Thursday, December 15, 2016

Hasil Sawah 50 Are

Sawah 50 are atau 5000m2
Biaya produksi = 5jt (bibit, pupuk, tukang, dll)
Gabah 275k x 50 are = 13.750jt
Hasil bersih sekali panen = 8.750jt

Sumber: ajik mertua

Cocabora 15 Desember 2016

Cocabora berjalan gontai
Di sela mendung menggantung di sisa perjalanan sore ini
Deru perahu mengoyak rindu
Alunan ombak bulan Desember bagaikan sembilu
Matahari meredup tertutup mendung
Suasana suram dan sendu
Otakku berkecamuk
Pikiran melayang ke 2 tahun lagi
Semoga kelak aku bisa mendobrak
Berkumpul indah pujaan hati

Onkologi, Lemari Baru dan Otonan

Edisi off 01-14 Dec 2016

"Home wasn't a set house, or a single town on a map. It was wherever the people who loved you were; whenever you were together" (Sarah Dessen).

Off kali ini lewat Surabaya dengan tambahan naik taxi dari Samarinda bersama Dhana, Wawan dan Nanang. Kemudian go show ke Bali dengan naik Citilink yang harganya cukup mahal. Ke Pandak terpaksa naik taxi bandara karena menurut istriku hujan. Jam 22.00 aku tiba di rumah dengan sedikit lelah namun terbayar puas dan tidak kehujanan. Off kali ini banyak kegiatan tak terplanning dan dikejutkan oleh Mek Yan yang meninggal setelah beberapa minggu dirawat di ICU. Aku harus bolak-balik ke Bajera selama 3x. Pertama di hari Senin bersama Kadek dan ibu. Kedua bersama paktut dan meadek saat ngeringkes. Ketiga, sendirian di hari H tanggal 7 Desember, pulang sore ke Pandak sepulang dari ngerarung ke pantai Soka.

Menyempatkan jalan-jalan ke mall baru di Level 21. Belum lengkap yang buka, desainnya masih sama seperti dulu sebelum Denpasar Junction ditutup. Hari berikutnya kami ke bedugul dan mampir ke Secret Garden. Pengalaman dan tempat baru buat kami. Suasananya tenang dan sangat pas buat para selfie mania. Kamar pun akhirnya dicat dan kini jadi bersih dan ready for foto-foto. Beli lemari baru untuk di kamar sehingga kamar jadi lebih bersih dan fresh. Juga beli meja belajar baru buat Nana dan Citta.

Kemudian aku menyempatkan melanjutkan control ke spesialis Onkologi di Kasih Ibu dan dokter meminta aku periksa FNAB dan rontgen sebelum kelenjar tiroid diangkat. Jika hasil FNAB menyatakan ganas maka kedua tiroid harus diangkat dan aku harus minum obat seumur hidup, jika jinak maka hanya 1 yang diangkat. Hasil FNAB belum aku konsultasikan menunggu off depan saja.

Dalam rangka menyambut deba 7 bulan kami melakukan foto-foto sebelum dan setelah digundul di tanggal 12 Des. Deba dibotakin setelah otonan tanggal 10 Des. Kemudian jalan-jalan ke Beachwalk dan akhirnya kami menonton film Sing, pengalaman deba nonton pertama kali. Juga ketemu Tika di Bali Garden yang honeymoon seminggu di Ubud dan Kuta.

Tanggal 10 sore selepas deba otonan, aku berangkat ke Malang dengan naik bis Gunung Harta di Kediri. Bis berangkat jam 18.30 dan semoga misi belajar ini menjadi pembuka jalan hidupku untuk melanjutkan passion fotografi yang sempat vakum. Pulang di hari Senin jam 9 pagi tiba di Kediri dengan travel. Ibu menjemput di Senin pagi, di tanggal merah itu.

Sisa 2 hari di Bali dimanfaatkan sebaik mungkin. Di hari Senin kami mendatangkan lemari baru dan gundul deba. Sorenya kami kondangan ke 3 bulanan anak Gek Mas. Selasa pagi kami sembahyang purnama di pura Ciwa dan siangnya kami nekat ke Gale dan pulang sudah sandikala. Very high quality time with family.

Rabu 14 Des akhirnya aku berangkat lagi diantar ibu sampai di Kerobokan saja karena ibu harus jemput Nana Citta ke sekolah. Siang itu ke Balikpapan naik Lion via Makassar. Cuaca mendung namun ketika sudah di atas awan langit biru meskipun kadang awan tipis kadang dilewati. Selesai pijat dan ke Gramedia, seperti biasa menginap di Esai bersama Capt Joko, Wawan dan Sumarwan.

Perjalanan ke Samarinda sedikit tersendat di km 30 karena ada beberapa pohon tumbang. Kami tiba sedikit delay 1 jam di Texas Chicken. Dan sore ini mendung menggantung menemani sisa perjalanan kami menuju West Seno bersama Cocabora. Semoga diberikan kekuatan dan kemudahan dalam menjalankan aktivitas 2 minggu depan. Astungkara.

Dalam sisa perjalanan Portal ke Bontang aku dibuat gelisah akan keinginan putar haluan untuk segera membuat kos-kosan. Biar lebih cepat ada hasil dan disisi lain aku biar bisa lebih fokus bekerja dan persiapan alih profesi jadi fotografer profesional. Bagaimana nasib Ahass?

Malang Here I Come

Mencoba perjalanan baru ke Malang untuk menimba ilmu dari Doddy Bening. Perjalanan dimulai pada Sabtu sore 10 Des 2016 dengan naik bis Gunung Harta dari Kediri. Bis baru dengan AC baru yang dingin. Karena macet sejak di Purwodadi, kami harusnya tiba jam 4 subuh tapi mundur ke jam 7.30 pagi alias 13 jam perjalanan.

Workshop pun dimulai dengan mata masih pengen dipejamkan, leher pegal, badan dan kaki masih ingin diluruskan. Di sela istirahat makan siang aku sempatkan beli strudel malang di bilangan Soekarno Hatta dengan Gojek. Sore hari workshop ditutup dengan foto bersama ala strobist.

Travel harusnya datang jam 5 sore menjemput namun malam ini sudah jam 20.00 belum ada tanda-tanda. Ketika ku telfon masih di daerah Dinoyo. Waduh jam berapa besok aku tiba di Bali nih kalo kayak gini? Enjoy aja. Akhirnya jam 22.00 travel baru tiba dan menjemput di Atria Hotel. Perjalanan melelahkan ditutup dengan indah karena dijemput oleh istriku di Kediri. Jam 9 pagi travel tiba setelah melakukan 11 jam perjalanan. What a wonderful journey.

Mek Tuwi Meninggal

Beliau adalah guru berdagang ortu saya. Payuk prungpung misi berem adalah semboyan hidupnya, yg selalu dinasehati utk kami.

Minggu tanggal 4 Desember 2016 biyang Jero alias jero Berati alias Mek Tuwi atau Mekyan meninggal dengan tenang setelah sekian hari dirawat untuk kesekian kali di ICU Kasih Ibu Tabanan. Banyak kenangan bersama beliau terutama jasanya untuk keluarga kecil kami. Beliau adalah guru berdagang bapak dan ibu saya ketika awal mula dulu memulai usaha. Banyak bantuan datang dari beliau salah satunya ketika dulu belum ada telfon maka orang tua kami selalu ke jeroan bedajo menunggu telfon dari saya ketika kuliah di Jogja.
Ngaben dilakukan di hari Rabu 7 Desember dan ngeringkes sehari sebelumnya. Dumogi ngemolihin genah sane becik manut ring sesanan ipun. Mudah-mudahan ajik Kayan dan keluarga yang ditinggalkan mendapat kekuatan dan keikhlasan dalam melanjutkan kehidupan ini.

Sunday, December 04, 2016

West Seno Trip 15

19-30 November 2016

"There is two ways to be happy: improve your reality or lower your expectation."

Trip kali ini aku hanya 12 hari kerja sehabis menjalani pemeriksaan ke dokter penyakit dalam. Perjalanan via Santan bersama Afif dan bang Octav. Bertemu dengan Apris yg 2 bulan menjalani recovery di Pasir Ridge, sehabis operasi bypass jantung seharga Innova.

Rutin job dengan sedikit olahraga namun aku alihkan dengan mencoba Yoga di kamar. Diet low carbo tetap dijalankan dengan banyak buah dan sayur. Tak ada MEG kali ini, hanya 6 tanks methanol, 8 tanks dari PSB gagal kirim karena fuel boat belum ready. Ada pak Wawan dan Mugi yang berkunjung ke West Seno untuk pertama kali, mungkin utk yg terakhir, entah. Toolbox meeting pagi tetap jalan dengan suasana bully termasuk bully dari juragan di depan umum hanya karena sedikit kesalahan. Sungguh menyakitkan.

Kali ini tidak ada flight Citilink sore ke Surabaya. Jadinya naik Lion Air dan carter Innova saja dengan harapan masih bisa go show di Surabaya. Moga di Samarinda sudah reda banjirnya. Flight ke Surabaya on time dan bersyukur bisa melanjutkan flight ke Bali malam itu dengan Citilink, meskipun dgn harga cukup mahal. Karena hujan terpaksa naik taxi bandara menuju Pandak, 250rb biayanya. Jadi total transportasi hari itu adalah innova+pesawat+taxi = 100k+1350k+250k = 1.7jt. Yang nyaman dan selamat sampai di rumah.

Off nanti berencana lanjut periksa tiroid ke onkologi. Semoga tidak ada sesuatu yang gawat. Astungkara. Rencana ke Bedugul sekedar melepas lelah. Kemudian mencoba ikut workshop fotografi di Malang. Moga bisa menjadi sarana refreshing dan sebagai tonggak pancang untuk memulai bisnis foto yang sudah lama hibernasi. Perlu menyisihkan sedikit penghasilan untuk menambah ilmu dan pengembangan diri. Wish Me Luck!!

Saturday, November 19, 2016

Ultah dan Kelenjar Tiroid

Off ini dikagetkan dengan berita bli Ines kena stroke dan cerita serangan strokenya yang mengharukan. Sempat nengok 3 kali, yang terakhir njenguk bersama istri setelah pindah ke Siloam yang megah. Kejadian ini menyadarkan kita semua, pentingnya menjaga kesehatan dan perlunya istirahat jika sudah merasa lelah. Kejadian ini juga membuat aku menyempatkan diri berolah raga jogging dangin carik dan di kebilbil.

Off ini adalah hari istimewa karena kedua buah hatiku Rana dan Citta ulang tahun yang ke 7 dan 5. Sebelumnya si ibu juga baru aja berulang tahun yang ke 34. Pesta potong kue kecil2an di kelas Citta dan potong kue di rumah buat Nana. Makan siang di warung Bebek Tepi Sawah Kerobokan. Di usia yang ke 5 ini Citta sudah makin pintar sekolahnya dan jarang bolos.

Off ini sempat ke Bajera untuk kondangan ke nikahan dek Aan anaknya pakmang Jana. Menengok rumahku tempat aku dibesarkan, Gg Kamboja nomor 2. Peralatan tambahan untuk meracik kopi sudah datang: kopi grinder manual, milk jug dan milk frotter. Namun masih belum berhasil membuat latte art yang menawan. Cetak foto sebanyak 251 foto karena sudah hampir 1 tahun tak membuat album. Jalanan depan rumah mulai diaspal dengan aspal hotmix, penduduk desa tersenyum senang bukan kepalang. Sehari sebelum berangkat mencoba siomay di warung Gogo Grokgak.

Off ini deba sudah berusia 6 bulan, dedinan dan mulai MPASI. Baby walker pun dibelikan agar ia mulai belajar makan sambil duduk. Boboknya makin liar, guling sana guling sini kayak gasing. Sempat pula imunisasi pentabio di klinik Wijayakusuma di belakang hardys yang tempatnya tenang banget, dengan dokter Suwija.
Sehari menjelang berangkat aku periksa leherku yang sedikit benjol. Ada pembengkakan kelenjar tiroid. Hasil FT3 dan FT4 normal hanya saja TSH di bawah normal dan laju endap darah (LED) di atas rata-rata. Dokter Daru di kasih ibu Tabanan menyarankan untuk konsultasi ke dr. Onkologi untuk bedah. Begitu juga dengan 2nd opinion ke Prof. Suastika di Surya Husada menyarankan yang sama. Prof Suastika menerangkan bahwa tidak perlu kawatir karena benjolan merupakan benjolan biasa. Karena menunggu hasil FT3 yang telat, aku terpaksa mundur 2 hari naiknya. Tiket Lion terpaksa direfund dengan potongan 70%. Jumat 18 Nov akhirnya berangkat dengan Citilink direct. Pesawat sempat mutar-mutar di atas kota Balikpapan selama 1/2 jam tanpa informasi yang jelas.

Setiba di Balikpapan aku langsung menuju Pasir Ridge untuk konsultasi dengan dr. Agus. Beliau menyarankan untuk tetap konsultasi dengan dr. onkologi. Bisa lanjut melakukan CT Scan, FNAB atau langsung bedah.

Malamnya aku enggan ke esai karena jauh dan pasti sepi. Aku mencoba Whiz Prime di seputar Pasar Baru. Harga di websitenya lebih murah daripada beli langsung ke hotel atau via Traveloka. Malam itu juga aku mencoba siomay dekat hotel lalu seperti biasa menghabiskan malam di Gramedia dan Matahari di BC.

Hari ini aku transit di Santan bersama Afif dan bang Octav untuk melanjutkan perjalanan ke West Seno nanti malam jam 20.00. Baru sehari rasa rinduku sudah bikin melow. Semoga keluargaku di rumah aman dan selamat dalam beraktivitas. Semoga semuanya baik-baik saja. Semoga selalu sehat dan diberikan kemudahan dalam setiap langkah.

Friday, November 18, 2016

Bli Ines Kena Stroke

Benar2 kaget karena mendapat kabar jika bli Ines kena stroke dan dirawat di RS. BROS Bali, kejadiannya sehari setelah aku off bertepatan dengan ultah Nana anakku. Sore itu aku luangkan waktu untuk menjenguk di RS.

Berikut kronologi hasil ngobrol sama istri bli Ines, istrinya masih agak ngeblank dan saya tidak tega bertanya trllu banyak:
- sabtu 5 nov jam 22.00 bli Ines landing di Bali. Ia sempat mandi di airport lalu mampir ke rumah saudara dgn gojek utk mengambil motor. Selama gojek ia kehujanan.
- di rumah saudara ia nelfon istrinya jikalau ia merasa kurang enak badan namun tetap naik motor menuju Klungkung (sekutar 1,5 jam perjalanan dr Denpasar).
- ketika tahu Ines tdk pulang 2 rombongan mobil mencari ke Denpasar. Bli Ines ditemukan Minggu jam 3 subuh tergeletak di pinggir jalan seputaran Sanur. Badan kaku dgn tangan pegang HP yg masih nempel di wajah. Lalu dibawa ke RS Bros Denpasar.
- hingga jam 4 sore ini, Bli Ines masih blm sadar. Sepintas pemantauan saya di ruang ICU tensinya masih agak tinggi 165. Masih dlm pengawasan dokter secara intensif.
- menurut dokter via istrinya, bli Ines kena stroke ringan/gejala stroke (kyknya bukan perdarahan otak).
- istrinya masih bingung dan tdk pegang uang, minta bantuan agar menguruskan cash advance. Karena corporate credit card tdk bisa dipakai krn pin tdk diketahui.
- istrinya minta doa agar cepat pulih.

5 hari kemudian aku tengok bli Ines dan sekaligus dipindah ke Siloam dan ketika aku berangkat tanggal 18 aku sempatkan juga menjenguk bli Ines ke Siloam yang mewah. Terlihat tensi sudah normal dan ada perubahan ke arah yang lebih baik. Ketika saya panggil ia membuka mata lebih lama daripada beberapa hari lalu. Kemudian ia seakan hendak bicara namun tak bisa.

Mudah2an bli Ines segera pulih dan segera bisa berkumpul kembali bersama keluarga dan bekerja seperti biasa. Astungkara.

Monday, November 14, 2016

Biaya Pulsa dan Paket Data

Mencoba mengevaluasi pemakaian pulsa dan paket data selama beberapa bulan. Lalu muncullah data bahwa saya mengisi pulsa handphone Rp 100k setiap 10 hari sekali atau sebulan rata-rata menghabiskan 300rb. Mengisi paket data telkomsel 2GB seharga Rp 95k rata-rata setiap 11 hari sekali atau sebulan habis sekitar 6 GB atau hampir senilai 285rb. Jika dikalkulasi selama setahun maka pulsa yg dibeli sebanyak Rp 3.650.000 dan paket data yg dibeli Rp 3.150.000. Jadi jika dikurangkan antara pulsa dan biaya paket data per tahun adalah 500rb, nilai ini menunjukkan bahwa biaya menelfon dan SMS di luar paket data hanya 500rb per tahun atau hanya 42rb/bulan atau 1400/hari, sedikit sekali.

Mengapa ini terjadi karena sebagian aktivitas menelfon sudah beralih dari GSM ke paket data misalnya dengan WA call atau video chat via Line yg harganya jauh lebih murah daripada telepon conventional. Nilai ini hanya untuk saya sendiri, belum pulsa dan paket data yang dikonsumsi istri dan anak-anak di rumah :)

Biaya Pulsa dan Paket Data

Mencoba mengevaluasi pemakaian pulsa dan paket data selama beberapa bulan. Lalu muncullah data bahwa saya mengisi pulsa handphone Rp 100k setiap 10 hari sekali atau sebulan rata-rata menghabiskan 300rb. Mengisi paket data telkomsel 2GB seharga Rp 95k rata-rata setiap 11 hari sekali atau sebulan habis sekitar 6 GB atau hampir senilai 285rb. Jika dikalkulasi selama setahun maka pulsa yg dibeli sebanyak Rp 3.650.000 dan paket data yg dibeli Rp 3.150.000. Jadi jika dikurangkan antara pulsa dan biaya paket data per tahun adalah 500rb, nilai ini menunjukkan bahwa biaya menelfon dan SMS di luar paket data hanya 500rb per tahun atau hanya 42rb/bulan atau 1400/hari, sedikit sekali.

Mengapa ini terjadi karena sebagian aktivitas menelfon sudah beralih dari GSM ke paket data misalnya dengan WA call atau video chat via Line yg harganya jauh lebih murah daripada telepon conventional. Nilai ini hanya untuk saya sendiri, belum pulsa dan paket data yang dikonsumsi istri dan anak-anak di rumah :)

Saturday, November 12, 2016

Phone Usage dan Sosial Media

Kaget setelah melihat statistik penggunaan handphone rata-rata 5 jam per hari. Aku gunakan sebuah aplikasi bernama "Phone Usage" untuk merekam aktivitas HP ku termasuk membuat ranking aplikasi yg sering digunakan. Canggih.

Jika dipersentasekan lebih dari 1/6 hari dalam sehari aku gunakan main HP. 4 top apps yang sering aku gunakan adalah FB, WA, IG dan browser yg dalam hal ini Chrome. Harus dilakukan perubahan agar waktu tidak terbuang percuma bersama sosial media, energi harus dialihkan ke hal-hal yg lebih penting di dunia nyata. Terutama menyelesaikan pending job di rumah, lebih intens sama anak-anak dan bersosialisasi dengan lingkungan tempat tinggal. Juga jika memungkinkam belajar untuk meningkatkan pengetahuan di bidang pekerjaan dan rencana bisnis yang akan dilakukan menyongsong 2018.

Beberapa hari lalu sebenarnya sudah kulakukan perubahan yaitu mengurangi penggunaan FB dan IG dengan cara log out sehingga harapannya mengurangi penggunaan. Ini juga untuk mengurangi penggunaan paket data yg jika dikalkulasi aku memakai 2 GB selama sekitar 10-12 hari. Atau sekitar 6 GB/bulan. Jika diuangkan Rp. 285rb untuk membeli 3 x paket data seharga Rp. 95rb rupiah. Target saya dengan mengurangi pemakaian internet ini maka saya bisa hemat 30% atau mengisi paket data setiap 2 minggu sekali saja.

Thursday, November 10, 2016

Mas Puji dan Ibunya

5 bulan lalu seorang teman kerja di Balikpapan (sebut saja namanya kumbang) menitipkan ibunya saat berangkat dari Denpasar ke Balikpapan. Sudah beberapa bulan si kumbang kena diabetes, kata si ibu. Kadar gula darahnya meningkat, kedua kakinya selalu nyeri, ia tak pernah bisa tidur nyenyak di malam hari. Singkat cerita, selang 5 bulan berlalu, ia menitipkan ibunya pulang kembali ke Denpasar bersama saya ketika saya off. Konon cerita si kumbang sudah sembuh, kadar gula darahnya sudah normal dan wajahnya jauh lebih cerah dibanding 5 bulan lalu saya ketemu.

Penasaran sekaligus kepo, saya bertanya apa rahasia kesembuhannya. Si ibu dgn polos menjawab. Saya hanya pijat kakinya si kumbang tiap malam sebelum akhirnya ia tertidur lelap. Itu saya lakukan kurang lebih selama 5 bulan ini. Disamping juga tetap rutin kontrol ke dokter. Perlu dikelonin mamaknya, demikian seloroh ibunya.

Terenyuh mendengar kisah ini. Kasih sayang orang terdekat bisa jadi obat paling mujarab. Sayangilah orang2 terdekat kalian sblm kehilangan mereka. Pesan saya buat sahabat yg masih mempunyai orang tua: sayangilah orang tua kalian selagi bisa, karena saya sudah kehilangan keduanya.

Thursday, November 03, 2016

West Seno Trip 14

20 October - 4 November 2016

"Cintailah pekerjaan Anda, tapi tidak perlu cintai perusahaan tempat Anda bekerja. Karena Anda mungkin tidak pernah tahu kapan perusahaan akan berhenti mencintai Anda."

Trip kali ini adalah trip kedua aku menginap di Esay. Sebelum ke sana saya ngelayap dulu ke kota, mencoba pentacity yang katanya mewah. Benar memang besar namun malam itu sangat sunyi pengunjung. Kemudian aku mencoba gojek dari BSB ke Esay. Bayar hanya 18.000. Di Esay ketemu Yayan, Wawan dan Aris. Kali ini belajar ilmu baru sama Yayan, trading EURO.

Di laut disibukkan acara persiapan menyambut tamu penting yang akan datang 27 Oktober. Managing Director kami, Pak Chuck. House keeping disana-sini dilakukan. Painting untuk mempercantik setiap sudut. Mulai lagi simpang siur isu EOC berhembus namun hilang disela-sela suara gemuruh FPU yang bergetar ketika sumur Bangka 7-6 sedang rewel. Flare menyala angkuh, panasnya hingga ke Living Quarter tempat kami tidur. Sehari 3x cooldown adalah hal biasa. Sayangnya butuh ramp up 30 jam ketika si well ngambek. Masih pula disibukkan dengan aktivitas delivery Methanol dan MEG. MEG Transfer dilakukan sebanyak 4 trip selama hampir 2 minggu full. 200 botol N2 sudah digunakan untuk blanketing.

Masih suka hujan dan badai merusak saluran TV dan mengganggu sinyal jaringan internet dan sinyal telkomsel kami. Di sela-sela hujan yg mengguyur rata, coba belajar membuat esspresso dengan minipresso kepunyaan Nizar. Tekniknya simple dengan hasil ekstrak kopi yang mantap. Diet masih dilakukan dan lumayan dibanding bulan lalu sudah turun 1.8 kg. Lebih baik turun pelan-pelan daripada drastis yang membuat sakit. Sama sekali tak sempat olahraga hanya sempat sekali hendak jogging di atas helipad bersama Afif. Namun malah lebih banyak foto2 dengan gaya jump up. Baru nyadar kalo benjolan di leher kanan masih ada dan akhirnya ke medic. Diberikan antibiotik dan dirujuk ke dokter spesialis penyakit dalam untuk pengobatan lebih lanjut. Mudah2an benjolannya mau kempes dan baik2 saja.

Minggu kedua FPU dipenuhi pasukan TMG yang PM CAE-1510B, ABS Inspection TLP, Bangka Engineer dan underwater inspection oleh Bahtera. POB full dan sebagian orang harus diungsikan ke Twin Sister. Ada Niko dan kami para ex FDTers foto bersama: Nizar, Niko, Edu, Yayan dan aku. Reuni kecil 13 tahun 4 bulan, disela istriku ultah.

Dimintain tolong lagi untuk menemani ibunya mas Puji pergi ke Bali. Salah order tiket, namanya ketukar. Akhirnya saya email contactcenter Citilink dan setelah 4 x telfon call center, tiket bisa diubah namanya.

Akhirnya pagi ini off dengan indah untuk melepas lelah. Harus mampir ke Pasir Ridge untuk PMP Closing dan esok siang ke Bali dengan Citilink direct.

Wednesday, October 19, 2016

Penghasilan Gojek

Sekian kali naik goj*k tak satupun bertemu dengan driver lokal. Seperti halnya kemaren saya diantar Pak Abdoel yg berasal dari Jember. Tanpa dikomando ia "berpidato" panjang lebar di sela-sela kemacetan jalan raya Kerobokan. Menurutnya sekarang aplikasi gojek makin canggih karena kini autobid. Si Apps langsung "memilihkan" driver yg lokasinya paling dekat dengan customer. Bukan seperti dulu, yang rebutan mencet "ambil order" dan capek mantengin HP sepanjang waktu, menunggu orderan datang. Siapa cepat dia dapat.

Konon kini, setelah driver goj*k kian berkurang, ia bisa mendapat minimal 200rb bersih perhari sudah dipotong makan, bensin dan setoran ke kantor gojek. Jam kerja ia atur sesuka hati. Jika sedang pingin istirahat, ia tinggal mematikan paket data hp-nya. Tak ayal jika ia bisa mendapatkan 6-8 juta per bulan hanya menjadi biker goj*k. Luar biasaaa...

Impianku Kelak

Saya bermimpi suatu hari punya sanggar seni tari, karawitan dan lukis dimana disana anak-anak belajar secara gratis. Melestarikan budaya warisan leluhur yg adiluhung.

Anak SMP Naik Sepeda

Salut sama anak2 SMP yg masih mau naik sepeda ontel ke sekolah. Bukan merengek minta motor, lalu ibumu kesana kemari berhutang hanya demi kamu naik sepeda motor ke sekolah. Saya yakin kalian bukan orang sembarangan bro...!! Tetaplah semangat dan berjuang. Karena kata orang bijak tak akan ada perjuangan yg sia-sia.

Baju Hitam

Dalam artikel agar terlihat kurus salah satu triknya adalah kita harus berpakaian berwarna gelap atau hitam sekalian. Saya sudah mencobanya dan berhasil. Malah saya sendiri ketipu. Karena suka pakai baju hitam, tanpa saya sadari dalam waktu 6 bulan ini berat badan saya naik 10 kg. Ediannn. Hehe...

Bulan Oktober 2016

"You never know how strong you are. Until being strong is the only way you have."

Off ini disibukkan oleh kegiatan Ngaben atas meninggalnya pekak Suarya. Beberapa hari dirawat secara intensif di rumah sakit dan ketika sudah diijinkan pulang, beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada 5 Okt. Ngaben dilakukan Senin 10 Okt 2016 yang dipuput oleh Ida Pandita dari Kediri. Biaya banten hanya 15 juta separuh kurang dibanding harus beli di Pandak 35 juta. Harus ada yg berani mendobrak, berubah atau mati.

Di sela menunggu upacara Ngaben, kami berlima sempatkan jalan ke GL dan BW. Rutinitas seperti biasa disibukkan dengan kegiatan antar jemput sekolah anak-anak. Cimol sekarang tak mau sering-sering kuantar, selalu minta diantar-jemput ibunya. Ketika ada kesempatan mengantar, aku manfaatkan waktu menunggu dengan jogging 2x di lapangan Alit Saputra.

Setelah selesai nyapsap dari rangkaian upacara Ngaben, kami mengunjungi adik Rashita di Bajera yg baru berusia 3 minggu. Menjenguk Ajik Kayan dan Biyang Jero yg kondisinya kian drop. Sungguh memprihatinkan dan membuat hati pilu.

Mencoba hal baru dengan belajar meracik kopi ala vietnam drip dan cappucino. Kucoba membeli peralatan di Bukalapak dan Ace Hardware dan memulai kisah latte art ini. Belum berhasil membuat lukisan di atas espresso karena foam yang dihasilkan french press masih belum sempurna tekniknya. Aku membeli kopi di Sudimara dan setelah beberapa hari aku minum kopi, dada sedikit sesak dan jantung agak berdebar. Mirip yang aku rasakan beberapa tahun lalu. Setelah ku telusuri, kopi yang aku minum adalah type Robusta yang kandungan kafeinnya lebih tinggi daripada Arabika. Next aku coba kopi Kintamani yang arabika dan lebih rendah kafein. Pada saat yang sama leher kananku ada bejolan, namun kata temenku dokter Doddy, itu hal biasa jika sedang panas dalam, kelenjar limphe yg membengkak.

Off ini deba genap berusia 5 bulan. Ketika dibawa imunisasi dan ditimbang beratnya 6.5 kg dan panjang 41 cm. Berat hanya bertambah 100 gram dari seharusnya 250 gram. Dokter memberikan saran memperpendek waktu nyusu dengan frekuensi lebih sering.

Setelah jalan 1.5 bulan (3000 km), Vario techno Tiwi kembali tersendat. Setelah diservis, motor kembali bagus. Namun masih belum ketemu masalah utamanya. Di sela off pada hari Minggu pagi kami main ke pantai Kedungu. Ranacitta bermain pasir dengan riang, adiknya hanya bisa memandang dengan antusias. Bikin baby mat dengan pipa paralon sisa dan sewa baby seat di Denpasar.

Akhirnya pagi ini aku dianter ibu hingga banjar semer saja. Lalu lanjut naik gojek ke bandara. Cuaca begitu panas menyengat, langit biru cerah tanpa awan setitikpun. Semoga perjalanan hari ini lancar dan selamat sampai tujuan.

Perjalanan lancar, tiba ontime di Balikpapan. Dijemput langsung menuju esai. Menyempatkan mampir di Pentacity yg baru buka. Mall megah dengan minim sekali pengunjung pada weekday. Di esai bertemu Yayan yg mengajari membuka account main jual beli valuta asing. Belajar ilmu baru. Seperti biasa besok kami akan melakukan perjalanan panjang ke West Seno. Moga diberi kelancaran dan kemudahan. Astungkara.

Friday, October 14, 2016

Wayan Dogler Tak Bisa Ngaben

Wayan dogler tak mampu membayar biaya banten ngaben kakeknya yg baru saja meninggal. Drpd berhutang atau menjual sawah ladang warisan ia berpikir lebih baik tak mengabenkan kakeknya yg biayanya membuat ia kaget bukan kepalang. Menurut dia tak seharusnya biaya banten semahal itu, mending uangnya saya pakai bisnis dan sebagian bisa saya sumbangkan ke keluarga saya yg perlu uang untuk melanjutkan sekolah. Wayan dogler memang penuh perhitungan dan strategi. Ia tak mau rugo sedikitpun, semuanya harus diatur secara matang.

Wayan dogler yg modern tak pernah berhitung ketika membeli telepon pintar seharga separuh dari biaya ngaben kakeknya. Ia tak pernah berhitung ketika membeli seri gadget terbaru seharga 3x penghasilan bulanannya.

Modernisasi Membunuh Tradisi

Bagi sebagian orang, kehidupan tradisional identik dengan kuno, katrok maupun ndeso. Pantas saja kini para ABG memilih menjalani gaya hidup modern yang terlihat lebih mewah dan bergengsi, meskipun banyak makan biaya. Entah untuk menyenangkan siapa...

Sebut saja Gek Dwi, Gek Tri tak sempet belajar bikin sampiyan. Sepulang kuliah mereka kini sibuk membagi waktu agar sempet ke salon: menicure, pedicure, meluruskan rambut, sulam alis atau sekedar creambath, hingga luluran di spa yang paling terkenal di pusat kota.

Luh Mirah, Luh Ayu pun tak sempat membantu mertuanya ngulat tipat atau sekedar bikin canang ceper untuk rainan purnama besok. Aktivitas padat sosialitanya membuat ia harus lebih intens berkumpul bersama ibu-ibu muda gaul di restoran yg lagi happening, ber-wefie ria dan tak lupa upload di social media.

Nang Lecir, Nang Jempaluk sekarang lupa bagaimana rasanya "mecil siap", atau sekedar "mangin" celeng "ngamah". Mereka kini disibukkan oleh "mecil" gadget atau sibuk nyari pokemon hingga ke batas desa.

Rah Mang atau Gus Tut sudah makin jarang membaca kekawin ataupun sekedar menembangkan pupuh sinom, pupuh ginada. Kini mereka disibukkan jadwal meeting dengan client, bertemu di resto siap saji atau di tempat minum kopi yang penuh wifi.

Yan Dogler, Tut Mancrut kini lupa cara ngulat klatkat sudamala, lupa cara merangkai "sanggah surya". Mereka kini sibuk dengan bisnis menjadi maklar jual beli tanah. Mereka ikut andil memperjualbelikan tanah warisan orang-orang desa yg sedang kebingungan karena terjerat hutang.

Thursday, October 13, 2016

Tri Hita Karana

Tadi melihat kotak bertuliskan "Dana punia tri hita karana". Entah apa ini maksudnya. Belum pernah mendengar dana punia jenis ini. Yang saya tahu tri hita karana itu adalah 3 kearifan lokal Bali yang terdiri dari Kahyangan, Palemahan dan Pawongan. Tri Hita Karana adalah menjaga hubungan yang baik dengan Hyang Widhi, dengan alam dan dengan sesama manusia.

Orang Bali sangat memegang teguh filosofi ini. Namun apakah semua orang Bali mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari2, tidak hanya sekedar wacana, tak hanya sebatas filosofi. Sering dibanggakan di koran2 atau dipuji2 diberbagai seminar.

Kahyangan atau hubungan yang baik dengan Hyang Widhi. Wujud nyatanya adalah sembahyang. Sudahkah orang Bali rajin sembahyang. Di Bali banyak ada rahinan yakni hari baik yg digunakan orang Bali untuk mendekatkan diri denganNya. Banyak orang Bali yg rajin, namun banyak pula yang biasa saja. Banyak yg ke pura setiap purnama tilem. Biasanya yg rajin adalah para wanita, para lelaki mengantarkan hingga depan pura saja. Kemudian sang lelaki memilih menunggu sambil ngopi di warung kopi dekat pura. Mendekatkan diri denganNya cukup dengan nunas tirta. Odalan pura yang datang setiap 6 bulan sekalipun belum tentu hadir. Sembahyang tri sandya setiap hari pun sangat jarang dilakoni. Jarang ini lebih ke tidak pernah. Lantas dimana letak religius orang Bali? Dimana letak pengamalan filosofi Kahyangan yg merupakan bagian pertama Tri Hita Karana.

Palemahan atau hubungan yang baik dengan alam. Sudahkah orang bali menyayangi alam? Di bali ada hari tumpek bubuh dan orang bali biasanya menyebutnya dengan hari tumbuhan. Di hari ini dilakukan upacara untuk tumbuhan, agar tumbuhan tumbuh subur untuk memberikan hasil bumi yg kelak akan digunakan pada hari Galungan sebulan kemudian. Namun benarkah orang bali sayang akan alam. Benarkah orang bali merawat tumbuhan pada tumpek bubuh? Jaman sekarang hal ini agak diragukan. Karena, jangankan merawat, tumbuhan saja tidak punya karena rumah hanya seluas 1 are penuh diisi bangunan. Tak ada tempat untuk merawat tanaman. Apakah pernah orang bali melakukan penanaman pohon massal, mereboisasi hutan yg gundul. Menyayangi alam? Sepertinya salah. Sekarang semua manusia berlomba-lomba menyulap sawah jadi ruko, menyulap pesisir pantai jadi vila hingga bungalow. Alam pun murka, banjir mulai melanda sudut-sudut bali.

Pawongan adalah menjaga hubungan yg baik dengan sesama manusia. Manusia bali sangat sosial. Mereka sangat senang membantu sahabat, tetangga dan kerabatnya. Mereka sangat senang dicap rajin, dikenal suka membantu di banjar, meskipun kadang di rumah pekerjaan masih terbengkalai. Mereka sangat mementingkan reputasi baik di banjar meskipun rela warung nasinya tutup selama 3 hari demi ngopin tetangga yg sedang bersuka cita, menikahkan anaknya. Manusia bali sangat menjaga hubungan baik itu. Namun manusia bali kadang lupa, untuk sekedar menyisihkan sedikit penghasilannya, untuk disumbangkan ke panti asuhan, ke tetangga yg tak mampu membeli sekilo beras atau ke kaum miskin yg hidupnya di kandang sapi. Manusia bali berlomba menyumbangkan sebagian kekayaan untuk membangun pura, bale banjar hingga bale kulkul desa, namun kadang lupa menyisihkan receh berbagi dengan semeton bali yg hidup terlunta, janda miskin yg ditinggal mati suaminya atau anak 8 tahun yg putus sekolah karena orang tuanya pergi entah kemana.

Thursday, October 06, 2016

West Seno Trip 13

22 Sept - 5 October

"Jika semua orang sibuk bekerja, lantas siapa yang akan menyapa burung di pepohonan."

Trip kali ini agak spesial karena trip pertama aku menginap di ESAI yang terletak di belakang Hotel Sepinggan. Akomodasi dapat nilai 80 meskipun agak jauh dari pusat kota. Tak masalah. Naik dengan mode normal operation pasca Bangka online 1 bulan. Berbagai problem bawaan muncul bertubi-tubi, break in job mencapai 4%. Masih jauh di bawah KPI sih. Biasa. Masih dalam memulai bath tub curve. Produksi pun di ramp up hingga mencapai 110 MM.

Kali ini mencoba diet. Selama 2 minggu ini aku coba tak makan nasi. Hanya sayur dan lauk pauk saja. Banyak buah. Sayang tak bisa banyak olahraga. Konsumsi kopi pun masih belum bisa dikurangi. Terutama agar bisa terjaga tiap malam, sekedar menyambung lembur tanpa bayaran.

On kali ini benar-benar disibukkan oleh MEG Transfer. Karena aktivitas ini pula saya tak bisa pulang untuk mengikuti Planner Engagement yang harusnya diadakan pada hari Rabu tanggal 5 Oktober 2016. Rencana nonton bareng pun batal. Rencana ke bukit alpha juga batal dan segudang rencana lainnya batal atas nama dedikasi pada perusahaan. Mantap memang.

Transfer MEG menguras energi dan waktu. Sejak Kamis 29 Sept team sudah mulai bekerja di POSB Tanjung Batu. Hingga akhirnya bisa mengirim pada Senin 3 Okt. Selasa cuaca buruk sejak subuh di West Seno membuat proses transfer tertunda. Baru bisa dimulai jam 15.40 hingga selesai jam 23.15 untuk mentransfer 7 ISO tanks. 1 tanks terakhir tak bisa karena koneksi yang mentok. "No MEG no production".

Belum selesai aktivitas MEG, disibukkan lagi dengan hampir habisnya stok methanol. Konsumsi methanol naik drastis dengan semakin naiknya produksi. Strategi pun dirancang agar tak ada keterlambatan. "No methanol no production".

Setelah hampir 2 minggu diet, sekarang giliran timbang badan dan lumayan turun 1 kg. Tak sia-sia perjuangan ini meskipun masih perlu meningkatkan aktivitas fisik dengan olahraga ringan minimal 3 kali seminggu selama minimal 30 menit.

Di sela menyiapkan hand over di hari terakhir kerja, di sela mengikuti teleconference call planner engagement, di sela mengikuti IFO180 days dan townhall meeting, di sela menyiapkan expedite methanol, MEG dan glycol, aku dikejutkan kabar duka dari rumah jika Kak Suarya meninggal dunia. Setelah beberapa hari di rumah sakit karena ditabrak motor, akhirnya beliau meninggal dengan tenang dan akan diabenkan hari Senin 10 Okt 2016. Dumogi amor ring acintya.

Wednesday, October 05, 2016

West Seno Trip 13

22 Sept - 5 October

"Jika semua orang sibuk bekerja, lantas siapa yang akan menyapa burung di pepohonan."

Trip kali ini agak spesial karena trip pertama aku menginap di ESAI yang terletak di belakang Hotel Sepinggan. Akomodasi dapat nilai 80 meskipun agak jauh dari pusat kota. Tak masalah. Naik dengan mode normal operation pasca Bangka online 1 bulan. Berbagai problem bawaan muncul bertubi-tubi, break in job mencapai 4%. Masih jauh di bawah KPI sih. Biasa. Masih dalam memulai bath tub curve. Produksi pun di ramp up hingga mencapai 110 MM.

Kali ini mencoba diet. Selama 2 minggu ini aku coba tak makan nasi. Hanya sayur dan lauk pauk saja. Banyak buah. Sayang tak bisa banyak olahraga. Konsumsi kopi pun masih belum bisa dikurangi. Terutama agar bisa terjaga tiap malam, sekedar menyambung lembur tanpa bayaran.

On kali ini benar-benar disibukkan oleh MEG Transfer. Karena aktivitas ini pula saya tak bisa pulang untuk mengikuti Planner Engagement yang harusnya diadakan pada hari Rabu tanggal 5 Oktober 2016. Rencana nonton bareng pun batal. Rencana ke bukit alpha juga batal dan segudang rencana lainnya batal atas nama dedikasi pada perusahaan. Mantap memang.

Transfer MEG menguras energi dan waktu. Sejak Kamis 29 Sept team sudah mulai bekerja di POSB Tanjung Batu. Hingga akhirnya bisa mengirim pada Senin 3 Okt. Selasa cuaca buruk sejak subuh di West Seno membuat proses transfer tertunda. Baru bisa dimulai jam 15.40 hingga selesai jam 23.15 untuk mentransfer 7 ISO tanks. 1 tanks terakhir tak bisa karena koneksi yang mentok. "No MEG no production".

Belum selesai aktivitas MEG, disibukkan lagi dengan hampir habisnya stok methanol. Konsumsi methanol naik drastis dengan semakin naiknya produksi. Strategi pun dirancang agar tak ada keterlambatan. "No methanol no production".

Setelah hampir 2 minggu diet, sekarang giliran timbang badan dan lumayan turun 1 kg. Tak sia-sia perjuangan ini meskipun masih perlu meningkatkan aktivitas fisik dengan olahraga ringan minimal 3 kali seminggu selama minimal 30 menit.

Di sela menyiapkan hand over di hari terakhir kerja, di sela mengikuti teleconference call planner engagement, di sela mengikuti IFO180 days dan townhall meeting, di sela menyiapkan expedite methanol, MEG dan glycol, aku dikejutkan kabar duka dari rumah jika Kak Suarya meninggal dunia. Setelah beberapa hari di rumah sakit karena ditabrak motor, akhirnya beliau meninggal dengan tenang dan akan diabenkan hari Senin 10 Okt 2016. Dumogi amor ring acintya.

Sunday, October 02, 2016

Teringat Masa Kecil

Mendengarkan lagu Singing in the Rain milik Jamie Cullum, mengantarkan aku pada kenangan masa lalu. Suasana lagu seperti malam yg penuh bintang. Rumahku masih berdinding gedeg dan jalanan di depan rumahku belum beraspal seperti sekarang. Jika hujan maka jalanan seperti kubangan kebo. Suasana ketika melaspas rumah gedeg bapakku, hasil keringatnya sendiri. Para keluarga semua datang ke Bajera. Tidur bersama di beranda rumah. Pada malam yg ke sekian aku diajak jalan ke utara rumah menyusuri jalan tanah, ke arah agak tinggi. Aku melihat bintang dan memandang ke arah selatan. Kerlip bintang di pantai kuta terlihat megah malam itu. Ketika bermain di sawah dekat rumah. Ketika kami para sahabat pernah tertawa pernah berkelahi. Ketika kami membangun gubuk di tengah sawah menaikkan layang-layang di siang bolong. Gubuk jerami kami terbakar. Asapnya hitam membubung tinggi. Ketika sawah-sawah kering dekat rumah kami menjadi lapangan bola. Kami bermain hingga senja menghilang dan bapak selalu mencari kami, jangan main melewati sandikala karena sandikala itu tenget. Para memedi sedang lalu lalang. Ketika Nyepi kami menginap di pos kamling dekat rumah. Tepat tengah malam jam 12 segumpal api terbang dari arah utara menuju pos kamling. Ternyata para orang tua kami ronda mengawasi sehingga segumpal api pergi ke arah timur sebelum menyaksikan kami tergolek di pos kamling, di malam yg paling gelap di sasih kesanga. Ketika para orang tua kami bergerombol mengejar seorang tak dikenal telanjang bulat menyusuri sawah dekat rumah. Ketika fajar menyingsing ternyata tak lebih dari seorang gila yg tak tahu harus kemana. Tak kenal rasa takut pun rasa malu. Ketika hujan adalah hari paling bahagia buat saya karena toko bapak sepi dan saya bisa bermain sesuka hati. Ketika hari minggu para sahabat senang bukan kepalang nonton si unyil di TVRI, namun saya harus membantu bapak jualan di pasar. Ketika kami bermain di sawah dekat rumah. Seorang sahabat membawa gegemet berupa buntalan disemat peniti di kerah bajunya. Ia membawa capung lalu mengucap mantra sakti entah untuk apa. Kami yg tak paham hanya menganga. Ketika kami bermain gambaran, main kelereng, main kocok-kocokan dengan dadu bergambar buatan kami sendiri. Ketika sahabat ku mulai berdatangan ada Dedeng, Yan Pande alias celakkuir, Mang Jentot, Dek Jojon, Rusdi, Nursidin. Mereka tinggal dekat-dekat rumah. Entah kemana mereka sekarang entah bagaimana kita akan berkumpul kembali. Mengenang apa yg sudah berlalu. Bersama sawah2 yg kini sudah jadi perumahan.

Saturday, September 24, 2016

Motor VS Penduduk Bali

Berdasarkan data dari badan pusat statistik Bali tahun 2013:
Penduduk = 4,156,997
Jumlah motor = 2,586,715
6 dr 10 penduduk punya motor
KK 2010 = 1.028.260

Atau 2.5 motor per KK.
Setiap KK punya 2.5 motor.

Thursday, September 22, 2016

Harga Paket Data di Tabanan

Survey dilakukan di Tabanan di toko pulsa yg menjual dgn harga yg setahu saya paling murah. Di depan sekolah immaculata.

3gb 60rb mentari. 20rb/Gb
2gb 45rb im3. 22.5rb/Gb
4gb 70rb telkomsel. 17.5rb/Gb
2gb 95rb paket tlkomsel. 42.5rb/Gb
6gb 75rb XL. 12.5rb/Gb
5gb 65rb tri. 13rb/Gb
3gb 40rb axis tembak. 13rb/Gb
10gb 130rb indosat 13rb/Gb (5:4g 5:3g)

Sejauh ini Tri yang bisa menjual paket cukup murah dan kualitas jaringan cukup stabil.
Te******l makin lama makin mahal saja menjual paket, meskipun memang kecepatan data lebih unggul dibanding tri.

Kuningan dan Off 10 Hari

Off kali ini hanya 10 hari. Pulang malam ke Balikpapan bersama Handoko dan Frans, menginap di mushola bandara malam itu. Menghabiskan sisa kantuk karena kami tiba jam 2 subuh. Lalu aku menunggu dengan lelah untuk pesawat Citilink direct jam 11.50. Pulang ke Pandak seperti biasa dengan gojek.

Tak banyak yg bisa dikerjakan off ini. Esoknya, Senin masih libur Idul Adha, kuajak anak istri main ke BW dan GL sekedar melepas penat. Kemudian disana bertemu dengan iklan Deluxor yang sudah finishing pembangunan. Masih ada 1 kamar yg 300 jutaan. Revenew sekitar 32 jt/tahun atau ROI 8%. Dapat 3 malam free stay untuk owner. Menggiurkan.

Off dipenuhi acara sembahyang purnama, Kuningan, nelok ada yg meninggal dan kundangan 3 bulanan ke Jatiluwih dan cucunya pak Ogik. Kuningan kami ajak debay pertama kali ke pura ciwa dengan ngaturang pejati, di usia yg baru saja melewati 4 bulan. Foto2 dengan style hi key cukup memuaskan si ibu. Namun hingga usia 4 bulannya kami masih belum membuat akte dan memutuskan nama buat debay. Sebenarnya ada 2 pilihan: Ariagita Gayatri atau Gayatri Gitaswari. Gitanjali dicancel karena dinilai terlalu India :)

Off ini pula akhirnya kesampaian membuat deposito dan mendapat prefered customer dari Niaga. Sehari sebelum Kuningan kami mengukur tanah di Kukuh. Moga langkah selanjutnya tetap lancar. Pajak tanah2 di Pandak sudah dibayar di BPD Kediri total hanya 100rb perak pajaknya 8 sertifikat. Kuningan ini aku dan istri mencoba memasak tum, be kecap dan jukut nangka sebagai pelengkap Hari Raya Kuningan sekaligus latihan membuat masakan khas Bali. Masak nak bali sing bise ngae tum. Meskipun beli daging babi cuma 2 kg tapi kami puas dengan rasanya. Yang paling penting adalah masakannya tidak membuat kami sakit perut.

Di rumah disibukkan dengan kegiatan anter jemput sekolah si krucil. Mulai dari mandiin hingga anter pup ku lakoni demi anak2 senang. Ngajarin Nana belajar karena dia sedang UTS selama 4 hari. Citta harusnya kemah tapi tak ikut serta karena harus ikut kondangan ke Jatiluwih. "Perawatan" pintu harmonika dilakukan dengan membersihkan dan memberi lubrikasi dengan wd40. Percobaan menanam kangkung dan sawi hidroponik lumayan lancar dan kupindah ke paralon biar kelihatan lebih pro.

Setelah tidak puas off sepuluh hari aku kembali menjalani rutinitas. Ke Balikpapan via Makasar dengan transit 4 jam karena tiketnya lebih murah. Sejak 6 Sept semua lounge tak menerima KK Platinum lagi. Selama menunggu aku membaca dan mendengarkan lagu di MP3 player. Latihan listening masih kulakoni dan sudah aku tetapkan terus kulakukan 1 jam tiap hari. Tiba di Balikpapan sudah agak gelap. Kuputuskan untuk jalan2 dulu sebelum akhirnya malam aku menginap di ESAI (21 Sept 2016) untuk pertama kali bersama Nizar dan Yayan. Ada juga Wawan Subiantoro dan Aris chemist. Fasilitas sangat memuaskan dengan harga spesial pegawai Cvx 170rb. Meskipun lokasi agak masuk ke dalam dan jauh dari kota tapi deket ke bandara, hanya 5 menit. Kayaknya bakal langganan disini.

Dan subuh ini hujan deras sekali mengguyur Balikpapan. Semoga perjalanan pagi ini ke West Seno lancar dengan bis dan boat yang melelahkan. Start jam 7 dan tiba di laut sekitar jam 4 sore. Mudah2an pengorbanan dan usaha perjalanan 9 jam ini dan selama 2 minggu ke depan tak sia-sia. Demi cinta dan anak istri di rumah. Astungkara.

Wednesday, September 21, 2016

Transmigran Bali

Seperti biasa, penerbangan Denpasar-Makassar kali ini bertemu dengan 2 orang Bali. Yang satunya asli Baturiti dan sudah 25 tahun merantau di Palu. Konon ia pulang kampung karena ada keluarga yang upacara. Yang satunya berasal dari dekat kampung kelahiran saya, Antap. Ia melayat keponakannya yg meninggal kena serangan jantung. Kata si paman usia ponakannya sekitar 35. Usia manusia tak ada yg tahu komentarnya.

Penerbangan via Makassar sering bertemu dengan orang-orang Bali transmigran yang tinggal di berbagai kota di Sulawesi. Antara lain Palu, Kendari, Luwuk dll. Penampilan mereka khas, sederhana, biasanya banyak barang bawaan ke kabin. Aromanya juga khas. Rata-rata mereka sudah merantau di atas 20 tahun. Ketika jaman Gunung Agung meletus sekitar 1963 banyak orang Bali yang diungsikan sebagai transmigran baik ke Kalimantan, Sumatera maupun Sulawesi. Rata-rata mereka sukses sebagai petani perambah hutan. Meskipun terlihat sederhana, taraf kehidupan mereka di atas rata2 penduduk suku lainnya. Ketika ditanya rata-rata mereka ingin menetap di rantau karena semua sudah lengkap termasuk sanggah khas Bali.

Test Fuel Consumption Suzuki Splash

Test fuel consumption Suzuki Splash AT tahun 2015. Saya test sejauh 113.3 km dengan 70 km perjalanan ke luar kota (Pandak Gede-Jatiluwih pp) sisanya seputar Pandak-Tabanan anter jemput anak sekolah. Dari kondisi full dan ketika saya isi penuh bensin sebanyak 12.86 liter atau seharga Rp 84.400,-  atau setara dengan 8.81km/liter alias 1:9. Jika dirupiahkan adalah sebesar Rp 745,-/km. Harga bensin saat membeli 6.550 pada bulan September 2016. Sepanjang test AC selalu dinyalakan full dengan level blower 2. Jika dibandingkan dengan matic Vario saya yang 1:36 maka kalo untuk antar jemput sekolah lebih hemat naik motor sekitar 4x lipat.

Wednesday, September 14, 2016

Pelajaran Kelas Satu SD

Masih heran dengan bimbel atau les tambahan. Pemahaman sederhana saya, kalo harus ada bimbel artinya pelajaran utama sekolah nggak efektif dong (masih kurang). Kenapa gak maksimalkan aja yg ada. Kalo dianggap jam belajar regular kurang panjang maka harusnya jam pelajaran yg ditambah. Bukan menambah bimbel yg nota bene harus nambah waktu belajar dan yg paling gawat adalah nambah biaya.

Setelah beberapa bulan berjalan dan saya amati anak SD saya dalam belajar dan pelajarannya. Banyak buku bacaan dan buku tulis yang harus dibawa. Banyak macam pelajaran dan terlalu kompleks menurut saya untuk kelas 1 SD.

Ada 12 mata pelajaran yaitu agama, pkn, budi pekerti, ips, ipa, cemerlang, penjaskes, bahasa bali indonesia inggris, matematika, dan seni budaya serta 8 level pelajaran tematik sesuai temanya.
Sebenarnya dari semua itu bisa disederhanakan menjadi misalnya hanya 4 karena antara satu pelajaran dan lainnya banyak yg mirip dan mengulang-ulang. Misalnya dalam pelajaran pkn ada juga dibahas di IPS, dll. Berikut pengelompokan versi saya menjadi 4 saja: Manusia dan Alam, Bahasa, Matematika dan Seni Budaya. Anak-anak cukup belajar itu saja dulu.

1. Tentang MANUSIA DAN ALAM
Agama
PKn
Budi Pekerti
IPS
IPA
Cemerlang
Penjaskes

2. BAHASA
Indonesia
Bali
English

3. Matematika
4. Seni budaya dan keterampilan

5. TEMATIK
1A. diri sendiri
1B. Keluarga
1C. Lingkungan
1D. Kebersihan dan kesehatan
1E. Pengalaman
1F. Energi
1G. Tempat umum
1H. Peristiwa alam

Home Sick

Baru 4 hari sudah kangen suasana rumah yg dipenuhi aroma asem keringat anak2. Bau pesing sehabis mereka pipis. Bau asem debay bangun tidur pagi. Bau khas debay ketika gumoh. Aroma khas ibu kalo belum mandi. Suasana pagi ketika mempersiapkan sekolah. Suasana sekolah yang dipenuhi drama pagi-pagi.

Saturday, September 10, 2016

West Seno Trip 12

01-10 September 2016

Tak terasa sudah 12 kali trip aku pulang pergi West Seno. Tak terasa 10 bulan yg lalu pertama kali menginjakkan kaki di unit terapung ini. Trip kali ini harusnya 1 minggu saja sehabis cuti, tapi extend jadi 10 hari karena om Gun mau nambah off. Tepat tanggal 1 September naik bis bareng pak Didik yang mau ke Attaka serta Octo yang memulai karirnya di Santan TMG. Karena off ku kemaren 4 minggu, email jadi numpuk tak karuan. Sedikit demi sedikit dikerjakan semampunya. Disibukkan oleh aktivitas post Bangka start up, menutup beberapa punch list. MEG pun datang diantar oleh Surf Perdana. EP-300 cabut dengan mulus diikuti oleh hengkangnya Alamanda. Project sudah selesai. Bangka subsea well sudah online dengan garang. 80MM mudah-mudahan setara dengan effort yang sudah dikeluarkan. 10 hari kemudian sepertinya panitianya akan dibubarkan.

Proses masih mencari titik setimbangnya. Masih tuning sana sini. Bangka 7 sempat ganti choke 2x dengan ROV sekali turun seharga 1 juta. Siang hari ketika aku mau terlelap tidur siang, FPU bergetar kencang, suara mendesing di luar. Ketika ku tengok keluar kaget bukan kepalang karena api flare setinggi gunung, menciutkan nyali. Namun hanya sebentar dan setelah itu proses kembali normal. Si sumur 7 dan 6 sedang latihan.

Sore ini aku pulang ke Balikpapan transit via Attaka. Attaka masih seperti dulu, tetap ramai dan ceria. Seperti 10 bulan lalu ketika kutinggalkan tanpa basa-basi. Seperti putus cinta perasaanku waktu itu. Para sahabat menyambut hangat. Masih seperti dulu. Sempat karaoke 4 lagu menemani om Erik di bawah helipad, sehabis lomba aerobik tadi sore. Malam ini kami meneruskan perjalanan ke Santan dengan Kepodang dan lanjut naik Innova menuju Balikpapan bersama Frans dan Handoko. Jam 9 berangkat dari Santan. Kemudian mampir makan tengah malam nasi kuning di jl. Antasari Samarinda. Jam 2 subuh kami tiba airport lalu tidur di mushola bandara. Semoga perjalanan hari ini dan esok diberikan kelancaran.

Saturday, September 03, 2016

3 Bulanan Adek Gayatri

Kali ini mendapat rejeki off 4 minggu karena cacar plus cuti tahunan. Diprioritaskan untuk persiapan upacara 3 bulanan debay yang akan berlangsung 27 Agustus nanti. Mulai dari beli pupuk, okokan hingga kebaya. Beli aneka alat-alat plastik di kediri hingga keperluan konsumsi di vista dan bali bagus. Seminggu sebelumnya kami "nakonang" ke jro dasaran kedis di belakang SD 1. Upacara sederhana yang diminta oleh mbah yang numitis. Boleh bikin acara jumah bedauh asal juga nunas tirta di merajan bedangin. "Mbah" juga minta pakaian putih-putih termasuk bulang wol putih. Beli karpet dan mengambil wadah makanan di jero.

Sehari sebelumnya kami mengundang keluarga dekat untuk sekedar mebat ngelilit sate dan nampah bebek serta ayam. Sedikit pula membuat tum, memotong balung dan membuat daging babi goreng. Mbah Tut sebagai tukang masak sudah stand by dari 2 hari sebelumnya.

Semalam sebelumnya seluruh keluarga dekat menginap di rumah bedauh. Ada yang tidur di depan kamar suci, dangin kamar suci dan ada yang di bale. Suasana seperti itu yang sangat jarang terjadi. Malam itu saya setelkan film di laptop dan keluarga asyik menonton sambil dibuatkan nasi goreng oleh pak Ming. Saya tidur hingga larut jam 1 malam.

Pada hari H, acara dimulai jam 8 pagi dengan nunas tirta di Pura Ciwa oleh pak tut Garing sekalian menjemput mangku. Jam 9 sekaa gender datang dan langsung menempati tempat di sebelah timur kamar suci. Sekitar jam 9 lewat mangku rawuh dan mulai menggelar upacara. Sekitar jam 11 debay mulai natab di sanggah dan di bale hingga selesai jam 12. Tak disangka tamu-tamu berdatangan hingga sedikit kewalahan. Padahal tak banyak yang diundang. Hanya keluarga dekat dan sedikit teman sekolah. Ada keluarga di bajera yang datang sehari sebelumnya. Ada keluarga di badung. Ada keluarga di jeroan pengayehan. Ada kerabat dekat di pandak. Ada keluarga pak Wida yang jauh-jauh dari Karangasem, pak Galang dan lain sebagainya.

Suasana paling ramai sekitar jam 10 hingga jam 12 karena tamu berdatangan di acara sederhana ini. Siang menjelang sore hanya ada beberapa tamu dan malam harinya masih datang juga tamu yang telat yakni ajik Maha, Ngurah Penawing dan terakhir Bli Mang Gus dan Mbok Tu yang datang jam 21.30. Kami sudah bubar dan sudah tidur. Aku tak sempat ketemu.

Astungkara seluruh rangkaian upacara dan acara berjalan lancar dan tidak kurang sesuatu apapun. Banten yang disiapkan meadek pun lengkap dan tak kurang suatu apapun. Dekbayi yang natab pun hanya sedikit rewel hanya karena gerah dan sedikit telat memberikan ASI. Terima kasih untuk semua keluarga dan sahabat yang telah datang pada acara ini dan mendoakan kami sehingga upacara berjalan lancar.

Sunday, August 07, 2016

West Seno Trip 11

28 July - 4 August 2016

"I am not the best, but I will do my best."

Trip kali ini adalah persiapan terakhir menjelang TA dan menginap pertama di penginapan BP selepas Suraton tutup. Pagi itu cerah dan perjalanan menuju Lhoktuan lancar. Perjalanan laut pun sama, lancar tanpa halangan, ombak tenang sepanjang perjalanan. Jam 4 sore kami sudah merapat di FPU. Sehari-hari disibukkan dengan persiapan material, persiapan man power hingga memilah kontrak mana yang akan dipakai membeli material tambahan, agar cepat datang namun compliance pun harus selalu dijaga. Ini tantangannya.

Disela kesibukan persiapan TA atau tepatnya ICSU (integrated commissioning and start up) kami diwajibkan juga konsultasi dengan leader untuk membicarakan target hingga pertengahan tahun ini. Banyak sekali masukan yang aku dapat, tidak pernah saya dapatkan dari leader sebelumnya. Maklum leader baru saya baru pulang dari IWA (international work assignment) di US.

IFO 90 days pun dilakukan dengan sederhana berbarengan dengan halal bihalal Ramadhan 1437H yang diadakan se-KLO melalui teleconference. Tidak ada kambing guling di laut hanya tongseng kambing dan makanan biasa lainnya. Ketika timbang beratku hampir mencapai 86 kg. Edan. Apa gerangan strategi agar supaya turun atau minimal tidak naik lagi.

Beberapa hari kemudian muncullah kapal baru sangat besar WM Pacific membawa 1750 ton MEG yang merupakan pengiriman tahap pertama. Disusul dengan datangnya EP300 yang merapat dengan sukses pada Selasa 2 Agustus bertepatan dengan mulai demamnya aku. Di sela menyiapkan segala hal tentang mini TA aku diminta juragan membuat sekedar poster untuk menyambut ICSU Bangka 2016. Jadilah aku ambil beberapa gambar pada incoming Bangka. Namun ketika sedang akan kuedit keburu sakitlah aku. Rabu pagi tanggal 3 aku ijin tidak bisa bekerja karena demam menyerang. Rabu sore aku menunjukkan 1 bentol di tangan kanan. Dokter melalui perawat lapangan menyatakan aku cacar air dan harus dipulangkan segera. Jadi aku on duty hanya seminggu, sisa seminggu sick leave. Esoknya Kamis aku ikut pulang ke Balikpapan. Kamis pagi itu ombak mengguncang kapal hingga terasa sarapan tadi pagi mau keluar. Bahkan kami harus turun ke boat melalui EP300 untuk menghindari angin dan gelombang dari arah barat.

Sore tiba di bandara aku langsung issued tiket untuk pulang Jumat siang dengan pesawat direct Citilink. Baru tahu ternyata ada direct flight baru Sriwijaya Air Balikpapan-Denpasar, bisa jadi alternatif nih. Sorenya aku memutuskan menginap di Mega Lestari. Kubeli kamar via Traveloka dengan harga miring, ternyata memang dapat kamar di side wing, full wifi tapi tanpa breakfast.

Jumat pagi aku menuju bandara dengan taxi. Memakai masker dan langsung menuju counter check in. Petugas bertanya "apakah bapak sedang sakit?" Saya jawab hanya alergi. Kemudian berlalu menuju ruang tunggu dan akhirnya ketika naik pesawat aku mengenakan topi kupluk dan masker sehingga tak kelihatan mukaku yang penuh bercak merah, namun belum bernanah. Perjalanan lancar dengan cuaca cerah. Naik gojek menuju pandak. Belasan kali aku memakai gojek tak sekalipun menemukan driver orang Bali. Siang itu aku coba gocar namun 10 menit tak kunjung ada yang mengambil orderanku. Mungkin karena ongkosnya terlalu murah, hanya 100rb. Kalau naik taxi bandara bisa lebih dari 250rb.

Akhirnya kami berkumpul kembali di rumah tepi sawah ini. Kami berempat kompak cacar, hanya Nana saja yg mampu bertahan. Hebat Kak Nana.

Saturday, July 30, 2016

Antara Cacar, PPJB dan First Day of School

"Mistakes are proof that you are trying."

Off kali ini bertepatan dengan 2 bulan anakku yang ketiga 14 July 2016, aku bertiga bareng Dayu dan Dana naik taxi Globalindo dari Samarinda. Bermaksud tiba lebih awal namun ternyata pesawat Citilink delay menuju Surabaya. Untungnya masih ditunggu Citilink yg ke Bali. Jam 10 malam baru tiba di rumah setelah ngegojek. Dari belasan kali ngegojek tak satupun ketemu dengan orang lokal Bali. Perlu 15 jam perjalanan laut darat dan udara untuk bertemu orang-orang yg aku cintai.

Esoknya langsung bisa anter jemput anak-anak yang baru memasuki minggu pertama sekolah. Nana dan Citta happy meskipun kadang Citta masih agak rewel tapi dia lebih happy karena ada saudaranya Didi satu kelas di kelas bu Tina. Sudah survey meja belajar agar mereka lebih semangat untuk belajar. Off depan rencananya beli.

Kemudian pada hari Sabtu sepulang sekolah kami antarkan debay Komang, yang baru lewat 2 bulan usianya, ke Kasih Ibu untuk imunisasi, lanjut nganterin emaknya ngemall, biar tak jenuh di rumah katanya. Juga sempatkan menindik debay di Tabanan bersama dokter Suwidja yg minim dialog. Sabtu depannya debay natab dina. Di hari Minggu aku antarkan anak-anak ke Jero. Citta main dengan semangat hingga suaranya serak-serak basah. Sempatkan pula ngeprint pas foto dengan Canon Selphy yg sudah lama tak dipakai.

Selasa Purnama Kasa Anggara Kasih bertepatan dengan Kajeng Kliwon, odalan di sanggah di rumah bedauh. Berjalan sederhana, sore-sore karena paktut ngemargiang di banjar Pasti. Sore itu Cimol mulai kelihatan bintik-bintik berair di tangan dan badannya, seperti gejala cacar. Esoknya Citta libur namun aku ajak service mobil 5000 km di Suzuki Tabanan. Sepulang jemput Nana kuantar berobat ke Kasih Ibu. Kembali bertemu dokter Suwidja yg minim dialog, hemat energi.

Awalnya Nana dengan semangat ingin ikut lomba mewarnai tingkat SD di SMU 1 Tabanan. Namun entah kenapa pagi itu ia terlihat loyo. Ditambah dengan rencana pagi itu plester di depan toko biar lebih rapi. Beli motor Vario bekas untuk Tiwik ke sekolah. Yang jual ternyata guru SMA 2 Tabanan, namanya Pak Sumerta.

Dengan pertimbangan sangat matang dan sinyal positif dari AHM, akhirnya sehari sebelum berangkat ke Balikpapan yaitu tanggal 26 Juli kami sign PPJB. Axa dan Deponiaga ditarik untuk uang muka 20%. Di setiap doa selalu aku sisipkan agar apa yg kami rencanakan diberikan kemudahan dan jalan yang mulus. Mudah-mudah bisa segera terwujud.

Mendapat kabar mengejutkan bahwa mekjero dirawat secara intensif di Kasih Ibu, Tabanan. Sebelumnya kakinya patah dan kini sudah 3 hari tak sadarkan diri. Dokter belum bisa menjelaskan sakitnya. Aku menjenguk dan melihat beliau tergolek lemah di ICU. GWS biyang jero.

Akhirnya Rabu 27 Juli aku terbang ke Balikpapan via Makazzar, dengan tiket cukup mahal. Dua kali lipat dari biasanya. Mencoba tempat menginap baru di deretan ruko Balikpapan Permai di belakang Ace Hardware. Bareng Yayan dan moga aja kerasan sebagai pengganti Suraton yg tutup karena transformasi.

Sunday, July 17, 2016

Lelaki Bali yang Malas

"Meroko sing bise, meceki sing bisa masih, metajen sing bise, ngadu jangkrik sing bise, minum apalagi, lengkap sudah penderitaanmu jadi lelaki bali." Pidan keto kone, kewala jani nak bali nak sube maju. Nak muani nak sube pade rajin. Sing ane luwa dogen ane megae.

Beberapa sahabat orang luar Bali memandang lelaki Bali hidupnya santai (baca: malas). Yang bekerja para wanita, si lelaki sibuk mecil ayam, adu jangkrik atau meceki sambil minum di bale banjar. Demikian pandangan beberapa sahabat tentang lelaki Bali. Dia malah heran melihat saya pergi jauh merantau, bekerja keras demi anak istri. Berkebalikan dengan anggapannya selama ini tentang lelaki Bali. Mungkin sahabat saya ini men-generalisasi secara sempit. Di sebagian daerah pandangan ini benar. Namun tidak berlalu secara global.

Lelaki Bali adalah pekerja keras. Terutama jika mereka adalah kaum petani. Apa yg sering terlihat di luar adalah karena mereka hanya melihat lelaki Bali di saat santai. Sepulang dari bertani mereka santai, mengisi kekosongan menunggu masa panen dengan kegiatan hiburan. Sayangnya meskipun tidak semua, sebagian lelaki bali hiburannya mungkin tak jauh dari tajen, mecil ayam atau meceki. Sementara si istri sibuk mengerjakan kerjaan rumah tangga lainnya, bahkan ada yg bekerja tambahan untuk menambah penghasilan keluarga.

Di samping pekerja keras, lelaki Bali adalah para master chef andalan. Dalam setiap acara keluarga atau di banajar, lelaki bali selalu jadi bagian mebat (memasak). Mereka dituntut bisa mengolah bumbu dan membuat adonan makanan yang tentu harus enak dinikmati. Bahkan harus bisa memperhitungkan kebutuhan masakan untuk acara massal.

Saturday, July 16, 2016

Pabrik Motor di Negeri Dongeng

Suatu hari berkumpulah 60 orang ahli mesin membentuk team dan melakukan penelitian untuk menciptakan dan membuat sepeda motor asli indonesia. Mereka meniru motor2 jepang yang diciptakan dengan efisien sehingga harganya begitu terjangkau. Pemerintah menyediakan semua biaya untuk mensupport langkah besar ini. Tiga tahun kemudian lahirlah sebuah motor asli ciptaan anak bangsa. Diproduksi massal dengan harga jauh lebih terjangkau karena semua bahan baku berasal dari Indonesia, kualitas pun tak kalah dengan motor buatan Jepang. Motor ini dinamakan Toba, Java, Biak, Dayak, Bone, Moluka, Alor, Bajo dan varian lainnya.

Persamaan Kuadrat dalam Kehidupan

Rumus:
h = x^2 (h sama dengan x pangkat 2).
h = hasil, x = usaha
Konon dalam kehidupan berlaku persamaan kuadrat. Jika usaha dilakukan sepenuh hati (1) maka hasilnya adalah sama (1). Jika usaha ditingkatkan menjadi 2, hasilnya berlipat-lipat, dikuadratkan. Namun jika usaha yang kita lakukan 1/2 (setengah-setengah), hasilnya malah lebih rendah dari setengah. Sudahkah kita berusaha sekuat tenaga?

Lebaran di West Seno

Lebaran kali ini, Rabu 6 Juli 2016, adalah Lebaran pertama saya di West Seno, giliran jaga warung. Suasana begitu tenang dan pelan. Pagi itu cerah. Angin bertiup cukup kencang. Kawan-kawan memulai sholat Ied jam 7 pagi yang mengambil tempat di helipad. Begitu selesai kami bersalaman dan bermaafan. Di mess hall sudah tersedia makan spesial dan berbagai jajanan menarik termasuk kue lebaran. Suasana lebaran di laut memang unik apalagi di tempat kerja baruku sholatnya di helipad. Saya sempatkan mengabadikan buka puasa dan sholat Ied dengan foto dan video.

Di kesempatan lain ketika pak Didik sudah datang. Beliau bercerita lain. Sehabis sholat ied di rumah beliau langsung bersiap berangkat, menuju bandara tuk bekerja ke Balikpapan. Para sanak saudara menanyakan sebegitunyakah kita harus nyari duit. Di saat para keluarga berkumpul pada hari raya, kita masih sibuk bekerja, hanya demi uang, memuaskan duniawi. Masih kurang cukupkah uang yg dikumpulkan selama setahun belakangan. Dan berbagai pertanyaan tidak terima lainnya. Mengharukan.

Bobo dan Minat Baca Kita

Mulai beberapa minggu terakhir, Nanacitta jadi maniak Bobo dan pengen selalu dibelikan majalah Bobo yang terbit tiap hari Kamis. Pada satu kesempatan saya coba nyari majalah Bobo di seputar jl Gunung Sanghyang Denpasar. Tak satupun saya lihat ada toko majalah/koran/buku. Susah sekali nyari toko majalah di denpasar. Yang banyak adalah toko hp/pulsa, alat elektronik, minimarket, dealer sepeda motor dan peralatan rumah tangga.

Berita baiknya adalah bagi yg berbisnis pilihlah bisnis diantara yg disebutkan di atas. Berita buruknya: sebegitunyakah kondisi kita, apakah kita sudah tdk membutuhkan informasi lagi melalui koran majalah atau tabloid. Apakah semua penduduk sudah beralih ke digital dgn ebooknya? Atau daya baca masyarakat benar2 rendah? Saya lebih percaya yg kedua.
Akhirnya karena hingga jl. Gunung Agung saya tak nemu penjual majalah, saya langsung menuju Gramedia.

Di Bali saya tahu hanya ada 3 toko buku besar: Gramedia, Gunung Agung di Libbi dan Togas Mas. Togas Mas harganya lebih murah namun koleksinya bukunya tak selengkap yang di Jogja.

Thursday, July 14, 2016

West Seno Trip 10

30 Juni - 13 Juli 2016

"Kalo mentok itu artinya kamu sedang bergerak. Kalo lelah itu artinya kamu sedang melangkah."

Akhir Juni EP-300 mooring out bersama hampir 300 crew di dalamnya. Mereka pergi entah kemana. Mungkin para pekerjanya mempersiapkan cuti lebaran. Libur sementara. Ini adalah trip ke-10 dan trip kedua saya pindah kantor ke lantai 3. Ngumpul dengan para juragan, agar lebih mudah koordinasi. Maksudnya lebih mudah nyuruh. Gak usah basa-basi keles.

Trip kali ini slow motion karena minggu-minggu terakhir puasa menjelang Lebaran 6 Juli. Suasana kerja pun minim interupsi dari kantor pusat. Biasanya email penuh dan datang bertubi-tubi, kali ini lebih bisa dinikmati. Kerja jadi lebih nikmat dan lebih banyak waktu untuk berimprovisasi dan berkreasi. Pada hari lebaran kawan2 muslim melakukan sholat ied di helideck. Kami bertiga (Dodo, Mas Mahe dan saya) mengabadikannya dengan foto-foto dan video. Saya buat video singkat dan foto panorama yang menurut rekan-rekan keren bingit. Sehabis sholat juragan datang ke ruangan dan bekisah hingga jam makan siang tiba. Bos-bos tidak boleh cuti, para juragan harus jaga warung untuk mencegah peristiwa yang tidak diinginkan terjadi.

Di sela waktu luang aku sempatkan berolahraga setiap sore dengan jogging ringan di helideck yang saat ini statusnya tidak bisa digunakan karena perlu mengganti safety net. Beratku kini 86 kg naik 10 poin sejak pindah dari Attaka 6 bulan terakhir. Wedaaannn. Aku juga menemukan kegiatan baru yaitu membuat lukisan abstract di note dan menggambar ukiran di kertas setelah terinspirasi sebuah account di IG.

Di pertengahan kerja kami mendapat info bahwa start up kemungkinan maju beberapa hari karena progress subsea cukup bagus. Pun mendapat kabar kawan-kawan yang diperbantukan dari lokasi lain akan dieksten ke akhir Agustus. Rindy dan Sapto meringis. Sedangkan Erik lebih pasrah.

Kerja kami hibur dengan menyetel lagu2 favorit. Pokoknya suasana kerja dibuat se-happy mungkin. Kita boleh merasa kehilangan, namun kerja harus tetap semangat. Dipindahkan tanpa konfirmasi ke lokasi kerja baru adalah seperti pindah kerja ke perusahan lain. Rasanya mirip seperti putus cinta. Kehilangan rekan kerja yang sudah lebih dari 10 tahun dan suasana baru yang tentu perlu penyesuaian adalah salah satu tantangan. Disini ketangguhan kita diuji. Kita boleh mengeluh, jangan berfokus pada masalah tapi fokuslah pada solusi. Apa yg bisa dilakukan untuk menyongsong esok hari lebih baik.

Di sela istirahat sore aku mendapat kabar dari pak Ngurah AHM bahwa ada sinyal positif dari Honda. Setelah cukup lama menunggu persetujuan pengajuan lokasi ahass, kali ini sepertinya bakal deal. Kita selesaikan off ini semuanya.

Pak Jokowi mau datang ke FPU setelah ICSU untuk melihat Bangka online. Juragan memerintahkan mempercantik walkway dengan rekondisi semua lini. Bangka diperkirakan akan memproduksi 110 MMSCF gas alam per hari. Atau setara dengan 18.000 BOE. Jika dikonversi menjadi rupiah sekitar 9 M rupiah produksi gas per hari. Di samping itu kami pun harus melakukam injeksi MEG ke dalam sumur untuk mencegah hidrat (dehidrasi). Nilai injeksi MEG setara dengan 5% dari produksi per hari.

Hari ini tanggal 14 Juli kami pulang menuju Bontang. Mengejar pesawat Citilink jam 15.40 agar bisa connecting menuju Denpasar. Di sela kerja dikirimin foto anak-anak yang membuat hati semakin rindu. Kubawakan kalian 4 kilogram bakso buatan pak Ngulomo. Semoga perjalanan lancar dan selamat sampe tujuan. Astungkara.

Friday, July 01, 2016

Luh Sari vs Mirah

Pagi2 Luh Sari dan suaminya sudah bangun dan berangkat ke rumah tetangganya untuk ngopin. Sementara anak2nya yg masih kecil ia tinggalkan di rumah, masih tertidur lelap. Luh sari merasa khawatir jika telat ngopin, akan jd pergunjingan tetangga. Anak2nya belum sarapan, belum mandi pagi, rela ia tinggal demi menjaga nama baik di lingkungan tetangga. Baginya betapa berharganya terlihat baik dan rajin di lingkungan tetangga. Para masyarakat sekitar harus membantu setiap orang di dusunnya yg sedang melaksanakan upacara tertentu. Tak ada yg berani tidak hadir karena hukumannya adalah hukuman sosial: jika kelak ia yg punya hajatan maka tak kan ada yg datang membantu.

Berbeda dengan Mirah. Pagi2 ia dan suaminya sudah berangkat ke tempat kerja. Anak2nya masih tertidur ditungguin seorang asisten rumah tangga merangkap baby sitter. Mirah dan suaminya bergelut dengan macet ibu kota, harus tiba di kantor tepat waktu karena jika telat, berpengaruh terhadap penilaian kinerjanya dan dinilai buruk oleh atasan. Kadang mereka tiba di rumah larut malam dan anak2 mereka tlah tertidur lelap. Anak2nya dibesarkan oleh pembantu mereka.

Dua kehidupan orang Bali di desa dan kota yg bertolak belakang namun mempunyai kemiripan, sama-sama meninggalkan kebersamaan dengan anak2nya.