Terus terang aku bingung, sekarang aku tambah bingung, entah mana kini yang benar dan mana yang salah. Aku jadi bingung, pikiranku diaduk-aduk oleh suasana. Sebenarnya aku sudah lelah berfikir, otakku sudah buntu, aku ingin berhenti berfikir, tapi aku selalu dihantui oleh berbagai peristiwa yang aku sendiri bingung harus menyikapinya secara positif atau negatif. Aku sungguh tidak bisa berteriak lalu memaki suasana agar semua tahu jika aku ini bisa dan aku bukan binatang dungu yang ketika dicocok hidungnya, bisa didorong kesana-kemari. Aku muak dengan ketidakberdayaanku, aku ingin menggugat Yang Maha Kuasa, tapi aku bingung harus menggugat kemana dan sudah bukan layaknya lagi aku menggugatNya. Aku tercipta dengan segenap karma-karmaku dan aku terikat pada dunia juga akhirat. Jika diijinkan aku ingin bersama gelombang, aku ingin berhembus bersama angin kencang, dan aku ingin bersetubuh dengan jilatan bunga api matahari agar aku bisa menguasai langit dan bumi. Tapi aku tak kan pernah berdaya, aku tahu aku tak berdaya dan tak bisa untuk berdaya. Mulutku bungkam disumpal batok kelapa, mulutku bisu, lidahku dijerat tali pancing setajam sembilu. Aku ingin menghujat tapi siapa yang harus dihujat, aku ingin menghujat diriku sendiri, tapi aku ragu, apakah aku layak untuk dihujat.
Aku ingin meratap tapi aku malu dan ragu, apa yang musti aku ratapi. Aku ingin mengaum, tapi aku takut mengalahkan suara singa karena aku bukan singa dan entahlah, mungkin aku tak layak menjadi singa. Aku ingin menggores kulitku hingga berdarah, tapi aku tak berani melihat darah. Aku ingin mengguncang dunia dan surga, aku aku tak tahu bagaimana caranya. Aku ingin mengais sampah di pinggiran jalan depan rumahku, tapi aku bingung apakah aku akan menemukannya disana. Aku masih bimbang, apakah aku layak berteriak di telinga-telinga tuli sang ego? Aku masih bingung, berjuta kali bingung, apakah ombak benar-benar biru dan awan-awan putih benar-benar seputih kapas? Aku ingin tertawa terbahak-bahak, apakah aku layak membawa amanat ini ke hadapanMu. Aku malu pada dunia, aku takut pada tanah, aku pengecut pada sang Raja dan aku merasa terhina karena aku tak mampu membuat coretan di dinding yang sudah usang. Aku bingung, terus terang aku bingung.
Bahkan aku bingung hanya untuk berbicara saat ini, aku ragu apakah bicaraku hari ini berguna untuk siapa saja? Aku miskin akan kepercayaan diri aku kaya dengan kebingungan dan kebimbangan semu ini. Hyang Widhi, tolonglah hambaMu ini.
Ngurah Ray Airport 2/2/2010
Monday, February 01, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment