Off kali ini aku kembali pulang via Makazzar, namun kali ini kena batunya. Pesawat yang aku tumpangi dari Balikpapan delay, sehingga aku ketinggalan penerbangan ke Bali. Aku mencoba mengejar Garuda yang jam 18.00 tapi check in counter sudah closing. Akhirnya aku semalam menginap di Makazzar. Lion memberikan hotel transit murah berjarak 10 menit dari bandara dengan fasilitas antar jemput. Keesokan Kamis paginya aku melanjutkan penerbangan ke Bali dengan Lion jam 9. Setiba di Bali kami langsung menuju Jero untuk mejenuk'an karena esoknya akan ada acara Ngaben.
Hari Jumat 1 Juni 2012, wadah tumpang pitu diusung ke Setra Gubug. Peserta Ngaben masal yang terdiri dari 18 Sawo dan 25 sawo yang meninggal karena keguguran/dalam kandungan. Tak disangka ketemu Mastawan yang mempertemukan Anom, teman lama kakak kelas SMA dan teman di Jogja. Ia kini bekerja di Humas Pemda Tabanan.
Keesokan hari, adalah hari istirahat. Aku dan Nana jalan-jalan ke BTN. Nana main putri malu dan sinar mentari menerobos masuk dari belakang rambut Nana membuat berpendar keemasan. Pada siang hari setelah Nana dan Citta bobo, tepat jam 12 aku gowess menuju Kedungu. Siang yang panas dengan langit biru dan awan yang indah dipenuhi oleh anak-anak SMP yang pulang sekolah sehabis pengumuman kelulusan. Baju-baju mereka penuh coretan spidol dan cat pilox. 10 tahun lalu, aksi corat-coret hanya dilakukan oleh anak SMA. Sekarang anak SMP sudah mulai ditambah dengan naik motor. Kita lihat 10 tahun lagi. Mungkin anak-anak SD akan melakukan hal yang sama.
Nana yang dibelikan fabre castell model baru makin senang saja mewarnai. Ia sudah bisa menelusuri garis-garis meskipun tangannya masih belum teliti. Goresannya masih kasar. Tapi cari memegang kuasnya seperti sudah profesional. Nana juga senang sekali mainan piano yang dibelikan di toko China di Udayana. Tapi ia justru senang mainkan musik built in-nya. Pada hari yang luang aku ajak Nana main trampolin ke Hardy's. Meskipun capek, Nana senang, seluruh energi anak-anaknya mungkin tersalurkan pada tempat yang tepat.
Akhirnya tanggal 4 Juni tepat purnama, Citta pertama kali diajak sembahyang ke Pura Ciwa Kebon. Cita pakai baju bunga-bunga. Nana pakai kebaya warna merah tua. Pada hari terakhir odalan kami keluarga besar mengadakan rapat besar untuk membicarakan renovasi sanggah. Didapat kesimpulan bahwa masing-masing keluarga besar menyumbang 20 juta. Sore hari setelah lebar karya, kami menuju Kasta Gumani untuk imunisasi Citta IPD. Sepertinya orang-orang sudah pada tahu teknik antri. Meskipun kami datang sangat awal tetap dapat antrian 8. Sambil menunggu kami berlalu menuju pasar senggol Tabanan. Menikmati bakso di warung Sepek dan Nana seperti biasa mengunjungi Odong-odong.
Esok harinya di hari Jumat kami hanya berempat sepakat menuju Galeria. Citta ditaruh di stroller. Nana jalan kaki pinter. Lalu di hari Sabtu aku bersama Kacong, Jales dan Jerry menuju Tenganan memotret perang pandan. Di Hari Minggu kami para Bisma Photo Club melakukan sesi pemotretan prewedding Muri+Yuni di Museum bali dan Pantai Batungaus. Di sinilah sakitku dimulai. Badan jadi pegal. Suaraku hilang jadi serak-serak hilang. Keesokannya aku mencoba massage di Kediri dengan biaya 40 ribu rupiah selama 1 jam, badanku dipijat sekujur tubuh. Lumayan. Belum habis masa istirahat, aku harus mengunjungi Jero lagi untuk orang Mepandes. Sempat juga melakukan foto 4 generasi. Opang, Ninik, Wayah, Indah, Rana, Citta.
Hari Rabu mendapat kabar ibunda De Wahyu meninggal. Hari Kamisnya melakukan upacara penguburan ke Setra Pandak. Disana aku bertemu dengan keluarga-keluarga besar Bajera, sahabat lamaku, sahabat kecilku. Ketemu juga dengan kerabat yang menjadi kontraktor rumah. Ia membangun rumah seharga 300 juta dengan modal tanah 100 juta dan rumah 85 juta. Jadi untungnya sekitar 115 juta dibagi 300 juta sama dengan 38 persen, hebat! Pada sore hari untuk menghilangkan boring Nana, aku ajak dia jalan-jalan naik motor melalui sawah kebilbil, lalu menuju lapangan bola Beraban. Dia senang karena lapangan luas hijau itu begitu lapang baginya.
Pada hari Jumat 15 June kami mendapat giliran ke Kantor Camat untuk membuat e-KTP. Sehabis itu Citta digundul di Personal Style Salon milik Dek Epik di bilangan by pass kediri samping Hardy's. Pada sore hari Nana kuajak jalan-jalan lagi kali ini menuju Demung Tabanan, bersama Kak Dedek dan Kak Cintia naik mobil. Hari Sabtunya kami berlalu menuju Angga Buana, bersih-bersih rumah. Rumput sebagian dibabat bersih sama Mbok Dek. Tinggal membersihkan sisa-sisa saja. Meteran rusak dan tidak bisa melakukan pengisian. Sementara sekarang dilakukan jumper listrik. Siang itu Nana diajak ke McD tapi nangis entah karena apa.
Lalu keesokan harinya hari Minggu sehari sebelum berangkat, kami ke Jero. Nana ketemu sahabat barunya Wahyu. Mereka sibuk main dagang-dagangan, main air di halaman jero. Gek Muni dan Yu Mang juga datang. Nana sibuk main masak-masakan dengan daun sebagai bahannya. Pokoknya asik.
Off ini pula aku melakukan experimen lensa fisheye dari doorviewer yang kubeli di Mitra 10 seharga 25 ribu. Namun hasilnya masih kurang sempurna. Akhirnya terpaksa kubeli yang beneran via Kaskus. Hari Senin 18 June 2012 aku berangkat ke Balikpapan via Surabaya. Sudah hampir setahun tidak melalui jalur ini. Naik Garuda memang fantastis. Tiba di Balikpapan 15 menit lebih awal dari ETA. Seat terisi sekitar 60-70 persen saja. Aku berangkat duluan untuk training 3 hari di Novotel.
Published with Blogger-droid v2.0.4