Edisi off 01-14 Dec 2016 "Home wasn't a set house, or a single town on a map. It was wherever the people who loved you were; whenever you were together" (Sarah Dessen). Off kali ini lewat Surabaya dengan tambahan naik taxi dari Samarinda bersama Dhana, Wawan dan Nanang. Kemudian go show ke Bali dengan naik Citilink yang harganya cukup mahal. Ke Pandak terpaksa naik taxi bandara karena menurut istriku hujan. Jam 22.00 aku tiba di rumah dengan sedikit lelah namun terbayar puas dan tidak kehujanan. Off kali ini banyak kegiatan tak terplanning dan dikejutkan oleh Mek Yan yang meninggal setelah beberapa minggu dirawat di ICU. Aku harus bolak-balik ke Bajera selama 3x. Pertama di hari Senin bersama Kadek dan ibu. Kedua bersama paktut dan meadek saat ngeringkes. Ketiga, sendirian di hari H tanggal 7 Desember, pulang sore ke Pandak sepulang dari ngerarung ke pantai Soka. Menyempatkan jalan-jalan ke mall baru di Level 21. Belum lengkap yang buka, desainnya masih sama seperti dulu sebelum Denpasar Junction ditutup. Hari berikutnya kami ke bedugul dan mampir ke Secret Garden. Pengalaman dan tempat baru buat kami. Suasananya tenang dan sangat pas buat para selfie mania. Kamar pun akhirnya dicat dan kini jadi bersih dan ready for foto-foto. Beli lemari baru untuk di kamar sehingga kamar jadi lebih bersih dan fresh. Juga beli meja belajar baru buat Nana dan Citta. Kemudian aku menyempatkan melanjutkan control ke spesialis Onkologi di Kasih Ibu dan dokter meminta aku periksa FNAB dan rontgen sebelum kelenjar tiroid diangkat. Jika hasil FNAB menyatakan ganas maka kedua tiroid harus diangkat dan aku harus minum obat seumur hidup, jika jinak maka hanya 1 yang diangkat. Hasil FNAB belum aku konsultasikan menunggu off depan saja. Dalam rangka menyambut deba 7 bulan kami melakukan foto-foto sebelum dan setelah digundul di tanggal 12 Des. Deba dibotakin setelah otonan tanggal 10 Des. Kemudian jalan-jalan ke Beachwalk dan akhirnya kami menonton film Sing, pengalaman deba nonton pertama kali. Juga ketemu Tika di Bali Garden yang honeymoon seminggu di Ubud dan Kuta. Tanggal 10 sore selepas deba otonan, aku berangkat ke Malang dengan naik bis Gunung Harta di Kediri. Bis berangkat jam 18.30 dan semoga misi belajar ini menjadi pembuka jalan hidupku untuk melanjutkan passion fotografi yang sempat vakum. Pulang di hari Senin jam 9 pagi tiba di Kediri dengan travel. Ibu menjemput di Senin pagi, di tanggal merah itu. Sisa 2 hari di Bali dimanfaatkan sebaik mungkin. Di hari Senin kami mendatangkan lemari baru dan gundul deba. Sorenya kami kondangan ke 3 bulanan anak Gek Mas. Selasa pagi kami sembahyang purnama di pura Ciwa dan siangnya kami nekat ke Gale dan pulang sudah sandikala. Very high quality time with family. Rabu 14 Des akhirnya aku berangkat lagi diantar ibu sampai di Kerobokan saja karena ibu harus jemput Nana Citta ke sekolah. Siang itu ke Balikpapan naik Lion via Makassar. Cuaca mendung namun ketika sudah di atas awan langit biru meskipun kadang awan tipis kadang dilewati. Selesai pijat dan ke Gramedia, seperti biasa menginap di Esai bersama Capt Joko, Wawan dan Sumarwan. Perjalanan ke Samarinda sedikit tersendat di km 30 karena ada beberapa pohon tumbang. Kami tiba sedikit delay 1 jam di Texas Chicken. Dan sore ini mendung menggantung menemani sisa perjalanan kami menuju West Seno bersama Cocabora. Semoga diberikan kekuatan dan kemudahan dalam menjalankan aktivitas 2 minggu depan. Astungkara. Dalam sisa perjalanan Portal ke Bontang aku dibuat gelisah akan keinginan putar haluan untuk segera membuat kos-kosan. Biar lebih cepat ada hasil dan disisi lain aku biar bisa lebih fokus bekerja dan persiapan alih profesi jadi fotografer profesional. Bagaimana nasib Ahass? |
Thursday, December 15, 2016
Onkologi, Lemari Baru dan Otonan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment