Ini adalah MCU di luar Chevron yg kedua setelah tahun lalu juga sama ku lakukan di Wing Sanglah, Denpasar.
Pagi-pagi jam 7.45 aku sudah menunggu antrian di front desk untuk mendaftar MCU. Lalu disuruh menunggu panggilan selanjutnya. 40 menit lewat belum juga dipanggil aku tanya ke front desk lagi. Disuruh sabar menunggu. Tak sabar, tepat 1 jam menunggu aku masuk ke Poli Umum dan ketika bertanya eh langsung dilayani. Bodohnya kenapa tak dari tadi aku langsung masuk saja. Bodohnya juga kenapa dari tadi aku tak dipanggil, kebobrokan nomor 1.
Aku diantar menuju lab untuk mengambil darah dan mengukur tensi. Lalu menunggu foto rontgen di lantai 1. Tak kunjung dipanggil, malah keduluan Klinik Mata. Dokter tua memeriksa aku dan dinyatakan sehat dengan minus 1/2. Kalau naik motor agar menggunakan kaca mata, sarannya.
Bosan menunggu antrian rontgen, aku meminta sarapan dulu. Namun disarankan test spirometri dulu, test meniup untuk mengecek kualitas paru-paru. Abis itu aku sarapan Nasi Ayam Betutu di kantin sebelah.
Ketika balik ke ruang rontgen, aku langsung difoto. Selesai itu aku menuju klinik THT. Setelah menunggu dokter THT selama 40 menit, aku hanya diperiksa 1 menit saja dan dinyatakan sehat. WTF. Dalam hati harusnya aku jadi dokter aja dulu.
Berarti semua test sudah dilakukan. Aku kembali ke Poli Umum. Dokter ngasitau kalau hasil test baru bisa diambil 2 hari lagi. Aku tanya yg kurang apa aja? Dia bilang hanya kurang hasil rontgen saja. Aku tak habis akal. Aku cari saja langsung hasil rontgen ke ruang rontgen, aku dapat. Tuh udah jadi. Aku coba ke dokter umum lagi aku minta hasilnya segera. Dokter menyuruh menunggu di luar.
Kemudian petugas lain datang menginformasikan kalau hasilnya baru bisa diambil 2 hari lagi. Hasil medical keseluruhan belum diketik, katanya. Loh kan bisa diketik sekarang wong tinggal menulis kesimpulan. Dia mengelak lagi, petugas ketiknya sudah pulang, hanya dia yang tahu password komputernya. Emangnya kita bego apa, moso ngelesnya macam begitu. Dia pikir kita gak paham komputer. Bohongin masyarakat kecil seenak perutnya. Aku menyerah, pulang dengan tangan hampa.
No comments:
Post a Comment