"Harmoni Ramadan, Beri Energi untuk Sesama"
(Musik latar: Suasana hangat dan penuh semangat, suara ombak pelan, suara mesin rig bekerja di kejauhan.)
[Pembuka – Visual: Cahaya fajar menyingsing di atas laut Selat Makassar. Tampak anjungan lepas pantai Pertamina dengan pekerja yang bersiap memulai hari berjalan ke arah landing boat dan meloncat ke kapal. Kapal keliling remote, meloncat dengan swing rope. dst]
Narator:
Ramadan adalah bulan penuh berkah.
Saat keluarga berkumpul di rumah, menikmati kebersamaan, dan merayakan kemenangan yang indah
Namun, di tengah lautan luas, ada pejuang energi yang tetap bertugas.
[Visual: Pekerja Pertamina mengenakan PPE keselamatan dan sedang memakai topi, berdoa sebelum memulai pekerjaan, lalu berjalan di anjungan lepas pantai, jalan di jembatan, bawa toolbox, berjalan gagah.]
Narator:
Di anjungan lepas pantai Selat Makassar, para Perwira Pertamina Hulu Kalimantan Timur terus menjalankan tugas, memastikan energi negeri tetap mengalir tiada batas. Mereka adalah para pejuang energi… yang rela berkorban, agar teman-temannya bisa merayakan Lebaran bersama keluarga.
[Visual: Seorang pekerja sedang memutar valve, reading pressure gauge, koordinasi dengan kawan lainnya, berjalan, cek sana-sini, lihat kanan-kiri, mengamati sekitar, sambal mencatat di dalam papan kertas]
Bagi mereka bekerja adalah juga merupakan sebuah ibadah. Pekerjaan ini adalah Amanah yang mereka pegang. Mereka akan bekerja dengan penuh tanggung jawab. Demi menjaga energi untuk negeri, agar pasokan BBM tetap tercukupi. Apalagi di bulan yang suci ini, para pemudik memerlukan pasokan energi yang tak boleh terputus.
[Visual: Seorang pekerja menerima panggilan video dari keluarganya, tersenyum meski jauh dari rumah.]
Narator:
Tidak semua bisa pulang bertemu keluarga. Tapi di sini, di tengah lautan, bagi mereka semua sahabat dan rekan kerja adalah keluarga. Mereka berbagi semangat, berbagi tugas… demi harmoni dan kebersamaan. Lagi-lagi demi tercukupinya pasokan energi nasional.
[Visual: Pekerja non-Muslim menolak pekerja muslim bekerja lalu menyuruhnya untuk sholat dulu. Ia lalu bekerja di ruang kontrol, menggantikan rekan-rekan Muslim yang sedang beribadah. Pekerja muslim lalu ambil wudhu, bersiap sholat, ngaji, dll]
Narator:
Dalam semangat kebersamaan, rekan-rekan yang tidak berpuasa turut mengambil peran. Mereka dengan tulus menggantikan rekan-rekan yang berpuasa, agar mereka bisa melaksanakan ibadah ramadhan dengan nyaman.
Monolog: Saya sudah 15 tahun ini setiap Ramadhan dan lebaran selalu di laut. Ya kita saling support lah. Demi rekan-rekan muslim bisa melaksanakan ibadah lebih khusuk dan juga biar teman-teman bisa berLebaran di rumah Bersama keluarga. Nanti kami gantian, saat hari raya saya, gentian rekan-rekan Muslim yang bertugas di laut. Kita itu di lapangan sudah sangat harmonis dan saling menjaga toleransi. Sangat Indah menurut saya.
[Visual: Pekerja Muslim dan non-Muslim berbincang dan bekerja sama, suasana penuh kehangatan.]
Narator:
Inilah nilai AKHLAK yang mereka junjung tinggi…
Amanah dalam setiap tanggung jawab yang mereka emban.
Loyal kepada tugas dan bangsa.
Harmonis dalam kebersamaan, saling mendukung tanpa memandang perbedaan.
[Visual: Para pekerja berbuka puasa bersama di anjungan, menikmati hidangan sederhana namun penuh kebersamaan. Suasana lebaran di Attaka, sholat di top deck, salam-salaman, foto Bersama, video call keluarga. dst]
Narator:
Di sini, Ramadan bukan sekadar bulan ibadah. Ia adalah pengingat bahwa berbagi dan peduli adalah energi yang menggerakkan kita semua.
[Visual: Malam hari di anjungan, cahaya lampu menerangi rig, sementara pekerja berjaga di ruang kontrol.]
Narator:
Mereka mungkin jauh dari rumah, tapi mereka tidak sendiri.
mereka mungkin tidak mudik, tapi mereka tetap merayakan hari kemenangan dengan baik.
Karena dalam setiap tetes energi yang mereka hasilkan…
Ada semangat pengorbanan.
Ada ketulusan untuk berbagi.
Ada semangat yang terus menyala mencipta harmoni
[Visual: Logo Pertamina dengan tagline "Harmoni Ramadan, Beri Energi untuk Sesama" muncul di layar.]
Narator: Pertamina… Energi untuk Negeri.
No comments:
Post a Comment