Nama Mbah Surip begitu fenomenal dengan lagu andalannya "Tak Gendong". Milyaran rupiah dihasilkan dari lagu ini mulai dari produksi kaset dan CD hingga digunakannya lagu ini sebagai RBT operator ponsel.
Konon katanya Mbah yg dulu jadi engineer oil company ini adalah seorang dgn gelar bejibun, Drs, Ir dan MBA. Katanya sih dia hobby sekolah. Lagu-lagu yg diciptakan konon kebanyakan dibuat saat ia bekerja di luar negeri di oil company. Dan baru sekarang akhirnya menjadi terkenal lewat major label. Dengan segala keunikannya, Mbah Surip jadi penghibur dengan lagu andalannya. Mulai anak kecil hingga orang tua, mulai tukang becak hingga presiden SBY tahu sapa Mbah Surip.
Namun siapa sangka ditengah naik daunnya ia menghembuskan nafas terakhirnya pada tgl 4 Agustus 2009 tepat di saat ia sedang berada di awal-awal puncak karirnya. Ya apa mau dikata, nasib orang sapa yang tahu. Entah siapa yang bersalah dalam hal ini, kita hanya bisa belajar dari peristiwa ini dgn memaknai bahwa nyawa manusia hanya Tuhan yang tahu.
Entahlah, mungkin saja Mbah Surip kelelahan manggung sana, manggung sini. Apakah ia korban keserakahan orang-orang di sekitarnya? Jika ya, maka kasusnya mirip Michael Jackson. Ia adalah korban dari segala kerakusan manusia yang memanfaatkan ketenaran orang lain. Saat-saat sebelum ia meninggal konon ia hanya sempat istirahat 3 jam sehari. Di usia yg cukup tua, 60 tahun plus gaya hidupnya yang tak beraturan dengan hanya minum kopi dan merokok berbungkus gudang garam merah setiap hari, ia sudah menceritakan kesederhanaan masyarakat kita. Bahwa kesederhanaan itu indah. Bahwa menjadi orang biasa itu lebih indah, dibanding menjadi orang terkenal tapi nasib ditentukan oleh orang lain.
Selamat jalan Mbah, semoga engkau bertemu Bapak Ibuku 'disana' dan kau bisa menghibur Mereka yang sudah bersatu denganNya.
Wednesday, August 05, 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)