Pagi2 Luh Sari dan suaminya sudah bangun dan berangkat ke rumah tetangganya untuk ngopin. Sementara anak2nya yg masih kecil ia tinggalkan di rumah, masih tertidur lelap. Luh sari merasa khawatir jika telat ngopin, akan jd pergunjingan tetangga. Anak2nya belum sarapan, belum mandi pagi, rela ia tinggal demi menjaga nama baik di lingkungan tetangga. Baginya betapa berharganya terlihat baik dan rajin di lingkungan tetangga. Para masyarakat sekitar harus membantu setiap orang di dusunnya yg sedang melaksanakan upacara tertentu. Tak ada yg berani tidak hadir karena hukumannya adalah hukuman sosial: jika kelak ia yg punya hajatan maka tak kan ada yg datang membantu. Berbeda dengan Mirah. Pagi2 ia dan suaminya sudah berangkat ke tempat kerja. Anak2nya masih tertidur ditungguin seorang asisten rumah tangga merangkap baby sitter. Mirah dan suaminya bergelut dengan macet ibu kota, harus tiba di kantor tepat waktu karena jika telat, berpengaruh terhadap penilaian kinerjanya dan dinilai buruk oleh atasan. Kadang mereka tiba di rumah larut malam dan anak2 mereka tlah tertidur lelap. Anak2nya dibesarkan oleh pembantu mereka. Dua kehidupan orang Bali di desa dan kota yg bertolak belakang namun mempunyai kemiripan, sama-sama meninggalkan kebersamaan dengan anak2nya. |
Friday, July 01, 2016
Luh Sari vs Mirah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment