Monday, June 30, 2014

Off Persiapan Sanggah

Off ini ada 5 kegiatan penting yaitu nginep di Ubud, Odalan di Seseh, Otonan Nana, tandatangan AJB serta pembangunan sanggah. Tanggal 8-10 setelah mengantar Nana ikut lomba mewarnai, kami sekeluarga nginep di Ubud dalam rangka mengikuti workshop photojournalist dari BEWF. Acaranya harusnya 2 hari tapi aku ikut hari pertama saja. Saat di Ubud juga sempat makan di Cafe Wayan, ke Monkey Forest, babgul Ibu Oka dan Tegalalang. Odalan di pura Seseh dilaksanakan pada hari Rabu 11 Juni 2014, kami sekeluarga besar nangkil dan ditutup dengan Nana Citta main di pasir. Esoknya hari Kamis, bertepatan dengan purnama, sehabis sembahyang ke pura, Nana natab otonan di rumah. Siangnya aku ke Tabanan untuk tandatangan AJB pembelian tanah kavling di Denbantas, sehabis itu transfer sisa 50% lewat bank Niaga. Pembangunan sanggah dimulai. Meskipun tukang kerjanya kembang kempis, tapi sudah ada progres. Sanggah juga ada sedikit masalah mulai dari terlambatnya pengiriman sanggah hingga tidak termasuknya biaya pemasangan sanggah pada perjanjian sebelumnya. Parah. Aku merasa ditipu. Selain itu kayu-kayu sudah dipesan di beraban. Keramik dan lis untuk bale sudah dibeli. Bale kantil sudah datang dan siap dirakit setelah bale dikeramik. Setelah survey sana-sini, akhirnya disimpulkan akan memasang batu sikat secara manual dibanding yg sudah jadi cetak. Harga paling murah adalah tukang dari jero. Sedangkan untuk batu tempel palimanan setelah survey ada 2 harga yaitu 400rb di Kediri dan 700rb/meter di Munggu. Mudah-mudahan semuanya lancar, berjalan sesuai rencana dan tepat waktu. Off ini via Makassar dan pulangnya naik ojek ke Pandak. Nangkil ke Tanah Lot bersama keluarga kecil Ranacitta. Perpisahan TK Immaculata diikuti juga oleh anak-anak playgroup dan Nana didaulat nyanyi solo ke atas panggung juga jadi lead vokal nyanyi bersama teman-teman playgroup-nya. Nana juga sempat ikut lomba mewarnai dan kegiatan sekolah Nana selesai sudah dengan pembagian raport dan buku-buku Nana. Nana lulus dengan baik. Akhirnya sempat juga mencetak photobook NanaCitta di Aspro Photo. Marbin minta tolong foto prewedding di salon Mahaswari Denpasar, Jales ikut meramaikan. Aku hanya sempat gowess sekali saja dan 2 hari menjelang berangkat kami ke pantai Kedungu untuk refreshing. Ambil uang di BRI untuk biaya sanggah. Dan hari ini Selasa 17 Juni aku ke Balikpapan dengan Citilink via Surabaya, karena Lion Air via Makazzar harganya mahal sekali hampir 2 juta. Malam ini seperti biasa mengisi sisa malam di Suraton untuk long trip esok hari. Terima kasih Hyang Widhi atas hari ini sudah berjalan lancar.

Sunday, June 01, 2014

Awal Juni Yang Bikin Merinding

Hari itu hari Minggu, ketika sedang mempersiapkan meeting 7Days Planning. Pagi itu agak dingin, angin cukup kencang dan langit tertutup awan, abu-abu. Aku menyambut bapak-bapak Bukaka yg hari itu kontrak mereka dimulai di Attaka. Ketika HES memberikan briefing MSW hujan turun dengan deras. Petir menyambar dan menggelegar. Beberapa saat kemudian petir menyambar tiba-tiba dengan kerasnya. Kami sepakat menengok ke arah CP. Benar, satu flare stack terbakar. Team ORT dipanggil berkumpul di radio room, mereka diutus menjadi fire fighter. Beberapa saat kemudian, api pun padam. Tak berselang lama, petir menyambar dengan suara lebih dahsyat. Flare stack di Alpha dan 2 di CP terbakar. Suasana makin mencekam. Hujan seperti tak habis-habisnya dicurahkan dari langit. Bapak kepala lapangan dgn tenang memutuskan menyiapkan boat jika terjadi hal yg tidak diinginkan. Akhirnya api di CP padam. Sementara api di Alpha disemprot dengan water canon dari boat. Seorang petugas mengarahkan fire water dalam suasana hujan sangat deras dan laut bergelombang dahsyat. Api lalu padam tapi pada saat yg sama petir menyambar dengan dahsyat. Sang petugas di atas kapal terkaget-kaget dan memilih tiarap di atas deck. Tapi syukur akhirnya api padam dengan sendirinya karena semprotan air masih mengarah ke flare. Suasana belum kondusif seiring hujan yg belum juga reda. Tapi petir tadi adalah petir terakhir yg terjadi. Hujan mulai mereda ketika pak kepala lapangan memutuskan untuk membubarkan team ORT. Hatur syukur atas kejadian yg aman ini.