Aku berjalan menyusuri jalan kecil di depan hotel tempat aku bermalam, ke arah kanan menuju jembatan penyeberangan.
Seorang pengendara ojol duduk lunglai di kursi trotoar sambil terus memandangi smartphonenya, barangkali udah kebanyakan orderan hingga ia lelah tapi juga bahagia.
Beberapa mahasiswa lalu lalang di sampingku, sambil tetap selalu menatap smartphonenya.
Aroma got besar tercium dengan indah, airnya tergenang memantulkan lampu jalanan di kejauhan.
Pengendara motor hampir saja menyerudukku dari belakang karena aku berjalan di tengah trotoar, aku memilih minggir mempersilahkannya melanjutkan perjalanan.
Dua bemo atau bajaj mangkal di pinggir jalan, disamping warung minuman ringan, sopirnya sibuk mengepulkan asap dipinggir jalan Kyai Tapa yang padat merayap.
Lampu-lampu rem menyala merah, berlatar langit sehabis mentari tenggelam, pink keunguan.
Klakson panjang dibunyikan saling bersahutan, disambut dengan teriakan lantang pengendara motor yang ngerem mendadak di belakang.
Seorang pemulung duduk lelah di jembatan penyeberangan yang lampunya menyala terang.
Di ujung jembatan tampak seorang gelandangan tiduran seperti pingsan, kakinya buntung sebelah kanan, tongkat kayunya dijadikan bantal.
Taksi berwarna biru lalu lalang menurunkan dan menaikkan penumpang, bersaing dengan pengendara motor berjaket hijau yg tak henti berlalu di sepanjang jalan.
Aku belok kanan menuju jalan yang ada papan tulisan "tambal ban" berwarna hitam.
Tampak warung-warung bertebaran, mulai dari ketoprak, mie ayam, hingga ayam lalapan. Mulai dari ayam geprek, sate ayam madura hingga toko kelontong berwarna hijau muda.
Hampir semua warung tampak ada pembelinya, kehidupan begitu bergairah meskipun hari mulai petang.
Semakin malam, jalan semakin padat merayap di bagian kanan, di lajur kiri kendaraan lebih lancar, sesekali ada yang berhenti atau ada juga yang belok kiri.
Aston Kartika Grogol, Jakarta Barat
6 Okt 2023 Kamar 2201
No comments:
Post a Comment