Tuesday, January 31, 2012

Menikmati Massage di Majesty

Sepulang dari training BSS di VillaBeta aku dan Gigih sepakat menuju Majesty untuk melepas lelah. Berlokasi di jalan MT Haryono di samping kantor Indosat ke arah Balikpapan Baru. Bangunannya cukup megah berlantai 3. Setelah registrasi dan memilih Majesty Massage yaitu perpaduan antara pijat tradisional dan Thai Massage, kami ganti sepatu dan menuju lantai 2. Mengganti pakaian dan menuju bilik "pembantaian".

Berbeda dari tempat yg biasa aku kunjungi: Blue Sky dan Nagoya Massage, bilik di Majesty ini bed-nya nempel ke lantai alias tidak pakai kaki. Mbaknya memulai dengan memijat kaki kanan dan kiri masing-masing 25 menit. Gilak. Lalu tangan masing-masing 10 menit. Konon ini yg namanya pijatan Thai. Lalu badanku diinjak dan diselesaikan dengan massage sekujur badan. Terakhir ditutup dengan pijat kepala, putar pinggang dan dikompress pakai garam hangat.

Jika dibandingkan dengan Blue Sky dan Nagoya dimana aku biasa memilih pijat tradisional plus Shiatsu, aku prefer Blue Sky dan Nagoya. Next time mungkin aku mencoba Shiatsu ala Majesty.

Dari mbak terapis aku mendapat info jam kerjanya dari jam 10 pagi ke jam 21.30 malam. Terapis sebanyak 35 orang dan bilik sejumlah 44 bilik ditambah 25 bilik khusus refleksi. Pemilik adalah orang Chinese Balikpapan. Sehari seorang terapis bisa mendapat pasien 3-5 orang. Bulan puasa mereka tutup.

Selesai pijat aku pulang ke Surattown dan mampir di Ace Hardware karena terjebak hujan. Badan lumayan segar tapi pikiranku masih ingat pada ibu, Rana dan Citta yg menikmati hari raya Galungan pertama Citta tanpaku.

Training BSS Di Akhir Januari

Hari ini adalah hari Penampahan Galungan. Di saat sanak saudaraku ngelawar babi dan sibuk menyiapkan hari raya Galungan besok, aku harus melaksanakan kewajiban "negara": training Basic Sea Survival. Hari ini Selasa tanggal 31 Januari 2012 aku bersama Pak Prayitno, Doddy dan Gigih mengikuti refreshing training memperpanjang badge BSS-ku yg tlah expired Mei tahun lalu.

Training dimulai jam 9 dengan teori-teori. Lebih banyak dibahas peralatan keselamatan. Sekitar jam 10.30 kami berlalu menuju Palm Court di Batakan untuk melaksanakan praktek sea survival.

Kami memakai wearpack warna orange. Di bawah terik matahari kami pemanasan di pinggir kolam renang dan diajari cara menggunakan life jacket. Lalu satu persatu kami nyemplung ke kolam renang dengan teknik baru. Kaki tidak usah disilangkan dengan maksud agar nyemplungnya tidak terlalu dalam. Lalu kami membentuk formasi berbaris dengan kaki masuk diantara ketiak teman di depan.

Latihan dilanjutkan dengan membentuk formasi huddle utk mempertahankan panas tubuh. Setelah kami mencoba naik ke life raft satu persatu. Di dalam life raft kami dikasi penjelasan lebih lanjut tentang anatomi life raft.

Training ditutup dengan turun dari life raft dan kembali ke pinggir kolam untuk ganti pakaian. Lalu balik ke VillaBeta untuk makan siang. Setelah dibagikan absen dan badge baru yg berlaku 3 tahun ke depan, aku dan Gigih diantar Pak Prayit menuju Majesty.

Monday, January 30, 2012

Ke Balikpapan Di Akhir Januari

Kali ini aku ke Balikpapan lebih awal sehari karena harus mengikuti training BSS di Villa Beta hari Selasa 31 Januari 2012.

Off kemaren aku pulang seperti biasa, naik Lion via Makassar. Ke Pandak aku naik ojek. Sebelum pulang aku nyari-nyari Roti Boy di Bandara tapi ternyata sementara tutup karena bandara sedang renovasi besar-besaran.

Pulang di hari Rabu kemaren bertepatan dengan "Dina" Citta yg kedua. Lalu aku dan Nana sempat jalan-jalan naik motor hingga Kebilbil, disana melihat bebek di pinggir jalan. Nana turun tapi bebeknya lari.

Off ini pula aku akhirnya bisa mencetak Photobook Diary di Sinar Photo. Foto-foto berukuran kurang lebih 5R ini digabung sebanyak 30 halaman menjadi bukufoto yg mungil dan menarik. "A 2 Years Journey of Kirana Nadindra" begitu judul albumnya. Biaya cetak 139.000 tak terasa terlalu mahal. Sempat pula cetak foto 3R di Anggrek sebanyak 106 lembar. Jika lebih dari 100 harga cetak jadi 1000/lembar.

Suatu hari ketika Kadek libur kami sempatkan belanja ke Hardy's bersama Ibu dan Nana, beli anting untuk Citta di Tabanan dan sempatkan pula ke Jero menjenguk lahiran adiknya Gek Muni. Pagi-pagi aku gowes ke Tanah Lot sejauh kurang lebih 12 km pp.

Off ini Citta 2x ke dokter. Pertama untuk imunisasi HIB-DPT, kedua untuk ditindik. Citta jadi tambah cantik deh setelah pake anting. Photosession Citta dan Rana dengan tema garis merah putih. Nana makin susah diarahkan. Adiknya ditindih, hidungnya dipencet dan ibu kewalahan "menjinakkan" Nana. Sempat pula bikin foto "Keluarga Rubiks".

Hari Rabu, tanggal 25 Januari, angin bertiup dengan kencang. Di Bali dikenal dengan angin kaulu. Konon juga karena pengaruh badai matahari. 3 hari cuaca menjadi cerah, langit biru dengan sedikit awan. Aku sempatkan saja ke Angga Buana, melihat sisa pulsa PLN 137 kWh. Pada akhir badai matahari, cuaca kembali mendung. Malam harinya hujan deras, angin kencang dan listrik mati. Emergency light kehabisan battery, terpaksa nyalain lilin di kamar.

Suatu hari aku dan Nana ke Bank Niaga dan Mandiri hanya untuk sekedar cetak buku tabungan. Setelah itu ke Hardys beli diapers dan Nana asik main Trompolin sehabis menyantap es krim. Pulangnya aku mampir beli aksesories penjor di Kediri.
Sehari sebelum berangkat aku ikut ngayah di Pura Ciwa dalam rangka Galungan. Sore harinya ditemani Nana dan Wanda merangkai penjor, 15 menit jadi.

Hari ini aku terdampar di 211 Suratown. Cuaca masih mendung. Aku tinggalkan Rana, Citta dan Ibu di rumah demi segepok berlian. Inilah balada kuli minyak lepas pantai. Galungan pertama Citta tapi tak bisa kutemani. Aku salah mengambil keputusan, harusnya aku cuti. Tapi aku harus tetap bersyukur. Barangkali Tuhan berencana lain. Astungkara.

Sunday, January 29, 2012

10 Kelucuan Dik Nana (Part 2)

Menjelang usia 2 tahun, kami pernah kumpulkan 10 kelucuan Nana dalam satu tulisan. Ternyata setelah ultah keduanya, masih ada saja tingkah-polah dan ucapannya yg bikin kami tersenyum, kadang ngakak. Mungkin tidak semuanya lucu, namun kata-kata spontannya yg tak diduga-duga keluar dari mulut anak sekecil ini, jadi lucu juga. Tapi jika cerita yg saya tuliskan memang lucu, namun tidak membuat anda ketawa, maka bisa dipastikan kesalahan pada syaraf lucu Anda, hahahaha..!!

Berikut adalah bagian kedua dari "10 Kelucuan Dik Nana".

1. Mengenali Mobil
Suatu hari aku dan Nana jalan-jalan di pasar Kediri dan kami parkir cukup jauh dari toko tujuan. Ketika hendak balik ke mobil, aku sengaja mendekati mobil Xenia Silver orang lain. Tapi Nana seketika tahu bahwa itu bukan mobilnya. Lalu aku bawa lagi mendekati mobil kami. Nana teriak, "Itu mobil Nana!!" "Kok tahu, Dik?" Tanyaku. "Itu ada engi bed kuning". Haha. Kebetulan memang ada boneka Angry Bird kuning tergantung di spion dalam mobil. Pinter kamu Dik!

2. Gelap Tau!
Entah siapa yg ngajari Nana. Jika ia sedikit dongkol, ia tambahin kata "tau!" di belakang kalimatnya. Suatu ketika beberapa saat sebelum bobo malam, ia berbaring di kasur, aku cium pipi Nana dari atas. Tanpa diduga ia berkata, "Minggi..gelap tau!" Katanya sambil menepis mukaku karena menutupi wajahnya. Ada-ada saja kamu Nak.

3. Go Away, Pergi!
Ada saat-saat Nana asyik sendiri dengan celemeknya, kadang ia tidak ingin diganggu. Ketika aku mencoba memeluknya ia malah bilang, "Go away! Pergi, Bapak!!"

4. Bau Saat Dicium
Agar Nana mau mandi, Ibu sering merayu dengan mengatakan kalau Nana bau. "Ihhh.. Nana Bau..!!" Ketika aku belum mandi dan mencoba memeluknya, Nana meronta dan teriak, "Bapak bau, mandi duyu", katanya sambil mengernyitkan hidung.

5. Yupi Kebawa Mimpi
Salah satu benda ajaib Nana adalah permen Yupi. Ketika ia nangis dan susah ditenangkan, Yupi adalah obatnya. Sebenarnya salah sih. Saking hobby-nya makan Yupi, suatu malam ia mengigau dan apa katanya, "Yupi Nana.. Yupi". Lalu tidur lagi...

6. Nirukan Omelan Ibu
Makin bawel makin lucu. Begitulah Nana, si copy cat yg sekarang tambah bawel. Jika ibunya ngomong, Nana senang sekali menirukannya. Terutama jika ada kata-kata yg baru didengar Nana. Suatu hari ketika Nana digendong Ibu yg lagi ngomelin mbak PRT, Nana malah ikutan ngomel mengikuti apa yg dikatakan ibunya. Jadilah suasana "panas" ibunya tercairkan dengan tingkah lucu Nana.

7. Celemek Ajaib Nana
Benda paling berjasa di dunia buat Nana adalah celemek. Karena jika tidak ada itu, pastinya Nana susah diboboin. Ketika ia main-main imajinasi ia menggunakan mek Nana sebagai washlap mandiin Lulu, boneka kucing kesayangannya. Pernah juga ia buntel-buntel mek-nya, ia bilang "Bola!". Suatu ketika ia bentuk mek-nya agak panjang dan ia bilang pistol sambil mengacung-ngacungkan ke arahku kayak nodong.

8. Beli Pulsa Dulu
Sebelum mandi pagi, Nana kadang ku ajak jalan-jalan di sawah belakang rumah. Agar ibunya nongol di jendela, aku suka nelfon terlebih dahulu. Si ibu nongol di jendela sambil gendong Citta, lalu melambaikan tangan. Nana senang membalas lambaian tangan ibunya. Suatu hari aku bawa HP dengan pulsa habis sehingga tidak bisa nelfon ibu. Setiba di rumah ketika ditanya ibunya kemana tadi, serta merta ia menjawab, "Ke sawah, Bu! Ga bica nelpon Ibu. Bapak, beli pulsa duyu, habis!!" katanya tanpa dosa.

