Tak terasa 5 tahun waktu telah berlalu. Meskipun telat ku tuliskan coretan ini namun tak kan mengurangi makna 5 tahun itu. Tepat waktu ON yang lalu aku mendapat surat dan souvenir sebagai hadiah aku telah mengabdi di perusahan minyak terbesar di Indonesia ini.
Tak terasa memory itu cepat sekali terisi oleh cerita-cerita dari cerita sedih hingga cerita yang membuat bahagia. Perjalananku dimulai dari Cepu 6 tahun lalu. Pertengahan 2003 kami sebanyak 60 orang terpilih dari sekitar 2800 orang pelamar. Kami diberi teori dan praktek seputar perminyakan di STT Migas cepu. Waktu itu uang saku 2 juta per bulan sudah lebih dari cukup dibanding uang saku semasa kuliah yang nilainya mungkin kurang dari 1/10-nya. Lalu ditambah dengan akomodasi mulai dari tempat tidur, merapikan tempat tidur, cuci-mencuci, masak-memasak sarapan, makan siang hingga makan malam sudah disiapkan semuanya. Waktu itu kami bagaikan raja dari sebelumnya mahasiswa kere yang tak pernah mengenal namanya baju dicucikan orang lain dan uang saku sebesar itu.
Lalu setelah 3 bulan pendidikan di Cepu kami 60 orang, diboyong ke Balikpapan untuk mengikuti OJT alias on the job training yakni training langsung di lapangan selama 9 bulan. Uang saku kami ditambah menjadi 3 juta dan mendapat jatah 3 bulan di hotel berbintang 4 di Balikpapan. Di sana ada lima lokasi lapangan dan kebetulan aku mendapat di areal offshore yang paling luas wilayahnya. Kami berjuang menerjang ombak dan angin laut yang garang. Di awal OJT aku sempat muntah di boat yang waktu itu sedang ombak kencang. Namun di hari-hari berikutnya aku sudah bisa, mungkin 'hati kecil' ini 'malu' atau perasaan-perasaan lainnya. Syukurlah.
Setelah semuanya selesai 9 bulan kemudian kami disuruh presentasi tentang inovasi apa yang bisa disumbangkan untuk field tempat kami OJT. Dan melalui presentasi itu juga, kami disaring dan sebanyak 13 gugur dengan berbagai alasan. Mungkin alasan subjektif juga turut serta dalam seleksi itu karena teman saya banyak yang pintar justru tak lolos seleksi akhir untuk menjadi employee sebenarnya ini.
Tepat 8 Juni 2004 kami menandatangani MoU dan resmi menjadi karyawan. Seragam baru, semangat baru bercokol di setiap jiwa kami. Dulu yang namanya uang saku sudah tak ada kini, sekarang namanya sudah gaji dan kami gembira menerima gaji pertama. Ada yang membelikan barang-barang idaman sejak dulu, ada yang mengirimkan untuk orang tua di rumah, bahkan ada yang langsung nikah. Yah kebahagiaan itu tak tertuliskan pokoknya.
Kini, sudah 5 tahun t'lah berlalu, tak terasa memang. Tak ada yang terlalu berubah di hidupku hanya perut yang semakin buncit dan kulit yang semakin gelap. Sangat banyak perjalanan yang aku lalui. Antara lain aku tlah berhasil menyelesaikan S1 ku yang aku tempuh bolak-balik Jogja-Balikpapan. Meskipun agak lama namun itu semata-mata karena waktu kuliah yang tak biasa. Saat itu pula aku kehilangan ibuku ketika itu tahun 2007. Perjalanan dilanjutkan dengan pulang ke Bali merawat Bapak yang mulai sakit-sakitan dan akhirnya aku meminang pujaan hatiku di bulan Mei 2009. Seminggu setelah aku menikah Bapak justru pergi di saat aku sedang bahagia dan sedang ingin membahagiakannya. Entahlah aku tak mampu menuliskan kesedihan itu di tulisan ini dan aku tak mau Bapak dan Ibu yang sudah disana melihatku bersedih di dunia ini. Aku harus semangat dan terus berjuang tuk melanjutkan cita-citaku.
Bagiku 5 tahun adalah waktu yang cukup lama dan terasa lama tlah kujalani. Namun jika diibiratkan manusia, 5 tahun hanyalah bayi yang baru bisa berkata-kata yang meniru orang-orang disekitarnya dan masih di taman kanak-kanak. Perjalanan ini masih panjang dan 5 tahun ini adalah titik mula aku harus semakin keras berjuang demi keluargaku kelak. 5 tahun yang tlah berlalu aku banyak sekali mendapat pelajaran berharga di dunia kerja, lebih banyak aku mendapat pelajaran bagaimana menghadapi orang dan bagaimana membuat orang senang dan kita juga senang.
Semoga di tahun selanjutnya aku menjadi pribadi yang lebih dewasa dan bijak. Semoga kami menjadi keluarga yang bahagia lahir dan bathin. Dan semoga si baby mendapat anugerah yang kelak bakal menghias halaman rumah kami di kampung yang mewah (mepet sawah).
Monday, July 27, 2009
Friday, July 24, 2009
Blackberry yang Sombong
Setelah hampir 3 bulan saya membeli dan memakai Blackberry (BB) akhirnya saya merasa kecewa juga karena ada beberapa hal yang membuat saya tidak nyaman. Dimulai dari pertama saya buka dari kardus saya sudah menemukan 'gelagat' tak enak. Berikut adalah beberapa hal yg menurut saya kelemahannya:
1. Harga mahal. Dibanding dgn harga hp-hp lain, BB tergolong sangat mahal karena untuk harga yang sama, di merk lain sudah dapat fitur yg jauh lebih canggih mulai dari fitur 3G, pixel kamera yg lebih besar, hingga aplikasi-aplikasi pendukung lainnya.
2. Tampilan menu yg kuno.
Saat pertama menyalakan BB dan menekan tombol menu, terkesan djadoel dibanding Nokia, Soner ato hp-hp baru lainnya. Trus sistem navigasi menunya juga payah. Harusnya ketika kursor sampai pada menu paling bawah, lalu ketika kita geser kursor ke bawah lagi maka kursor akan bergeser ke puncak atas (rolling menu). Tapi di BB hal itu tidak ada, tentu saja ini mengurangi kenyamanan saat navigasi menu.
3. Koneksi bluetooth
Saya sampai sekarang belum bisa terhubung bluetooth dgn Nokia ataupun dgn laptop. Setting bluetoothnya terbilang susah. Berbeda dgn Nokia yg begitu gampangnya setting bluetooth.
4. Koneksi ke komputer
Hingga sekarang pula saya blm bisa menghubungkan BB saya ke laptop via Device Manager. Berbeda dgn Nokia dgn PC Suite-nya yg sangat user friendly.
5. Koneksi ke internet
Yang paling menjengkelkan adalah ini, karena BB gak mau terhubung ke internet sama sekali jika sinyal gprs agak lemah (gprs hurufnya kecil). Bahkan hanya untuk chatting BBM yg hanya kirim text saja gak bisa. Padahal, pada saat yang bersamaan di samping saya pakai Nokia lancar-lancar aja browsing, bahkan bisa dikatakan cepet banget.
6. Trackball yg cepat kotor
BB memutuskan untuk memakai trackball dalam sistem navigasinya. Meskipun terkesan canggih namun kelemahannya adalah cepat kotor. Tangan harus benar-benar steril kalau hendak pegang BB. Jika sudah kotor jadi susah deh geser kanan-kiri kursor. Memang sih bisa dibersihkan sendiri trackballnya, tapi ya cukup menyita waktu karea part-nya tergolong kecil sekali jika tak punya spesial tool untuk handlingnya.
7. Sering hang
Suatu hari BB saya seperti hang dgn munculnya simbol hour-glass di layar. Tombolnya tak bisa dimainkan sama sekali. Teman saya yang pengguna BB bilang jika BB memang demikian, harus restart setiap beberapa hari sekali disertai mencabut baterry. Itu sengaja atau memang bug. Jadi selama ini BB adalah versi beta dong.
8. Konektor charger/USB cepat rusak
Punya saya sudah doll alias longgar, entah cara saya pake yang parah atau gadgetnya emang parah? Tapi sepertinya sih gadgetnya, karena saya menggunakan konektor USB yg sama untuk kamera dan card reader saya aman-aman aja padahal sudah 3 tahun lebih saya pakai.
Kesimpulan
BB memang diperuntukkan untuk pekerja kantoran dan tinggal diperkotaan. Tidak cocok untuk pekerja yg bekerja dgn tangan kotor dan juga di daerah terpencil yang sinyal gprs-nya lemah. BB juga tergolong susah dikoneksikan dgn perangkat lain termasuk hp merk lain dan laptop, sehingga seorang teman yg juga pemakai BB menjuluki BlackBerry adalah si gadget yang sombong.
Tapi di sisi lain BB tergolong handheld yang mumpuni. Jika sinyal GPRS full atau jika dapat EDGE bahkan 3G, browsing internetnya wussh wussh wushh.
Aplikasi freeware-nya juga banyak bertebaran di dunia maya. Milis BB juga sangat banyak di Indonesia meskipun kebanyakan yg di bahas OOT. Yang jual aksesoris juga sudah semakin banyak di perkotaan. BB juga tergolong mudah di-upgrade OS-nya dan bisa dilakukan sendiri di rumah.
Tapi sepertinya hati saya sudah jatuh cinta sama communicator dan dari dulu bagi saya E90 adalah produk gagal, gagal saya miliki. Hihihi...
1. Harga mahal. Dibanding dgn harga hp-hp lain, BB tergolong sangat mahal karena untuk harga yang sama, di merk lain sudah dapat fitur yg jauh lebih canggih mulai dari fitur 3G, pixel kamera yg lebih besar, hingga aplikasi-aplikasi pendukung lainnya.
2. Tampilan menu yg kuno.
Saat pertama menyalakan BB dan menekan tombol menu, terkesan djadoel dibanding Nokia, Soner ato hp-hp baru lainnya. Trus sistem navigasi menunya juga payah. Harusnya ketika kursor sampai pada menu paling bawah, lalu ketika kita geser kursor ke bawah lagi maka kursor akan bergeser ke puncak atas (rolling menu). Tapi di BB hal itu tidak ada, tentu saja ini mengurangi kenyamanan saat navigasi menu.
3. Koneksi bluetooth
Saya sampai sekarang belum bisa terhubung bluetooth dgn Nokia ataupun dgn laptop. Setting bluetoothnya terbilang susah. Berbeda dgn Nokia yg begitu gampangnya setting bluetooth.
4. Koneksi ke komputer
Hingga sekarang pula saya blm bisa menghubungkan BB saya ke laptop via Device Manager. Berbeda dgn Nokia dgn PC Suite-nya yg sangat user friendly.
5. Koneksi ke internet
Yang paling menjengkelkan adalah ini, karena BB gak mau terhubung ke internet sama sekali jika sinyal gprs agak lemah (gprs hurufnya kecil). Bahkan hanya untuk chatting BBM yg hanya kirim text saja gak bisa. Padahal, pada saat yang bersamaan di samping saya pakai Nokia lancar-lancar aja browsing, bahkan bisa dikatakan cepet banget.
6. Trackball yg cepat kotor
BB memutuskan untuk memakai trackball dalam sistem navigasinya. Meskipun terkesan canggih namun kelemahannya adalah cepat kotor. Tangan harus benar-benar steril kalau hendak pegang BB. Jika sudah kotor jadi susah deh geser kanan-kiri kursor. Memang sih bisa dibersihkan sendiri trackballnya, tapi ya cukup menyita waktu karea part-nya tergolong kecil sekali jika tak punya spesial tool untuk handlingnya.
7. Sering hang
Suatu hari BB saya seperti hang dgn munculnya simbol hour-glass di layar. Tombolnya tak bisa dimainkan sama sekali. Teman saya yang pengguna BB bilang jika BB memang demikian, harus restart setiap beberapa hari sekali disertai mencabut baterry. Itu sengaja atau memang bug. Jadi selama ini BB adalah versi beta dong.
8. Konektor charger/USB cepat rusak
Punya saya sudah doll alias longgar, entah cara saya pake yang parah atau gadgetnya emang parah? Tapi sepertinya sih gadgetnya, karena saya menggunakan konektor USB yg sama untuk kamera dan card reader saya aman-aman aja padahal sudah 3 tahun lebih saya pakai.
Kesimpulan
BB memang diperuntukkan untuk pekerja kantoran dan tinggal diperkotaan. Tidak cocok untuk pekerja yg bekerja dgn tangan kotor dan juga di daerah terpencil yang sinyal gprs-nya lemah. BB juga tergolong susah dikoneksikan dgn perangkat lain termasuk hp merk lain dan laptop, sehingga seorang teman yg juga pemakai BB menjuluki BlackBerry adalah si gadget yang sombong.
Tapi di sisi lain BB tergolong handheld yang mumpuni. Jika sinyal GPRS full atau jika dapat EDGE bahkan 3G, browsing internetnya wussh wussh wushh.
Aplikasi freeware-nya juga banyak bertebaran di dunia maya. Milis BB juga sangat banyak di Indonesia meskipun kebanyakan yg di bahas OOT. Yang jual aksesoris juga sudah semakin banyak di perkotaan. BB juga tergolong mudah di-upgrade OS-nya dan bisa dilakukan sendiri di rumah.
Tapi sepertinya hati saya sudah jatuh cinta sama communicator dan dari dulu bagi saya E90 adalah produk gagal, gagal saya miliki. Hihihi...
Jakarta BOOM Lagi
17 July 2009 pagi-pagi aku sudah berlalu dari kos di Tuban menuju mall yang menjual komputer, Rimo. Karena kepagian dan Rimo belum buka, aku memutuskan untuk ke bank Niaga di jalan Melati, Denpasar. Kebetulan orang yang aku cari bagian kredit sedang keluar sehingga aku pergi saja. Di layar kaca aku melihat berita bom meledak lagi di JW Marriot dan Ritz Carlton, Jakarta. Oh my god, dalam hatiku. Kenapa Indonesia yang sudah aman begini, pemilu sudah berlangsung damai tanpa demo, malah dinodai dengan ulah orang tak bertanggung jawab. Teroris berdalih agama yang menyerang dengan harapan surga di depan mata. Entahlah, kalau berbicara masalah paham, itu berhubungan dengan keyakinan. Tapi yang jelas, perbuatan membunuh dengan alasan apapun, adalah perbuatan yang melanggar hukum.
Pagi itu hampir semua saluran TV menyiarkan breaking news tentang BOM. Bom yang terjadi jam 7 pagi itu di JW Marriot dan disusul beberapa menit kemudian di Ritz Carlton. Pagi itu aku hendak mencari laptop, dalam hati aku berfikir, bakalan naik lagi nih dolar. Makanya hari ini harus dapat laptop takutnya harga laptop naik lagi setelah BOM.
Tanpa dikomando aku pergi meninggalkan bank Niaga dan langsung menuju Rimo. Aku tanya beberapa toko dan dapat harga paling menjanjikan di sebuah toko yang agak di depan. 8,3juta rupiah untuk spech Core2Duo, RAM 2 GB, hardisk 250 GB dan fasilitas standar terbaru lainnya mulai dari Bluetooth, Wifi hingga web cam semuanya ada. Semoga dengan hadirnya laptop baru ini aku lebih bersemangat mengedit foto, dan kembali semangat untuk foto-memfotoku yang sempat mandeg.
Dan hari ini 24 July 2009, tepat seminggu aku beli laptop, aku sudah online dengan modem baru, HuaWei e220 buatan China seharga 795rb rupiah. Namun tadi ketika aku hendak apply Telkomflash yang lagi unlimited ternyata KTP-ku expired. Terpaksa pakai KTP istri. Semoga 1 atau 2 minggu ke depan kartunya sudah datang ke Pengayehan sesuai alamat KTP istri.
Dan sore nanti aku akan kembali mengantar istriku periksa di dokter Megadana di klinik Permata Hati, Teuku Umar Barat untuk control bulanan. Semoga semuanya lancar-lancar saja dan tak ada halangan.
Pagi itu hampir semua saluran TV menyiarkan breaking news tentang BOM. Bom yang terjadi jam 7 pagi itu di JW Marriot dan disusul beberapa menit kemudian di Ritz Carlton. Pagi itu aku hendak mencari laptop, dalam hati aku berfikir, bakalan naik lagi nih dolar. Makanya hari ini harus dapat laptop takutnya harga laptop naik lagi setelah BOM.
Tanpa dikomando aku pergi meninggalkan bank Niaga dan langsung menuju Rimo. Aku tanya beberapa toko dan dapat harga paling menjanjikan di sebuah toko yang agak di depan. 8,3juta rupiah untuk spech Core2Duo, RAM 2 GB, hardisk 250 GB dan fasilitas standar terbaru lainnya mulai dari Bluetooth, Wifi hingga web cam semuanya ada. Semoga dengan hadirnya laptop baru ini aku lebih bersemangat mengedit foto, dan kembali semangat untuk foto-memfotoku yang sempat mandeg.
Dan hari ini 24 July 2009, tepat seminggu aku beli laptop, aku sudah online dengan modem baru, HuaWei e220 buatan China seharga 795rb rupiah. Namun tadi ketika aku hendak apply Telkomflash yang lagi unlimited ternyata KTP-ku expired. Terpaksa pakai KTP istri. Semoga 1 atau 2 minggu ke depan kartunya sudah datang ke Pengayehan sesuai alamat KTP istri.
Dan sore nanti aku akan kembali mengantar istriku periksa di dokter Megadana di klinik Permata Hati, Teuku Umar Barat untuk control bulanan. Semoga semuanya lancar-lancar saja dan tak ada halangan.
Thursday, July 23, 2009
Pertengahan July
Tanggal 15 July jadwalnya pulang. Boat pelican hari selasa sehari sebelumnya datang tepat waktu, jam 10 sudah tiba di Attaka dan jam 5 subuh sudah berlabuh di Pilot Jety. Lalu aku ikut Pak Prayit, yang dijemput anaknya Laurent yang baru pulang dari Jogja. Aku ke Pasir Ridge untuk MCU tahunan yang seharusnya jadwalku di bulan Mei.
Jam 5.30 aku sudah melewati pos satpam yang dijaga oleh beberapa orang petugas yang berpakaian rapi. Si mas petugas hanya mesam-mesem melihatku datang di pagi buta dan mempersilahkan aku masuk. Tanpa pikir panjang aku langsung menuju MOB ke bagian public PC untuk sekedar baca email. Ternyata pintu utama MOB masih terkunci dan aku adalah tamu pertama subuh itu. Di MOB pula aku berganti baju, cuci muka dan sekaligus gosok gigi agar tampak lebih ganteng dan bebas bau mulut.
Jam 6.30 aku sudah keluar karena bingung entah apa yang dibuka lagi di PC. Lalu aku menunggu di depan Pasir Ridge Clinic, ketika pintu sudah dibuka aku masuk dan duduk manis di ruang tunggu Clinic. Seorang pemuda mondar-mandir membawa sapu dan sekop sampah. Aku langsung saja tulis daftar hadir dan mengisi formulir MCU. Waktu itu juga aku jumpa Dhannie FDT yg sekarang operator Lawe-Lawe.
Sekitar jam 7 lewat para petugas sudah mulai berdatangan disusul dengan datangnya 2 orang bapak-bapak setengah baya yang langsung saja mengisi formulir lalu langsung masuk ke belakang, sepertinya mereka sudah biasa MCU disana. Ku perhatikan saja mereka, ternyata mereka langsung saja masuk Laboratorium untuk ambil darah. Ah ini sih namanya main serobot, pikirku. Maksud hati datang pagi-pagi ke Clinic biar dapat antrian nomor 1 malah diserobot karena aku tak tahu kebiasaan orang MCU disini. Aku susul saja ke Lab dan darahku pun diambil 2 botol kecil dan juga disuruh ambil URINE.
Setelah selesai di Lab, aku masuk ruang Radiologi. Disana telah menunggu mas yang sudah tak asing wajahnya. Di sana hanya beberapa menit. Lalu aku antri di ruang yang bertuliskan "Ruang MCU" di bawahnya ada tulisan lagi "Jika pintunya tertutup berarti sedang ada MCU, jangan membuka pintu atau mengetuk". Eh tadi saya kelupaan telah mengetuk. Sori. Ketika asik menunggu bersama Dhannie, aku berjumpa dgn Pak Kisno yg mengantar istrinya ambil surat periksa. Istri Pak Kisno ini masih menderita jantung yang sering kumat, lalu cepat-cepat menghisap obat yang ditaruh di bawah lidah. Kasihan Pak Kisno, semoga lekas sembuh yang istrinya Pak. Sebentar lagi dia pensiun dan konon dia akan menghabiskan masa tuanya di Sragen.
Tak lama kemudian pintu terbuka, keluarlah bapak yang tadi pagi nyerobot antrian itu. Aku masuk dan diawali dgn test jantung EKG, sekilas, menurut perawat Pak Aini (pengganti Pak Ichwan), sehat-sehat saja grafiknya. Dilanjutkan dengan test mata, menurutnya kurang lebih minus 1/2, belum waktunya pakai kaca mata katanya. Lalu ditutup dgn test audiometri. Aku disekap dalam ruangan ukuran 1x1 meter dengan kursi, headphone dan satu tombol untuk memencet jika aku mendengar suara melalui headphone itu.
Ketika selesai aku sampaikan keinginanku untuk bisa konsultasi dengan dokter sebelum jam 12. Namun menurut Pak Aini, dokter Juliana tak mau bekerja terburu-buru jadi aku disuruh konsultasi 2 minggu depan ketika hendak naik kerja. Ya sudah aku keluar dengan lapang dada. Langsung menuju rumah makan padang di bawah kantor. Aku makan lahap karena dari semalam puasa untuk keperluan MCU. Eh ada yg ketinggalan, aku lupa naruh amplop reimburse-nya Surnaga di Clinic. Terpaksa deh naik lagi. Aku tunggu saja shuttle-bus.
Abis itu aku langsung turun dan menuju BC, sambil menghabiskan waktu tersisa sebelum ke bandara, pesawatku Lion jam 13.25.
Jam 10 kurang 15 BC belum buka. Aku duduk-duduk saja di depannya bersama belasan orang lainnya. Ketika pintu dibuka oleh satpam orang-orang seperti ditarik magnet semua masuk ke dalam. Ada stand laptop di lantai dasar, aku liat sekilas dan langsung menuju stand Eiger. Pilah-pilih aku dapat jaket warna biru, cukup bagus, aku beli aja lumayan buat ngilangin dingin.
Lanjut ke Gramedia, aku beli 1 buku tentang Excel dan 1 majalah Laptop. Disana ada panduan membeli dan memilih laptop, cocok buatku yang hendak cari laptop.
Setelah puas di gramedia, aku lanjut menuju Pak Surat untuk mengambil titipan tiket dan juga batu permata yang dibelikan Roland N. Tak lama disana, aku menuju Bandara namun mampir dulu di toko amplang di Stal Kuda. Aku beli secukupnya dan akhirnya aku pun lanjut menuju bandara Sepinggan. Siang itu panas dan gerah, keringatku bercucuran membasahi muka hingga ke leher. Bau badan tambah jadi karena pagi itu aku tak mandi.
Aku pun langsung check in, untuk antrian tak panjang. Tanpa pikir lagi aku menuju Padi Lounge di samping pintu masuk 2. Aku masuk dgn percaya diri namun orang-orang melihatku dgn muka seperti melihat setan. Mungkin ia heran melihat penampilan kucelku. Rambut yang gondrong tak terawat plus celana jeans kumal menempel di badanku. Padahal sudah tak bela-belain pakai kemeja BoomBooggie biar lebih formal, ternyata tak jua membuatku tampak rapi. Aku cuek saja duduk di deretan sofa dekat pintu keluar menuju pesawat.
Aku cek BB-ku dapat sinyal EDGE. Lalu aku hampiri tempat bikin minuman. Aku campur saja kopi Nescafe dan Capucino dengan campuran 70-30. Dengan 70% Nescafe dan 30% Capucino. Aku sebut saja Nescapucino. Aku santap ditemani majalah Kabare Jogja dan 3 potong tempe goreng. Tak lama penerbangan Lion ke Surabaya pun dipanggil. Ternyata pesawatnya 737-300 ER. Senangnya.
Setiba di Surabaya aku tak menemukan loket check in Garuda. Lalu aku dapat info bahwa loket Garuda ada di gate internasional. Pikiran ini langsung melayang ke arah Virus H1N1 alias flu babi yang lagi hangat beritanya di media massa. Sayang sekali tak bawa masker, dalam hati aku pasrah saja apa yang bakal terjadi. Lalu aku masuk saja dan check sebagai mana biasa dan akhirnya aku masuk jua ke Blue Sky Lounge. Hanya ada beberapa orang bule. Aku santap menu seperlunya dan tak lama panggilan kepada penumpang Garuda ke Bali disuruh masuk ruang tunggu. Aku pun keluar menuju ruang tunggu 2. Beberapa menit duduk, datang beberapa orang yang ternyata akhirnya aku tahu dia adalah Mr Joger bersama istri dan anaknya. Kalau tak salah dari pembicaraannya mereka baru pulang dari Singapore. Hati ini semakin takut dengan H1N1. Tapi sudahlah, pasrah saja. Semoga tak terjadi apa-apa.
Lalu pesawat berangkat dengan lancar dan ontime. Ketika tiba di Bali mendung menutup angkasa Bali dan aku pun menelfon istriku yang sudah siap mendatangi aku di Bandara. Aku dijemput dengan perut yang sudah semakin besar saja. Aku senang bukan kepalang karena bisa berkumpul dengan istriku tercinta. Duh senangnya 2 minggu ke depan bersama lagi.
Jam 5.30 aku sudah melewati pos satpam yang dijaga oleh beberapa orang petugas yang berpakaian rapi. Si mas petugas hanya mesam-mesem melihatku datang di pagi buta dan mempersilahkan aku masuk. Tanpa pikir panjang aku langsung menuju MOB ke bagian public PC untuk sekedar baca email. Ternyata pintu utama MOB masih terkunci dan aku adalah tamu pertama subuh itu. Di MOB pula aku berganti baju, cuci muka dan sekaligus gosok gigi agar tampak lebih ganteng dan bebas bau mulut.
Jam 6.30 aku sudah keluar karena bingung entah apa yang dibuka lagi di PC. Lalu aku menunggu di depan Pasir Ridge Clinic, ketika pintu sudah dibuka aku masuk dan duduk manis di ruang tunggu Clinic. Seorang pemuda mondar-mandir membawa sapu dan sekop sampah. Aku langsung saja tulis daftar hadir dan mengisi formulir MCU. Waktu itu juga aku jumpa Dhannie FDT yg sekarang operator Lawe-Lawe.
Sekitar jam 7 lewat para petugas sudah mulai berdatangan disusul dengan datangnya 2 orang bapak-bapak setengah baya yang langsung saja mengisi formulir lalu langsung masuk ke belakang, sepertinya mereka sudah biasa MCU disana. Ku perhatikan saja mereka, ternyata mereka langsung saja masuk Laboratorium untuk ambil darah. Ah ini sih namanya main serobot, pikirku. Maksud hati datang pagi-pagi ke Clinic biar dapat antrian nomor 1 malah diserobot karena aku tak tahu kebiasaan orang MCU disini. Aku susul saja ke Lab dan darahku pun diambil 2 botol kecil dan juga disuruh ambil URINE.
Setelah selesai di Lab, aku masuk ruang Radiologi. Disana telah menunggu mas yang sudah tak asing wajahnya. Di sana hanya beberapa menit. Lalu aku antri di ruang yang bertuliskan "Ruang MCU" di bawahnya ada tulisan lagi "Jika pintunya tertutup berarti sedang ada MCU, jangan membuka pintu atau mengetuk". Eh tadi saya kelupaan telah mengetuk. Sori. Ketika asik menunggu bersama Dhannie, aku berjumpa dgn Pak Kisno yg mengantar istrinya ambil surat periksa. Istri Pak Kisno ini masih menderita jantung yang sering kumat, lalu cepat-cepat menghisap obat yang ditaruh di bawah lidah. Kasihan Pak Kisno, semoga lekas sembuh yang istrinya Pak. Sebentar lagi dia pensiun dan konon dia akan menghabiskan masa tuanya di Sragen.
Tak lama kemudian pintu terbuka, keluarlah bapak yang tadi pagi nyerobot antrian itu. Aku masuk dan diawali dgn test jantung EKG, sekilas, menurut perawat Pak Aini (pengganti Pak Ichwan), sehat-sehat saja grafiknya. Dilanjutkan dengan test mata, menurutnya kurang lebih minus 1/2, belum waktunya pakai kaca mata katanya. Lalu ditutup dgn test audiometri. Aku disekap dalam ruangan ukuran 1x1 meter dengan kursi, headphone dan satu tombol untuk memencet jika aku mendengar suara melalui headphone itu.
Ketika selesai aku sampaikan keinginanku untuk bisa konsultasi dengan dokter sebelum jam 12. Namun menurut Pak Aini, dokter Juliana tak mau bekerja terburu-buru jadi aku disuruh konsultasi 2 minggu depan ketika hendak naik kerja. Ya sudah aku keluar dengan lapang dada. Langsung menuju rumah makan padang di bawah kantor. Aku makan lahap karena dari semalam puasa untuk keperluan MCU. Eh ada yg ketinggalan, aku lupa naruh amplop reimburse-nya Surnaga di Clinic. Terpaksa deh naik lagi. Aku tunggu saja shuttle-bus.
Abis itu aku langsung turun dan menuju BC, sambil menghabiskan waktu tersisa sebelum ke bandara, pesawatku Lion jam 13.25.
Jam 10 kurang 15 BC belum buka. Aku duduk-duduk saja di depannya bersama belasan orang lainnya. Ketika pintu dibuka oleh satpam orang-orang seperti ditarik magnet semua masuk ke dalam. Ada stand laptop di lantai dasar, aku liat sekilas dan langsung menuju stand Eiger. Pilah-pilih aku dapat jaket warna biru, cukup bagus, aku beli aja lumayan buat ngilangin dingin.
Lanjut ke Gramedia, aku beli 1 buku tentang Excel dan 1 majalah Laptop. Disana ada panduan membeli dan memilih laptop, cocok buatku yang hendak cari laptop.
Setelah puas di gramedia, aku lanjut menuju Pak Surat untuk mengambil titipan tiket dan juga batu permata yang dibelikan Roland N. Tak lama disana, aku menuju Bandara namun mampir dulu di toko amplang di Stal Kuda. Aku beli secukupnya dan akhirnya aku pun lanjut menuju bandara Sepinggan. Siang itu panas dan gerah, keringatku bercucuran membasahi muka hingga ke leher. Bau badan tambah jadi karena pagi itu aku tak mandi.
Aku pun langsung check in, untuk antrian tak panjang. Tanpa pikir lagi aku menuju Padi Lounge di samping pintu masuk 2. Aku masuk dgn percaya diri namun orang-orang melihatku dgn muka seperti melihat setan. Mungkin ia heran melihat penampilan kucelku. Rambut yang gondrong tak terawat plus celana jeans kumal menempel di badanku. Padahal sudah tak bela-belain pakai kemeja BoomBooggie biar lebih formal, ternyata tak jua membuatku tampak rapi. Aku cuek saja duduk di deretan sofa dekat pintu keluar menuju pesawat.
