Off ini pulang dengan hati tak sabar ingin membereskan rumah di Denpasar. Awal-awal off sudah berkunjung kesana dan membersihkan sebisanya. Karena istri sedang hamil muda, morning sickness melanda dengan semena-mena, jadilah aku harus fokus pada istri dan lebih banyak mengurus Kirana, mulai dari mandi pagi, ngasi makan, bobo siang, jalan-jalan, nyuci pakaian, hingga meninabobokan di malam hari. Pekerjaan rumah tangga sungguh melelahkan. Pantas saja istriku sering mengeluh. Wanita sungguh perkasa. Makanya jangan remehkan wanita, ia sanggup bekerja membanting tulang dan jarang sakit. Semingguku berlalu dengan aktivitas rumah tangga mem-backup istriku yg masih berjuang dengan mual, muntah dan rasa pahit di mulut. Aku berdoa semoga cepat berlalu.
Suatu hari sempat pula ke dokter anak karena Kirana muntah-muntah dan e'eknya sedikit cair. Dapat antrian 14, edan! Pada kesempatan berikutnya kami ke Kasih Ibu memeriksakan si calon baby dan menurut dokter perkembangan janin bagus. Sepulang dari dokter mampir Pizza Hut dan istriku senang, puas dan tidak mual sedikitpun.
Suatu hari disaat Kadek libur aku menyempatkan diri ke rumah Denpasar. Bekerja keras sendiri membersihkan halaman yg penuh rumput. Saking semangatnya, aku lupa makan dan sekitar jam setengah 2 baru makan nasi ayam betutu. Sampe rumah aku loyo dan akhirnya cerita mencret alias diare dimulai. Ini yg membuat aku harus istirahat 3 hari dan terasa pusing dan mual. Aku benci sakit dan bosan tidur lama, karena kerjaanku masih harus ku selesaikan. Namun mungkin inilah mekanisme tubuh dan peringatan Yang Kuasa, agar aku cukup istirahat, sebagai limit penggunaan fisikku yg lemah.
Di saat menunggu kesembuhan, sehari sebelum berangkat ke Balikpapan, subuh-subuh kakiku kumat dan tidak bisa jalan. Jam 7 kadek nganterin aku ke tukang urut di Suda. Aku dipijat dan ia tahu kalau keseleoku sudah lama. Beras kencur dikunyah untuk mengobati kakiku. Aku sangat senang dengan suasana pagi di Suda. Bahagia sekali rasanya, hidup tenang, hati riang. Namun pagi itu pula, warga banjar ngayah ke setra untuk orang meninggal, otomatis aku tidak bisa ikut.
Tibalah hari Selasa, aku harus meninggalkan sejenak Bali, menuju kota minyak nan sepi, karena tanpamu. Garuda dan Lion mengantarkan aku melewati siang yg berawan itu. Pak Surat penuh, jadilah aku terdampar di Hotel Mitra Amanah, disamping Mega Lestari, with Doddy.
Hotel bernuansa islami yg hijau, auwww aku salah masuk hotel kayaknya. Aku terasa asing, terasa asing dan asing.
Tuesday, April 26, 2011
Sunday, April 03, 2011
My Wife is Pregnant
Bulan Maret adalah bulan yang mengejutkan. Di sela-sela persiapan mau melaspas rumah di Denpasar, istriku mengabarkan kalau ia telat 10 hari. Langsung ku belikan 3 macam test pack berbagai harga dari harga 6000 perak hingga 25.000 di apotek terdekat. Hasilnya positif. Tanpa tunggu lama, pada sore hari kami pergi ke dokter kandungan sembari mengantar Kirana berobat karena batpil parah ke Klinik Kasta Gumani.
Setelah diperiksa lewat USG tidak ditemukan tanda-tanda janin. Bahkan hingga USG dari "bawah" (vaginal). Nihil!! Bahkan dokter juga men-test pack dgn test pack 6000-an, hasilnya sebenarnya positif. Dokter menyarankan kembali lagi 2 minggu kemudian. Kirana yg melihat ibunya diperiksa menangis sekenanya.
Seminggu kemudian saya dan Indah sudah tak sabar dan memutuskan periksa di Kasih Ibu, Denpasar. Dr Kesumadana, mantan direktur Kasih Ibu sangat welcome dan enak diajak diskusi, cara menjelaskannya juga cukup jelas. Tidak seperti kebanyakan dokter yg kesannya terburu-buru.
Setelah diperiksa dengan seksama dan dalam tempo sesingkat mungkin, dokter menemukan si jabang bayi berdiameter 2 cm dengan USG-nya yg katanya lebih canggih. Hati lega dan nafas plong. Istriku yg beberapa hari terakhir ini kepikiran akhirnya merasa lega dan bisa tersenyum lebar, cerah ceria sepanjang masa.
Terima kasih Tuhan. Kau anugerahkan lagi kepada kami yg tak ternilai harganya dan kami lalu hanya bisa berdoa. Semoga janin yg dikandung istriku kelak berjenis kelamin laki-laki, Astungkara...!!
Setelah diperiksa lewat USG tidak ditemukan tanda-tanda janin. Bahkan hingga USG dari "bawah" (vaginal). Nihil!! Bahkan dokter juga men-test pack dgn test pack 6000-an, hasilnya sebenarnya positif. Dokter menyarankan kembali lagi 2 minggu kemudian. Kirana yg melihat ibunya diperiksa menangis sekenanya.
Seminggu kemudian saya dan Indah sudah tak sabar dan memutuskan periksa di Kasih Ibu, Denpasar. Dr Kesumadana, mantan direktur Kasih Ibu sangat welcome dan enak diajak diskusi, cara menjelaskannya juga cukup jelas. Tidak seperti kebanyakan dokter yg kesannya terburu-buru.
Setelah diperiksa dengan seksama dan dalam tempo sesingkat mungkin, dokter menemukan si jabang bayi berdiameter 2 cm dengan USG-nya yg katanya lebih canggih. Hati lega dan nafas plong. Istriku yg beberapa hari terakhir ini kepikiran akhirnya merasa lega dan bisa tersenyum lebar, cerah ceria sepanjang masa.
Terima kasih Tuhan. Kau anugerahkan lagi kepada kami yg tak ternilai harganya dan kami lalu hanya bisa berdoa. Semoga janin yg dikandung istriku kelak berjenis kelamin laki-laki, Astungkara...!!
Thursday, January 06, 2011
Tahun Baru 2011
Tanggal 22 Desember aku pulang dengan deg-degan karena aku bolos dan nyolong 2 hari karena sebelumnya aku ijin Galungan. Harusnya aku pulang tanggal 24. Makanya tiket yg sudah kupesan tanggal 24 kubatalkan dan kubeli ulang via Onyx untuk tanggal 22, bertepatan dengan hari Ibu. Untung cuma kena cancelation fee 75.000. Sesampai di Bali istriku tersenyum riang dan aku tiba jam setengah 12 di Pandak. Seperti biasa, Lion telat 2,5 jam tanpa merasa berdosa.
Sehari sebelum aku nyampai Bali, Anton sudah terlebih dahulu checkin di Western Kuta Resort for a week later. Semalam 800 ribu buat modal bulan madu dan Natalan di Bali bersama istri. Aku mau ikut nginap tapi sepertinya akhir tahun seperti ini adalah ide buruk, kamar pasti mahal dan cenderung fully book. Nginep di Hotel ditunda hingga bulan depan. Anton juga sempat datangi rumahku di Pandak pada tanggal 26. Lalu minta diantarkan membeli Samcam, kerupuk Babi khas chinese. Setelah muter2 di Tabanan akhirnya ketemu toko Rejeki di by pass Tabanan. Sebungkus 75 gram seharga 16 ribu, cukup mahal, tapi gurih banget.
Rencana nginep dialihkan menjadi nginep di RMI alias rumah mertua indah, di Pengayehan. Bertepatan dengan Kadek masuk malam, malam itu malam Tahun Baru 2011, kami bertiga nginep di kamar ajik dan biyang. Udara panas dan suara mercon ditemani hujan malam itu tak membuat tidur dek Nana terganggu. Syukurnya ia tidur tenang di malam pertamanya nginep di Jero.
Esok harinya main-main ke ujung jalan di rumahnya Kinarya dan pulangnya langsung nampah ayam kampung punya Aji Bharga.
Malam itu juga mendapat inspirasi membeli sepeda gunung dan langsung browsing dan ketemulah situs polygoncycle.com, sepeda bikinan Indonesia yang meng-Asia. Pilihan jatuh pada type Monarch 2.0 Hard Tail. Semoga off depan bisa membelinya seharga 1,3 jutaan.
Hari berikutnya kami berencana piknik ke Bali Safari & Marine Park di Gianyar. Sudah berangkat hingga McD Gatsu, tapi kesiangan dan balik pulang. Akhirnya mampir ke kolam renang Taman Segara Madu di Pererenan. Itu pula pertama kali si Kirana renang di kolam renang. Duhhh senangnya dia. Si Ibu asik motretin bapak dan dik Nana.
Tanggal 3 Jan adalah hari Ciwaratri, orang-orang sembahyang di Pura Ciwa tapi aku mepamit karena esoknya, tilem, aku berangkat ke Balikpapan. Paginya sebelum berangkat kami menyempatkan diri sembahyang untuk keselamatan kami semua.
Akhirnya malam ini aku terdampar lagi dengan tenang di Suratown, tempat transit para Commuter Mania. Semoga esok bisa memulai kerja dengan semangat baru, ide baru, di tahun yg baru. Selamat bekerja dengan selamat!
Sehari sebelum aku nyampai Bali, Anton sudah terlebih dahulu checkin di Western Kuta Resort for a week later. Semalam 800 ribu buat modal bulan madu dan Natalan di Bali bersama istri. Aku mau ikut nginap tapi sepertinya akhir tahun seperti ini adalah ide buruk, kamar pasti mahal dan cenderung fully book. Nginep di Hotel ditunda hingga bulan depan. Anton juga sempat datangi rumahku di Pandak pada tanggal 26. Lalu minta diantarkan membeli Samcam, kerupuk Babi khas chinese. Setelah muter2 di Tabanan akhirnya ketemu toko Rejeki di by pass Tabanan. Sebungkus 75 gram seharga 16 ribu, cukup mahal, tapi gurih banget.
Rencana nginep dialihkan menjadi nginep di RMI alias rumah mertua indah, di Pengayehan. Bertepatan dengan Kadek masuk malam, malam itu malam Tahun Baru 2011, kami bertiga nginep di kamar ajik dan biyang. Udara panas dan suara mercon ditemani hujan malam itu tak membuat tidur dek Nana terganggu. Syukurnya ia tidur tenang di malam pertamanya nginep di Jero.
Esok harinya main-main ke ujung jalan di rumahnya Kinarya dan pulangnya langsung nampah ayam kampung punya Aji Bharga.
Malam itu juga mendapat inspirasi membeli sepeda gunung dan langsung browsing dan ketemulah situs polygoncycle.com, sepeda bikinan Indonesia yang meng-Asia. Pilihan jatuh pada type Monarch 2.0 Hard Tail. Semoga off depan bisa membelinya seharga 1,3 jutaan.
Hari berikutnya kami berencana piknik ke Bali Safari & Marine Park di Gianyar. Sudah berangkat hingga McD Gatsu, tapi kesiangan dan balik pulang. Akhirnya mampir ke kolam renang Taman Segara Madu di Pererenan. Itu pula pertama kali si Kirana renang di kolam renang. Duhhh senangnya dia. Si Ibu asik motretin bapak dan dik Nana.
Tanggal 3 Jan adalah hari Ciwaratri, orang-orang sembahyang di Pura Ciwa tapi aku mepamit karena esoknya, tilem, aku berangkat ke Balikpapan. Paginya sebelum berangkat kami menyempatkan diri sembahyang untuk keselamatan kami semua.
Akhirnya malam ini aku terdampar lagi dengan tenang di Suratown, tempat transit para Commuter Mania. Semoga esok bisa memulai kerja dengan semangat baru, ide baru, di tahun yg baru. Selamat bekerja dengan selamat!
Saturday, October 16, 2010
Off 11 Hari
Karena terpotong training, maka offku kali ini hanya 11 hari, tapi dengan berbagai pertimbangan, 3 hari aku minta ganti hari saja berhubung ada peristiwa bersejarah yang bakal melahirkan pengusaha kampung berkelas mewah (mepet sawah).
Off kemaren sungguh enak karena tlah dilakukan peresmian toko kami di Pandak Gede, jalan menuju Nyitdah di tepi sawah yang indah. 10-10-2010 adalah hari yang sangat cantik, cantik secara masehi juga hari baik untuk memulai usaha kata kalender karangan Bambang Gde Rawi.
Sebelum dibuka, kami lakukan persipan memasang pintu harmonika beberapa minggu sebelumnya dengan harga 625 ribu rupiah per meter, pilihan warna hijau jatuh dipakai coating pintunya. Dengan susah payah juga kami akhirnya mendapat bagian tukang Mang Oce crew untuk memperbaiki retak-retak dan juga memasang talang air di samping dan memasang emper di belakang. Pekerjaan berisiko hari itu selesai dengan sempurna.
Upacara peresemian dilakukan dengan upacara Ngambe yang dipuput oleh Kak Swarya, dihadiri oleh Meman, Pakde, Pak+Mek Wanda, Kadek, Indah, Kirana, Dekta, MekDe Suta dan Biang Tu sebagai serati yang dibeliin banten seharga 500 ribu rupiah saja.
Hari itu juga aku update status di facebook dengan bunyi "Akan segera dibuka, sebuah toko kecil Mewah (mepet sawah) di tepi sawah Pandak Gede Village, hari ini 10-10-2010 jam 10:10 Wita. Menjual: bermacam sepatu, sandal, tas, kaos kaki, pakaian sekolah, dll. Semoga setiap langkah merupakan petunjukNya. Astungkara..." dan mendapat ucapan selamat dari berbagai temans.
Semoga hari itu adalah tonggak untuk melanjutkan sindikat usaha yang telah dilakukan orang tuaku sebelumnya. Semoga jiwa-jiwa wirausahawan bercokol dalam otak dan hati kami sebagai pewaris tahtamu. Semoga setiap langkah adalah tuntunanNya dan semoga langkah-langkah selanjutnya selalu mendapat sinar terang dariNya. Astungkara...
Off kemaren sungguh enak karena tlah dilakukan peresmian toko kami di Pandak Gede, jalan menuju Nyitdah di tepi sawah yang indah. 10-10-2010 adalah hari yang sangat cantik, cantik secara masehi juga hari baik untuk memulai usaha kata kalender karangan Bambang Gde Rawi.
Sebelum dibuka, kami lakukan persipan memasang pintu harmonika beberapa minggu sebelumnya dengan harga 625 ribu rupiah per meter, pilihan warna hijau jatuh dipakai coating pintunya. Dengan susah payah juga kami akhirnya mendapat bagian tukang Mang Oce crew untuk memperbaiki retak-retak dan juga memasang talang air di samping dan memasang emper di belakang. Pekerjaan berisiko hari itu selesai dengan sempurna.
Upacara peresemian dilakukan dengan upacara Ngambe yang dipuput oleh Kak Swarya, dihadiri oleh Meman, Pakde, Pak+Mek Wanda, Kadek, Indah, Kirana, Dekta, MekDe Suta dan Biang Tu sebagai serati yang dibeliin banten seharga 500 ribu rupiah saja.
Hari itu juga aku update status di facebook dengan bunyi "Akan segera dibuka, sebuah toko kecil Mewah (mepet sawah) di tepi sawah Pandak Gede Village, hari ini 10-10-2010 jam 10:10 Wita. Menjual: bermacam sepatu, sandal, tas, kaos kaki, pakaian sekolah, dll. Semoga setiap langkah merupakan petunjukNya. Astungkara..." dan mendapat ucapan selamat dari berbagai temans.
Semoga hari itu adalah tonggak untuk melanjutkan sindikat usaha yang telah dilakukan orang tuaku sebelumnya. Semoga jiwa-jiwa wirausahawan bercokol dalam otak dan hati kami sebagai pewaris tahtamu. Semoga setiap langkah adalah tuntunanNya dan semoga langkah-langkah selanjutnya selalu mendapat sinar terang dariNya. Astungkara...
5 Hari di Balikpapan (lagi)
Hari itu 26 Sept 2010, pagi-pagi jam 4 subuh aku dan yang lain bangun. Karena pagi itu kami akan melakukan perjalanan panjang, Attaka-Santan-Balikpapan untuk mengikuti training TRIMS keesokan harinya. Training low cost n low budget yang diadakan di Balikpapan dan di Learning Centre Pasir Ridge.
Aku, Niko, Gantino, Yasser, Pak Prayitno akan mengikuti training PLC. Sedangkan Roland dan Pak Haji Agus Kurnia mengikuti training Diesel Engine. Seperti biasa, setiba di Santan Terminal kami foto-foto sambil menunggu jam 7 tepat bus berangkat ke Balikpapan. Perjalanan ditempuh hampir 6 jam dan kami langsung menuju Pak Surat. Setelah istirahat sebentar aku dan Niko berkunjung ke Gramedia sekedar untuk mencari kertas acrylic karena aku sedang mempersiapkan table top untuk foto product still life.
Sore hari aku bersama Jack, Yasser dan Niko hunting sunset di seputar Banua Patra setelah terlebih dahulu pinjam tripod di tempat Boim di rumahnya di sekitar Gunung Pipa. Sedangkan Henry dan Ganz baru tiba di Balikpapan malam harinya. Malam hari itu pula mencoba foto still life splash air di gelas bersama Yasser di Pak Suratown. Agak gagal karena kertas kurang bermutu.
Training berlangsung tidak seru karena hari pertama dan kedua kami diajar oleh asisten mentor aslinya. Karena pak Endro Julianto sedang ke Bandung karena PLC Allen Bradley-nya tidak mau connect ketika dicoba pada batch I.
Pada hari Senin sore kami hunting lagi di seputar copper landing station punya Total bersama Jack, Henry dan Yasser. Hunting sunset berubah jadi ajang narsis sekalian mencoba 4 buah flash yang di wireless pakai trigger. Malam harinya mau latihan buat talent show di studio DAM tapi studio full akhirnya ambil plan B: mencoba lagi foto splash bersama Henry. Kali ini mencoba pakai kertas Gloria dan hasilnya agak bagus karena flash ditembakkan di depan atas bukan di belakang.
Hari kedua sepulang training kami mencoba Inul Vista , sebelum jam 18:00 ada potongan harga 50% off. Tapi baru 15 menit berjalan, aku disuruh ke Pasir Ridge check sound tapi gagal. Karena Fery telat datang dan Alfian sibuk main bola. Malam itu makan malam di dekat BCA, bebek goreng sambal pedas nendang banget! Ada Ganz yang jadi bos malam itu.
Hari ketiga sudah diajar mentor aslinya dari pagi. Aku ikut setengah hari, karena after lunch kami musti latihan untuk Talent Show nanti malam. Dan tibalah saatnya sekitar jam 18:00 4 band yang mewakili 4 lapangan unjuk kebolehan
pada ajang Talent Show Gitu Lohhh 2010. Lawe-lawe, HR, IT+SCM dan Attaka No Comment Band. Kami menyabet runner up setelah IT+SCM, Om Erick menyebutnya juara tanpa mahkota dan Pak Didik berkomentar pedas, "Sejarah terulang kembali". Tapi itulah kenyataan, dalam setiap talent show, kalah itu biasa menang baru luar biasa hehe. Yang paling seru adalah supporter Attaka yang kebetulan banyak orang yg lagi training di Balikpapan. Malam hari kami pulang dengan senang dan makan malam di Bebek Goreng depan XXI Pasar Baru. Malam itu badan terasa pegal dan jam 8 sudah terlelap dalam selimut.
Hari keempat, training masih tidak ada greget, soal-soal latihan masih digarap dan harus digarap. Penonton pada kesal tapi akhirnya dilewati juga. Pulang dari training kami sepakat nonton di e-Walk. Dan sekitar jam 7 kami meluncur ke lokasi kejadian bersama Niko, Ganz dan Henry, nonton di Studio 4: Resident Evil 4 3D. Asik gila banget 3D-nya, kami bahkan sempat bergeser duduk ketika kapak penjahat hampir menerjang si Jagoan dan seperti keluar dari layar, ediiiaannn!! Tinggal satu malam oh indahnya, begitu lagu penutup malam itu menemani kami pulang ke Suratown.
Hari terakhir training disepakati hanya 1/2 hari dan kami memutuskan makan siang di luar saja. Setelah selesai curhat-curhatan bersama mentor ditutup dengan foto-foto keluarga dan pembagian makan siang burger plus 1 kaleng Sprite. Tanpa souvenir, tas, jacket, kaos ataupun sekedar topi. Jatah training kami seperti dikebiri dan beginilah nasib kami dengan manager super duper economistry hehe.
Jam setengah 3 pesawatku menuju Denpasar via Surabaya. Akhirnya tiba di Bali lalu langsung sewa taxi bandara hingga ke Pandak Gede, jam 21:00 tiba dan istriku tlah
menanti dengan riang, sementara anakku sudah terlelap 1 jam sebelumnya.
Aku, Niko, Gantino, Yasser, Pak Prayitno akan mengikuti training PLC. Sedangkan Roland dan Pak Haji Agus Kurnia mengikuti training Diesel Engine. Seperti biasa, setiba di Santan Terminal kami foto-foto sambil menunggu jam 7 tepat bus berangkat ke Balikpapan. Perjalanan ditempuh hampir 6 jam dan kami langsung menuju Pak Surat. Setelah istirahat sebentar aku dan Niko berkunjung ke Gramedia sekedar untuk mencari kertas acrylic karena aku sedang mempersiapkan table top untuk foto product still life.
Sore hari aku bersama Jack, Yasser dan Niko hunting sunset di seputar Banua Patra setelah terlebih dahulu pinjam tripod di tempat Boim di rumahnya di sekitar Gunung Pipa. Sedangkan Henry dan Ganz baru tiba di Balikpapan malam harinya. Malam hari itu pula mencoba foto still life splash air di gelas bersama Yasser di Pak Suratown. Agak gagal karena kertas kurang bermutu.
Training berlangsung tidak seru karena hari pertama dan kedua kami diajar oleh asisten mentor aslinya. Karena pak Endro Julianto sedang ke Bandung karena PLC Allen Bradley-nya tidak mau connect ketika dicoba pada batch I.
Pada hari Senin sore kami hunting lagi di seputar copper landing station punya Total bersama Jack, Henry dan Yasser. Hunting sunset berubah jadi ajang narsis sekalian mencoba 4 buah flash yang di wireless pakai trigger. Malam harinya mau latihan buat talent show di studio DAM tapi studio full akhirnya ambil plan B: mencoba lagi foto splash bersama Henry. Kali ini mencoba pakai kertas Gloria dan hasilnya agak bagus karena flash ditembakkan di depan atas bukan di belakang.
Hari kedua sepulang training kami mencoba Inul Vista , sebelum jam 18:00 ada potongan harga 50% off. Tapi baru 15 menit berjalan, aku disuruh ke Pasir Ridge check sound tapi gagal. Karena Fery telat datang dan Alfian sibuk main bola. Malam itu makan malam di dekat BCA, bebek goreng sambal pedas nendang banget! Ada Ganz yang jadi bos malam itu.
Hari ketiga sudah diajar mentor aslinya dari pagi. Aku ikut setengah hari, karena after lunch kami musti latihan untuk Talent Show nanti malam. Dan tibalah saatnya sekitar jam 18:00 4 band yang mewakili 4 lapangan unjuk kebolehan
pada ajang Talent Show Gitu Lohhh 2010. Lawe-lawe, HR, IT+SCM dan Attaka No Comment Band. Kami menyabet runner up setelah IT+SCM, Om Erick menyebutnya juara tanpa mahkota dan Pak Didik berkomentar pedas, "Sejarah terulang kembali". Tapi itulah kenyataan, dalam setiap talent show, kalah itu biasa menang baru luar biasa hehe. Yang paling seru adalah supporter Attaka yang kebetulan banyak orang yg lagi training di Balikpapan. Malam hari kami pulang dengan senang dan makan malam di Bebek Goreng depan XXI Pasar Baru. Malam itu badan terasa pegal dan jam 8 sudah terlelap dalam selimut.
Hari keempat, training masih tidak ada greget, soal-soal latihan masih digarap dan harus digarap. Penonton pada kesal tapi akhirnya dilewati juga. Pulang dari training kami sepakat nonton di e-Walk. Dan sekitar jam 7 kami meluncur ke lokasi kejadian bersama Niko, Ganz dan Henry, nonton di Studio 4: Resident Evil 4 3D. Asik gila banget 3D-nya, kami bahkan sempat bergeser duduk ketika kapak penjahat hampir menerjang si Jagoan dan seperti keluar dari layar, ediiiaannn!! Tinggal satu malam oh indahnya, begitu lagu penutup malam itu menemani kami pulang ke Suratown.
Hari terakhir training disepakati hanya 1/2 hari dan kami memutuskan makan siang di luar saja. Setelah selesai curhat-curhatan bersama mentor ditutup dengan foto-foto keluarga dan pembagian makan siang burger plus 1 kaleng Sprite. Tanpa souvenir, tas, jacket, kaos ataupun sekedar topi. Jatah training kami seperti dikebiri dan beginilah nasib kami dengan manager super duper economistry hehe.
Jam setengah 3 pesawatku menuju Denpasar via Surabaya. Akhirnya tiba di Bali lalu langsung sewa taxi bandara hingga ke Pandak Gede, jam 21:00 tiba dan istriku tlah
menanti dengan riang, sementara anakku sudah terlelap 1 jam sebelumnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)