9. Suka Minum Obat
Jika Nana sakit dan terpaksa ke dokter, ibunya selalu memilih (jika bisa) tidak meminum obat yg diberi dokter. Jikapun terpaksa, ibu selalu meminta obat sirup, karena lebih mudah memberi dan rasanya enaknya. Karena rasanya yg enak inilah, hingga sekarang jika dikasi obat, Nana tidak pernah menolak. Bahkan sampai minta tambah. Suatu hari Nana ambil botol obatnya sendiri, ia buka tutupnya. Ketika hendak diteguk, untung ibunya ngelihat dan "merampasnya" dengan cepat. Jika tidak, anda bisa bayangkan apa yg terjadi!?? :)

10. Nana Nelfon Juga
Saat-saat aku berada di luar kota, seperti biasa kami selalu "video call" agar selalu update wajah setiap hari. Suatu hari ketika ibu hendak menelfonku:
Ibu: "Sini Nana, yuk telfon Bapak, yuk!!"
Tiba-tiba Nana lari ke dalam kamar lalu keluar-keluar bawa remote AC dan menempelkan di telinganya sambil berkata, "Nana uga mau nefon, hayo...!" (Nana juga mau nelfon, hallo)

Raja Oleh-Oleh Khas Bali

Akhir Januari ini aku menyelesaikan buku ke-2 di tahun 2012 ini "Gusti Ngurah Anom - Raja Oleh-oleh Khas Bali" demikian judul buku yg menggunakan karikatur Pak Cok Anom -panggilan akrabnya- sebagai cover.

Kisah dimulai dari masa suram Cok Anom. Sejak SD hingga SMP ia adalah anak miskin dan bodoh. Sering mendapat ranking terakhir, nakal dan bermasalah. Baru bisa membaca sejak kelas 6 SD. Saking miskinnya, ia suka mencuri bagian dalam buku tulis dan juga pulpen teman-temannya.

Baru 4 bulan sekolah ia tak bisa melanjutkan sekolahnya di SMIP. Ia "membuang" diri ke Denpasar bersama truk pengangkut makanan. Disana ia bekerja sebagai tukang cuci mobil tamu hotel. Lalu menjadi pegawai perusahaan konveksi.

Sejak menikah usaha konveksinya tambah maju. Akhirnya ia mencari alternatif usaha lain yg lebih menjanjikan. Dan akhirnya hingga kini ia bisa mendirikan 4 cabang toko oleh-oleh Krisna.

Beberapa hal yg bisa dipetik dari cerita Cok Anom yaitu:
- Untuk menjadi pengusaha tidak perlu pintar yg akhirnya membuat terlalu banyak perhitungan. Just do it!
- Pengusaha adalah risk taker, berani mengambil resiko. Karena sejak kecil ia hidup susah dan banyak akal licik (baca: cerdik), mungkin ini yg membuat ia menjadi bermental risk taker
- Kerja keras dan memilih pasangan hidup yg tepat adalah faktor lain yg membuat ia berkembang pesat
- Latar belakang miskin tidak menutup kemungkinan utk menjadi pengusaha. Apalagi keturunan pengusaha, tentu lebih mudah
- Untuk mempromosikan usahanya ia pernah nge-kos di Gilimanuk selama 2 bulan. Ia menyebarkan brosur sendiri ke bus-bus pariwisata dari luar Bali

Buku setebal 75 halaman ini ditulis oleh Putu Putra Setiawan. Di bagian belakang diisi foto-foto Cok Anom dan keluarga. Diterbitkan oleh Penerbit Krisna dan dicetak oleh PT. Temprina Media Grafika