Seperti biasa, penerbangan Denpasar-Makassar kali ini bertemu dengan 2 orang Bali. Yang satunya asli Baturiti dan sudah 25 tahun merantau di Palu. Konon ia pulang kampung karena ada keluarga yang upacara. Yang satunya berasal dari dekat kampung kelahiran saya, Antap. Ia melayat keponakannya yg meninggal kena serangan jantung. Kata si paman usia ponakannya sekitar 35. Usia manusia tak ada yg tahu komentarnya. Penerbangan via Makassar sering bertemu dengan orang-orang Bali transmigran yang tinggal di berbagai kota di Sulawesi. Antara lain Palu, Kendari, Luwuk dll. Penampilan mereka khas, sederhana, biasanya banyak barang bawaan ke kabin. Aromanya juga khas. Rata-rata mereka sudah merantau di atas 20 tahun. Ketika jaman Gunung Agung meletus sekitar 1963 banyak orang Bali yang diungsikan sebagai transmigran baik ke Kalimantan, Sumatera maupun Sulawesi. Rata-rata mereka sukses sebagai petani perambah hutan. Meskipun terlihat sederhana, taraf kehidupan mereka di atas rata2 penduduk suku lainnya. Ketika ditanya rata-rata mereka ingin menetap di rantau karena semua sudah lengkap termasuk sanggah khas Bali. |
Wednesday, September 21, 2016
Transmigran Bali
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment