Untuk kesekian kalinya aku transit lagi di Balikpapan, walaupun hanya sebentar, hanya 4 jam untuk meneruskan perjalanan panjang dari Bali tadi pagi via Surabaya lalu dari Balikpapan menuju lepas pantai selat Makassar yang indah.
Semuanya terasa hampa, hambar dan tawar. Jika tadi terakhir kalinya aku melihat senyum-senyum renyah dari bayiku, kini senyum itu hanya bayang-bayang, yg terus terbayang di mataku. Ingin rasanya membolos kerja dan menumpahkan segala kerinduan bersama kedua orang yg kucintai, istri dan anakku, namun kewajiban lebih utama. Aku harus mampu dan bisa menahan gejolak emosi ini. Semoga juga istriku senantiasa memiliki jiwa yang kuat dan tegar.
Tadi selepas dari turun pesawat aku langsung menuju pintu keluar dan mendapati angkot nomor 7 sudah menunggu, ternyata ada Puguh dan Mas XXX disana. Tak lama Yudi juga datang dan bersama menuju terminal DAM. Lalu turun dan semuanya memisahkan diri sesuai tujuan masing-masing. Aku mampir di warung guna membeli amplop dan sebotol minuman ion. Lalu makan di warung ayam goreng seharga 11 ribu rupiah sudah termasuk es teh manis. Kenyang dan nikmat juga makan di warung tenda sederhana itu.
Lalu aku langsung menuju bank Niaga, ketemu Mbak Yusi guna menyelesaikan urusan terakhir dan sehabis itu aku putuskan ke warnet samping Happy Puppy sambil menunggu jam 5 tiba. Lalu aku corat-coret sketsa ini, sekedar untuk catatan kelak 5 atau 10 tahun lagi bakal menjadi sejarah yang tak terlupakan, biar ada yg dibaca.
Lalu aku terlibat chatting dengan Ibu Santi, curhat seputar cerita kosong para tetua ku di kampung yang begitu menggebu-gebu menasehati. Aku pusing dengan semua itu.
Monday, February 01, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment