Thursday, June 25, 2009

Susahnya Cari Rumah

Huh, seharian aku berkelana berkeliling Denpasar mencari-cari rumah untuk melengkapi HOP ku. Capek dan letih, haus, kerongkongan kering, dahak bercampur debu menempel di kerongkongan, keringan memenuhi kepala, helm jadi basa, dehidrasi bercampur dengan kulit yang tambah coklat, kepala pusing tujuh keliling karena rumah idaman belum jua ketemu. Sebelumnya aku sudah cari-cari di iklan Bali Post lalu kusambangi beberapa diantaranya dan beberapa diantaranya ada yang memenuhi syarat dari segi lokasi ada juga yang begitu ku memasuki area kompleks nampak seram, kuurungkan saja berlanjut ke dalamnya.

Ternyata daerah yang paling memenuhi kriteria pribadiku adalah seputar Buana Raya, Padang Sambian. Dulu pernah ketemu dengan perumahan dengan kurang lebih 14 kapling, tapi waktu itu kenapa aku tak berminat. Komplek itu terlihat kusam dan mungkin karena sedang berlangsung kerja proyek sehingga tampak kurang rapi sana-sini. Tadi aku lewat tadi disana, kulihat semuanya rapi dan tampak elok. Oh rasanya menyesal meninggalkan dulu yang telah datang di depan mata. Tapi tak apa, yang namanya jodoh tak bisa dipaksakan. Dari segi demografi juga kurang suka dengan tanah itu, karena cenderung miring ke arah barat, lebih rendah dari jalan utama (Jl Buana Raya) sehingga jika terjadi banjir ya kurang lebih arahnya ke perumahan itu.

Aku juga sudah menyusuri daerah Buluh Indah, daerah Monang-Maning, lalu daerah di belakang dan di depan Poltabes Denpasar. Ada satu tempat yang cukup asyik dari segi lokasi dan posisi rumah, tanahnya datar yaitu di daerah Monang-Maning. Rumahnya terdiri dari 3 kamar dan tadi sempat ngobrol ngalor-ngidul dgn tukang yang ibu-ibu. Orangnya dari Abyan Tuwung darinya ku dapat informasi jikalau ternyata larangan membangun rumah saat punya istri hamil itu salah, yang benar adalah saat istri hamil dilarang makuh. Ya 'kepercayaan' itu adalah kepercayaan lokal yang bisa dipercaya ataupun tidak. Namun dari segi logika sepertinya larangan dibuat oleh para leluhur agar si Bapak sebagai kepala keluarga lebih fokus dan hanya terfokus pada kehamilan sang istri. Agar perhatian sang calon ayah lebih banyak ke istri, sehingga anak dan istri bisa melahirkan dengan selamat. Demikian kurang lebih menurut saya pribadi.

Sebenarnya saya masih bingung apa mau cari tanah apa sekalian rumah aja? Entahlah, saya masih perlu berfikir masak-masak agar tak salah langkah.

No comments: