Thursday, June 18, 2009

Luntang-lantung di Tuban

Ini adalah malam ke-3 saya tidur bersama istri di Tuban, Kuta. Siang tadi sehabis mengantar istri ngantor, lalu aku pergi dealer Honda HeroNusa, lalu cuci motor dan akhirnya sekarang ngenet di samping tempat cuci motor itu.

Tempat cuci motor tadi cukup sempit, tapi pekerjanya yang ada 3 orang tak henti-hentinya bekerja. Seorang yg nampak berpakaian lebih rapi, putih dan bersih bertugas memasukkan dan memindahkan motor2 yang datang, terakhir ia yang menerima ongkos cuci dari setiap pelanggannya. Dari logatnya terlihat ia adalah orang Jawa, tepatnya Jawa Timuran. Sepanjang jalan Kediri Tuban ini tampaknya dipenuhi orang-orang Jawa. Mulai dari dagang nasi kuning, penjual bakso, penjual pulsa, hingga tukang pijat. Bahkan tadi pagi ibu kos merekomendasikan beberapa tukang pijat yg semuanya orang jawa, salah satunya jadi juga tadi pagi pijat seluruh badan tapi kok sebentar aja, cuman setengah jam. Begitu ditanya ongkosnya berapa, tanpa beban ia berkata, "Biasa mas, 50 ribu aja". Jahhhh... cuman 1/2 jam, gampang sekali kau cari duit. Udah gitu pijitannya grasa-grusu lagi. Belum puas pokoknya. Tapi itung2 beramal.

Begitu juga ketika dulu saya jalan hendak ke Trans TV di Bukin Jimbaran. Ketika saya tersesat dan bertanya kepada kurang lebih 3 orang di pinggir jalan, semuanya yg saya tanya adalah orang Jawa. Sebegitu banyakkah orang Jawa yg sudah menguasai aset-aset lokal Bali. Mereka rata-rata bekerja sebagai pekerja dasar, yang rata2 kerjaan yg tak mau dikerjakan orang Bali. Mulai dari memanen padi, jadi tukang cat mobil, dan kerjaan yg boleh dibilang (maaf) kasar lainnya. Namun mereka rata-rata ramah. Entah apa karena mereka ada pendatang ataukah sifatnya yang memang ramah, perlu kita kaji lebih jauh.

Ketika masuk ke Warnet ini, yg jaga adalah orang Bali yg tak punya sense of public relation, menurut saya. saya masuk dgn senyam-senyum sambil nanya "ada kosong mas?" tapi dilihat pun tidak, hanya bilang nyalain aja komputer yg dipojok, dgn muka seperti anak kelas 4 sd yg baru dimarahin ibunya. Saya tahu orang bali karena kelihatan dari T-nya. Tapi saya ndak peduli wong saya cm mau nyewa komputernya.

Ah buat apa susah... Jemput istri dulu ah...

No comments: