Pulang di tanggal 11 di bulan May ini membuat aku letih lesu lemah lelah. Karena hampir setiap hari keluar rumah untuk persiapan mlaspas rumah di Angga Buana.
Ditambah lagi pembatalan di luar planning oleh tukang Pak Ketut. Janjinya ia bisa bekerja di hari Jumat dan ketika ku kontak ia gagal memenuhi janjinya karena di kampungnya ada karya agung di pura. Bahan yg sudah terlanjur kubeli akhirnya menyisakan stress. Namun istriku menyarankan mempekerjakan Aji Barga untuk menggarapnya. Lalu dengan tenaga 2 orang Aji Barga dan Aji Dauh Margi, pekerjaan akhirnya kelar setelah 5 hari. Itupun masih menyisakan tiang yg belum komplit.
Di sela-sela renovasi, tgl 18 aku menyempatkan diri MCU tahunan di Wings International, Sanglah. MCU berjalan agak tersendat karena harus nunggu dokter dari setiap klinik. Namun kebosanan menunggu terbayar dengan hasil yg bagus semua. Hanya saja perlu meningkatkan olah raga untuk menurunkan nilai LDL.
Suatu malam yang sunyi saat Kadek masuk malam, entah dirasuki apa aku mengkritik habis-habisan istriku sehingga ia marah total, mungkin juga sedih dan merasa tidak dihargai. Malam itu juga ia nangis sejadinya sambil hendak "ngambul". Aku menenangkan sekenanya. Akhirnya aku menangis penuh penyesalan.
Sehari setelah MCU aku harus ngayah karena ada yg meninggal. Di hari yg sama, ketika kami ke jero, mendapat berita bahwa nini Wah Adit yg di Bajera meninggal juga dan dikubur hari itu.
Persiapan melaspas kali ini hampir selesai dan sebagian barang sudah dibawa kesana. Sudah juga membeli dipan+kasur untuk perlengkapan upacara. Sempat pula membawa Paktut, Meadek, Mekman dan Wanda kesana untuk sekedar melihat situasi. Semoga nanti tanggal 10 June berjalan lancar dan selamat. Di sela melihat-lihat rumah, Mekman mengutarakan niatnya untuk memakai toko di Pandak. Tapi aku belum bisa memberi keputusan karena harus melibatkan banyak pihak. Ada saja hal yang membuat harus berfikir. Namun aku tak takut, aku sedang belajar NLP, semoga bisa menjadi tool yang ampuh.
Kesibukan memang membuat kepala pening dan juga badan pegal-pegal. Tanggal 22 kami kumpul-kumpul alias reuni kecil-kecilan di Bedugul ditambah memotret pemandangan. Aku, Jales, Kacong, Jajang, Doddy dan Marbin berkendara menuju Bedugul menembus kabut tebal dari jam 5 subuh start from Jajang Home. Cuaca berkabut ditambah hujan membuat hunting pagi itu sedikit gagal, namun terbayar dengan cuaca cerah ketika tiba di Tamblingan. Sebelum pulang ke Tabanan, kami beli oleh-oleh di Pasar Bedugul.
Malam itu sebenarnya aku mendapat tugas "ngemit" di Pura Puseh. Namun karena badan pegal dan rasanya capek benar, aku putuskan absen saja.
Malam hari, sehari sebelum aku berangkat, Kirana nangis sambil garuk anus. Entah apa yg menyebabkan. Kutanya Doddy, bisa jadi karena iritasi atau bisa juga cacing kremi.
Dan hari ini aku berangkat menuju Santan dengan bus seperti biasa. Setelah kemaren diantarkan Garuda dan Lion dengan perjalanan paling tenang sedunia. Tiba di Balikpapan jam setengah 6 dan langsung menuju Surattown yg sudah tak dijaga Pak Surat lagi.
Saturday, May 28, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment