Saturday, November 21, 2015

Milestone of My Life

Lahir muda & inkubator Maret 1980
Nenek meninggal 1985
Sekolah TK 1986
Masuk SD 1987
Murid teladan & cerdas cermat TVRI SD 1992
Lulus SD 1993
Murid teladan & cerdas cermat TVRI SMP 1994
Belajar gitar 1995
Sekolah SMA & ngekos 1996
Kuliah & first time to Jogja 1999
Kakek meninggal 2000
Lulus D3 2002
FDT Unocal 9 June - 13 Sept 2003 (Cepu)
Naik pesawat pertama kali 2003 (JOG-SBY)
First time to Balikpapan 23 September 2004

First time to Attaka 27 Sept 2004 - Last time 19 Oct 2015

Hire Unocal 8 June 2004

Fotografi. Buy 1st camera June 2005
76 to Cvx 2005
First time to Jakarta 23 Sept 2005
Lulus S1 2006
Ibu meninggal 2007
Pacaran serius 2008
Nikah 2009
Bapak meninggal 2009
Nana lahir 2009
Buy house Denpasar 2010
Buy d300s camera 2011
Citta lahir 2011
366 photos in a year 2012
Buy land at Pesiapan 2012
Move to Planner November 2013
Buy Tiger & build Japs 2013
Buy mirroless camera 2014
Buy land Denbantas 2014
Singapore first time July 2015
Reorganisasi planner October 2015
Last trip to Attaka 19 Oct 2015
Move to WSN 1 November 2015
First trip to West Seno 9 November 2015

Thursday, November 19, 2015

Hidup Adalah Range

Hidup itu ada range atau ada batas-batasnya. Baik batas atas maupun batas bawah. Hidup harus diposisikan pada diantara batas yg t'lah ditentukan atau disepakati bersama, tak boleh kurang tak boleh lebih.

Hidup dengan segala batasnya bisa dianalogikan seperti sebuah tangki penampung minyak mentah di sebuah fasilitas pengeboran lepas pantai, dengan segala safety device di dalamnya. Agar bekerja normal, tangki dijaga dan dikendalikan oleh sebuah kontroler tekanan, level cairan dan bahkan suhu. Semua variable itu pun dioperasikan dalam range tertentu, ada batas atas dan bawahnya. Jika kondisi operasi mendekati batas yg telah ditentukan maka akan ada alarm yg dibunyikan secara otomatis. Jika kondisi tetap tak terkendali oleh kontroler maka proses akan dimatikan karena jika dilanjutkan akan membahayakan keselamatan dan dampak lebih jauh pencemaran lingkungan.

Demikian halnya dengan hidup. Kita secara sadar menjadi pengendali segala yg ada dalam tubuh dan kehidupan kita. Jika tubuh dioperasikan di luar kemampuan tubuh, maka tubuh kita akan bereaksi berupa sakit atau bahkan kematian.

Perantau dari Pandak Gede

Read magazines you don’t usually read. Talk to people who you don’t usually speak to. Go to places you don’t commonly visit. Disrupt your thinking so it stays fresh + hungry + brilliant.
#robinsharma

Menurut cerita dari kelihan dines, 60-70% penduduk kampung saya Pandak Gede adalah perantau, termasuk kakek dan orang tua saya. Sebagian besar diantara mereka tentunya adalah pedagang ulet dan tangguh dan rata-rata sukses. Ukuran kesuksesan tentu tidak selalu kaya raya. Namun bisa dikatakan mereka adalah orang-orang from zero to hero. Merantau cuma berbekal kresek, pulang bawa tas.

Kebanyakan orang Pandak Gede merantau ke arah barat dan barat laut seperti Bajera, Negara hingga Seririt dan Pupuan. Disana biasanya mereka berbaur dengan penduduk setempat dan mayoritas menjadi pedagang di pasar. Pada daerah tertentu konon menurut cerita tetua saya, mereka kadang menjadi volunteer dibukanya sebuah pasar di sebuah desa. Seperti di pasar Seririt misalnya.

Mungkin karena merantau mereka mau tidak mau harus bekerja keras dan semangat tinggi untuk bertahan hidup. Sehingga apa yg dicita-citakan berhasil digapai dengan kerja keras. Satu hal yg perlu kami teladani sebagai generasi penerus adalah gaya hidup mereka tetap sederhana, seberapapun kesuksesan mereka. Payuk prungpung misi berem.

Planner & Scheduller

Ketika menemukan buku warisan kakek beberapa bulan lalu membuat mata saya terbuka, pekerjaan kakek salah satunya adalah ahli kalender Bali. Disamping itu beliau adalah salah satu yg menguasai cara menentukan hari baik dan tentunya berhak memutuskan kapan dan dimana sebuah upacara bisa dilakukan. Kini yg "mewarisi" ilmu tersebut adalah Paktu dan Paktut Wanda, namun mereka mengaku tidak mewarisi semuanya, hanya sepotong-sepotong.

Ketika saya telusuri lebih jauh, pekerjaan kakek adalah sama halnya dengan pekerjaan planner & scheduller pada kehidupan modern kini. Pemilihan hari baik itu ternyata lebih tepat disebut pemilihan waktu dan tempat yg tepat dengan berbagai pertimbangan. Karena waktu itu manusia sangat akrab dengan alam maka salah satunya faktor utama yg menjadi pertimbangan pemilihan hari baik adalah keadaan alam. Scheduller tradisional ini juga merencanakan agar satu kegiatan tidak bertabrakan dengan kegiatan lainnya.

Entah nasib atau jalan hidup saya, kini saya juga berkecimpung pada kegiatan yg berhubungan dengan planning & schedulling di tempat saya bekerja. Yang jelas saya musti belajar banyak ke kakek saya dalam hal planning n schedulling tradisional. Karena ilmu itu tak pernah diajarkan di sekolah manapun juga di lembaga manapun.

Good Bye Attaka, Welcome West Seno

Attaka Field 27 Sept 2003 - 19 Okt 2015 thanks for amazing journey. 12 tahun 22 hari.

Setelah menunggu surat pindah tugas, akhirnya per tanggal 1 November saya resmi move on ke West Seno. Mustinya on board per tanggal 5 November namun karena kendala abu vulkanik Rinjani menutup bandara Ngurah Rai, on board saya ke West Seni ketunda hingga Senin 9 November 2015. Selama menunggu saya ngantor di Santan Terminal.

Hingga hari ini saya belum melayangkan email mohon pamit kepada keluarga besar Attaka. Saya merasa enggan berpisah dengan rekan-rekan yg sudah saya anggap seperti keluarga.

Mudah-mudahan suasana dan tempat yg baru memberi saya semangat baru untuk belajar hal-hal yang baru.

Monday, November 09, 2015

Citta Wimala 4 Tahun

Selamat ulang tahun ya putriku Kadek Nacitta Wimala. Semoga makin pintar, makin rajin, tetap sehat dan ceria. Tetap manis dan imut. Mudah-mudahan katosnya sedikit berkurang.

Sedikit sedih karena sebulan terakhir dia mogok sekolah entah karena apa. Mungkin dia bosan. Alasannya selalu capek setiap bangun pagi ketika disuruh mandi sebelum berangkat sekolah. Mungkin juga kami terlalu kecil menyekolahkannya. Tapi yg paling penting adalah ia tetap sehat dan ceria. Mudah-mudahan seterusnya.

Sunday, November 08, 2015

Roda Emosi Plutchik

Menurut Plutchik ada 8 emosi dasar manusia. Emosi dasar ini difilmkan dengan ciamik dalam film Inside Out yg dirilis bulan lalu. Anak-anak saya senang sekali menonton film ini. Bahkan beberapa kali diulang-ulang menonton di rumah. Namun dalam film ini hanya ditampilkan 5 emosi yakni joy, sadness, disgust, fear dan anger. Trust, anticipation dan surprise tidak ditampilkan.

Negara Sedang Krisis

19 orang sahabat menjadi penyelamat sahabat yg lain dengan dipindahkannya mereka ke kantor pusat. Kemudian awal November ini mendapat kabar bahwa akan ada sekitar 12 orang lagi yg bakal dikantorkan pada bulan Desember nanti. Beberapa sahabat kontraktor kontraknya tidak diperpanjang alias dirumahkan. Angka PHK di Indonesia menurut versi pemerintah adalah 45.000 orang.

Semuanya akibat krisis dunia, nilai dolar merangkak naik dan harga minyak mentah dunia turun hingga angka di bawah US$50. Ribuan karyawan minyak di dunia tlah dirumahkan. Beruntung di Indonesia masih dilindungi oleh aturan pemerintah dalam hal ini diwakili SKK Migas. Mudah-mudahan harga minyak naik lagi sehingga setidaknya tak ada lagi mendengar cerita gajinya dipangkas atau bahkan sampai di PHK. Semoga.

12 Pesan Nang Lecir

Just read...

Thursday, November 05, 2015

Nana Ultah 6

Selamat Ulang Tahun putriku. Semoga makin pintar, makin cantik, makin rajin sekolah, dengar nasehat orang tua dan taat beragama.

Tak terasa hari ini 5 November 2015 Nana sudah berusia 6 tahun. Waktu berjalan sungguh cepat. Semoga semuanya tetap berjalan lancar dan selamat dalam lindungan Hyang Widhi Wasa. Astungkara.

Rinjani Volcano Eruption

Perjalanan kali ini cukup menantang. Dari cerita nge-Gojek pertama kali hingga bertemu Kepala Kantor Pajak Tabanan di bus jurusan DPS-SBY tadi malam.

Sehari sebelum Nana ultah, Rabu 4 November 2015 jam 6 pagi-pagi saya sudah selesai mandi dan sembahyang. Siap-siap berangkat menuju bandara dengan nebeng bersama Iin ke Banjar Semer, Kerobokan. Di Alfamart saya duduk sambil mengorder Gojek. Tak sampai semenit ada telfon masuk dan ternyata gojek yg bernama Suroto akan mengantar ke bandara dengan biaya 15.000 saja. Saya kasih lebih karena service-nya exceed requirement.

Dengan langkah mantap saya menuju terminal keberangkatan domestik Ngurah Rai Airport pagi itu sekitar jam 9. Namun perasaan mulai tak menentu ketika dari jauh terlihat banyak orang duduk-duduk di depan pintu masuk. Tidak seperti biasanya. Benar saja. Ternyata sejak tadi malam bandara tutup hingga esok pagi jam 8.45 karena debu erupsi Rinjani terbang ke arah barat. Membuat 3 bandara lumpuh total. 300 lebih flight cancel. Parahnya kenapa saya yg merasa selalu update informasi via dunia maya tak tahu lebih awal berita itu. Saya memilih pulang ke rumah pagi itu setelah dapat info bisa refund tiket dimana saja di seluruh Indonesia.

Saya pun pulang naik ojek bandara dengan ongkos 120rb perak sampai Pandak Gede. Istri saya booking bus gunung harta sore nanti ke Surabaya. Setiba di Pandak saya langsung menuju Kediri untuk bayar tiket bus seharga 180rb. Kemudian balik Pandak lagi. Kaki saya lemas, semangat jadi lenyap terbang bersama debu Rinjani. Namun kehadiran istri dan si kakak-adik Ranacitta selalu kembali menguatkan saya. Siang itu pula ada kadek dan keluarga main ke rumah. Ngerujak bersama sambil menanti keberangkatanku sore nanti.

Jam setengah 6 sore saya tiba di pool bis, diantar Wanda. Jam 18.30 bis berangkat menuju barat mengejar matahari terbenam. Disinilah cerita dimulai. Di samping saya duduk ternyata Kepala Kantor Pajak Tabanan. Cerita pun panjang lebar dari cerita urusan negara hingga cerita anaknya yg jadi bintang film Janji Hati atau Janji Suci ya? Saya jadi lupa. Anaknya bernama Erma bla bla bla. Lupa.

Sepanjang jalan hingga Surabrata kami ngobrol, atau lebih tepatnya saya seperti mendengarkan bapak, yg mengaku bersih korupsi ini, berceloteh tentang pajak hingga perlakuan kurang nyaman dari orang Bali terhadap dirinya sebagai pendatang. Sedikit SARA tapi untuk menambah wawasan tak ada salahnya. Perjalanan pun berjalan lancar hingga akhirnya menyeberang selat Bali. Makan di warung sekitar Situbondo. Kemudian kami tiba subuh-subuh di Surabaya jam 4 WIB. Saya naik taxi ke Juanda selama sekitar 20 menit. Ongkosnya 71rb perak.

Tiket saya yg cancel dari DPS-BPN via UPG juga tidak bisa saya refund di Surabaya karena konon katanya tiket masih status checked-in di Bali. Saya minta tolong Santi refund di Bali namun tidak bisa juga karena harus dilakukan pemilik tiket langsung. Akhirnya saya coba cancel via call center dan ternyata bisa. Namun karena saya beli via Traveloka saya harus refund lewat travel agent. Saya pun call traveloka, disarankan mengisi form refund online. Proses refund memakan waktu 30-90 hari kerja (di luar hari Minggu dan hari libur).

Maksud hati merubah jadwal tiket saya maju ke jam 6 tak tepenuhi karena flight pagi itu full.
Akhirnya saya pasrah saja ikut flight JT264 jam 8.30 dari Surabaya. Tiba di Balikpapan sekitar jam 11 siang lalu langsung mencarter innova menuju Santan. Niat mengejar boat menuju WSN pupus sudah. Dan ini harusnya trip pertama saya ke WSN setelah mendapat surat pindah minggu lalu. Kesan pertama malah bikin ulah.

Total perjalan saya 24 jam plus perjalan cancel dari bandara ke Pandak PP 4. Jadi total 28 jam. Kediri-Surabaya memakan waktu 9.5 jam. (18.30 - 04.00). Total waktu tempuh Kediri-Gilimanuk 4 jam 18.30 - 23.30). 

Dan malam ini saya menginap di Santan untuk menunggu boat ke WSN pada hari Senin sore karena 3 hari ini kanal sedang low tide. Saya bakal 3 hari ngantor di Santan Terminal. What a wonderful journey ever.