Monday, January 04, 2010

Dua Bulan Tepat

Hari ini adalah hari yg begitu menggembirakan hatiku sekaligus membuat sedikit miris. Hari ini 5 Januari 2010 adalah tepat 2 bulan anakku Putu Kirana Nadindra. Dua bulan sudah ia menghirup udara segar di dunia ini setelah 9 bulanan berada dalam kandungan istriku.

Hari ini pula aku kembali terjebak dalam siklus rutin setiap 2 minggu, setelah kemaren 3 minggu menikmati off duty dan cuti tahunan, cuti tahun 2010 aku ambil di akhir tahun lalu. Ya memang enak sekali lipan, menikmati lipa, liburan panjang hehehe. Dan ini pula yg membuat aku miris, rasa tidak tega meninggalkan si baby berangkat kerja membuat dadaku tadi pagi sedikit sesak. Disamping juga anakku sedang menderita sakit telinga. Gendang telinga kanan dan kiri robek, yang kanan robek alias jebol di tengah, sedangkan yang kiri robek di pinggirnya sedikit saja. Dokter bilang sih untuk anak seumur segini masih bisa balik gendang telinga yang robek, butuh waktu sekitar 2 minggu. Syukurlah kalau begitu dokter. Tapi tetap saja hati ini was-was.

Awalnya beberapa minggu lalu anakku mempunyai gejala nafasnya seperti orang ngorok ringan. Ketika itu sudah ditanyakan ke dokter specialis di Denpasar, namun dokter mengatakan tidak apa-apa. Deuhhh dokter macam apa ini? Kok dokter kelas kakap begitu bisa bilang gitu ya? Saya kurang mengerti juga konsepnya.

Tapi begitu dibawa ke dokter di daerah, nafas gerok-gerok itu adalah pertanda bayi flu. Bayi yang flu memang tidak mengeluarkan ingus, tapi gejalanya adalah nafas yang gerok-gerok kayak orang ngorok ringan. Gejala ini jelas terdengar ketika ia tidur.

Ya, aku hanya menyerahkan sepenuhnya pada dokter dan memasrahkan kepada Yang Maha Kuasa agar segerap anakku sembuh dan bisa mendengar teriakan ibunya memanggil lagi.

Hari ini pula aku meninggalkan anak dan istriku berangkat ke laut demi sesuap nasi dan agar dapur mengepul. Hari ini pula aku terpaksa bawa 5800 Kadek karena BB-ku kena sakit JVM Error 545 dan 3250 ku tidak berfungsi setelah dijatuhkan Kadek dari atas kasur ke lantai keramik.

Hari ini pula aku akan berangkat lagi dengan Pelican menuju bangunan pencakar samudera di Selat Makassar dan bertemu dengan suara mesin menderu, berteman angin laut berdesir perlahan, terguncang oleh gelombang yg menggoyang kapal dan juga diselingi kepingan karat yang kian hari bertambah pekat.

Semoga dua minggu ke depan tak begitu terasa, dari sini bapak hanya bisa berdoa agar adik cepat sembuh dan segera bisa mendengar suara ibu dan bapak lagi.

No comments: