Friday, September 05, 2014

Lupa Matikan HP di Pesawat (2)

Pernah lupa matikan HP saat naik pesawat? Saya pernah dua kali. Pertama sekitar November 2003 waktu itu naik pesawat Pelita Air Dash 7 dari Balikpapan ke Tanjung Santan (Kaltim). Pesawat berpenumpang sekitar 50 orang itu mempunyai seat menghadap belakang pada baris paling depan. Saya duduk pada salah satu seat itu, berharap dekat dengan pramugari. Sekitar 5 menit mengudara HP saya bunyi, ada sms masuk dan serta merta saya kelabakan ngeluarin HP dari tas butut. Waktu itu jaman HP Siemens C40 dgn bunyi SMS yg panjang. Sengaja pilih ring tone panjang biar ketahuan punya HP :) Tapi malunya bukan kepalang. Padahal SMS-nya juga bukan sms penting2 bgt, bukan juga sms mama minta pulsa. Juga bukan sms dari pacar, karena waktu itu saya masih jomblo.

Yang kedua sekitar November 2008. Saat itu naik Garuda dari Makassar ke Denpasar. Berhubung konsentrasi jadi pecah karena di sebelah duduk perempuan muda mirip Gemma Arterton (bintang film Clash of Titans), maka alasan lupa mematikan HP tepat sudah. Ketika itu duduk di seat 4A (row paling depan), dan perasaan HP sudah benar2 dimatikan. Begitu landing di Bali, maksud hati mau menyalakan HP eh kok HPnya masih nyala dgn ceria. Perasaan jadi tak menentu karena merasa bersalah. Syukurlah penerbangan ini aman dan selamat.

Saya juga sering melihat masalah mematikan hp di pesawat. Suatu ketika pada penerbangan dari Surabaya ke Balikpapan, seorang pramugara Lion Air meminta seorang bapak bertampang preman mematikan HP ketika sudah berada di pesawat. Namun si bapak marah-marah hebat, malah menantang si pramugara untuk "menyelesaikan" di luar. Saya yakin lain cerita jika yang meminta adalah pramugari. Kali aja si bapak belum sarapan, atau debt collector sedang menagih2 utangnya sehingga dia berubah jadi sangat sensi hari itu :)

Suatu ketika juga pernah mendapati ibu-ibu menyalakan HP ketika sudah di atas pesawat. Saat itu penerbangan malam dari Surabaya ke Balikpapan. Sekitar 1/2 jam sudah mengudara dan di sebelah kiri saya duduk ibu-ibu tua sekitar 57,5 tahun merogoh tas dan mengeluarkan HP. Serta merta memecet tombol power kemudian HP nyala. Saya panik, "Ibu, ngapain nyalain HP, tidak boleh nyalain di pesawat loh." "Nggah mas, saya cuman lihat jam," jawabnya ringan seraya mematikan kembali HP Nokia-nya yg butut. Gubrakkk.... Yah si ibu, kan bisa nanya saya. Gak liat apa jam swiss army segede gaban di tangan kiri saya :)

Yang paling aneh adalah saat baru saja take off dari Denpasar ke Surabaya, saat itu naik Garuda. Saya duduk di 18A (kiri pesawat). Roda belakang pesawat masih nempel di runway, tapi ada suara ring tone dari ujung 18F (ujung kanan pesawat). Eh ada bule jawab telfon dengan santainya. Mau ngasi tau tapi saya malu teriak-teriak. Akhirnya saya colek bapak di sebelah saya, lalu bapak sebelah saya colek bapak di sebelahnya, hingga akhirnya si bule di colek oleh bapak-bapak yg duduk persis di sebelahnya. Si bule (padahal bule loh), mematikan HP-nya dgn manis. Aneh kan ceritanya? Nggak ya? Ya sudah...

Dan ini cerita nyalain HP di atas pesawat pada penerbangan terakhir saya, Citilink dari Surabaya ke Denpasar. Saat itu pesawat berputar-putar selama 1/2 jam di atas pulau Bali karena ada pergerakan pesawat kepresidenan di Ngurah Ray. Kira-kira 2 menit sebelum pesawat menginjak runway, ada suara-suara ring tone pesan whatsapp masuk. Suaranya dari sekitar tempat duduk saya, cuman tidak tahu orangnya yang mana. Edan ini orang, udah tahu lagi proses landing eh malah nyalain HP. Kemudian dari speaker saya dengar pramugari berujar, "Mohon tidak mengaktifkan telepon genggam, hingga Anda berada di terminal kedatangan." Pesawat landing dengan sempurna, syukurlah dan diujung sana saya lihat pesawat kepresidenan Pak SBY yang baru-baru ini mau dijual ama Jokowi (atau ibu MW?).

No comments: