat dengan stasiun MRT Lavender sehingga akan memudahkan pergerakan kami. Di samping itu di bagian bawah hotel terdapat gerai-gerai makanan dengan harga terjangkau.

Hari pertama kami habiskan di seputar Garden by the Bay (GBTB). Beruntung kami menyewa stroller kembar untuk kedua anak kami sehingga cuaca yg agak gerah itu membuat kami dan si kecil tak terlalu kelelahan. Sore hari kami menikmati suasana di Merlion Park, lalu menyeberangi Esplanade Bridge untuk duduk-duduk di pinggir dermaga dan ber-selfie dengan latar Marina Bay Sands (MBS), Singapore Flyer dan juga gedung-gedung pencakar langit di kompleks Raffles.

Pada hari kedua kami memulai petualangan ke Pulau Sentosa dengan naik monorail melalui lantai 3 Vivo City. Setiba di stasiun Waterfront kami langsung selfie di icon bola dunia Universal Studio. Kemudian memasuki Candylicious untuk memuaskan lidah si kecil. Sebagai 'main course' kami memasuki SEA Aquarium yg megah. Anak2 kami begitu menikmati pengalaman memasuki aquarium raksasa yg belum pernah kami ajak sebelumnya. Kadang-kadang mereka kaget tatkala ikan-ikan besar lewat di depan hidung mereka sendiri. Sepulang dari sentosa, sore harinya kami menuju Bugis Junction untuk sekedar membeli oleh-oleh buat keluarga dan sahabat di rumah.

Pada hari ketiga kami mengunjungi Orchard Road untuk foto-foto di depan patung eksotis dan modis di depan Ion Orchard. Pagi itu masih sepi dan kami bebas selfie mulai dari depan Ion Orchard, Wisma Atria, Ngee Ann City hingga Takashimaya. Akhirnya kami menuju Lucky Plaza untuk belanja oleh-oleh tambahan.
Sore hari kami memutuskan untuk ke Garden By the Bay lagi karena kemaren rasanya belum puas menikmati eksotisme taman raksasa itu. Kali ini kami mengakses dari stasiun MRT Bayfront yg terletak di bawah MBS. Setelah puas foto-foto di sisi barat MBS dgn cahaya matahari yang mulai meredup, kami menuju garden melewati kolam di dalam MBS, lalu melewati eskalator yg begitu tingginya. Akhirnya pemandangan eksotis kami temukan dari atas jembatan penghubung MBS dan GBTB. Dari sana pula kami melihat Singapore Flyer di sisi utara jembatan. Setelah puas foto di atas jembatan kami menuju GBTB untuk menikmati sunset.

Hari keempat waktunya pulang. Jam 8 pagi kami check out dan langsung menuju Changi dengan taxi berwarna biru. Check in counter Garuda  pagi itu berjalan lancar. Penerbangan siang ke Bali dengan GA843. Kami menuju pintu 17 yg letaknya paling ujung. Banyaknya travelator membuat luasnya Changi Airport jadi tak begitu terasa. Ditambah dengan disediakannya alat pijit kaki yg secara gratis pada beberapa titik.

Setelah puas menunggu dengan manis di area play ground anak-anak, sekitar 10 menit sebelum waktu boarding, kami mendengar pengumuman agar para penumpang Garuda GA843 tujuan Bali melapor ke Transit A melalui Skytrain. Semula kami sangka hanya pindah Gate. Namun kemudian kami tahu penerbangan ke Bali siang itu dibatalkan karena Gunung Raung meletus dan bandara Ngurah Rai Bali ditutup sampai batas yang belum bisa diketahui pasti. Ketegangan pun dimulai. Kami harus balik keluar menuju imigrasi lalu mengantri di counter tiket Garuda bersama puluhan penumpang lainnya yang kebanyakan adalah bule.

Setelah mengantre sekitar 1 jam kami memutuskan untuk memilih dialihkan ke Jakarta sore itu dengan GA833. Petugas yang ramah dan syukurnya bisa berbahasa indonesia lumayan meredakan kepanikan kami. Disini kami merasakan pelayanan dengan kenyamanan kelas dunia. Kami tak bisa menampik jika Garuda Indonesia memang layak menyandang the "5 Stars Airlines".

Meskipun belum jelas kapan bisa pulang ke Bali, yang penting sore itu kami bisa pulang ke Indonesia. Penerbangan ke Jakarta pun berjalan lancar. Sementara tiket ke Bali adalah tanggungan penuh Garuda. Dan syukurnya kami mendapat penerbangan ke Bali 2 hari kemudian. Jadi kami menginap 2 malam di Jakarta. Hore... liburan kami diperpanjangggg!!! Kami menginap di hotel transit dekat bandara agar jika sewaktu-waktu ada perubahan kami bisa cepat sampai di bandara.

Dua hari kemudian, pada hari minggu 12 juli kami cek out dan menuju bandara. Info yg kami dapat dari berita di tv dan twitter bahwa sejak kemaren bandara Ngurah Rai sudah dibuka. Namun begitu hendak masuk counter cek in, seorang petugas garuda membawa kertas bertuliskan "Denpasar Cancel". Kepanikan kedua pun menghantui pikiran kami siang itu. Karena 3 hari lagi kami harus merayakan Galungan di Bali. Namun syukurnya anak-anak kami yang masih berusia 3 dan 5 tahun itu tampak selalu happy. Mengurangi kepanikan kami sebagai orang tua. Setelah melapor ke bagian CS tiket kami di-reschedule menjadi esok pagi  tanggal 13 juli, kami memilih flight paling pagi jam 5.40.

Kami pun kembali ke hotel dan tetap memantau status penerbangan melalui call center (08041807807) dan twitter Garuda (@IndonesiaGaruda). Juga kadang kami buka situs www.garuda-indonesia.com siapa tahu ada informasi terkini yang kami butuhkan. Call center Garuda cukup informatif memberikan update terbaru seputar penerbangan. Meskipun tidak bisa mengubah situasi namun setidaknya ada tempat kami sekedar bertanya. Yang saya salut adalah admin twitter Garuda  bekerja 24 jam dan menjawab hampir semua pertanyaan berkaitan dengan status Gunung Raung. Saya coba call center dan me-mention twitternya pada jam 2 subuh, kedua layanan ini masih aktif. Hebat!

Pagi-pagi jam 03.40 subuh anak-anak sudah bangun dan kami menuju bandara diantar oleh pool car milik hotel. Cek in hari itu lancar dan karena kami sudah melakukan web cek in, kami hanya perlu cek in ulang di counter khusus yg antreannya lebih pendek. Dengan perasaan penuh tanda tanya dan sambil terus memantau twitter dan info dari Kemenhub akhirnya flight kami pagi itu, GA400 terbang ke Bali pagi itu. Cuaca sepanjang jalan cerah berhiasa hanya sedikit awan. Anak-anak kami yang sepertinya masih ngantuk, tidur pulas selama perjalanan ke bali. Pramugari menawari selimut dan kami pun menyambut. Anak-anak tidur makin pulas. Ketika bangun anak-anak senang mendapat bingkisan boneka dan buku cerita yg diberikan sang pramugari. Kami landing di Bali dengan selamat dan tepat waktu. Penerbangan hari itu begitu berkesan, setelah melalui lebih dari 500 penerbangan selama 10 thn terakhir ini baru kali ini saya merasakan landing "se-plong" ini. Kami bersyukur dan berpelukan sebelum turun pesawat. Istri saya sambil berkaca-kaca berbisik lirih ke telinga saya, "Untung kita pake Garuda ya, Pak." Saya pun mengangguk ringan merasa bangga karena sudah berinisiatif memilih Garuda untuk perjalanan ini dan menjadi memorable experiences keluarga kecil kami.

Pelajaran berharga dr peristiwa ini adalah di balik musibah dan masalah kita jd lebih banyak bersyukur dan lebih dekat denganNya.

Nasehat Bijak Tentang Pareto

Copas dari group

Ini  bagus untuk dibaca:                                 
Konon survey membuktikan:

1. Sebuah smartphone, 70% fiturnya tidak terpakai (mubazir).
2. Sebuah mobil mewah, 70% speednya  mubazir.
3. Sebuah villa mewah, 70% luasnya dibiarkan kosong.
4. Sebuah universitas, 70% materi kuliahnya tidak dapat diterapkan.
5. Seabreg kegiatan sosial masyarakat, 70% nya iseng tidak bermakna.
6. Pakaian dan peralatan dalam sebuah rumah, 70%nya nganggur tidak terpakai.
7. Seumur hidup cari duit banyak, 70% nya dinikmati ahli waris.

"Hidup ini seperti pertandingan bola"

Babak Pertama adalah masa muda. Menanjak karena Pengetahuan, Kekuasaan, Jabatan, Usaha Bisnis,  dsb.

Babak kedua adalah masa tua. Menurun karena Darah Tinggi, Trigliserid, Gula Darah, Asam Urat, Kolestrol, dsb.

Semoga  kita selalu waspada dari babak awal hingga akhir, dan berakhir dengan kemenangan…

Karena itu:
Tidak Sakit, juga Harus Check Up,
Tidak Haus, juga Harus Minum.
Tidak Galau, juga Harus Cari Solusi,
Benar, Juga Harus Mengalah.
Powerfull, juga Perlu Merendah,
Tidak Cape pun Perlu Rehat.
Tidak Kaya pun Perlu Bersyukur,
Sesibuk Apa pun, Juga Perlu Olahraga.

Sadarlah, Hidup itu Pendek, pasti ada Saatnya Finish!
Jangan tertipu dengan usia MUDA, karena syarat mati tidak harus TUA!

Jangan terpedaya dengan tubuh dan badan SEHAT, karena syarat mati tidak mesti SAKIT.
Teruslah berbuat baik, berkata baik, memberi nasihat yang baik, walaupun tidak banyak orang yang memahamimu.
Jadilah seperti jantung, dia tidak terlihat, tetapi terus berdenyut setiap saat hingga membuat kita terus hidup sampai akhir hayat.

AJAL Tak Mengenal Waktu, Usia, jadi...
Teruslah Berbuat Baik dan  Kebenaran terhadap Sesama.

Friday, December 11, 2015

Selamat Hari Guru

The mediocre teacher tells. The good teacher explains. The superior teacher demonstrates. The great teacher inspires.  ~William Arthur Ward

Guru yang sedang-sedang saja memberitahukan. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang ulung mendemonstrasikan. Dan Maha guru itu menginspirasi.

Selamat Hari Guru 25 November. Semoga kita bisa jadi guru yang baik, baik itu guru saat kita sebagai orang tua. Guru di sekolah. Guru sebagai pemerintah dan guru yg paling hebat adalah sang guru alam, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Rahajeng...

Thursday, December 10, 2015

Smartphone Effect

Efek smart phone dan social media:
- bangun pagi yg diambil duluan hp
- lebih sedikit orang bertanya karena orang lbh bnyk nanya mbah google
- jarang memakai mulut krn lbh bnyk komunikasi visual/text
- sakit leher dan tangan/jari
- beli online lbh mudah
- warnet wartel tutup
- banyak yg nyetir smbil nelfon atau WA an
- jarang nonton tv
- hoax makin mudah tersebar tp makin mudah jg ketahuan
- banyak yg nyelipin hp di antara helm kuping

Bersih-bersih Hari Minggu

Bersih bersih hari minggu
mappacakka esso aha'
Paiasson hari minggu
Besisimpun hari minggu
Resik-resik dino minggu
Masseroi allo minggu
Mareresik dina redite

Lupa

Kita hanyalah lupa. Lupa kalau motor itu ada lampu sign untuk berbelok, lupa kalo kita musti berhenti sejenak saat mau masuk di persimpangan jalan, bukan menerobos masuk tanpa babibu sehingga membuat rem pengendara di ujung sana berdecit dan mulut sopir mengumpat sejuta serapah. Kita hanyalah lupa jika pabrik handphone t'lah menciptakan hands free yg bisa dipake menelfon saat berkendara, bukan menyelipkan handphone di sela helm menempel di telinga atau saat nyetir satu tangan pegang handphone yg kadang membuat rem pengendara di belakangnya berdecit-decit pun disertai sumpah serapah. Kita hanyalah lupa jika kita sebaiknya berhenti sebentar untuk sekedar mengetik pesan, bukan satu tangan mengetik pesan saat nyetir ataupun naik motor yg belum lunas cicilan.

Kita hanyalah lupa kalau kita sering refleks buang sampah keluar jendela saat naik mobil di jalanan, semestinya kita simpan dulu di mobil utk kemudian dibuang di pom bensin terdekat atau ketika tiba di tempat tujuan.
Kita hanyalah lupa jikalau smart phone hanyalah alat promosi yg awalnya memberi gratis aplikasi kemudian meminta bayar ketika kita sudah keranjingan. Kita hanyalah lupa menaruh sejenak smarphone tatkala kita makan, saat buang air besar, tatkala bersendagurau dgn sahabat, bermain bersama anak atau bahkan ketika sedang menunggu, ya benar menunggu.

Konon menunggu yg indah adalah menunggu yg benar-benar menunggu, tanpa melakukan apapun, hanya menikmati detak detik jam di dinding, merasakan sejuknya udara yg keluar dari AC atau sekedar menikmati irama suara sepatu berdetak dari orang yg lalu-lalang kesana-kemari.

Duo

Kalo di kota besar jawa dan bali: dideket indomaret disitu ada alfamart. Di deket ATM BCA disitu ada ATM Mandiri. Kalo dibandung: di deket pom bensin pertamina ada pomp bensin Total ama Shell. Overdongkrak!

Penyebab Oil Price Decreased

Dari berbagai sumber artikel yg saya baca; ini 5 faktor penyebab harga minyak turun:
1. Stlh embargo, Iran kembali memasok minyak ke opec 1jt bpd
2. Shale oil sedang diproduksi besar2an di US
3. Ekonomi china makin baik shg makin sedikit demand minyak
4. Rusia mulai banyak memproduksi minyak
5. ISIS menguasai ladang minyak timteng dan menjualnya dgn harga murah

Nang Lecir dan Smartphone

Nang Lecir complain. Mobilnya hampir diseruduk sebuah motor. Setelah diteliti ternyata pemotor yg hampir menabraknya tangan kirinya sedang memegang hp.
"Saya bingung. Sekarang kok orang naik motor, nyetir mobil pake hp. Coba deh perhatikan jika ada mobil atau motor yg jalannya pelan tanpa sebab pasti orangnya lagi nyambi main hp. Entah jawab sms atau bbm.
"Hehehe," saya hanya tertawa
"Apa susahnya sih berhenti sebentar. Ini kan berbahaya buat pengendara lain."
"Hehehe," lagi lagi saya cuman ketawa.
"Smart phone but stupid people," protesnya dengan semangat berapi-api seperti pidato bung tomo pada masa kemerdekaan dulu.

Nang Lecir Antre Dokter

Nang lecir protes karena waktunya terbuang sia-sia.
"Masak antri dokter 2 jam konsultasinya cuman 5 menit," katanya protes.
"Dokter ngaret 2 jam ini ndak menghargai saya sebagai pasien," sambungnya lagi.
"Kali aja dia ada emergency Nang. Mungkin ada operasi atau panggilan mendadak," bela saya.
"Tapi kan bisa diinfokan ke kita. Kalau tahu ngaret saya kan bisa makan siang tadi. Udah perut keroncongan."
"Sabar Nang. Emang Nang mau konsultasi brp lama sih?"
"Udah gitu disuruh ngisi formulir secara manual lagi. Mustinya kemajuan teknologi informasi dimanfaatkan. Tinggal gesek eKTP semua data terdownload. Tak usah ngisi form bolak-balik. Buang-buang waktu."

Nang Lecir dan Produsen Mobil Dunia

Nang Lecir baru membaca bab pertama buku yg mengisahkan sebuah perusahaan otomotif dgn prestasi kelas dunia yg bisa memproduksi 3 juta kendaraan per tahun.
"Prestasi di mereka tapi kita di indonesia yg menikmati kemacetannya," seru nang Lecir.

"Tapi itu kan hanya efek negatif, Nang. Banyak efek positifnya dgn adanya kendaraan," sergah saya.

"Tapi gak usah gembar gembor jadi perusahaan hebat gitu. Disamping itu mereka harusnya juga meng-edukasi konsumen agar bijak menggunakan kendaraan. Gak sekedar menjual saja. Itu mah gampang. Tuh lihat betapa banyak pemotor yg tak tahu fungsi lampu sein. Produsen jg harus terlibat dalam, misalnya, membuat panduan berkendara di buku panduan penjualan."

"Skrg bukan jamannya customer adalah raja (customer service). Tapi customer adalah pasien (customer care). Kalo raja minta makanan enak, para pelayan membuatkan yg paling enak, tak peduli banyak kolesterol atau tdk. Tapi kalo pasien minta makanan enak, dokter akan membuat list mana yg boleh dan mana yg tidak."

Susahnya Dapat Barang Baru

Anak2 jaman sekarang bolehlah lebih bersyukur karena beli mainan makin mudah makin dimanjakan dengan mainan. Mulai dari mainan plastik2an hingga yg elektronik, termasuk gadget dan tablet di dalamnya.
Jaman saya dulu punya mainan sangat disayang dan dimanjakan. Ada rusak sedikit diperbaiki dgn hati2. Karena sangat susah minta lagi ke ortu. Bukan karena ortu mendidik agar kami tdk manja, tp memang kondisi ekonomi yg tdk memungkinkan. Jangan harap segera mendapat mainan baru jika rusak. Si bapak akan berusaha memperbaiki mainan yg rusak sekuat tenaga. Maka jadinya mainan bisa dipakai lagi. Saya sering mencari strategi agar mainan yg sdh lawas cepat rusak, biar dpt mainan baru. Tapi karena keahlian si bapak, mainan itu bagus kembali. Niat mempunyai mainan baru pun pupus.

Pakaian juga demikian. Jarang mendapat yg baru karena salah satu keahlian si bapak adalah menjahit. Misalnya jika ada celana sobek maka bukan langsung diganti tapi diperbaiki atau ditambal yg robek. Ini berlaku jg utk sepatu yang robek atau tas. Ya begitulah. Jangan berharap mainan baru, kreatifitas si bapak akan memupuskan harapanku sering2 dapat barang baru.

Wednesday, December 09, 2015

Petuah Bijak

Copas dari sebuah tempat.

* Membawa selusin bodyguard bukan jaminan keamanan. Tapi rendah hati, ramah, dan tidak mencari musuh, itulah kunci keamanan.
* Obat dan vitamin bukan jaminan hidup sehat. Jaga ucapan, jaga hati, istirahat cukup, makan dengan gizi seimbang dan olahraga yang teratur, itulah kunci hidup sehat.
* Rumah mewah bukan jaminan keluarga bahagia. Saling mengasihi, menghormati, dan memaafkan, itulah kunci keluarga bahagia.
* Gaji tinggi bukan jaminan kepuasan hidup. Bersyukur, berbagi, dan saling menyayangi, itulah kunci kepuasan hidup.
* Kaya raya bukan jaminan hidup terhormat. Tapi jujur, sopan, murah hati, dan menghargai sesama, itulah kunci hidup terhormat.
* Hidup berfoya-foya bukan jaminan banyak sahabat. Tapi setia kawan, bijaksana, mau menghargai, menerima teman apa adanya dan suka menolong, itulah kunci banyak sahabat.
* Kosmetik bukan jaminan kecantikan. Tapi semangat, kasih, ceria, ramah, dan senyuman, itulah kunci kecantikan.
* Satpam dan tembok rumah yang kokoh bukan jaminan hidup tenang. Hati yang damai, kasih dan tiada kebencian itulah kunci ketenangan dan rasa aman.
* Hidup kita itu sebaiknya ibarat “bulan & matahari”—dilihat orang atau tidak, ia tetap bersinar. Dihargai orang atau tidak, ia tetap menerangi. Diterimakasihi atau tidak, ia tetap “berbagi”.
* Jika kita bilang kita susah, banyak orang yang lebih susah dari kita. Jika kita bilang kita kaya, banyak orang yang lebih kaya dari kita. Di atas langit, masih ada langit. Suami, istri, anak, jabatan, harta adalah “titipan sementara”. Itulah kehidupan.
* Nikmatilah hidup selama kita masih memilikinya dan terus belajar untuk bersyukur dengan keadaan kita! Karena kita tidak akan tahu kapan Sang Pemilik Raga akan datang dan mengatakan pada kita, “Ini saatnya pulang!”Dan memaksa kita meninggalkan apa pun yang kita cintai, dan kita banggakan, serta sombongkan.

Tuesday, December 08, 2015

Penghasilan Petani Sawah 30 Are

Hasil ngobrol dengan petani yg punya 30 are sawah. Biaya operasional 1,5jt/30 are dpt panen gabah 30 x 300rb = 9jt. Bersih dipotong opex 6.5jt (3 bulan usia panen)

Biaya-biaya:
Traktor 20rb/are = 600rb
Nandur 15rb/are = 450rb
Mejukut 40rb/hari x 2hr = 160rb (2 orang/2 hari)
Rabuk 120rb (3x rabuk usia 12, 20, 40 hari)
Bibit 90rb (beli di awal utk luas 30 are)
Obat semprot 80rb (3 x semprot)
Total 1,5juta.

Manyi dilakukan oleh pembeli 30 are x 300rb = 9jt
Atau kira-kira kalau kalkulasi sendiri 80kg/are = 80 x 30 x 300rb = 7.2jt

Monday, December 07, 2015

Pupuh Ginanti

Pupuh ginanti merupakan puisi bali tradisional, yang  memiliki aturan yaitu dalam satu bait terdiri dari 6 baris, setiap baris terdiri dari 8 suku kata yang mengikutinya, dan masing-masing suku kata berakhiran dengan bunyi vocal tertentu. Adapun aturan dalam pembuatan pupuh Ginanti yaitu : 8u,8i,8a,8i,8a,8i.

Perjalanan Pulang

Perjalanan pulang selalu mempunyai energi melimpah. Meskipun naik boat 2 jam, naik bus 7 jam, naik pesawat total 2 jam, naik gojek 1 jam dan menghabiskan waktu di ruang tunggu selama 5 jam, karena ada delay pesawat.

Mungkin karena tiga hormon ini mengucur deras dalam darah: adrenalin, dopamin dan endorfin. Sungguh hebat jika kita bisa mengontrol ketiga hormon tersebut untuk mensupport kita, misalnya dalam bekerja. Produktifitas pasti tiada duanya.

West Seno Trip #2

November-December 2015

Trip ini adalah trip kedua dan karena masih atur-atur schedule saya hanya on duty selama 1 minggu. Trip kali ini pun spesial karena saya didaulat menyanyi sebagai bagian dari perkenalan. Pagi itu hari Minggu adalah sharing session semua pekerja di West Seno ikut termasuk para business partner. Dengan gitar dan harmonika saya ngeblues pagi itu dengan lagu Bento. Blues in the morning. Sudah lama sebenarnya tak tampil di depan umum bernyanyi tapi mungkin inilah awal mula lagi saya akan rajin main musik lagi.

Trip kali ini saya sempatkan lagi menelusuri pipa-pipa proses di FPU. Masih banyak yg harus segera dipelajari dan dikuasai. Beruntung rekan-rekan kerja semuanya mensupport setiap pertanyaan yg saya ajukan dengan lugu. Maklum anak baru musti rendah hati dan tidak sombong.

Setiap hari Rabu sore dilakukan house keeping atau bersih-bersih sore dan lebih banyak segregasi sampah. Sore itu dikagetkan dengan diaktifkannya emergency response team. Dua pekerja tampak telanjang dada dan hanya mengenakan celana kolor diantarkan crew boat dari TLP menuju FPU. Petugas dengan sigap membawa korban ke medic. Tangan korban tampak melepuh namun kami semua dalam tanda tanya, apa gerangan yg terjadi di seberang sana.

Akhirnya malam hari datang helikopter membawa korban ke Balikpapan untuk mendapat perawatan lanjutan. Malam itu pula malam terakhir sebelum esok saya musti off. Malam itu tidur dengan gelisah karena sudah tak sabar lagi ingin segera tiba di rumah.

Kamis pagi ini perjalanan dimulai jam 7 pagi dari West Seno menuju Lhok Tuan yang ditempuh sekitar 2,5 jam. Lanjut ke Samarinda trus ke Balikpapan. Tiba jam 4 sore dan lanjut lagi Citilink jam 6 menuju Surabaya. Trip kali ini maunya saya menginap semalam di Surabaya untuk melanjutkan penerbangan esok pagi ke Bali. Tapi beruntung Lion delay sehingga saya bisa go show beli tiket dan terbang ke Bali malam itu juga.

Safe trip! Semoga selamat sampai tujuan.

Trip 26 nov 2015 BPN-WSN
07-10.00 bpn-smrd
11.30-13.30 smrd-portal (jam 11 dah ready tp nunggu ada yg telat)
13.30-14.45 Portal-btg
15.00 - 17.15 Btg-wsn

TRIP WSN BPN 3 DEC 15
07.00-08.50  wsn-btg
09.00-12.00 btg-smd
1240-1540 smd bpn
18.30-1900 bpn-sby
20.30-22.45 sby-dps
23.00-23.45 dps-pandak

West Seno Trip #1

October 2015

Ini adalah trip pertamaku ke lokasi kerja yang Baru. Namanya West Seno. Perjalanan menuju lokasi ini hampir sama dengan lokasi kerjaku yang lama, Attaka Field. Dari Balikpapan harus naik bis selama kurang lebih 8 jam menyusuri Samarinda, Marangkayu dan lanjut ke Bontang menuju pelabuhan Lhok Tuan. Kemudian naik crew boat menuju arah timur selama 2,5 jam. Perlu total 10 jam menuju ladang minyak, demi sesuap nasi, "the me is three". Nah kalau West Seno arahnya ke timur, Attaka arahnya agak agak ke tenggara.

West Seno adalah sebuah floating production unit dimana semua fasilitas produksi minyak ini mengapung di laut. Berbeda dengan Attaka yg fix menancap ke dasar laut dengan kedalaman 50-60 meter. West Seno FPU "diikat" dengan 8 jangkar yang terbagi pada keempat sudutnya. Jangkarnya menancap di sekitar 1000 meter kedalaman laut. West Seno adalah fasilitas baru yang baru dibangun sekitar 2001, sangat berbeda dengan Attaka yang sudah dibangun sejak 1972, sudah tua, lebih tua dari usia saya. West Seno, karena baru, lebih bersih dibanding Attaka yang disana-sini berkarat.

West Seno adalah salah satu project deep water development di dunia dan satu-satunya di Indonesia. Perusahaan yang mengelolanya pun berbeda dengan Attaka. Tapi masih di bawah korporasi Chevron. Jika Attaka dikelola Chevron Indonesia Company (CICo), West Seno dikelola Chevron Makazzar Limited (CML). Suasana kerja di West Seno tidak jauh berbeda dengan Attaka. Karakter orang-orangnya hampir sama, ramah dan gampang bisa diajak kerjasama. Kesan pertama, disini kelihatan lebih disiplin dan taat aturan. Misalnya aturan tidak boleh memotret di area proses benar-benar ditaati.

Trip pertama ini benar-benar istimewa. Karena disambut dengan safety drill. Suara sirine meraung-raung dan para pekerja harus berkumpul di muster area di samping life boat. Life boat ada 2 dengan kapasitas masing-masing 50 passengers. Sesuai dengan jumlah maksimal tempat tidur yang tersedia di FPU. Hampir 100 orang sore itu berkumpul di muster point dan petugas membawa T Card deck, lalu masing-masing personel mengenakan life jacket dan mengambil T Card sesuai namanya. Jika ada yang tidak diambil berarti orang itu perlu dicari jangan-jangan terjebak dalam situasi gawat atau masih tidur, misalnya.

West Seno dibagi dalam dua area besar yaitu FPU (Floating Production Unit) dan TLP (Tension Leg Platform). Keduanya terapung di atas laut dan berjarak sekitar 200 meter. Di TLP sumur-sumur minyak memproduksi dan mengalirkan gas dan liquid. Kemudian di FPU minyak dan gas dipisahkan dalam beberapa proses. Minyak yg sudah benar-benar bersih dikirim ke Santan Terminal untuk dijual. Gas yang diproduksi sebagian digunakan sebagai fuel untuk generator, turbine compressor dan gas lift injection. Sisanya dikirim dengan turbine compressor ke Santan.

Pergantian pekerja (crew change) dilakukan setiap 2 minggu sekali, setiap hari Kamis. Jadi, tiap hari Kamis ada boat pp ke Lhok Tuan mengantarkan dan menjemput penumpang. Selain itu boat hanya ada di hari Senin dan Sabtu membawa material dan makanan. Selebihnya tidak ada boat. Jika di Attaka boat ada pp tiap hari antar jemput penumpang dari/ke Santan.

Saturday, December 05, 2015

Akademi Kereta Api

Pada perjalanan Balikpapan-Surabaya kemaren satu pesawat dengan 60 taruna Akademi Perkeretapian Indonesia (API) Madiun. API baru 2 tahun berdiri dan kini baru taruna angkatan kedua dengan total sekitar 200 orang. Konon kenapa API dibangun di Madiun karena disana ada INKA, Industri Kereta Api Indonesia. Biar dekat kalo kerja praktek kata taruna yang duduk di sebelah saya. Disamping itu dosen-dosennya kebanyakan karyawan INKA.

Malam itu mereka kembali ke Madiun sehabis melakukan kunjungan pendidikan ke departemen perhubungan Kaltim. Sebentar lagi Kereta Api trans Kaltim akan mulai dibangun, ground breaking sudah dilakukan. Di API ada 3 program studi yaitu bangunan, mesin dan manajemen. Ketika saya ngobrol lebih jauh, INKA Madiun pun ternyata sudah lama memproduksi kereta api bahkan banyak yang sudah diekspor. Kereta api yang kita gunakan banyak dibuat di INKA. Tapi selidik lebih jauh ternyata gerbongnya saja yg diproduksi INKA. Lokomotif tetap beli dari luar negeri dan rel masih mengimpor dari Jepang. Disitu saya langsung menyimpulkan kenapa tidak ada program studi desain kereta api di API. Bahan baku besi dan baja dari Indonesia, rel kita impor dari Jepang yg konon katanya miskin sumber daya alam. Ketika saya tanya si taruna dengan muka serius menjawab, "Kita masih susah membuat campuran baja yg pas buat rel."
Disamping untuk Kereta Api, mereka juga disiapkan menangani MRT yang akan beroperasi beberapa tahun ke depan di Jakarta. Semoga makin jaya Indonesia.

Saturday, November 21, 2015

Milestone of My Life

Lahir muda & inkubator Maret 1980
Nenek meninggal 1985
Sekolah TK 1986
Masuk SD 1987
Murid teladan & cerdas cermat TVRI SD 1992
Lulus SD 1993
Murid teladan & cerdas cermat TVRI SMP 1994
Belajar gitar 1995
Sekolah SMA & ngekos 1996
Kuliah & first time to Jogja 1999
Kakek meninggal 2000
Lulus D3 2002
FDT Unocal 9 June - 13 Sept 2003 (Cepu)
Naik pesawat pertama kali 2003 (JOG-SBY)
First time to Balikpapan 23 September 2004

First time to Attaka 27 Sept 2004 - Last time 19 Oct 2015

Hire Unocal 8 June 2004

Fotografi. Buy 1st camera June 2005
76 to Cvx 2005
First time to Jakarta 23 Sept 2005
Lulus S1 2006
Ibu meninggal 2007
Pacaran serius 2008
Nikah 2009
Bapak meninggal 2009
Nana lahir 2009
Buy house Denpasar 2010
Buy d300s camera 2011
Citta lahir 2011
366 photos in a year 2012
Buy land at Pesiapan 2012
Move to Planner November 2013
Buy Tiger & build Japs 2013
Buy mirroless camera 2014
Buy land Denbantas 2014
Singapore first time July 2015
Reorganisasi planner October 2015
Last trip to Attaka 19 Oct 2015
Move to WSN 1 November 2015
First trip to West Seno 9 November 2015

Thursday, November 19, 2015

Hidup Adalah Range

Hidup itu ada range atau ada batas-batasnya. Baik batas atas maupun batas bawah. Hidup harus diposisikan pada diantara batas yg t'lah ditentukan atau disepakati bersama, tak boleh kurang tak boleh lebih.

Hidup dengan segala batasnya bisa dianalogikan seperti sebuah tangki penampung minyak mentah di sebuah fasilitas pengeboran lepas pantai, dengan segala safety device di dalamnya. Agar bekerja normal, tangki dijaga dan dikendalikan oleh sebuah kontroler tekanan, level cairan dan bahkan suhu. Semua variable itu pun dioperasikan dalam range tertentu, ada batas atas dan bawahnya. Jika kondisi operasi mendekati batas yg telah ditentukan maka akan ada alarm yg dibunyikan secara otomatis. Jika kondisi tetap tak terkendali oleh kontroler maka proses akan dimatikan karena jika dilanjutkan akan membahayakan keselamatan dan dampak lebih jauh pencemaran lingkungan.

Demikian halnya dengan hidup. Kita secara sadar menjadi pengendali segala yg ada dalam tubuh dan kehidupan kita. Jika tubuh dioperasikan di luar kemampuan tubuh, maka tubuh kita akan bereaksi berupa sakit atau bahkan kematian.

Perantau dari Pandak Gede

Read magazines you don’t usually read. Talk to people who you don’t usually speak to. Go to places you don’t commonly visit. Disrupt your thinking so it stays fresh + hungry + brilliant.
#robinsharma

Menurut cerita dari kelihan dines, 60-70% penduduk kampung saya Pandak Gede adalah perantau, termasuk kakek dan orang tua saya. Sebagian besar diantara mereka tentunya adalah pedagang ulet dan tangguh dan rata-rata sukses. Ukuran kesuksesan tentu tidak selalu kaya raya. Namun bisa dikatakan mereka adalah orang-orang from zero to hero. Merantau cuma berbekal kresek, pulang bawa tas.

Kebanyakan orang Pandak Gede merantau ke arah barat dan barat laut seperti Bajera, Negara hingga Seririt dan Pupuan. Disana biasanya mereka berbaur dengan penduduk setempat dan mayoritas menjadi pedagang di pasar. Pada daerah tertentu konon menurut cerita tetua saya, mereka kadang menjadi volunteer dibukanya sebuah pasar di sebuah desa. Seperti di pasar Seririt misalnya.

Mungkin karena merantau mereka mau tidak mau harus bekerja keras dan semangat tinggi untuk bertahan hidup. Sehingga apa yg dicita-citakan berhasil digapai dengan kerja keras. Satu hal yg perlu kami teladani sebagai generasi penerus adalah gaya hidup mereka tetap sederhana, seberapapun kesuksesan mereka. Payuk prungpung misi berem.

Planner & Scheduller

Ketika menemukan buku warisan kakek beberapa bulan lalu membuat mata saya terbuka, pekerjaan kakek salah satunya adalah ahli kalender Bali. Disamping itu beliau adalah salah satu yg menguasai cara menentukan hari baik dan tentunya berhak memutuskan kapan dan dimana sebuah upacara bisa dilakukan. Kini yg "mewarisi" ilmu tersebut adalah Paktu dan Paktut Wanda, namun mereka mengaku tidak mewarisi semuanya, hanya sepotong-sepotong.

Ketika saya telusuri lebih jauh, pekerjaan kakek adalah sama halnya dengan pekerjaan planner & scheduller pada kehidupan modern kini. Pemilihan hari baik itu ternyata lebih tepat disebut pemilihan waktu dan tempat yg tepat dengan berbagai pertimbangan. Karena waktu itu manusia sangat akrab dengan alam maka salah satunya faktor utama yg menjadi pertimbangan pemilihan hari baik adalah keadaan alam. Scheduller tradisional ini juga merencanakan agar satu kegiatan tidak bertabrakan dengan kegiatan lainnya.

Entah nasib atau jalan hidup saya, kini saya juga berkecimpung pada kegiatan yg berhubungan dengan planning & schedulling di tempat saya bekerja. Yang jelas saya musti belajar banyak ke kakek saya dalam hal planning n schedulling tradisional. Karena ilmu itu tak pernah diajarkan di sekolah manapun juga di lembaga manapun.

Good Bye Attaka, Welcome West Seno

Attaka Field 27 Sept 2003 - 19 Okt 2015 thanks for amazing journey. 12 tahun 22 hari.

Setelah menunggu surat pindah tugas, akhirnya per tanggal 1 November saya resmi move on ke West Seno. Mustinya on board per tanggal 5 November namun karena kendala abu vulkanik Rinjani menutup bandara Ngurah Rai, on board saya ke West Seni ketunda hingga Senin 9 November 2015. Selama menunggu saya ngantor di Santan Terminal.

Hingga hari ini saya belum melayangkan email mohon pamit kepada keluarga besar Attaka. Saya merasa enggan berpisah dengan rekan-rekan yg sudah saya anggap seperti keluarga.

Mudah-mudahan suasana dan tempat yg baru memberi saya semangat baru untuk belajar hal-hal yang baru.

Monday, November 09, 2015

Citta Wimala 4 Tahun

Selamat ulang tahun ya putriku Kadek Nacitta Wimala. Semoga makin pintar, makin rajin, tetap sehat dan ceria. Tetap manis dan imut. Mudah-mudahan katosnya sedikit berkurang.

Sedikit sedih karena sebulan terakhir dia mogok sekolah entah karena apa. Mungkin dia bosan. Alasannya selalu capek setiap bangun pagi ketika disuruh mandi sebelum berangkat sekolah. Mungkin juga kami terlalu kecil menyekolahkannya. Tapi yg paling penting adalah ia tetap sehat dan ceria. Mudah-mudahan seterusnya.

Sunday, November 08, 2015

Roda Emosi Plutchik

Menurut Plutchik ada 8 emosi dasar manusia. Emosi dasar ini difilmkan dengan ciamik dalam film Inside Out yg dirilis bulan lalu. Anak-anak saya senang sekali menonton film ini. Bahkan beberapa kali diulang-ulang menonton di rumah. Namun dalam film ini hanya ditampilkan 5 emosi yakni joy, sadness, disgust, fear dan anger. Trust, anticipation dan surprise tidak ditampilkan.

Negara Sedang Krisis

19 orang sahabat menjadi penyelamat sahabat yg lain dengan dipindahkannya mereka ke kantor pusat. Kemudian awal November ini mendapat kabar bahwa akan ada sekitar 12 orang lagi yg bakal dikantorkan pada bulan Desember nanti. Beberapa sahabat kontraktor kontraknya tidak diperpanjang alias dirumahkan. Angka PHK di Indonesia menurut versi pemerintah adalah 45.000 orang.

Semuanya akibat krisis dunia, nilai dolar merangkak naik dan harga minyak mentah dunia turun hingga angka di bawah US$50. Ribuan karyawan minyak di dunia tlah dirumahkan. Beruntung di Indonesia masih dilindungi oleh aturan pemerintah dalam hal ini diwakili SKK Migas. Mudah-mudahan harga minyak naik lagi sehingga setidaknya tak ada lagi mendengar cerita gajinya dipangkas atau bahkan sampai di PHK. Semoga.

12 Pesan Nang Lecir

Just read...

Thursday, November 05, 2015

Nana Ultah 6

Selamat Ulang Tahun putriku. Semoga makin pintar, makin cantik, makin rajin sekolah, dengar nasehat orang tua dan taat beragama.

Tak terasa hari ini 5 November 2015 Nana sudah berusia 6 tahun. Waktu berjalan sungguh cepat. Semoga semuanya tetap berjalan lancar dan selamat dalam lindungan Hyang Widhi Wasa. Astungkara.

Rinjani Volcano Eruption

Perjalanan kali ini cukup menantang. Dari cerita nge-Gojek pertama kali hingga bertemu Kepala Kantor Pajak Tabanan di bus jurusan DPS-SBY tadi malam.

Sehari sebelum Nana ultah, Rabu 4 November 2015 jam 6 pagi-pagi saya sudah selesai mandi dan sembahyang. Siap-siap berangkat menuju bandara dengan nebeng bersama Iin ke Banjar Semer, Kerobokan. Di Alfamart saya duduk sambil mengorder Gojek. Tak sampai semenit ada telfon masuk dan ternyata gojek yg bernama Suroto akan mengantar ke bandara dengan biaya 15.000 saja. Saya kasih lebih karena service-nya exceed requirement.

Dengan langkah mantap saya menuju terminal keberangkatan domestik Ngurah Rai Airport pagi itu sekitar jam 9. Namun perasaan mulai tak menentu ketika dari jauh terlihat banyak orang duduk-duduk di depan pintu masuk. Tidak seperti biasanya. Benar saja. Ternyata sejak tadi malam bandara tutup hingga esok pagi jam 8.45 karena debu erupsi Rinjani terbang ke arah barat. Membuat 3 bandara lumpuh total. 300 lebih flight cancel. Parahnya kenapa saya yg merasa selalu update informasi via dunia maya tak tahu lebih awal berita itu. Saya memilih pulang ke rumah pagi itu setelah dapat info bisa refund tiket dimana saja di seluruh Indonesia.

Saya pun pulang naik ojek bandara dengan ongkos 120rb perak sampai Pandak Gede. Istri saya booking bus gunung harta sore nanti ke Surabaya. Setiba di Pandak saya langsung menuju Kediri untuk bayar tiket bus seharga 180rb. Kemudian balik Pandak lagi. Kaki saya lemas, semangat jadi lenyap terbang bersama debu Rinjani. Namun kehadiran istri dan si kakak-adik Ranacitta selalu kembali menguatkan saya. Siang itu pula ada kadek dan keluarga main ke rumah. Ngerujak bersama sambil menanti keberangkatanku sore nanti.

Jam setengah 6 sore saya tiba di pool bis, diantar Wanda. Jam 18.30 bis berangkat menuju barat mengejar matahari terbenam. Disinilah cerita dimulai. Di samping saya duduk ternyata Kepala Kantor Pajak Tabanan. Cerita pun panjang lebar dari cerita urusan negara hingga cerita anaknya yg jadi bintang film Janji Hati atau Janji Suci ya? Saya jadi lupa. Anaknya bernama Erma bla bla bla. Lupa.

Sepanjang jalan hingga Surabrata kami ngobrol, atau lebih tepatnya saya seperti mendengarkan bapak, yg mengaku bersih korupsi ini, berceloteh tentang pajak hingga perlakuan kurang nyaman dari orang Bali terhadap dirinya sebagai pendatang. Sedikit SARA tapi untuk menambah wawasan tak ada salahnya. Perjalanan pun berjalan lancar hingga akhirnya menyeberang selat Bali. Makan di warung sekitar Situbondo. Kemudian kami tiba subuh-subuh di Surabaya jam 4 WIB. Saya naik taxi ke Juanda selama sekitar 20 menit. Ongkosnya 71rb perak.

Tiket saya yg cancel dari DPS-BPN via UPG juga tidak bisa saya refund di Surabaya karena konon katanya tiket masih status checked-in di Bali. Saya minta tolong Santi refund di Bali namun tidak bisa juga karena harus dilakukan pemilik tiket langsung. Akhirnya saya coba cancel via call center dan ternyata bisa. Namun karena saya beli via Traveloka saya harus refund lewat travel agent. Saya pun call traveloka, disarankan mengisi form refund online. Proses refund memakan waktu 30-90 hari kerja (di luar hari Minggu dan hari libur).

Maksud hati merubah jadwal tiket saya maju ke jam 6 tak tepenuhi karena flight pagi itu full.
Akhirnya saya pasrah saja ikut flight JT264 jam 8.30 dari Surabaya. Tiba di Balikpapan sekitar jam 11 siang lalu langsung mencarter innova menuju Santan. Niat mengejar boat menuju WSN pupus sudah. Dan ini harusnya trip pertama saya ke WSN setelah mendapat surat pindah minggu lalu. Kesan pertama malah bikin ulah.

Total perjalan saya 24 jam plus perjalan cancel dari bandara ke Pandak PP 4. Jadi total 28 jam. Kediri-Surabaya memakan waktu 9.5 jam. (18.30 - 04.00). Total waktu tempuh Kediri-Gilimanuk 4 jam 18.30 - 23.30). 

Dan malam ini saya menginap di Santan untuk menunggu boat ke WSN pada hari Senin sore karena 3 hari ini kanal sedang low tide. Saya bakal 3 hari ngantor di Santan Terminal. What a wonderful journey ever.

Thursday, October 29, 2015

Teknologi Mengalahkan Budaya

Menurut pengamatan Nang Lecir: teknologi akan menyisihkan budaya tradisional kita yang cinta gotong royong.
Contohnya. Kalau ada mesin pengiris bawang otomatis atau mesin parutan kelapa dengan teknologi nano atau pencabut bulu ayam berbasis komputer akan menghilangkan gotong royong orang Bali. Kegiatan 'ngayah' dan 'ngopin' akan hilang.

Atau jangan-jangan akan ada anak muda Bali yg inovatif yang bisa menciptakan mesin pembuat canang sari dgn kecepatan produksi 100 canang per menit, misalnya. Maka ibu-ibu paruh baya tetangga Nang Lecir akan benar-benar kehilangan pekerjaannya.

Bali Bandara Terketat

Dari beberapa bandara yg pernah saya lewati, Ngurah Rai termasuk yg paling ketat. Ikat pinggang dan jam tangan kini minta dilepas saat memasuki x-ray. Surabaya termasuk yg paling longgar.

Beberapa minggu lalu ketika saya berangkat ke Balikpapan, saya diminta bolak-balik oleh si mbak petugas x-ray Bandara Ngurah Rai karena selalu bunyi "titttt". Semua sudah diperiksa dan diraba oleh mbaknya, namun masih saja bunyi. Tiba-tiba saya ingat, "Oya.. yg bunyi itu mungkin semangat saya mbak. Semangat saya kan terbuat dari baja."

Si mbak tersenyum kecut dan akhirnya mempersilahkan saya pergi... hihihi...

Lomba Ceki, Mancing dan Layangan

Yen menurut pengamatan Nang Lecir liunan lomba-lomba di Bali yen sing lomba layangan, lomba mancing ajak lomba meceki. Kuangan lomba tajen gen biin besik. Biar lebih kekinian lomba-lombanya diberikan sentuhan modern. Lomba layangan harus agak inovatif misalnya layangan yg dilombakan bisa dirakit di tempat agar tidak mengganggu lalu lintas saat mobilisasi (knock down). Layangannya juga dibuat se-aerodinamis-mungkin agar bisa diterbangkan hanya 2-3 orang saja.

Lomba mancing pun perlu inovasi. Tidak cuman mancing lele atau mancing air deras. Sekali-sekali mancing hiu, paus atau mungkin lumba-lumba. Lomba meceki pun sebaiknya ada unsur religi atau sosial. Misalnya seluruh dana yg terkumpul digunakan untuk sumbangan ke panti asuhan atau membangun tempat ibadah. Jadi lomba2 yg dilaksanakan nggak murni buat nyari untung materi, tapi musti lebih kepada keuntungan non materi.

Orang Gila di Pasar Bajera

Dulu waktu saya kecil di Bajera, kami mengenal 3 orang yg agak kurang waras alias sedikit gila. Tiga2nya suka "mangkal" di pasar bajera. Yang pertama adalah I Gembring (kami menyebutnya demikian). Dari namanya sudah ketahuan kalo tampilannya acak2an. Rambutnya keriting tak terurus. Hobinya mengumpulkan barang bekas apa saja. Entah ia bawa kemana dan digunakan untuk apa, hingga saya tamat SMA misteri itu belum terpecahkan.

Orang gila nomor 2 adalah Sakura. Kami menyebutnya demikian karena meskipun ia agak kurang waras namun ia suka bersolek ala gadis sakura, dgn dandanan menor dan pupur berlebihan. Kami anak2 kecil biasanya meneriakinya "Sakura!!" kemudian lari sekuat tenaga sebelum dikejar dan diomeli dgn kata2 kasar level paling rendah. Oleh karena itu jika ada diantara teman kelas kami waktu SD suka pake pupur kebanyakan hingga warna kulitnya yg sawo matang tersamarkan, biasanya kami mengoloknya "sakura".

Orang gila nomor 3 adalah Dewo Rewo. Mungkin dulu ia adalah mantan tentara perang kemerdekaan. Karena setiap "mangkal" di pasar bajera, ia selalu mengenakan seragam veteran lengkap dengan topi berisi simbol garuda pancasila. Biasanya orang2 oportunis memanfaatkannya untuk meminta nomor kode buntut (waktu itu SDSB). Kode buntutnya pernah tembus 2 bahkan 3 angka. Kami yg anak2 kecil biasanya meminta pak Dewo Rewo menyanyi. Lagunya lagu2 perjuangan yg ia nyanyikan dgn semangat ampatlima. Bisa diduga jika ada diantara kami yg bertingkah agak aneh dan mengarah ke gila, kami menjulukinya dewo rewo.

Ada satu kata sandi untuk menyatakan orang gila yaitu 87 (lapantuju), karena berdasarkan buku primbon kode buntut untuk orang gila adalah nomor 87.

Thursday, October 22, 2015

Bahasa Bali Mirip Bahasa Jawa

Beberapa kata dalam bahasa Bali sama baik ucapan maupun ejaannya dengan kata dalam bahasa Indonesia atau Jawa. Berikut beberapa diantara yg saya ingat:

Kata = bahasa bali // bhs jawa/indonesia
Gedang = pepaya // pisang
Sebel = berhalangan // marah
Kenyang = berdiri // perut penuh
Gelem = sakit // mau
Jangan = sayur // tidak
Budal = pulang // pergi
Mbok = kakak perempuan // ibu
Mbah = nenek // kakek+nenek
Liang = gembira // lubang
Wayah = kakek // cucu
Cokot = pegang // gigit
Butuh = buah peler // perlu
Banten = sarana upacara // nama propinsi
Beli = kakak laki // lawan jual
Tiang = saya dlm bhs bali alus // orang dlm bhs jawa.

Manusia Didesain untuk Bergerak

Manusia didesain utk bergerak. Kalimat ini muncul begitu saja saat saya jalan kaki pagi kemaren di Kebilbil. Dari setiap artikel kesehatan atau pesan kebugaran selalu menyarankan agar kita berolahraga dan bergerak setiap hari. Ada yang menyarankan 10.000 langkah per hari.
Tuhan mendesain tubuh manusia untuk selalu bergerak secara aktif. Namun efek samping kemajuan teknologi adalah menciptakan alat yg membuat manusia cenderung tidak bergerak bahkan duduk seharian. Sebut saja mulai dari adanya komputer, sepeda motor hingga remote control. Disamping banyak manfaat positifnya alat-alat ini juga menyebabkan manusia jadi malas bergerak.

So, kita sudah tahu sumber penyebab bahaya dan kitapun sudah tahu seberapa sering kita harus bergerak setiap hari. Tinggal prakteknya saja yg harus kita tingkatkan. Yuk tetap bergerak!!

Dikira Orang Chinese

Tadi pagi, ketika saya duduk di pojok sebuah tempat ngopi di sudut Juanda airport datanglah seorang perempuan berusia sekitar 23 tahun dengan membawa selembar kertas bertuliskan logo A eN dan Zet. Tanpa saya komando ia nyerocos hingga saya tak kuasa menyetop kata-kata promosinya. Sepertinya ia sudah belajar hypnoselling agar jualannya laku keras.
"Ko, sudah pakai kartu kredit apa saja?" Ciehhh... saya dipanggil koko. Perasaan saya campur aduk. Antara senang, sedih dan  sekaligus curiga. Senang karena pagi itu saya kelihatan lebih putih dan sipit. Sedih karena pasti si mbak lupa pake kacamata. Curiga ini pasti trik politiknya saja.


"Ini tawaran kartu kredit bla bla bla bisa gratis starbuck."
"Wah saya ndak biasa ke setarbak. Biasa ngopi di rumah bikinan istri tercinta," kilah saya untuk menutupi kenorakan saya.
"Tapi ini juga ada promosi bla bla bla... bisa gratis bla bla bla...," bujuknya pantang menyerah. Dalam waktu 2 menit sepuluh detik si mbak nyerocos tanpa henti. Belasan alinea keluar dr mulutnya. Puluhan kalimat keluar dr bibirnya. Ribuan kata muncrat dari mulutnya dan jutaan huruf berhamburan dari bibirnya. Lebay banget. Kemudian saya interupsi dgn 1 kalimat tanya.
"Mbak, ada ndak yg bisa kasi gratis tiket pesawat pp balikpapan-denpasar selama setahun?" si mbak senyum kecut sambil nahan kentut. Tapi beda ceritanya kalo yg ditawarin jomblo mania, ngarepnya pasti gini, "Mas, ada tawaran kartu kredit. Plus bonus ngawinin saya seumur hidup, loh!"

Kemudian sayup-sayup terdengar suara panggilan. Tukang panggil penumpang pesawat ini pasti mantan MC konser musik rock.
"Para penumpang Lion Air dengan nomor penerbangan je te sembilan dua dua tujuan Denpasar silahkan naik ke atas panggung."
Segenap penumpang yg memenuhi ruang tunggu tertawa bersama selama 2 menit 10 detik. Sekian terima kasih.

Monday, October 12, 2015

Nana Menolak Ikut Lomba

Beberapa hari lalu Nana beberapa kali diajak ikut lomba mewarnai namun ia selalu menolak. Enggak seperti biasanya, dia selalu antusias untuk ikut lomba. Lagian ia sudah 2 kali terpilih menjadi juara untuk lomba di area kabupaten Tabanan.

Selidik punya selidik ternyata ada satu sebab. Salah seorang teman mewarnai akrabnya berkata padanya jika dia tidak mau ikut lomba karena takut kalah. Wow.... menarik.
Di saat di rumah kita sudah memotivasi anak kita dan selalu memacu agar semangat mengikuti segala sesuatu yg menjadi hobby-nya, diruntuhkan oleh hanya satu kalimat, dari sobat akrabnya.

Ya benar. Kita harus selektif memilihkan teman untuk anak kita karena teman akrab adalah teman yg paling berpengaruh terhadap perkembangan anak kita. Jika si anak lebih mendengarkan apa kata temannya, berarti pengaruh kita masih kurang kuat ke si anak. So tugas kita adalah memperbaiki cari memotivasi anak kita. Untuk kasus Nana ini saya masih trial untuk solusinya. Tidak mungkin rasanya memutus tali pertemanan mereka. Yang bisa kami lakukan sebagai orang tuanya adalah segera menyatakan bahwa sikap temannya itu salah.

Setelah membujuk dan menyatakan bahwa dalam lomba, kalah dan menang itu hal yang biasa. Yang penting kita sudah melakukan yg terbaik semampu kita.
Surprise. Akhirnya tanggal 27 September kemaren Nana mau lagi ikut lomba mewarnai di Gedung Marya yg diselenggarakan oleh Gunung Harta. Meskipun tidak juara tapi kami senang motivasi kami setidaknya berhasil mengembalikan kepercayaan dirinya.

Thursday, September 17, 2015

Goodbye Attaka

Tanggal 1 September adalah hari paling bersejarah dalam sejarah kerja saya selama 11 tahun terakhir. Telah diumumkan 9 orang planner yg akan mendapat giliran untuk bekerja di pasir ridge dan "rela" tunjangan lautnya dipotong 46.25%. Nilai yang fantastis terutama jika kawan-kawan sudah pada mengalokasikan gaji sebelumnya untuk hal-hal tertentu, misalnya mencicil rumah, mobil atau apapun. Tapi orang bijak mengajarkan: semua itu harus dijalankan dengan ikhlas. Rejeki sudah ada yang ngatur.

Keputusan ini diikuti dengan isu akan pindahnya aku ke west seno untuk back to back dengan Anang Susila di sana. Namun hingga hari ini surat pemindahtugasan saya belum juga keluar. Email sudah saya obok-obok tak satupun email yang menyatakan pindah. Gengsi dong jika saya tanya langsung ke mandor :)

Pada trip kali ini saya hanya 5 hari bekerja di Attaka karena akan ke pasir ridge untuk training LDSS pada tanggal 14-18 September. Hari-hari terakhir membuat saya sedikit galau karena jika memang efektif 1 Oktober pindah maka ini adalah perjalanan terakhir saya ke Attaka. Sebelum pulang kemaren bersama mas Gatot saya diminta ketua panitia menyiapkan acara peringatan malam 17an yang menampilkan berbagai lomba mulai dari stand up comedy, lypsinc combat dan kuis pesona spesial.

Hampir 12 tahun sudah saya bekerja di Attaka. Tepatnya hari Jumat, 27 September 2003 kami FDT-2 pertama kali datang ke Attaka dengan naik pesawat dash-7 menuju Santan dan diantarkan boat Sarah-Indriani ke Attaka Raya. Begitu banyak kenangan tercipta selama bekerja, mulai dari Production hingga Oscar Platform, dari Foxtrot hingga STS, dari Turbine Compressor hingga stainless steel tubing 1/4 inch dan seterusnya. Jutaan tangga, ribuan hand rail dan ratusan kali perjalanan darat, laut, udara menghiasi cerita kita sejauh ini.

Jika memang 13 September ini adalah trip terakhir dan trip depan sudah ke West Seno, maka 12 tahun kurang 2 minggu saya t'lah bekerja di Attaka. Suka duka susah gembira bercampur jadi lukisan cerita selama itu. Semoga di tempat yang baru saya bisa mengikuti irama kerja dan tetap mendapat suasana segar untuk menapak karir yang masih panjang.

Mengutip komentar seorang manager, "Tak ada yg permanen di dunia ini. Semuanya temporary." Segalanya bisa berubah, siapa saja bisa dipindah dan seorang sahabat nyeletuk asal, "Yang lain tunggu giliran saja."

Training LDSS

Ini adalah trip kedua saya ngantor di pasir ridge. Jika trip bulan lalu (10-21 Sept 2015) adalah training for the trainer maka sekarang (14-18 Sept 2015) bagian saya mentraining the end user. Pada trip lalu selama 2 minggu training saya sempat melewati long weekend karena hari senin adalah 17 agustus. Makanya pada hari libur sabtu minggu dan senin saya tetap ngantor. Spesial untuk hari seninnya saya mengikuti kegiatan lomba dalam rangka 17-an di lapangan bola pasir ridge, tapi sebatas foto-foto yang akan saya ikutkan lomba foto dalam rangka 17-an.

Suasana ngantor di hari weekend sangat menyenangkan karena sepi dan sangat tenang. Pagi2 saya sudah ke pasir ridge ditemani Anton dan ngantor di area komputer dekat HR dan pada hari kedua saya pindah ke area dekat boss. Suasana pagi-pagi sungguh elok, matahari menerobos sela pepohonan besar dan suara burung berkicau memecah heningnya pagi. Suasana pagi yg kontemplatis.

Training for the trainer memakan waktu total 9 hari. Trainernya adalah Ajith, Bob dan Kelly. Kelly memberikan tips2 cara mengajar agar menarik dan efektif. Kami juga berlatih mengajar pada sesi akhir minggu. Selama training saya menginap di tempat biasa, suraton dan mengisi waktu selepas training dengan menonton film atau makan malam dengan Anton. Ke kantor saya biasa naik angkot dan menyambung dengan shuttle bus menuju ke atas. Jika ngantor di hari weekend saya kadang naik taxi yg hanya ditempuh dalam 8 menit sejauh 4.2 km. Kadang pula saya jalan kaki dari bawah menuju puncak hitung-hitung sekalian olah raga.

Pada trip kedua kini saya kebagian mengajar di kelas end user training. Saya kebagian 5 hari saja dari total 4 minggu/batch schedule. Suasana training menyenangkan dan lancar. Training hari ke-1 dan 2 dipenuhi peserta sebanyak 16 pax. Hari ketiga hanya 4 dan setelah itu 7 pax. Peserta antusias mengikuti setiap latihan.

LDSS akan go live pada tanggal 5 Oktober 2015 dan soft golive pada 21 September 2015 di south area. Pada trip kali ini juga bertepatan dengan training teman-teman O&M PSA dan OP jadi di tempat makan di PRCC dipenuhi kawan-kawan dari field. Di kesempatan ini saya bertemu dengan Pak Prayitno dan Taufandas. Saya juga berkesempatan mengambil tas kamera di Pak Sony sebagai souvenir CPC. Sebenarnya suasana kerja di kantor itu menyenangkan, pertama karena tidak ada suara bising dan juga suasana tidaklah terlalu grasa-grusu seperti jika kita bekerja di lokasi. 

Di sela-sela istirahat mengisi training saya dikagetkan oleh kabar via whatsapp dari istri saya. Setelah melakukan test pack, 17 September istri saya positif hamil untuk anak ketiga kami. Bahagia bercampur gembira menghilangkan segala macam pikiran yg sedang berkecamuk. Mungkin ini arti mimpi saya ketemu bapak-ibu beberapa hari lalu. Semoga semuanya lancar ya... astungkara.

Tuesday, September 15, 2015

Nang Lecir Unfriend Facebook

Pagi ini cerah. Langit biru tanpa awan sedikitpun. Nang Lecir nyeletuk disela-sela nyeruput kopi luwaknya di sebuah warung kopi depan sekolah.
"Saya mau meng-unfriend beberapa teman facebook saya."
"Kenapa Nang?"
"Statusnya bernuansa negatif dan terlalu mengarah ke SARA," lanjutnya.
"Biarin aja nang. Ntar juga sadar sendiri."
"Tapi kan lebih baik menyebarkan berita kebaikan yg lebih berguna dan tdk merusak mood makan saya setiap kali buka facebook."
"Hehe... harus ada yg begitu Nang. Harus ada yg menjadi bagian tukang kritik."
"Tapi kan ini arahnya sudah menghina bahkan bisa memicu pecah belah bangsa dan negara," ujarnya berbusa-busa.
"Nang. Kalo di film tdk ada peran antagonis, gak seru Nang. Harus ada yg menjadi penjahat agar yg baik jd makin kelihatan baik."
"Maksudnya kamu setuju kalo bangsa kita jadi terpecah-belah?"
"Eee... kita ngomongin apa sih? Ngomong negara atau ngomongin film? hehehe..."
Obrolan kami terputus karena ternyata sudah jam 9.30, jam keluar kelas.

Nang Lecir Pakai Google Traffic

Pagi ini agak mendung. Awan cumulonimbus abu-abu menutupi sebagian langit bagian barat. Namun matahari kadang-kadang mengintip dari langit timur. Setiba di sekolah, Nang Lecir langsung menghampiri saya dan bercerita, katanya kemaren dia terhindar dari terjebak macet di kota. Gara-garanya dia sekarang bisa memantau kondisi lalu lintas dari google traffic.

"Seandainya lampu merahnya mau kerjasama dgn google traffic, pasti jadi lebih asik," ujar Nang Lecir bersemangat.
"Kenapa maksudnya, Nang?" tanya saya.
"Lampu merah dibuat lebih pintar. Lama ndaknya nyala tergantung dari padat tidaknya sebuah ruas persimpangan."
"Trus..."
"Jadi kalo dari arah timur lagi sepi, lampu hijaunya nyala lebih sebentar daripada dari arah barat yg lebih ramai orang brgkt kerja."
"Bener jg kata, Nanang. Tapi gimana caranya mewujudkannya Nang?"
"Ahhh... gak usah susah. Skrg kan bnyk mahasiswa elektro dan IT yg katanya nganggur. Tuh ada bnyk peluang bisnis sebenarnya."
"Iya Nang. Tapi masuk birokrasi katanya susah."
"Nah kalo urusan birokrasi Nanang kurang tau. Karena sdh lama Nang tdk berurusan dgn birokrasi."

NanaCitta Mau Kuliah di Luar Negeri

Pagi ini begitu cerah. Awan-awan stratokumulus bergelayut putih mengisi sekitar 20% saja langit yg pagi ini biru agak cyan. Dalam perjalanan nampak 2 petugas lalu lintas sedang berusaha mengatur laju kendaraan sembari sesekali mengeluarkan smartphone dari balik saku baju seragamnya. Mungkin ia sedang menunggu mention followernya di twitter. Bisa jadi sedang buka-buka line atau melihat kali aja ada posting path yg di like friend-nya. Eh bisa jadi juga ia sibuk membaca komen status facebooknya yg berisi cerita bakal calon bupati baru. Atau jangan-jangan ia nyambi jualan online via instagram, mengecek apakah hastag powerfull yg ia test tadi malam berhasil mengundang calon pembeli ke account online shop-nya.

Di sela-sela keheningan pergantian lagu "All about that Bass" ke lagu "Shake it Off", Nana tiba-tiba nyeletuk,
"Nanti Nana pokoknya mau kuliah di amerika!!" "Kenapa?" tanyaku kaget.
"Biar bisa ketemu Anna Elsa di film frozen," jawabnya polos. Aku kaget lagi. Ehh...tiba-tiba adiknya, Citta nyeletuk tanpa sebab.
"Kalo aku nanti mau kuliah di jepang aja. Biar ketemu doraemon." Aku makin kaget. Mereka baru 5,5 dan 3,5 tahun, sudah kena racun film-film impor. Sapa yg salah? Ya salah orang tuanya lah. Moso salah presiden... :)

Nang Lecir Bicara Apebede

Pagi ini cerah. Petugas lalu lintas sibuk melambai-lambaikan tangan mengajak pengendara agar maju lebih cepat. Tak disuruhpun mereka pasti jalan kalo lampunya ijo, gumamku dalam hati. Barangkali pak petugas lebih baik berjaga di persimpangan yg gak ada traffic light-nya.... bla bla bla.... Ahh sudahlah...
Setiba di sekolah dan melepas anakku di pintu pagar, Nang Lecir yg dari tadi bengong tiba-tiba menghampiriku dan berceloteh, "Tahu nggak apbd kabupaten kita itu 1,2T. Tapi kenapa jalannya masih banyak rusak?" ujarnya hingga mulutnya berbusa-busa.
"Lah kan dana segitu sudah ada alokasi masing-masing bidang, Nang," jawabku asal.
"Ntar dulu. Ambil 10% saja untuk mengaspal jalanan di kabupaten kita. Duit segitu udah bisa ngaspal 1/3 jalanan kabupaten, coy!"
"Mungkin masalah mengaspal jalan tidak sesederhana seperti yg kita bayangkan, Nang. Gak usah ikut pusing," cetusku sambil menyelesaikan tegukan terakhir.

Nang Lecir Sibuk Ngayah

Pagi ini jalanan sedikit tersendat. Ternyata separuh jalan dipakai buat naruh jempana, ada yang mau ngaben hari ini. Plus trotoar dekat sekolah anakku sedang diperbaiki padahal tidak rusak. Nang Lecir berkomentar harusnya bukan trotoar yg itu yg diperbaiki tapi yang sana. Ini pasti pencitraan saja pungkasnya bersemangat.
Nang Lecir melanjutkan curhatnya, sudah 3 hari warungnya tutup.
"Kenapa Nang?" tanyaku penuh rasa ingin tahu. "Ada tetangga yg ngetelubulanin. Trus besoknya musti ngayah ada petoyan di pura dalem. Lah abis itu ada tetangga yg meninggal dunia," keluhnya.
"Ya begitulah irama kehidupan kita. Hari ini kita menengok orang. Esok orang yg menengok kita."
"Tapi 3 hari warungku tak ada pemasukan. Tekor bandar."
"Ya kan Nanang tidak full seharian kesana kan?
Setengah hari bisa buka warungnya," bujuk saya.
"Tapi aku kan capek. Butuh istirahat juga," kilahnya membela diri.