Thursday, October 29, 2015

Teknologi Mengalahkan Budaya

Menurut pengamatan Nang Lecir: teknologi akan menyisihkan budaya tradisional kita yang cinta gotong royong.
Contohnya. Kalau ada mesin pengiris bawang otomatis atau mesin parutan kelapa dengan teknologi nano atau pencabut bulu ayam berbasis komputer akan menghilangkan gotong royong orang Bali. Kegiatan 'ngayah' dan 'ngopin' akan hilang.

Atau jangan-jangan akan ada anak muda Bali yg inovatif yang bisa menciptakan mesin pembuat canang sari dgn kecepatan produksi 100 canang per menit, misalnya. Maka ibu-ibu paruh baya tetangga Nang Lecir akan benar-benar kehilangan pekerjaannya.

Bali Bandara Terketat

Dari beberapa bandara yg pernah saya lewati, Ngurah Rai termasuk yg paling ketat. Ikat pinggang dan jam tangan kini minta dilepas saat memasuki x-ray. Surabaya termasuk yg paling longgar.

Beberapa minggu lalu ketika saya berangkat ke Balikpapan, saya diminta bolak-balik oleh si mbak petugas x-ray Bandara Ngurah Rai karena selalu bunyi "titttt". Semua sudah diperiksa dan diraba oleh mbaknya, namun masih saja bunyi. Tiba-tiba saya ingat, "Oya.. yg bunyi itu mungkin semangat saya mbak. Semangat saya kan terbuat dari baja."

Si mbak tersenyum kecut dan akhirnya mempersilahkan saya pergi... hihihi...

Lomba Ceki, Mancing dan Layangan

Yen menurut pengamatan Nang Lecir liunan lomba-lomba di Bali yen sing lomba layangan, lomba mancing ajak lomba meceki. Kuangan lomba tajen gen biin besik. Biar lebih kekinian lomba-lombanya diberikan sentuhan modern. Lomba layangan harus agak inovatif misalnya layangan yg dilombakan bisa dirakit di tempat agar tidak mengganggu lalu lintas saat mobilisasi (knock down). Layangannya juga dibuat se-aerodinamis-mungkin agar bisa diterbangkan hanya 2-3 orang saja.

Lomba mancing pun perlu inovasi. Tidak cuman mancing lele atau mancing air deras. Sekali-sekali mancing hiu, paus atau mungkin lumba-lumba. Lomba meceki pun sebaiknya ada unsur religi atau sosial. Misalnya seluruh dana yg terkumpul digunakan untuk sumbangan ke panti asuhan atau membangun tempat ibadah. Jadi lomba2 yg dilaksanakan nggak murni buat nyari untung materi, tapi musti lebih kepada keuntungan non materi.

Orang Gila di Pasar Bajera

Dulu waktu saya kecil di Bajera, kami mengenal 3 orang yg agak kurang waras alias sedikit gila. Tiga2nya suka "mangkal" di pasar bajera. Yang pertama adalah I Gembring (kami menyebutnya demikian). Dari namanya sudah ketahuan kalo tampilannya acak2an. Rambutnya keriting tak terurus. Hobinya mengumpulkan barang bekas apa saja. Entah ia bawa kemana dan digunakan untuk apa, hingga saya tamat SMA misteri itu belum terpecahkan.

Orang gila nomor 2 adalah Sakura. Kami menyebutnya demikian karena meskipun ia agak kurang waras namun ia suka bersolek ala gadis sakura, dgn dandanan menor dan pupur berlebihan. Kami anak2 kecil biasanya meneriakinya "Sakura!!" kemudian lari sekuat tenaga sebelum dikejar dan diomeli dgn kata2 kasar level paling rendah. Oleh karena itu jika ada diantara teman kelas kami waktu SD suka pake pupur kebanyakan hingga warna kulitnya yg sawo matang tersamarkan, biasanya kami mengoloknya "sakura".

Orang gila nomor 3 adalah Dewo Rewo. Mungkin dulu ia adalah mantan tentara perang kemerdekaan. Karena setiap "mangkal" di pasar bajera, ia selalu mengenakan seragam veteran lengkap dengan topi berisi simbol garuda pancasila. Biasanya orang2 oportunis memanfaatkannya untuk meminta nomor kode buntut (waktu itu SDSB). Kode buntutnya pernah tembus 2 bahkan 3 angka. Kami yg anak2 kecil biasanya meminta pak Dewo Rewo menyanyi. Lagunya lagu2 perjuangan yg ia nyanyikan dgn semangat ampatlima. Bisa diduga jika ada diantara kami yg bertingkah agak aneh dan mengarah ke gila, kami menjulukinya dewo rewo.

Ada satu kata sandi untuk menyatakan orang gila yaitu 87 (lapantuju), karena berdasarkan buku primbon kode buntut untuk orang gila adalah nomor 87.

Thursday, October 22, 2015

Bahasa Bali Mirip Bahasa Jawa

Beberapa kata dalam bahasa Bali sama baik ucapan maupun ejaannya dengan kata dalam bahasa Indonesia atau Jawa. Berikut beberapa diantara yg saya ingat:

Kata = bahasa bali // bhs jawa/indonesia
Gedang = pepaya // pisang
Sebel = berhalangan // marah
Kenyang = berdiri // perut penuh
Gelem = sakit // mau
Jangan = sayur // tidak
Budal = pulang // pergi
Mbok = kakak perempuan // ibu
Mbah = nenek // kakek+nenek
Liang = gembira // lubang
Wayah = kakek // cucu
Cokot = pegang // gigit
Butuh = buah peler // perlu
Banten = sarana upacara // nama propinsi
Beli = kakak laki // lawan jual
Tiang = saya dlm bhs bali alus // orang dlm bhs jawa.

