Saturday, December 12, 2009

Susahnya Tak Punya Orang Tua

Orang tua adalah orang terbaik di dunia bagi saya. Karena siapa lagi yang pantas kita banggakan selain orang tua dan siapa lagi yang paling membanggakan kita selain orang tua kita sendiri. Sekitar 3 bulan saya telah kehilangan Bapak, orang tua satu-satunya yang tersisa, setelah terlebih dahulu ditinggal ibu 2 tahun lalu. Perasaan sedih tentu masih tersisa dan rasa kehilangan itu sungguh semakin menjadi ketika kenyataan yang ada adalah Bapak saya meninggal ketika seminggu setelah saya melangsungkan upacara pernikahan. Entah sama siapa saya harus mengadu sekarang, entah sama siapa lagi saya harus berlindung. Memang masih ada mertua namun kan tidak bisa semudah itu, mertua memang orang tua kedua kita, tapi orang tua memang tak tergantikan. Oleh karena itu, sebisa mungkin rawatlah orang tua kita dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai ia tak mendapat pengobatan ketika mereka sakit. Jangan sampai mereka telat mendapatkan pengobatan hanya karena kita terlalu sibuk dengan urusan kita sendiri. Ajak mereka jalan-jalan menikmati hidup. Jangan biarkan mereka bekerja terlalu keras tanpa sempat menikmati hasil dari kerja keras mereka. Jangan segan-segan memarahi mereka ketika mereka sakit tapi malah terus bekerja tak kenal lelah. Sisihkan sedikit materi kita untuk membelikan barang idaman mereka. Jangan pamrih karena mereka tlah menunjukkan ketidakpamrihan mereka semenjak kita kecil hingga dewasas ini. Seandainya aku masih punya orang tua. Maka aku tak akan sampai sesak nafas seperti ini. Aku masih bisa pulang kampung mengunjungi orang tua dan bersenda gurau bersama mereka, adikku dan juga istriku. Seandainya mereka masih ada, mereka tentu senang karena 3 bulan lagi mereka akan punya cucu yg mungil dan manis yang bisa membuat mereka terhibur dari rasa lelah setelah seharian bekerja. Seandainya orang tuaku masih ada maka aku tak akan berfikir seribu kali lipat karena semuanya sudah ada yang menghandle di kampung sana. Seandainya orang tuaku masih ada, maka rumah dan toko itu tak akan terlantar semperti sekarang dan tak akan ada pikiran untuk menjual toko dan warisan orang tua itu. Oleh karena itu, sekali saya katakan, sayangilah orang tua kalian sebelum mereka meninggalkan kita, karena kita akan menyesal ketika mereka pergi di saat kita belum membahagiakan mereka.

Konsultasi IRADAT Beberapa Bulan Lalu

Hari kemaren aku terdampar lagi di kota minyak dan hari ini aku ada janji bertemu dengan konsuler IRADAT yang merupakan bagian dari Employee Assistant Program perusahan tempat aku bekerja. Proses konsultasi berjalan singkat dan agak mengambang karena apa yang aku butuhkan tidak aku temukan. Sekitar jam 7.30 aku berangkat dari Suraton menuju office. Menunggu shuttle bus datang cukup lama sekitar 15, dan ketika 1 bus datang langsung terisi penuh bahkan ada yang tak kebagian tempat duduk. Lalu aku berhenti di depan Clinic dan langsung ke suster Erica di belakang. Sekitar jam 9 saya langsung disuruh masuk ruangan yang nyaman. Di sana sudah menunggu Mbak Tri yg jebolan UII Jogja angkatan 98. Aku menceritakan masalah yang aku hadapi. Dengan sigap ia mendengarkan lalu memberi pemecahan. Maksud hati ingin mendapat hypnoteraphy ternyata IRADAT tak menyediakannya. Ya pupus sudah harapanku. Dari konsultasi yang aku lakukan aku menemukan beberapa hal yang musti menjadi perhatianku:- Ternyata aku terlalu banyak beban pikiran- Terlalu memakan sendiri semua pekerjaan yang seharusnya bisa didelegasikan ke saudara, istri dan orang di sekitar kita- Berkurangnya hiburan yg dulu hobby fotografi dan musik, sekarang tak pernah dilakukan lagi- Kondisi tempat kerja yang memang bisa menimbulkan stress tinggi apalagi ditambah dengan tidak adanya akses internet lagi, alat musik yang tak bisa dipakai, channel TV yang itu-itu saja dan problem kecil lainnya- Terlalu membesar-besarkan masalah kecil sehingga hal kecil saja sudah jadi beban- Merasa kehilangan orang tua dan mendadak mendapat tanggung jawab warisan yang dirasakan menjadi beban Dari hasil konsultasi tadi ada beberapa hal yang musti saya lakukan:- Mengenai rumah dan toko di Bajera, diskusikan dengan keluarga (istri, adik dan keluarga lainnya)- Bagi tugas mengenai upacara-upacara dan kegiatan lainnya di kampung- Salurkan hobby yang terpendam- Liburan sehari full di suatu tempat yang baru misalnya hotel, villa dsb.- Konsultasi hypnoteraphy dengan badan lain di luar IRADAT. Baiklah saya akan mencoba belajar secara lebih baik lagi untuk menangani panik/suasana terburu-buru. Tapi hal yang saya tak dapatkan di konsultasi tadi sebenarnya inti dari keinginan saya konsultasi adalah bagaimana memanajemen panik. Justru si konselor hanya memberikan padangan umum yang sebenarnya saya sendiri sudah tahu dan tak ada hal baru yang saya dapatkan. Besok aku akan ke laut lagi via Santan dan malam ini aku kembali di Suraton dan menikmati nikmatnya malam yang indah di Balikpapan. Harusnya aku sudah berangkat kemaren ke laut dengan Pelican yang berangkat duluan (jam 3) karena ada perayaan 17-an di Attaka. Tapi apa mau dikata, saya sebenarnya tak suka dengan reschedule ini tapi apa boleh buat. Positifnya saya ambil: siapa tahu dgn suasana baru ini saya menjadi lebih enjoy dan mendapat hal baru sekaligus refreshing. Tuhan, tolong saya.

Wednesday, August 05, 2009

Mbah Surip T'lah Tiada

Nama Mbah Surip begitu fenomenal dengan lagu andalannya "Tak Gendong". Milyaran rupiah dihasilkan dari lagu ini mulai dari produksi kaset dan CD hingga digunakannya lagu ini sebagai RBT operator ponsel.

Konon katanya Mbah yg dulu jadi engineer oil company ini adalah seorang dgn gelar bejibun, Drs, Ir dan MBA. Katanya sih dia hobby sekolah. Lagu-lagu yg diciptakan konon kebanyakan dibuat saat ia bekerja di luar negeri di oil company. Dan baru sekarang akhirnya menjadi terkenal lewat major label. Dengan segala keunikannya, Mbah Surip jadi penghibur dengan lagu andalannya. Mulai anak kecil hingga orang tua, mulai tukang becak hingga presiden SBY tahu sapa Mbah Surip.

Namun siapa sangka ditengah naik daunnya ia menghembuskan nafas terakhirnya pada tgl 4 Agustus 2009 tepat di saat ia sedang berada di awal-awal puncak karirnya. Ya apa mau dikata, nasib orang sapa yang tahu. Entah siapa yang bersalah dalam hal ini, kita hanya bisa belajar dari peristiwa ini dgn memaknai bahwa nyawa manusia hanya Tuhan yang tahu.

Entahlah, mungkin saja Mbah Surip kelelahan manggung sana, manggung sini. Apakah ia korban keserakahan orang-orang di sekitarnya? Jika ya, maka kasusnya mirip Michael Jackson. Ia adalah korban dari segala kerakusan manusia yang memanfaatkan ketenaran orang lain. Saat-saat sebelum ia meninggal konon ia hanya sempat istirahat 3 jam sehari. Di usia yg cukup tua, 60 tahun plus gaya hidupnya yang tak beraturan dengan hanya minum kopi dan merokok berbungkus gudang garam merah setiap hari, ia sudah menceritakan kesederhanaan masyarakat kita. Bahwa kesederhanaan itu indah. Bahwa menjadi orang biasa itu lebih indah, dibanding menjadi orang terkenal tapi nasib ditentukan oleh orang lain.

Selamat jalan Mbah, semoga engkau bertemu Bapak Ibuku 'disana' dan kau bisa menghibur Mereka yang sudah bersatu denganNya.

Monday, July 27, 2009

8 Juni 2009

Tak terasa 5 tahun waktu telah berlalu. Meskipun telat ku tuliskan coretan ini namun tak kan mengurangi makna 5 tahun itu. Tepat waktu ON yang lalu aku mendapat surat dan souvenir sebagai hadiah aku telah mengabdi di perusahan minyak terbesar di Indonesia ini.

Tak terasa memory itu cepat sekali terisi oleh cerita-cerita dari cerita sedih hingga cerita yang membuat bahagia. Perjalananku dimulai dari Cepu 6 tahun lalu. Pertengahan 2003 kami sebanyak 60 orang terpilih dari sekitar 2800 orang pelamar. Kami diberi teori dan praktek seputar perminyakan di STT Migas cepu. Waktu itu uang saku 2 juta per bulan sudah lebih dari cukup dibanding uang saku semasa kuliah yang nilainya mungkin kurang dari 1/10-nya. Lalu ditambah dengan akomodasi mulai dari tempat tidur, merapikan tempat tidur, cuci-mencuci, masak-memasak sarapan, makan siang hingga makan malam sudah disiapkan semuanya. Waktu itu kami bagaikan raja dari sebelumnya mahasiswa kere yang tak pernah mengenal namanya baju dicucikan orang lain dan uang saku sebesar itu.

Lalu setelah 3 bulan pendidikan di Cepu kami 60 orang, diboyong ke Balikpapan untuk mengikuti OJT alias on the job training yakni training langsung di lapangan selama 9 bulan. Uang saku kami ditambah menjadi 3 juta dan mendapat jatah 3 bulan di hotel berbintang 4 di Balikpapan. Di sana ada lima lokasi lapangan dan kebetulan aku mendapat di areal offshore yang paling luas wilayahnya. Kami berjuang menerjang ombak dan angin laut yang garang. Di awal OJT aku sempat muntah di boat yang waktu itu sedang ombak kencang. Namun di hari-hari berikutnya aku sudah bisa, mungkin 'hati kecil' ini 'malu' atau perasaan-perasaan lainnya. Syukurlah.

Setelah semuanya selesai 9 bulan kemudian kami disuruh presentasi tentang inovasi apa yang bisa disumbangkan untuk field tempat kami OJT. Dan melalui presentasi itu juga, kami disaring dan sebanyak 13 gugur dengan berbagai alasan. Mungkin alasan subjektif juga turut serta dalam seleksi itu karena teman saya banyak yang pintar justru tak lolos seleksi akhir untuk menjadi employee sebenarnya ini.

Tepat 8 Juni 2004 kami menandatangani MoU dan resmi menjadi karyawan. Seragam baru, semangat baru bercokol di setiap jiwa kami. Dulu yang namanya uang saku sudah tak ada kini, sekarang namanya sudah gaji dan kami gembira menerima gaji pertama. Ada yang membelikan barang-barang idaman sejak dulu, ada yang mengirimkan untuk orang tua di rumah, bahkan ada yang langsung nikah. Yah kebahagiaan itu tak tertuliskan pokoknya.

Kini, sudah 5 tahun t'lah berlalu, tak terasa memang. Tak ada yang terlalu berubah di hidupku hanya perut yang semakin buncit dan kulit yang semakin gelap. Sangat banyak perjalanan yang aku lalui. Antara lain aku tlah berhasil menyelesaikan S1 ku yang aku tempuh bolak-balik Jogja-Balikpapan. Meskipun agak lama namun itu semata-mata karena waktu kuliah yang tak biasa. Saat itu pula aku kehilangan ibuku ketika itu tahun 2007. Perjalanan dilanjutkan dengan pulang ke Bali merawat Bapak yang mulai sakit-sakitan dan akhirnya aku meminang pujaan hatiku di bulan Mei 2009. Seminggu setelah aku menikah Bapak justru pergi di saat aku sedang bahagia dan sedang ingin membahagiakannya. Entahlah aku tak mampu menuliskan kesedihan itu di tulisan ini dan aku tak mau Bapak dan Ibu yang sudah disana melihatku bersedih di dunia ini. Aku harus semangat dan terus berjuang tuk melanjutkan cita-citaku.

Bagiku 5 tahun adalah waktu yang cukup lama dan terasa lama tlah kujalani. Namun jika diibiratkan manusia, 5 tahun hanyalah bayi yang baru bisa berkata-kata yang meniru orang-orang disekitarnya dan masih di taman kanak-kanak. Perjalanan ini masih panjang dan 5 tahun ini adalah titik mula aku harus semakin keras berjuang demi keluargaku kelak. 5 tahun yang tlah berlalu aku banyak sekali mendapat pelajaran berharga di dunia kerja, lebih banyak aku mendapat pelajaran bagaimana menghadapi orang dan bagaimana membuat orang senang dan kita juga senang.

Semoga di tahun selanjutnya aku menjadi pribadi yang lebih dewasa dan bijak. Semoga kami menjadi keluarga yang bahagia lahir dan bathin. Dan semoga si baby mendapat anugerah yang kelak bakal menghias halaman rumah kami di kampung yang mewah (mepet sawah).

Friday, July 24, 2009

Blackberry yang Sombong

Setelah hampir 3 bulan saya membeli dan memakai Blackberry (BB) akhirnya saya merasa kecewa juga karena ada beberapa hal yang membuat saya tidak nyaman. Dimulai dari pertama saya buka dari kardus saya sudah menemukan 'gelagat' tak enak. Berikut adalah beberapa hal yg menurut saya kelemahannya:

1. Harga mahal. Dibanding dgn harga hp-hp lain, BB tergolong sangat mahal karena untuk harga yang sama, di merk lain sudah dapat fitur yg jauh lebih canggih mulai dari fitur 3G, pixel kamera yg lebih besar, hingga aplikasi-aplikasi pendukung lainnya.

2. Tampilan menu yg kuno.
Saat pertama menyalakan BB dan menekan tombol menu, terkesan djadoel dibanding Nokia, Soner ato hp-hp baru lainnya. Trus sistem navigasi menunya juga payah. Harusnya ketika kursor sampai pada menu paling bawah, lalu ketika kita geser kursor ke bawah lagi maka kursor akan bergeser ke puncak atas (rolling menu). Tapi di BB hal itu tidak ada, tentu saja ini mengurangi kenyamanan saat navigasi menu.

3. Koneksi bluetooth
Saya sampai sekarang belum bisa terhubung bluetooth dgn Nokia ataupun dgn laptop. Setting bluetoothnya terbilang susah. Berbeda dgn Nokia yg begitu gampangnya setting bluetooth.

4. Koneksi ke komputer
Hingga sekarang pula saya blm bisa menghubungkan BB saya ke laptop via Device Manager. Berbeda dgn Nokia dgn PC Suite-nya yg sangat user friendly.

5. Koneksi ke internet
Yang paling menjengkelkan adalah ini, karena BB gak mau terhubung ke internet sama sekali jika sinyal gprs agak lemah (gprs hurufnya kecil). Bahkan hanya untuk chatting BBM yg hanya kirim text saja gak bisa. Padahal, pada saat yang bersamaan di samping saya pakai Nokia lancar-lancar aja browsing, bahkan bisa dikatakan cepet banget.

6. Trackball yg cepat kotor
BB memutuskan untuk memakai trackball dalam sistem navigasinya. Meskipun terkesan canggih namun kelemahannya adalah cepat kotor. Tangan harus benar-benar steril kalau hendak pegang BB. Jika sudah kotor jadi susah deh geser kanan-kiri kursor. Memang sih bisa dibersihkan sendiri trackballnya, tapi ya cukup menyita waktu karea part-nya tergolong kecil sekali jika tak punya spesial tool untuk handlingnya.

7. Sering hang
Suatu hari BB saya seperti hang dgn munculnya simbol hour-glass di layar. Tombolnya tak bisa dimainkan sama sekali. Teman saya yang pengguna BB bilang jika BB memang demikian, harus restart setiap beberapa hari sekali disertai mencabut baterry. Itu sengaja atau memang bug. Jadi selama ini BB adalah versi beta dong.

8. Konektor charger/USB cepat rusak
Punya saya sudah doll alias longgar, entah cara saya pake yang parah atau gadgetnya emang parah? Tapi sepertinya sih gadgetnya, karena saya menggunakan konektor USB yg sama untuk kamera dan card reader saya aman-aman aja padahal sudah 3 tahun lebih saya pakai.

Kesimpulan
BB memang diperuntukkan untuk pekerja kantoran dan tinggal diperkotaan. Tidak cocok untuk pekerja yg bekerja dgn tangan kotor dan juga di daerah terpencil yang sinyal gprs-nya lemah. BB juga tergolong susah dikoneksikan dgn perangkat lain termasuk hp merk lain dan laptop, sehingga seorang teman yg juga pemakai BB menjuluki BlackBerry adalah si gadget yang sombong.

Tapi di sisi lain BB tergolong handheld yang mumpuni. Jika sinyal GPRS full atau jika dapat EDGE bahkan 3G, browsing internetnya wussh wussh wushh.
Aplikasi freeware-nya juga banyak bertebaran di dunia maya. Milis BB juga sangat banyak di Indonesia meskipun kebanyakan yg di bahas OOT. Yang jual aksesoris juga sudah semakin banyak di perkotaan. BB juga tergolong mudah di-upgrade OS-nya dan bisa dilakukan sendiri di rumah.

Tapi sepertinya hati saya sudah jatuh cinta sama communicator dan dari dulu bagi saya E90 adalah produk gagal, gagal saya miliki. Hihihi...

Jakarta BOOM Lagi

17 July 2009 pagi-pagi aku sudah berlalu dari kos di Tuban menuju mall yang menjual komputer, Rimo. Karena kepagian dan Rimo belum buka, aku memutuskan untuk ke bank Niaga di jalan Melati, Denpasar. Kebetulan orang yang aku cari bagian kredit sedang keluar sehingga aku pergi saja. Di layar kaca aku melihat berita bom meledak lagi di JW Marriot dan Ritz Carlton, Jakarta. Oh my god, dalam hatiku. Kenapa Indonesia yang sudah aman begini, pemilu sudah berlangsung damai tanpa demo, malah dinodai dengan ulah orang tak bertanggung jawab. Teroris berdalih agama yang menyerang dengan harapan surga di depan mata. Entahlah, kalau berbicara masalah paham, itu berhubungan dengan keyakinan. Tapi yang jelas, perbuatan membunuh dengan alasan apapun, adalah perbuatan yang melanggar hukum.

Pagi itu hampir semua saluran TV menyiarkan breaking news tentang BOM. Bom yang terjadi jam 7 pagi itu di JW Marriot dan disusul beberapa menit kemudian di Ritz Carlton. Pagi itu aku hendak mencari laptop, dalam hati aku berfikir, bakalan naik lagi nih dolar. Makanya hari ini harus dapat laptop takutnya harga laptop naik lagi setelah BOM.

Tanpa dikomando aku pergi meninggalkan bank Niaga dan langsung menuju Rimo. Aku tanya beberapa toko dan dapat harga paling menjanjikan di sebuah toko yang agak di depan. 8,3juta rupiah untuk spech Core2Duo, RAM 2 GB, hardisk 250 GB dan fasilitas standar terbaru lainnya mulai dari Bluetooth, Wifi hingga web cam semuanya ada. Semoga dengan hadirnya laptop baru ini aku lebih bersemangat mengedit foto, dan kembali semangat untuk foto-memfotoku yang sempat mandeg.

Dan hari ini 24 July 2009, tepat seminggu aku beli laptop, aku sudah online dengan modem baru, HuaWei e220 buatan China seharga 795rb rupiah. Namun tadi ketika aku hendak apply Telkomflash yang lagi unlimited ternyata KTP-ku expired. Terpaksa pakai KTP istri. Semoga 1 atau 2 minggu ke depan kartunya sudah datang ke Pengayehan sesuai alamat KTP istri.

Dan sore nanti aku akan kembali mengantar istriku periksa di dokter Megadana di klinik Permata Hati, Teuku Umar Barat untuk control bulanan. Semoga semuanya lancar-lancar saja dan tak ada halangan.

Thursday, July 23, 2009

Pertengahan July

Tanggal 15 July jadwalnya pulang. Boat pelican hari selasa sehari sebelumnya datang tepat waktu, jam 10 sudah tiba di Attaka dan jam 5 subuh sudah berlabuh di Pilot Jety. Lalu aku ikut Pak Prayit, yang dijemput anaknya Laurent yang baru pulang dari Jogja. Aku ke Pasir Ridge untuk MCU tahunan yang seharusnya jadwalku di bulan Mei.

Jam 5.30 aku sudah melewati pos satpam yang dijaga oleh beberapa orang petugas yang berpakaian rapi. Si mas petugas hanya mesam-mesem melihatku datang di pagi buta dan mempersilahkan aku masuk. Tanpa pikir panjang aku langsung menuju MOB ke bagian public PC untuk sekedar baca email. Ternyata pintu utama MOB masih terkunci dan aku adalah tamu pertama subuh itu. Di MOB pula aku berganti baju, cuci muka dan sekaligus gosok gigi agar tampak lebih ganteng dan bebas bau mulut.

Jam 6.30 aku sudah keluar karena bingung entah apa yang dibuka lagi di PC. Lalu aku menunggu di depan Pasir Ridge Clinic, ketika pintu sudah dibuka aku masuk dan duduk manis di ruang tunggu Clinic. Seorang pemuda mondar-mandir membawa sapu dan sekop sampah. Aku langsung saja tulis daftar hadir dan mengisi formulir MCU. Waktu itu juga aku jumpa Dhannie FDT yg sekarang operator Lawe-Lawe.

Sekitar jam 7 lewat para petugas sudah mulai berdatangan disusul dengan datangnya 2 orang bapak-bapak setengah baya yang langsung saja mengisi formulir lalu langsung masuk ke belakang, sepertinya mereka sudah biasa MCU disana. Ku perhatikan saja mereka, ternyata mereka langsung saja masuk Laboratorium untuk ambil darah. Ah ini sih namanya main serobot, pikirku. Maksud hati datang pagi-pagi ke Clinic biar dapat antrian nomor 1 malah diserobot karena aku tak tahu kebiasaan orang MCU disini. Aku susul saja ke Lab dan darahku pun diambil 2 botol kecil dan juga disuruh ambil URINE.

Setelah selesai di Lab, aku masuk ruang Radiologi. Disana telah menunggu mas yang sudah tak asing wajahnya. Di sana hanya beberapa menit. Lalu aku antri di ruang yang bertuliskan "Ruang MCU" di bawahnya ada tulisan lagi "Jika pintunya tertutup berarti sedang ada MCU, jangan membuka pintu atau mengetuk". Eh tadi saya kelupaan telah mengetuk. Sori. Ketika asik menunggu bersama Dhannie, aku berjumpa dgn Pak Kisno yg mengantar istrinya ambil surat periksa. Istri Pak Kisno ini masih menderita jantung yang sering kumat, lalu cepat-cepat menghisap obat yang ditaruh di bawah lidah. Kasihan Pak Kisno, semoga lekas sembuh yang istrinya Pak. Sebentar lagi dia pensiun dan konon dia akan menghabiskan masa tuanya di Sragen.

Tak lama kemudian pintu terbuka, keluarlah bapak yang tadi pagi nyerobot antrian itu. Aku masuk dan diawali dgn test jantung EKG, sekilas, menurut perawat Pak Aini (pengganti Pak Ichwan), sehat-sehat saja grafiknya. Dilanjutkan dengan test mata, menurutnya kurang lebih minus 1/2, belum waktunya pakai kaca mata katanya. Lalu ditutup dgn test audiometri. Aku disekap dalam ruangan ukuran 1x1 meter dengan kursi, headphone dan satu tombol untuk memencet jika aku mendengar suara melalui headphone itu.

Ketika selesai aku sampaikan keinginanku untuk bisa konsultasi dengan dokter sebelum jam 12. Namun menurut Pak Aini, dokter Juliana tak mau bekerja terburu-buru jadi aku disuruh konsultasi 2 minggu depan ketika hendak naik kerja. Ya sudah aku keluar dengan lapang dada. Langsung menuju rumah makan padang di bawah kantor. Aku makan lahap karena dari semalam puasa untuk keperluan MCU. Eh ada yg ketinggalan, aku lupa naruh amplop reimburse-nya Surnaga di Clinic. Terpaksa deh naik lagi. Aku tunggu saja shuttle-bus.

Abis itu aku langsung turun dan menuju BC, sambil menghabiskan waktu tersisa sebelum ke bandara, pesawatku Lion jam 13.25.
Jam 10 kurang 15 BC belum buka. Aku duduk-duduk saja di depannya bersama belasan orang lainnya. Ketika pintu dibuka oleh satpam orang-orang seperti ditarik magnet semua masuk ke dalam. Ada stand laptop di lantai dasar, aku liat sekilas dan langsung menuju stand Eiger. Pilah-pilih aku dapat jaket warna biru, cukup bagus, aku beli aja lumayan buat ngilangin dingin.
Lanjut ke Gramedia, aku beli 1 buku tentang Excel dan 1 majalah Laptop. Disana ada panduan membeli dan memilih laptop, cocok buatku yang hendak cari laptop.
Setelah puas di gramedia, aku lanjut menuju Pak Surat untuk mengambil titipan tiket dan juga batu permata yang dibelikan Roland N. Tak lama disana, aku menuju Bandara namun mampir dulu di toko amplang di Stal Kuda. Aku beli secukupnya dan akhirnya aku pun lanjut menuju bandara Sepinggan. Siang itu panas dan gerah, keringatku bercucuran membasahi muka hingga ke leher. Bau badan tambah jadi karena pagi itu aku tak mandi.

Aku pun langsung check in, untuk antrian tak panjang. Tanpa pikir lagi aku menuju Padi Lounge di samping pintu masuk 2. Aku masuk dgn percaya diri namun orang-orang melihatku dgn muka seperti melihat setan. Mungkin ia heran melihat penampilan kucelku. Rambut yang gondrong tak terawat plus celana jeans kumal menempel di badanku. Padahal sudah tak bela-belain pakai kemeja BoomBooggie biar lebih formal, ternyata tak jua membuatku tampak rapi. Aku cuek saja duduk di deretan sofa dekat pintu keluar menuju pesawat.

Aku cek BB-ku dapat sinyal EDGE. Lalu aku hampiri tempat bikin minuman. Aku campur saja kopi Nescafe dan Capucino dengan campuran 70-30. Dengan 70% Nescafe dan 30% Capucino. Aku sebut saja Nescapucino. Aku santap ditemani majalah Kabare Jogja dan 3 potong tempe goreng. Tak lama penerbangan Lion ke Surabaya pun dipanggil. Ternyata pesawatnya 737-300 ER. Senangnya.

Setiba di Surabaya aku tak menemukan loket check in Garuda. Lalu aku dapat info bahwa loket Garuda ada di gate internasional. Pikiran ini langsung melayang ke arah Virus H1N1 alias flu babi yang lagi hangat beritanya di media massa. Sayang sekali tak bawa masker, dalam hati aku pasrah saja apa yang bakal terjadi. Lalu aku masuk saja dan check sebagai mana biasa dan akhirnya aku masuk jua ke Blue Sky Lounge. Hanya ada beberapa orang bule. Aku santap menu seperlunya dan tak lama panggilan kepada penumpang Garuda ke Bali disuruh masuk ruang tunggu. Aku pun keluar menuju ruang tunggu 2. Beberapa menit duduk, datang beberapa orang yang ternyata akhirnya aku tahu dia adalah Mr Joger bersama istri dan anaknya. Kalau tak salah dari pembicaraannya mereka baru pulang dari Singapore. Hati ini semakin takut dengan H1N1. Tapi sudahlah, pasrah saja. Semoga tak terjadi apa-apa.

Lalu pesawat berangkat dengan lancar dan ontime. Ketika tiba di Bali mendung menutup angkasa Bali dan aku pun menelfon istriku yang sudah siap mendatangi aku di Bandara. Aku dijemput dengan perut yang sudah semakin besar saja. Aku senang bukan kepalang karena bisa berkumpul dengan istriku tercinta. Duh senangnya 2 minggu ke depan bersama lagi.

Wednesday, July 08, 2009

Bluetooth vs BlueKey Tech

Warna biru adalah warna kesayangan saya, oleh karena itu hampir semua aksesoris saya mulai dari baju, celana, tas, topi, termasuk film juga hampir semuanya warna biru atau minimal bernuansa biru lah. Bahkan facebook aja pake warna biru kesukaan saya, njiplak!Warna biru dalam bahasa bali disebut pelung, dalam bahasa inggris blue dan teman saya yang Madura bilang koneng langit. Setelah dipikir lebih jauh (atau saya mikirnya terlalu jauh ya?), ternyata warna biru menjadi warna favorite sebagian besar orang di dunia, buktinya beberapa (kalau tak mau disebut banyak) produk di dunia pakai (mengandung) kata biru (blue) untuk namanya. Baiklah kita tengok satu per satu.Bluetooth. Teknologi yang satu ini katanya teknologi wajib HP jaman sekarang. Kalo ndak ada bluetooth-nya ndak canggih. Dipakai mulai dari kirim-kiriman gambar, foto hingga film, baik yang film hitam putih maupun film-film yang bernuansa biru. Hehe... Padahal ndak ada biru-birunya loh teknologi ini kok disebut bluetooth sih? Konon katanya teknologi yang beroperasi pada bandwidth 2.4 Ghz (cmiiw) ini diambil dari nama seorang raja Denmark jaman dulu kala yang berjuluk Harald Bluetooth, karena giginya agak gelap oleh karena mungkin kurang gosok gigi kale. Pak Harald ini konon katanya pula dulu menyatukan kerajaan2 di Eropa bagian utara. Oleh karena itu lah sehingga (fuihh), Bluetooth dipake sebagai nama teknologi yang menyatukan berbagai perangkat elektronik ini seperti PC dan HP. Ah ada-ada saja.Blue-Ray atau biasa ditulis Blu-ray adalah teknologi lanjutan dari DVD dan bersaing dengan HD DVD. Teknologi ini konon katanya memakai sinar laser warna biru-ungu (nah ini masih ada biru-birunya, kan?), berbeda dengan DVD yang menggunakan laser merah. Karena penggunaan laser warna biru-ungu ini maka cakram blu-ray bisa menyimpan data kurang lebih 6x lebih banyak dari DVD (25 GB vs 4.7GB). BlueBerry. Ini adalah HP tiruannya BlackBerry yang lagi ngetop itu. HP bikinan China ini bisa dual simcard loh, lebih canggih dari yang ditiru hehe. Kalau dilihat sepintas desainnya memang meniru plek BlackBerry Bold, harganya tentu harga khas produk China lah. Saya jadi teringat kata seorang teman saya yang bertanya mengapa China suka meniru produk orang, jawabannya enteng aja, "Kalau barang mahal itu harusnya susah ditiru, nah kalau gampang ditiru gak cocok dong dijual mahal. Kalo lukisan Monalisa-nya Leonardo Da Vinci itu baru pantas dijual mahal." Betul juga yah? Pusing...Blue Jeans. Nah ini dia celana favorite saya. Udah warna biru, jeans pula. Konon katanya, awalnya blue jeans dipakai oleh kalangan pekerja untuk bekerja keras. Jeans juga dikenal sebagai celananya cowboy. Sekarang blue jeans dipakai secara luas sebagai pakaian casual. Kalo mahasiswa lain lagi, kemana-mana pake jeans. Ke kampus pake jeans, kencan malam minggu pakai blue jeans, kondangan juga pake jeans. Ya celana serba guna lah. Di kampung saya kata blue jeans bahkan sudah mendarah daging, bapak saya yg jualan celana sering bilang "Tolong ambilin blue jeans yang hitam itu dong" hehe. Lah, ini juga ditiru ama orang Inggris, The Beatles dalam lirik lagunya juga bilang ngaco, "See the woman in a red blue-jeans..jeng jeng jeng...". Konon pula kata Blue Jeans berasal dari bahasa Perancis bleu de Genes, cmiiw, yang artinya Blue of Genoa. Blue Energy. Konon teknologi ini ditemukan oleh orang Indonesia yang kemaren rame di TV itu. Tapi kayaknya basic teknologinya masih temuan dari luar. Blue Energy diharapkan bisa menggantikan minyak bumi dan gas alam yang kian hari kian habis aja di dunia karena dikeruk dengan serakah. Waspadalah... waspadalah...Blue Film. Kenapa ya disebut biru. Awalnya dulu, sebelum akhirnya saya nonton (ih jadi mayu), kirain gambarnya biru-biru gitu dengan lighting warna biru, eh enggak juga. Tapi kalo ndak salah sih dulu waktu jamannya sewa-sewa kaset Beta, kaset untuk film dewasa warnanya biru, anak-anak merah. Tul gak sih? Ah ndak usah bahas yang ini deh, entar saya didakwa melanggar undang-undang itu ntar. xexexe...Yah, semuanya punya orang luar, punya Indonesia mana? Teknologi biru apa yang bisa diandalkan dari Indonesia? Jangan khawatir, kita juga punya blue-blue lainnya yang tak kalah terkenal. Ada Blue Key Tech, ada Blue Ku Duck, ada Blue Tounge Kiss. Blue Key Tech namanya begitu harum tercium hingga pelosok Indonesia, Blue Ku Duck waktu berdirinya aja malam Jumat Kliwon, sedangkan Blue Tounge Kiss tau ndiri deh. Hehehe...Maaf, bukannya saya boong, maaf bukannya jayus-jayusan, maaf maksudnya bulu ketek, bulu kuduk ama bulu tangkis gicu deh... hihihi...

Mencontreng

Hari ini adalah hari yang bersejarah dalam sejarah Indonesia yang baru memasuki babak baru  dalam era reformasi demokrasi.Hari Rabu ini tanggal 8 July 2009 adalah pemilihan presiden dengan calonnya MegaPro,  SBY-Budiono dan JK-Win. Dan hari ini aku akan mencontreng di Attaka dan sudah 5 tahun 1  bulan jua aku bekerja, tepat. Lima tahun yang lalu, masih tercatat dalam buku harianku, tgl  5 July 2004 juga pemilihan presiden yang menghasilkan SBY-JK waktu itu. Dan kala itu aku  menunggu pesawat di Surabaya menuju Balikpapan setelah semalamnya naik travel dari  Jogja-Surabaya. Malam yang melelahkan.Dan hari ini, setelah kemaren adalah purnama odalan di pura Ciwa kanginan, dan hari ini juga  2 bulan 2 hari aku sudah menikah. Hari ini juga sudah seminggu aku naik dan baru semalam  Pelican datang membawa crew baru dengan semangat baru. Hari ini jua produksi Attaka masih di  atas 8000 bpd (tepatnya 8115 bpd) dan masih menduduki peringkat pecah telur setelah lama tak  kunjung naik. Dua hari kemaren tepatnya hari Senin 6 July 2009, aku menerima hadiah  kenang-kenangan dari perusahaan sebagai tanda bukti 5 tahun sudah aku bekerja plus 1 tahun  masa training dengan 3 bulan di Cepu dan 9 bulan di lapangan. Aku memilih hadiah Binokular,  ya walaupun mainan tapi semoga bermanfaat tidak saja buatku tapi buat orang-orang  disekitarku juga.Hari ini adalah hari yang sakral dalam setiap negara. Ayo tentukan pilihanmu, jangan sampai  salah contreng agar suaramu sah. Jangan pula kau pengaruhi kawan-kawanmu untuk golput,  karena kamu harus menentukan pilihanmu. Semoga kita bisa mendapat pemimpin yang nasionalis  dan netral dan semoga bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi ke depan. Paling tidak  dolar turun dan harga bahan pokok juga turun, walaupun minyak bumi naik, harga bensin dan  minyak tanah jangan naik dong.Selamat mencontreng kawan…                                     ***Dan setelah sore hari berlalu, hari ini aku bekerja bertiga bersama Taufand n Pak Prayitno  di Charlie, kami melihat hasil quick count dan SBY juara kelas dengan persentase kurang  lebih 60%. Di Attaka sendiri perolehan suara Mega: 27, SBY:100 dan JK:29. Menang mutlak SBY.  Ya semoga pak SBY-Budiyono mampu mengantarkan Indonesia menjadi semakin baik.Attaka 8 July 2009

Thursday, June 25, 2009

Macet di Tuban

Sebenarnya uneg-uneg ini ingin kusampaikan kepada pihak terkait, tapi entah melalui apa atau ditujukan ke siapa, aparat seperti menutup pintu untuk kritik dan saran dari masyarakat langsung.

Kemacetan tentu saja semakin menjadi di Bali. Perkembangan jalan tak bisa mengimbangi pertambahan jumlah kendaraan yang beredar di Bali. Pemerintah seperti demam panggung menghadapi perkembangan masyarakat termasuk lalu lintasnya, dimana seharusnya pemerintah punya planning jauh ke depan namun justru tampak kecele, kewalahan menghadapi perkembangan jaman.

Saat ini kemacetan tak bisa dielakkan lagi khususnya pada jam-jam masuk dan pulang kantor yakni sekitar jam 7-8 pagi dan 16.00-20.00 sore hingga malam. Di daerah Jl Raya Kuta yang merupakan jalan protokol adalah salah satu kemacetan terparah. Jika dianalisa dan diamati lebih jauh ternyata penyebabnya ada 2: dari Joger dan dari jalan pintas.

Karena saat ini adalah musim libur maka yang berkunjung ke Bali sangat banyak, tentunya mereka pasti mampir ke Joger, pusat kaos dengan kata-kata lucu di Kuta. Kapasitas parkir Joger sendiri tidak memadai, sehingga mobil parkir di kanan-kiri jalan di sekitar Joger. Mobil keluar masuk parkir membuat lalu lintas yang lewat menjadi terhambat bahkan sering macet. Saya yakin pihak Joger pasti sudah memikirkan bagaimana menanggulangi kemacetan ini, namun hingga sekarang suasananya masih sama, tetap macet, belum ada langkah nyata dari Joger. Untuk mengatasi kemacetan ini, mau tidak mau, tentu saja Joger harus menambah kapasitas parkir untuk costumer-nya. Jika tidak memungkinkan Joger bisa menyewa tanah kosong di dekat toko special untuk parkir tamu Joger, atau jika tanah kosongnya jauh, Joger bisa membuat vallet parkir. Tamu yang membawa mobil cukup menyerahkan mobil ke petugas parkir, lalu ketika selesai belanja dan hendak mengambil mobil, tamu Joger "dipaksa" jalan kaki ke parkir untuk "menghidupkan" toko-toko seni di sekitar Joger. Ada ide lain? Ada, namun cukup mengganggu idealisme Joger yang tak mau buka cabang di tempat lain. Joger harus memecah pelanggannya ke cabang lain. Masih banyak tempat strategis yang kosong. Misalnya di Sunset Road, di seputar jalan Dewi Sri Kuta. Saya kira dengan dibukanya cabang Joger tak akan mengurangi eksklufitas Joger sebagai merk tenar. Justru merk Joger sudah sangat kuat dan tak mungkin luntur hanya karena buka cabang di tempat lain.

Kemacetan yang lain masih di seputar Jl Raya Kuta yakni di depan Bank Mandiri, di samping Kimia Farma. Kemacetan terjadi karena mobil hendak menyeberang jalan dari dan menuju jalan pintas ke by pass Ngurah Ray. Jalan kecil itu cukup menguntungkan pemakai jalan dan mempersingkat karena tak usah memutar jauh ke ujung jalan raya Kuta jika hendak ke by pass Ngurah Ray. Idenya mungkin sederhana saja, pada jam-jam macet, jalan itu ditutup sehingga kemacetan paling tidak bisa dikurangi 50%. Trus ditambah dengan petugas polisi yang stand by mengatur lalu lintas disana, dijamin kemacetan berkurang 70%.

Oya, kemacetan yang lain ada lagi. Yaitu di by pass Ngurah Ray. Ada dua juga penyebab utamanya yakni dengan adanya sale di beberapa toko pakaian surfing sehingga mobil-mobil parkir dan keluar masuk area toko. Kemacetan lainnya disebabkan oleh sering atau banyaknya mobil yang memutar melalui boulevard jalan. Sehingga ketika mobil memutar pasti ada jeda karena menunggu arus dari depan, macetlah jadinya. Solusinya mungkin dengan menutup beberapa tempat berputar kendaraan pada jam-jam macet dan hanya membuka beberapa saja, mungkin 1 saja cukup.

Ah semoga ocehan saya ini sedikit membantu atau paling tidak bisa memberi inspirasi buat para pihak yang lebih berwenang daripada saya yang hanya rakyat jelita.

Susahnya Cari Rumah

Huh, seharian aku berkelana berkeliling Denpasar mencari-cari rumah untuk melengkapi HOP ku. Capek dan letih, haus, kerongkongan kering, dahak bercampur debu menempel di kerongkongan, keringan memenuhi kepala, helm jadi basa, dehidrasi bercampur dengan kulit yang tambah coklat, kepala pusing tujuh keliling karena rumah idaman belum jua ketemu. Sebelumnya aku sudah cari-cari di iklan Bali Post lalu kusambangi beberapa diantaranya dan beberapa diantaranya ada yang memenuhi syarat dari segi lokasi ada juga yang begitu ku memasuki area kompleks nampak seram, kuurungkan saja berlanjut ke dalamnya.

Ternyata daerah yang paling memenuhi kriteria pribadiku adalah seputar Buana Raya, Padang Sambian. Dulu pernah ketemu dengan perumahan dengan kurang lebih 14 kapling, tapi waktu itu kenapa aku tak berminat. Komplek itu terlihat kusam dan mungkin karena sedang berlangsung kerja proyek sehingga tampak kurang rapi sana-sini. Tadi aku lewat tadi disana, kulihat semuanya rapi dan tampak elok. Oh rasanya menyesal meninggalkan dulu yang telah datang di depan mata. Tapi tak apa, yang namanya jodoh tak bisa dipaksakan. Dari segi demografi juga kurang suka dengan tanah itu, karena cenderung miring ke arah barat, lebih rendah dari jalan utama (Jl Buana Raya) sehingga jika terjadi banjir ya kurang lebih arahnya ke perumahan itu.

Aku juga sudah menyusuri daerah Buluh Indah, daerah Monang-Maning, lalu daerah di belakang dan di depan Poltabes Denpasar. Ada satu tempat yang cukup asyik dari segi lokasi dan posisi rumah, tanahnya datar yaitu di daerah Monang-Maning. Rumahnya terdiri dari 3 kamar dan tadi sempat ngobrol ngalor-ngidul dgn tukang yang ibu-ibu. Orangnya dari Abyan Tuwung darinya ku dapat informasi jikalau ternyata larangan membangun rumah saat punya istri hamil itu salah, yang benar adalah saat istri hamil dilarang makuh. Ya 'kepercayaan' itu adalah kepercayaan lokal yang bisa dipercaya ataupun tidak. Namun dari segi logika sepertinya larangan dibuat oleh para leluhur agar si Bapak sebagai kepala keluarga lebih fokus dan hanya terfokus pada kehamilan sang istri. Agar perhatian sang calon ayah lebih banyak ke istri, sehingga anak dan istri bisa melahirkan dengan selamat. Demikian kurang lebih menurut saya pribadi.

Sebenarnya saya masih bingung apa mau cari tanah apa sekalian rumah aja? Entahlah, saya masih perlu berfikir masak-masak agar tak salah langkah.

Tuesday, June 23, 2009

Saya Suka Facebook

Sejak awal tahun 2009 ini saya ikut Facebook dan kian hari kian ketagihan saja dibuatnya. Tak pagi tak sore, bahkan baru bangun tidur di pagi yang dingin, ku sempatkan buka facebook di blackberry-ku yang murah. Facebook sudah melanda kehidupan tak hanya anak muda, orang tua bahkan anak-anak di bawah umur juga keranjingan benda maya yang satu ini.

Lalu suatu hari ku mendengar berita tak enak di temanku sendiri, cewek. Konon, suatu hari ia mendapati status-statusnya berubah dengan sendirinya dengan kata-kata yang tentunya di luar norma-norma dalam pikiran otaknya. Mulai dari status hingga wall tertulis kata-kata jorok. Teman-temannya hanya menggoda, "Wih ada kemajuan nih" tanpa tahu sebenarnya yang terjadi. Sepertinya passwordnya bocor atau kemungkinan dia lupa log off di komputer ia biasa log in. Lalu seorang tak bertanggung jawab menggunakan account-nya dengan bebas dan tanpa peduli apa yang bakal terjadi jika ia melakukan apa yang sudah yang ia telah lakukan itu.

Untuk itu, sebaiknya kita hati-hati dengan password dan jangan main-main. Sebaiknya gunakan password serumit mungkin tapi mudah kita ingat dan jangan lupa setiap selesai menggunakan Facebook atau layanan apa pun kita musti log off dan pastikan sudah terlog-off dengan sempurna.

Facebook juga suatu hari kemaren sempat menjadi perbincangan negatif bagi sebagian kelompok masyarakat di negeri tercinta ini dan akhirnya sepakat mengharamkan situs yang tidak tahu apa-apa ini. Entahlah wacana Facebook haram ini apakah berlanjut menjadi fatwa atau hanya sebatas usulan. Saya kebetulan tak mengikuti beritanya karena tak tertarik.

Disamping negatif, Facebook juga banyak sisi positifnya, contohnya beberapa teman mengaku ketemu teman2 lamanya yang tak ketemu belasan tahun di Facebook. Lalu beberapa usaha sukses promosi via Facebook. Kegiatan-kegiatan dalam suatu komunitas tertentu bisa dikomunikasikan via Facebook dan bisa juga menggalang kegiatan-kegiatan amal yang berguna tentunya.

Baru-baru ini terjadi lagi hubungan memanas antara Indonesia dan Malaysia dengan perseteruan block Ambalat. Di Facebook juga dibahas perdebatan itu, salah satunya group "Ganyang Malaysia!!!" dengan anggota terbanyak. Avatarnya bendera Malaysia diisi gambar babi diatasnya. Lalu di dalam dialog juga dihujat dan menghujat. Bahkan Malaysia diplesetkan sebagai Malingsial hahaha... Ada-ada saja orang-orang ini.

Tapi positif dan negatif itu tergantung dari kita aja kok. Facebook ibarat pisau, jika kita menggunakan pisau untuk mengupas mangga maka pisau menjadi barang positif. Namun jika pisau digunakan menusuk orang yang tak bersalah maka negatiflah pisau itu, bukan?

Berbuat baiklah kawan.

Monday, June 22, 2009

Sudah Lama

Lama sekali aku tak menulis di blog yang kumal dan dekil ini. Entah kenapa, keinginan untuk menulisku luntur ditimbun kesedihan setelah Bapakku meninggal, ditiup oleh kesibukan selama mempersiapkan pernikahanku dulu. Namun kini, aku ingin semangat lagi, aku ingin membunuh mimpi buruk yang sudah bercokol dalam benakku. Aku ingin menggilas habis rasa malas yang sempat mengoyak sisi lemah hatiku.

Sudah hampir 2 bulan jua aku menikahi pujaan hatiku. Rasanya masih seperti pacaran saja. Kegiatan sehari-hari di masa off ya anter istri kerja, lalu sore/malamnya jemput istri pulang kerja. Kalau ada lowong, saya pergi ke warnet buat online dengan layar yang lebih lebar. Kalau pakai BB, terlalu sempit dan mata jadi cepat perih.

Semoga di hari yang indah ini saya menjadi lebih bersemangat menjalani hari-hari selanjutnya untuk kehidupan kami yang lebih baik. Saya harap dengan kepergian Bapak yang tiba-tiba tidak membuat semangat hidup kami luntur, justru dengan kepergiannya kami dipacu dan dicambuk agar menjadi pribadi-pribadi yang lebih ulet dan tahan banting. Karena ujian ini akan membawa kami pada kelas yang lebih tinggi jika kami berhasil melewatinya. Dan kami pun yakin, Tuhan tak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan umatnya, ya kan? Dan kami pun yakin kami pasti mampu melewati cobaan dan ujian kenaikan kelas ini. Semoga...

Air Mata Bahagia vs Air Mata Duka

Belum kering air mata bahagia sudah menetes air mata duka. Demikian mungkin kalimat yang tepat menggambarkan betapa kerasnya cobaan yang menimpa keluarga saya. Tanggal 6 Mei 2009 saya melangsungkan pernikahan dengan pilihan hati lalu 6 hari setelah hari H, tepatnya tanggal 12 Mei 2009 Bapak, orang tua saya satu-satunya, pergi meninggalkan kami tanpa pesan, tanpa firasat apapun. Kemudian tanggal 18 Mei kami sepakat melaksanakan upacara Ngaben hingga Lanus, diakhiri dengan 24 Mei mepenangkilan di 3 kahyangan dan pura ciwa.

Entah apa, saya belum bisa mengambil makna dibalik peristiwa ini. Saya hanya masih bisa bersedih dan hingga sebulan lebih ini saya pribadi masih merasa kehilangan. Tapi syukurlah dengan adanya istri baru dan calon buah hati dan ditemani dengan adik tercinta, hati ini sedikit terhibur. Saya juga menghibur mereka dengan membelikan HP keluaran terbaru dan canggih. Semoga mainan baru itu bisa mengalihkan mereka dari kesedihan, ya paling tidak mengurangi.

Pagi itu, hari selasa tanggal 12 Mei 2009 saya akan berangkat seperti biasa ke Balikpapan menunaikan tugas mulai itu. Seperti biasa pula Bapak menyiapkan semuanya untuk keberangkatan saya pagi itu. Pagi itu pula istriku pertama kali bekerja, begitu juga aku akan bekerja esok harinya setelah cuti menikah ditambah cuti tahunan dan off duty. Kadek juga masuk pagi hari itu. Setelah Bapak selesai mepekeling, kami bertiga, saya, bapak dan istriku memanjatkan gayatri mantram 3x. Gayatri mantram itu pula gayatri mantram pertama dan terakhir kami panjatkan bersama-sama bertiga. Lalu pagi itu pula kami, aku dan istriku, berangkat ke Tuban mengantarkan aku akan ke Balikpapan. Tak seperti biasanya, pagi itu Bapak melepaskan kami dengan sedikit kata. Ia hanya mengucap, "Ya sana dah berangkat, hati-hati di jalan", ucapnya tanpa tanda. Kami hanya berlalu menembus kabut dingin pagi itu.

Setiba di Balikpapan, sekitar jam 15.00 aku menyempatkan menelfon bapak dan ia bilang ia baru saja bangun tidur. Lalu setengah jam kemudian ia masih mengirimkan pesan singkat ke HP ku "Ya syukurlah kamu tiba dengan selamat", demikian katanya di sms. Tak ada firasat sama sekali. Aku berlalu saja ke pilot jety untuk menunggu boat ke Attaka jam 17.00 nanti. Tapi tanpa diduga, tak kusangka, Bapak telah pergi meninggalkan kami sekitar jam 16.30. Karena panik entah harus bicara apa, orang rumah baru memberi tahu sekitar jam 21.30 ketika aku tiba di Attaka. Bosku langsung menyuruh aku pulang.

Tak kusangka semuanya begitu cepat berlalu. Tak kusangka kebahagiaan itu hanya bertahan 6 hari. Tak bisa kupertahankan kebahagiaan bapak dan kubahagiakan dia dengan memberinya cucu. Semuanya tak ada yang menyangka. Tak ada firasat, tak ada tanda-tanda.

Bapak, berangkatlah kau ke alam sana. Sampaikan salamku pada Ibu. Tengoklah kami jikalau karu rindu karena aku pasti selalu merindukanmu. Karena jika ada jin yang memberikan aku 3 pilihan sakti, aku memilih untuk menghidupkan Bapak, Ibu dan membuat mereka bahagia.

Tuban 23 June 09

Thursday, June 18, 2009

Luntang-lantung di Tuban

Ini adalah malam ke-3 saya tidur bersama istri di Tuban, Kuta. Siang tadi sehabis mengantar istri ngantor, lalu aku pergi dealer Honda HeroNusa, lalu cuci motor dan akhirnya sekarang ngenet di samping tempat cuci motor itu.

Tempat cuci motor tadi cukup sempit, tapi pekerjanya yang ada 3 orang tak henti-hentinya bekerja. Seorang yg nampak berpakaian lebih rapi, putih dan bersih bertugas memasukkan dan memindahkan motor2 yang datang, terakhir ia yang menerima ongkos cuci dari setiap pelanggannya. Dari logatnya terlihat ia adalah orang Jawa, tepatnya Jawa Timuran. Sepanjang jalan Kediri Tuban ini tampaknya dipenuhi orang-orang Jawa. Mulai dari dagang nasi kuning, penjual bakso, penjual pulsa, hingga tukang pijat. Bahkan tadi pagi ibu kos merekomendasikan beberapa tukang pijat yg semuanya orang jawa, salah satunya jadi juga tadi pagi pijat seluruh badan tapi kok sebentar aja, cuman setengah jam. Begitu ditanya ongkosnya berapa, tanpa beban ia berkata, "Biasa mas, 50 ribu aja". Jahhhh... cuman 1/2 jam, gampang sekali kau cari duit. Udah gitu pijitannya grasa-grusu lagi. Belum puas pokoknya. Tapi itung2 beramal.

Begitu juga ketika dulu saya jalan hendak ke Trans TV di Bukin Jimbaran. Ketika saya tersesat dan bertanya kepada kurang lebih 3 orang di pinggir jalan, semuanya yg saya tanya adalah orang Jawa. Sebegitu banyakkah orang Jawa yg sudah menguasai aset-aset lokal Bali. Mereka rata-rata bekerja sebagai pekerja dasar, yang rata2 kerjaan yg tak mau dikerjakan orang Bali. Mulai dari memanen padi, jadi tukang cat mobil, dan kerjaan yg boleh dibilang (maaf) kasar lainnya. Namun mereka rata-rata ramah. Entah apa karena mereka ada pendatang ataukah sifatnya yang memang ramah, perlu kita kaji lebih jauh.

Ketika masuk ke Warnet ini, yg jaga adalah orang Bali yg tak punya sense of public relation, menurut saya. saya masuk dgn senyam-senyum sambil nanya "ada kosong mas?" tapi dilihat pun tidak, hanya bilang nyalain aja komputer yg dipojok, dgn muka seperti anak kelas 4 sd yg baru dimarahin ibunya. Saya tahu orang bali karena kelihatan dari T-nya. Tapi saya ndak peduli wong saya cm mau nyewa komputernya.

Ah buat apa susah... Jemput istri dulu ah...

Monday, April 06, 2009

Surabaia 7 April 2009

Tadi, sehabis menyantap soto ayam Lamongan di dekat tangga utama Juanda Airport, saya duduk-duduk santai di kursi panjang putih bersih. Tak lama saya duduk, datanglah seorang bapak-bapak, rapi dan bersepatu mengaku kerja di Pertamina Balikpapan, dengan logat Balikpapan juga. Dengan lagak akrab dia berkenalan dan menyalami tangan saya. Ketika dia tahu saya dari Bali, dia menceritakan bahwa ia hendak membeli tanah untuk membangun Pom Bensin di Bali. Badan saya yang masih pegal plus perut yang baru saja diisi, kekenyangan, cuma manggut-manggut saja. Ia bilang akan menuju Balikpapan dengan Lion jam 2 nanti. Lalu ia menyulut sebatang Djarum dan ketika itu juga HP-nya bunyi. Tak sampai 5 menit ia pergi dengan ramahnya, saya merasa aneh, ini orang ngapain ya?

Setelah mengikuti langkah kakinya, ternyata ia menuju orang-orang yang duduk di belakang sana, mereka tampak akrab dan berpakaian rapi juga. Saya jadi semakin curiga, karena salah seorang temannya memperhatikan saya dikejauhan sini. Saya lempar muka dan pura-pura tak melihat saja.

Tak berapa lama, bapak yg tadi itu dan temannya yang memperhatikan saya itu datang menghampiri. Dengan ramah pula mereka mencoba ngobrol ngalor-ngidul. Saya hanya merespon dengan muka masam, karena pagi ini badan saya terasa lemas, lemas karena subuh tadi kena serangan diare akut yang datangnya tanpa kabar berita sebelumnya, mulut saya asam kayak orang ngidam.

Tanpa sadar, seorang bapak-bapak yang tak kalah rapinya datang menghampiri saya juga, dengan kemeja putih polos. Saya tahu bapak ini tadi ngobrol akrab dengan bapak-bapak yang lebih dulu menghampiri saya. Bapak pertama (sebut saja Bapak A), malah pura-pura nggak kenal dan menanyakan si bapak kemeja putih dari mana mau kemana. Si bapak kemeja putih bilang, "Saya baru aja dari Brunei, saya lagi bawa barang-barang elektronik". Saya tetap merespon dengan dingin. Si Bapak A seolah-olah mengarahkan saya agar saya nanya-nanya terus ke bapak kemeja putih. Melihat saya dingin, si bapak A menyodorkan Nokia E90 yg dibawanya lalu bilang, "Kalo HP gini berapa bos?".

Bapak kemeja putih: "200 dolar"
Bapak A: "Wah murah sekali"
Bapak kemeja putih: "Iya ini barang langsung dari brunei, makanya murah"
Bapak A nyuruh saya nanya ke bapak kemeja putih: "Coba tanya gimana cara mesennya"
Saya hanya diam dan pura-pura tak ngerti, "Maaf saya ndak ngerti soal barang2 elektronik"
Bapak A mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan laptop-laptop baru harganya berapa. Saya hanya diam, mereka tetap ngoceh di sebelah kanan dan kiri saya.
Melihat respon saya yg kurang enak, bapak yg dari tadi diam saja di belakang bapak A berkata, "Kayaknya orang ini gak ngerti elektronik", bisiknya pada bapak A, saya cukup mendengar kata-katanya meskipun ia berbisik.

Semakin curiga saja saya, takut kena tipu ataupun takut dihipnosis, saya memilih jalur aman. Saya cuman menanyakan jam dan lalu bilang, "Wah kayaknya saya harus check in sekarang Pak, sorry ya"

Ketiga bapak itu pun berlalu. Dari jauh saya perhatikan ketiga orang itu tampak akrab saja mengobrol. Sepertinya kecurigaan saya benar, mereka kayaknya sindikat yang mungkin saja hendak menipu atau sejenisnya. Kawan, hati-hati ya.

Monday, March 09, 2009

Berangkat di Awal Maret

Awal maret ini adalah hari yang berbahagia, semoga di awal maret ini menjadi semakin sukses di hari-hari berikutnya dalam masa-masa persiapanku memasuki jenjang Grehasta. Kemaren hari minggu 8 Maret sudah dilakukan prewedding photo session mengambil tempat di Jatiluwih dan rumah kediaman Toko Nyoman, Kediri. Tukang fotonya adalah teman sekaligus guru saya Ketoet Budidarmadi, dibantu crew 3Datu yang lain Toris dan Lanus.

Pagi-pagi aku dan indah sudah di tempat rias, salon Candra Dewi, Pasekan. Hujan turun tepat jam 6 pagi semakin siang semakin deras saja. Jam 9 hujan masih mengguyur, kami berdoa semoga hujan reda paling tidak bisa ke Jatiluwih segera. Benar saja, doa kami dikabulkan tidak lama, hujan agak reda dan kami berlalu menuju spot 1. Di sana masih gerimis, becek gak ada ojek menghadang kami, huuuhhh. Dewi dan Eddy menyusul kesana bersama Karimun barunya.

Hujan masih rintik-rintik tapi pemotretan dimulai juga dengan kaki belepotan lumpur. Selesai di Jatiluwih, lanjut ke toko Nyoman sekitar jam 1 setelah sebelumnya makan be guling dulu di Babi Guling Buruan (cium gue, hehehe...).

Di toko Nyoman semua terheran-heran menyaksikan megahnya rumah Ibu Nyoman yang rendah hati itu. Dan dengan bertumpah keringat dan bercucuran air mata, kami menyelesaikan peristiwa penting ini dengan sukses dan puas. Hasil fotonya mantap-mantap. Maestro gitu loh.

Dan hari ini aku kini berada di Balikpapan, menginap semalam untuk esok sore akan berlalu bersama Pelican menuju tempat rutin 2 minggu ke depan. Aku benar-benar merindukan kamu meskipun baru beberapa jam saja tak berjumpa denganmu. Tapi kenangan hari kemaren akan jadi kenangan sepanjang masa, melintas jarak dan waktu. I love you babe...

Tuesday, February 24, 2009

Pulang di Akhir February

Pagi-pagi sudah kami sampai di Pilot Jety Balikpapan, kang Heri dan Agus FDT duduk lemas di sudut ruang tunggu. Mereka masih terkantuk-kantuk karena boat tiba kepagian, jam 5 subuh. Rasanya masih nyenyak tidur tadi pagi tapi ternyata boat sudah tiba, kami harus turun dan segera berlalu keluar.

Pagi itu kang Heri yg commuter Bandung pulang dengan pesawat jam 10 dan si Agus hendak ke Mega Lestari untuk menghabiskan jatah tidur 30hari-nya disana. Seangkan pesawatku akan terbang jam 9.10. Lalu ketika jam 6 teng kami bertiga memutuskan sarapan di warung makan Miki di Pasar Baru. Dulu aku biasa bersama teman-teman disana, tapi sejak hampir 1 tahun kami sudah tak pernah lagi kumpul-kumpul disana. Gusti, Agung GP, Cak Mawan, Anton, biasanya selalu bersamaku disana pagi-pagi ketiba boat tiba. Tapi kini mereka pindah schedule, aku sendiri yang tetap.

Lalu sehabis sarapan dan menyeruput kopi hangat dan sebatang putih, kami berpisah: Agus ke hotel ML, kang Heri langsung ke bandara dan aku mampir sebentar di Pak Surat ambil tiket yang dikirim dari Bali. Lalu aku ambil saja dan berlalu, di terminal DAM lama sekali menunggu. Taksi hanya diisi 2 orang, orang yang didepan sepertinya buru-buru dan membayar uang sogokan 10rb ke sopir, jadilah angkot biru nomor 7 itu pun berlalu.

Di jalan menuju bandara aku berhenti di toko oleh-oleh amplang Kuku Macan. Aku beli secukupnya dan langsung menuju bandara. Udara masih segar dan matahari malu-malu menyebul di balik awan.

Aku pun langsung check in saja dan minta kursi di window emergency nomor 24F. Dan aku memilih menghabiskan waktu menunggu di Blue Sky lounge. Aku hanya minum orange jus segelas saja sambil baca majalah Priority. Tak lama waktupun berangkat pun tiba aku menuju pintu keberangkatan dan pesawat take off dengan mulus. Di udara hanya berhias awan putih dan putih saja. Flat. Dan sempat suatu saat pesawat seperti anjlok ditelan awan. Kami terguncang di pesawat, keringat jagung dingin menempel rapi di jidatku. Otot-otot kaki tegang dan tangan secara tak sadar memegang erat handle kursi tempat ku duduk.

Namun cobaan itu tak lama berlalu, kami mendarat di Surabaya dengan selamat meskipun sedikit kasar. Aku langsung keluar hendak membeli Hoka Ben titipan kekasihku, tapi ternyata HokBennya sudah tidak ada lagi, aku tanya Satpam tak tahu. Ya sudah apa boleh buat aku masuk saja dan menuju Majapahit Lounge untuk sekedar minum dan makan tahu goreng sambal kecap pedas.

Setelah 1 jam menunggu tak jua ada panggilan, aku berinisiatif menanyakan ke FO lounge dan juga melihat di boarding display, ternyata memang delay 1 jam menjadi jam 11.40. Ya biasalah, Lion gitu loh. Dan kini sudah 1 jam aku menunggu, belum juga ada panggilan, aku putuskan saja untuk buka blog dan menulis catatan ini. I miss you babe...