Tuesday, July 29, 2014
Suasana Lebaran 2014
Lebaran kali ini dapat tugas jaga warung dan harus exten 3 hari untuk memback up teman yang ber Hari Raya. Masa-masa bulan puasa begitu sepi. Sarapan, makan siang dan makan malam hanya diisi oleh segelintir sahabat non muslim. Kami menikmati suasana sepi itu, lebih tenang dan irama kerja sedikit lebih slow. Sepi email dari kantor pusat dan pekerjaan juga berusaha untuk diminimalisir.
Saat lebaran tiba dilakukan foto-foto di seputar jembatan menuju Production. Juga foto-foto di helipad Quarter, kali ini bersama crew NIB Maint. Suasana begitu bahagia meskipun sahabat-sahabat ini harus rela berlebaran jauh dari sanak keluarga dan juga anak istri. Mereka adalah orang-orang luar biasa!
Suasana seperti ini akan menjadi kenangan tersendiri dan suatu saat nanti akan menjadi kenangan indah di tengah laut.
Sunday, July 27, 2014
Off di Awal Juli
On kali ini lebih banyak sendiri. Hanya 5 hari ditemani Mas Edi. Selebihnya berkutat sendiri, learning by doing. Tak sempat coba-mencoba. Sudah 3 kali naik aku menjadi single fighter. Sepertinya aku sedang dilatih menjadi cepat pintar. Semoga.
Selalu saja ada pasang surut, susah senang menjadi satu. Kadang gembira kadang juga harus larut dalam jeritan batin. Kadang tertawa suka, kadang juga larut dalam problema, membuat wajah jadi cemberut, keriput.
Wednesday, July 16, 2014
Melaspas Sanggah dan Bale
Off ini berjalan normal via Makazzar naik Lion. Pulang ke Pandak naik ojek seperti yg sudah-sudah. Off awal July di tanggal 2 adalah awal dari cerita penuh kesibukan. Pasalnya dalam 10 hari ke depan kami di rumah mempersiapkan upacara melaspas sanggah dan bale.
Tanggal 3 July menyempatkan diri kondangan ke upacara pernikahan Marbin di Penebel bersama Doddy dan Muri. Esoknya tanggal 4 aku survey batu alam di Kapal sekalian maunya mencari tukang tempel batu, tapi susah dapatnya.
Pada hari Sabtu tanggal 5 July kami di rumah membuat sesalon. Dilanjutkan esoknya memasang batu sikat di sanggah. Nana Citta dan ibu aku antarkan ke Jero biar bebas bermain. Hari Senin tgl 7 beli kabel dan lampu gantung di Kediri. Patung Bung Karno dibuka kerubungnya oleh beberapa orang berbadan kekar.
Hari Selasa 8 Juli mulai pasang wastra sanggah dan bale. Hari Rabu 9 July setelah nyoblos kami mepenangkilan ke tri kahyangan dan pura ciwa. Dimulai jam 8 dan selesai jam 3. Cukup cepat. Kamis 10 July dengan mengajak beberapa keluarga kami mebat caru sebanyak 40 tanding. Plus 55 ayam dan belasan bebek untuk banten. Ini yg menguras tenaga dan waktu. Buat pelajaran agar kerja lebih efektif. Jumat 11 July subuh aku dan Paktut juga Wanda dan Dek Uda beli be celeng di pasar Dauh Pala. Paginya mebat dengan tukang masak mbah Tut Narsi. Sore hari keluarga dan tetangga kondangan, di luar dugaan jumlahnya banyak. Kami sedikit kewalahan.
Sabtu, 12 July, Purnamaning Kasa adalah puncak upacara. Dimulai dengan sembahyang di pura Ciwa sekalian nunas tirta hingga jam 11. Jam 12.30 mangku dijemput. Jam 13.30 acara dimulai dan berakhir sekitar jam 20.00 dengan lancar.
Esoknya dilanjutkan bersih-bersih sehabis nyurud, lalu buang sampah di tegal. Karena kecapekan dan kehujanan, aku tepar. Tapi setelah dipijat dan bangun tidur aku kembali bugar. Sorenya cuci mobil di Munggu.
Senin 14 July anter Nana hari pertama sekolah. Lanjut belanja bulanan ke Hardys dan bayar sisa uang banten ke mangku dan byang Tu.
Tiga hari setelah melaspas dilakukan upacara Melayagin. Dimulai dengan upacara di pagi sebelum aku berangkat ke Balikpapan. Lalu para saudara melepas sesalon dan membereskan semua wastra juga sisa-sisa banten. Selesai sudah semuanya. Dengan badan pegal capek. Pak Tut dan Meadek istirahat full karena benar-benar capek.
Pagi itu diantarkan istri berangkat ke Bandara Ngurah Rai untuk naik Citilink ke Surabaya dan Lion ke Balikpapan. Karena sehari sebelumnya mendapat SMS penerbangan Citilink SBY-BPN dimajukan, yg artinya penerbangan tidak connect. Hari ini Rabu 16 July menuju Attaka via Bontang. Jam 5 sore tiba di Attaka dengan gempor. What a worderful journey, entah sampai kapan.
Subscribe to:
Posts (Atom)