Tuesday, January 09, 2018

Tahun Baru, Mepegat dan Sakit

Off 27 Des-9 Jan

"The weak can never forgive. Forgiveness is the attribute of the strong." Orang lemah tidak bisa memaafkan. Memaafkan pertanda orang yang kuat. 

Menginap semalam di Hotel Walan di Sidoardjo. Aku tiba di Pandak dan dijemput istri tercinta ke bandara. Hari Jumat esoknya langsung ngayah mebersih di pura dalem. Trus siangnya ke BW buat jalan-jalan. Hari sabtu kami di rumah membuat rumah Barbie dan membeli rice cooker di Bumi Mas Tabanan. Minggu pagi ujan deras dan aku terpaksa turun membersihkan got depan rumah karena meluap. Sedikit kehujanan. Lalu siangnya main ke jero. Badan terasa gak enak, kayak masuk angin. Malam tahun baru malam itu tak terlalu ramai kembang api. Ramai hanya pas tengah malam pergantian tahun. Mungkin situasi ekonomi lesu akibat gunung agung meletus. 

Tahun baru diawali dengan sakit demam dan meriang. Aku terpaksa tak ikut ke pura Ciwa untuk sembahyang purnama. Begitu juga sembahyang ke pura dalem. Hanya ibu yang nangkil. Kemudian sakit demam disusul oleh Nana Citta dan deba. Semoga jatah sakit tahun ini sudah kami ambil di awal tahun ini. 

Pada hari Rabu 3 Jan kami melakukan upacara mepegat di sanggah bedauh. Ada kadek dan keluarga datang. Nana Citta masih sakit. Malamnya kami ke Kasih Ibu bertemu dokter Wira. Nanacitta diberi obat dari anal dan juga antibiotik. Esoknya giliran aku yang ke dokter di Kasih Ibu. Selebihnya kami hanya di rumah saja dan anak-anak diliburkan selama 4 hari. 

Jumat, Nana sekolah untuk tukar kado. Sabtunya Citta seharusnya pentas drama sekaligus tukar kado. Tapi ia menolak mungkin nervous. Pagi itu pula Deba yang lemes diupacarai ngulapin biar segera sembuh. 

Hari Minggu aku ngayah bikin penjor di Pura Desa. Trus siangan ibu yang lanjut ngayah.  Harusnya Senin juga ngayah tapi aku absen karena kini ibu giliran demam dan radang tenggorokan. Odalan pun aku tak bisa ikut padahal yang nanggap adalah banjar Pangkung. 

Hari Senin anter jemput Nana sekolah. Citta belum mau sekolah. Siangnya aku membuat deposito di Mandiri. Bunganya kecil hanya 5.5% untuk jangka 3 bulan, dengan denda pinalti 750rb jika diambil sebelum jatuh tempo. Aku pun ke Planet cell untuk baikin layar Ipad yang pecah karena dijatuhkan deba. 

Akhirnya Selasa dengan diantarkan istri sampai Canggu aku naik gocar menuju bandara. Seorang anak muda mahasiswa semester 3 jadi driver pagi itu. Ia sudah 2 tahun menjalani taxi online dan nyambi kuliah sore. Sehari rata-rata mendapat bonus 225rb dan sekitar 250rb-300rb ongkos. Ongkos bensin rata-rata 100rb. Jadi rata-rata ia bisa mendapat 375rb bersih dalam sehari. Ia narik dari jam 08.00-16.00 selama 5 hari tiap minggu. Katanya bapaknya yg mendorong narik gocar. Ia tak perlu minta uang saku lagi dari orang tuanya. Salut buat perjuangannya semoga sukses ya. 

Setiba di Sepinggan aku mencoba alat pijat di Sepinggan airport. Menginap di Esai bersama Yasin dan Dizi. Makan malam aku mencoba go food dengan menu bebek goreng. Semoga perjalanan pagi ini lancar menuju Attaka lewat Bontang. 

Semoga hari-hari berikutnya selalu sehat dan beraktivitas dengan lancar. Astungkara.


No comments: