Setelah hampir setahun mempersiapkan akhirnya event ini terlaksana juga di akhir November ini, tepatnya 23-27 November 2014. Meskipun saya pas off tapi masih terbawa hingga ke rumah. Syukurlah project ini terlaksana dengan aman dan lancar. Meskipun ada insiden kecil tapi yang terpenting adalah tidak ada korban jiwa. Kegiatan ini cukup menguras energi dan awal-awal off kadang aku mimpi seputar suasana kerja di Attaka. Kadang mimpi meeting, mimpi kerja di office dll. Kegiatan ini terakhir dilakukan sekitar tahun 2007. TA adalah aktivitas mematikan plant dan mengerjakan job-job yang perlu shutdown. Kali ini kegiatan utama dibagi 2 yaitu penggantian valve dan penggantian pipa-pipa yg sudah corroded. Sekitar 150 valve ukuran 1.5"-18". Valve kecil size 1/2", 3/4", 1" sekitar 300-ea. 29 WO untuk pekerjaan pipe replacement. Sebanyak 338 manpower dikerahkan sebagian besar dari Bukaka, Construction, Maintenance, Operator, FIQA hingga Exterran. Akomodasi menggunakan 186 bed di LQ, 20 di MTR2 dan 12 di MSI8. Sisanya tidur di Santan. Pp menggunakan 3 boat. Sempat terjadi insiden saat preparation. Sekitar 3 hari sebelum TA ada supervisor construction yg kakinya tertimpa oil switch. Dan kejadian flash fire hari terakhir TA. Syukur tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. |
Tuesday, December 23, 2014
Attaka Turn Around 2014
Sunday, November 30, 2014
Memaknai Kenaikan Harga BBM 2014
Mencoba memaknai kenaikan harga BBM dari sudut sebelah sini: |
Saturday, November 22, 2014
Ke Balikpapan Naik Gelatik
On kali ini adalah persiapan terakhir TA. Off kali ini mustinya lewat Lok Tuan, Bontang, estimasi tiba di Balikpapan jam 15:00, mungkin lebih jika di jalanan terjadi kemacetan. Aku memutuskan ikut Gelatik, boat crew change Tirta Rajawali yang mau pindah dari FS ke Lima. Aku dapat informasi ini dari Erick Marine, ya sudah ikut saja berhubung esok Rabu 19 Nov aku harus menghadap bos, biasa acara akhir tahunan. Malam itu jam 22:30 bersama Nelson, aku dijemput Kepodang lalu diantarkan menuju Tirta Rajawali yang sedang towing di antara LQ dan Hotel. Kemudian kami check in di Radio Room Tirta. Menunggu kami habiskan di ruang TV menonton ILK sambil mengamati kelakuan pegawai-pegawai rig yang mungkin sudah tak pulang sebulan. Jam 00:00 teng Gelatik datang dan kami para penumpang Balikpapan langsung turun setelah semua penumpang dari Balikpapan selesai unload. Aku menempati kursi di pojok kiri belakang. Tidur sedikit gelisah karena udara begitu dingin, padahal aku pakai jaket dengan kudung kepala. Jam 6 aku terbangun, namun aku tak tahu sudah sampai mana. Aku nyalakan GPS, dan aku tahu kami sudah tiba persis di samping bandara sepinggan. Jam 06:30 kami tiba di Pilot Jety Chevron Balikpapan. Lalu bersama Nelson, naik taxi menuju Pasir Ridge, Nelson pulang menuju Balikpapan Baru. Sambil menunggu boss datang aku menunggu dan menghampiri beberapa boss, Pak Michael Wiranta yg sedang fotokopi, aku pecahkan pagi itu dengan berbincang soal fotografi dan beliau begitu antusias. Ketemu Renold, Mas Ari, Andora juga ketemu Pak BDIP yg pagi itu juga berkunjung ke Pak Henry di Pasir Ridge. Jam 08:00 Mas Ubay datang dan tak terasa mengobrol aneka macam problema North Offshore, jam 9:30 selesai dan setelah mengisi TRIMS 2015, aku ijin untuk ke Bandara karena aku belum dapat tiket yang pas. Naik taxi yang disopiri Pak Amir, orang yang mengantar kami tadi pagi bersama Nelson ke Pasir Ridge. Aku tiba di Bandara dan langsung mencari tiket Citilink jam 11:50 plus Garuda jam 16:25 menuju Bali. Akhirnya aku berangkat ke Surabaya jam 12:00, sedikit delay. Pindah ke terminal 2 Juanda dengan naik shuttle bus selama 20 menit. Setelah menunggu bosan di antara penumpang necis, kami akhirnya berangkat dan jam 18:30 tiba dengan selamat di Denpasar. Istriku menunggu dengan manis di parkir motor dan kami berlalu menuju Pandak Gede sambil berpelukan mesra. :) |
Thursday, October 23, 2014
Membuat Passport
Pada tanggal 29 September saya berangkat menuju kantor imigrasi Denpasar, sendiri dengan membawa formulir yang sudah diisi dan semua syarat-syarat yg diperlukan untuk membuat passport. Kali itu saya sengaja sendiri dengan rencana, hari berikutnya saya bawa anak-anak dan istri. Hari itu hari Senin dan petugas sedang upacara di halaman. Jam 8 kurang 10 saya tiba dan masuk ke ruang tunggu antrian. Namun aneh, petugas tak mengijinkan mengambil nomor antrian. Padahal sudah ada sekitar 8 orang disana. Menurut petugas, akan buka tepat pukul 8. Disiplin pikir saya. Kemudian saya siasati dengan duduk di kursi dekat mesin cetak karcis antrian berada. Jam 8 tepat, orang-orang berkerumun mengambil antrian. Ternyata karcis diambilkan petugas satu persatu, aneh. Saya hanya mengambil 1 nomor antrian, dan dapat nomor antrian 16. Ini tidak menghargai kita yang datang pagi-pagi kesana. Ketika saya mendapat giliran ke loket pemeriksaan kelengkapan, saya dinyatakan harus mengambil 4 nomor antrian sekaligus dan salah satu syarat saya kurang lengkap yaitu fotokopi KTP harus dalam lembar A4. Saya mengambil nomor antrian ulang dan memfotokopi ulang. Saya mendapat antrian 45-48, aneh kan? Disuruh antre dari awal lagi. Lalu ketika giliran saya mendapat lagi, setelah menunggu 1 jam, saya serahkan semua syarat dan semuanya komplit saya diberikan nomor antrian untuk foto dan wawancara. saya mendapat nomor A10. Lalu sekitar jam 9:30, saya masuk menuju ruang foto dan diwawancarai dan membayar senilai 355rb. Kemudian diberikan bukti bayar dan struk pengambilan, passport bisa diambil 3 hari ke depan. Esok hari, saya kembali ke kantor imigrasi dengan anak dan istri. Jam 7.30 kami sudah disana. Setelah berdesakan mengambil nomor antrian, kami mendapat antrian ke 24, padahal kami hanya tinggal ke ruang foto aja untuk foto anak dan istri saya. Lalu antrian A15 untuk masuk ke ruang foto. Giliran Citta yang difoto, ia bertingkah, tidak mau difoto dan membuat kami dan petugas kewalahan. Setelah ditenangkan di luar, Citta akhirnya "jinak" dan jam 11:30 semuanya beres. Yang parah tagihan tidak bisa dibayarkan sekaligus, jadi harus membayar biaya transfer 3x10rb untuk masing-masing passport. Tiga hari kemudian, yaitu hari jumat kami mengambil passport kembali. Berharap semuanya beres hari itu tapi ternyata untuk mengambil passport anak, harus menyerahkan fotokopi passport orang tua, saat itu langsung difotokopi dan kami serahkan langsung. Namun konon petugasnya, si atasan sedang keluar makan siang. Padahal saat itu baru jam 11:30. Dan kami "dipaksa" menunggu jam 13:30 selesai instirahat siang. Kami pikir ini buang-buang waktu dan saya putuskan mengambil kembali di hari Senin. Hari Senin pagi selepas mengantar Nana sekolah, aku mengambil ke kantor imigrasi sendiri. Lagi-lagi disuruh foto kopi passport anak untuk bisa mengambilnya. Kalo bisa dibuat gampang, kenapa harus dipersulit? Berikut masukan-masukan: |
Wednesday, October 08, 2014
10 Fakta Commuter Balikpapan
1. Suka jalan sendiri ataupun rame2 di mall. |