Manusia Didesain untuk Bergerak

Manusia didesain utk bergerak. Kalimat ini muncul begitu saja saat saya jalan kaki pagi kemaren di Kebilbil. Dari setiap artikel kesehatan atau pesan kebugaran selalu menyarankan agar kita berolahraga dan bergerak setiap hari. Ada yang menyarankan 10.000 langkah per hari.
Tuhan mendesain tubuh manusia untuk selalu bergerak secara aktif. Namun efek samping kemajuan teknologi adalah menciptakan alat yg membuat manusia cenderung tidak bergerak bahkan duduk seharian. Sebut saja mulai dari adanya komputer, sepeda motor hingga remote control. Disamping banyak manfaat positifnya alat-alat ini juga menyebabkan manusia jadi malas bergerak.

So, kita sudah tahu sumber penyebab bahaya dan kitapun sudah tahu seberapa sering kita harus bergerak setiap hari. Tinggal prakteknya saja yg harus kita tingkatkan. Yuk tetap bergerak!!

Dikira Orang Chinese

Tadi pagi, ketika saya duduk di pojok sebuah tempat ngopi di sudut Juanda airport datanglah seorang perempuan berusia sekitar 23 tahun dengan membawa selembar kertas bertuliskan logo A eN dan Zet. Tanpa saya komando ia nyerocos hingga saya tak kuasa menyetop kata-kata promosinya. Sepertinya ia sudah belajar hypnoselling agar jualannya laku keras.
"Ko, sudah pakai kartu kredit apa saja?" Ciehhh... saya dipanggil koko. Perasaan saya campur aduk. Antara senang, sedih dan  sekaligus curiga. Senang karena pagi itu saya kelihatan lebih putih dan sipit. Sedih karena pasti si mbak lupa pake kacamata. Curiga ini pasti trik politiknya saja.


"Ini tawaran kartu kredit bla bla bla bisa gratis starbuck."
"Wah saya ndak biasa ke setarbak. Biasa ngopi di rumah bikinan istri tercinta," kilah saya untuk menutupi kenorakan saya.
"Tapi ini juga ada promosi bla bla bla... bisa gratis bla bla bla...," bujuknya pantang menyerah. Dalam waktu 2 menit sepuluh detik si mbak nyerocos tanpa henti. Belasan alinea keluar dr mulutnya. Puluhan kalimat keluar dr bibirnya. Ribuan kata muncrat dari mulutnya dan jutaan huruf berhamburan dari bibirnya. Lebay banget. Kemudian saya interupsi dgn 1 kalimat tanya.
"Mbak, ada ndak yg bisa kasi gratis tiket pesawat pp balikpapan-denpasar selama setahun?" si mbak senyum kecut sambil nahan kentut. Tapi beda ceritanya kalo yg ditawarin jomblo mania, ngarepnya pasti gini, "Mas, ada tawaran kartu kredit. Plus bonus ngawinin saya seumur hidup, loh!"

Kemudian sayup-sayup terdengar suara panggilan. Tukang panggil penumpang pesawat ini pasti mantan MC konser musik rock.
"Para penumpang Lion Air dengan nomor penerbangan je te sembilan dua dua tujuan Denpasar silahkan naik ke atas panggung."
Segenap penumpang yg memenuhi ruang tunggu tertawa bersama selama 2 menit 10 detik. Sekian terima kasih.

Monday, October 12, 2015

Nana Menolak Ikut Lomba

Beberapa hari lalu Nana beberapa kali diajak ikut lomba mewarnai namun ia selalu menolak. Enggak seperti biasanya, dia selalu antusias untuk ikut lomba. Lagian ia sudah 2 kali terpilih menjadi juara untuk lomba di area kabupaten Tabanan.

Selidik punya selidik ternyata ada satu sebab. Salah seorang teman mewarnai akrabnya berkata padanya jika dia tidak mau ikut lomba karena takut kalah. Wow.... menarik.
Di saat di rumah kita sudah memotivasi anak kita dan selalu memacu agar semangat mengikuti segala sesuatu yg menjadi hobby-nya, diruntuhkan oleh hanya satu kalimat, dari sobat akrabnya.

Ya benar. Kita harus selektif memilihkan teman untuk anak kita karena teman akrab adalah teman yg paling berpengaruh terhadap perkembangan anak kita. Jika si anak lebih mendengarkan apa kata temannya, berarti pengaruh kita masih kurang kuat ke si anak. So tugas kita adalah memperbaiki cari memotivasi anak kita. Untuk kasus Nana ini saya masih trial untuk solusinya. Tidak mungkin rasanya memutus tali pertemanan mereka. Yang bisa kami lakukan sebagai orang tuanya adalah segera menyatakan bahwa sikap temannya itu salah.

Setelah membujuk dan menyatakan bahwa dalam lomba, kalah dan menang itu hal yang biasa. Yang penting kita sudah melakukan yg terbaik semampu kita.
Surprise. Akhirnya tanggal 27 September kemaren Nana mau lagi ikut lomba mewarnai di Gedung Marya yg diselenggarakan oleh Gunung Harta. Meskipun tidak juara tapi kami senang motivasi kami setidaknya berhasil mengembalikan kepercayaan dirinya.