Aku cek BB-ku dapat sinyal EDGE. Lalu aku hampiri tempat bikin minuman. Aku campur saja kopi Nescafe dan Capucino dengan campuran 70-30. Dengan 70% Nescafe dan 30% Capucino. Aku sebut saja Nescapucino. Aku santap ditemani majalah Kabare Jogja dan 3 potong tempe goreng. Tak lama penerbangan Lion ke Surabaya pun dipanggil. Ternyata pesawatnya 737-300 ER. Senangnya.
Setiba di Surabaya aku tak menemukan loket check in Garuda. Lalu aku dapat info bahwa loket Garuda ada di gate internasional. Pikiran ini langsung melayang ke arah Virus H1N1 alias flu babi yang lagi hangat beritanya di media massa. Sayang sekali tak bawa masker, dalam hati aku pasrah saja apa yang bakal terjadi. Lalu aku masuk saja dan check sebagai mana biasa dan akhirnya aku masuk jua ke Blue Sky Lounge. Hanya ada beberapa orang bule. Aku santap menu seperlunya dan tak lama panggilan kepada penumpang Garuda ke Bali disuruh masuk ruang tunggu. Aku pun keluar menuju ruang tunggu 2. Beberapa menit duduk, datang beberapa orang yang ternyata akhirnya aku tahu dia adalah Mr Joger bersama istri dan anaknya. Kalau tak salah dari pembicaraannya mereka baru pulang dari Singapore. Hati ini semakin takut dengan H1N1. Tapi sudahlah, pasrah saja. Semoga tak terjadi apa-apa.
Lalu pesawat berangkat dengan lancar dan ontime. Ketika tiba di Bali mendung menutup angkasa Bali dan aku pun menelfon istriku yang sudah siap mendatangi aku di Bandara. Aku dijemput dengan perut yang sudah semakin besar saja. Aku senang bukan kepalang karena bisa berkumpul dengan istriku tercinta. Duh senangnya 2 minggu ke depan bersama lagi.
Wednesday, July 08, 2009
Bluetooth vs BlueKey Tech
Warna biru adalah warna kesayangan saya, oleh karena itu hampir semua aksesoris saya mulai dari baju, celana, tas, topi, termasuk film juga hampir semuanya warna biru atau minimal bernuansa biru lah. Bahkan facebook aja pake warna biru kesukaan saya, njiplak!Warna biru dalam bahasa bali disebut pelung, dalam bahasa inggris blue dan teman saya yang Madura bilang koneng langit. Setelah dipikir lebih jauh (atau saya mikirnya terlalu jauh ya?), ternyata warna biru menjadi warna favorite sebagian besar orang di dunia, buktinya beberapa (kalau tak mau disebut banyak) produk di dunia pakai (mengandung) kata biru (blue) untuk namanya. Baiklah kita tengok satu per satu.Bluetooth. Teknologi yang satu ini katanya teknologi wajib HP jaman sekarang. Kalo ndak ada bluetooth-nya ndak canggih. Dipakai mulai dari kirim-kiriman gambar, foto hingga film, baik yang film hitam putih maupun film-film yang bernuansa biru. Hehe... Padahal ndak ada biru-birunya loh teknologi ini kok disebut bluetooth sih? Konon katanya teknologi yang beroperasi pada bandwidth 2.4 Ghz (cmiiw) ini diambil dari nama seorang raja Denmark jaman dulu kala yang berjuluk Harald Bluetooth, karena giginya agak gelap oleh karena mungkin kurang gosok gigi kale. Pak Harald ini konon katanya pula dulu menyatukan kerajaan2 di Eropa bagian utara. Oleh karena itu lah sehingga (fuihh), Bluetooth dipake sebagai nama teknologi yang menyatukan berbagai perangkat elektronik ini seperti PC dan HP. Ah ada-ada saja.Blue-Ray atau biasa ditulis Blu-ray adalah teknologi lanjutan dari DVD dan bersaing dengan HD DVD. Teknologi ini konon katanya memakai sinar laser warna biru-ungu (nah ini masih ada biru-birunya, kan?), berbeda dengan DVD yang menggunakan laser merah. Karena penggunaan laser warna biru-ungu ini maka cakram blu-ray bisa menyimpan data kurang lebih 6x lebih banyak dari DVD (25 GB vs 4.7GB). BlueBerry. Ini adalah HP tiruannya BlackBerry yang lagi ngetop itu. HP bikinan China ini bisa dual simcard loh, lebih canggih dari yang ditiru hehe. Kalau dilihat sepintas desainnya memang meniru plek BlackBerry Bold, harganya tentu harga khas produk China lah. Saya jadi teringat kata seorang teman saya yang bertanya mengapa China suka meniru produk orang, jawabannya enteng aja, "Kalau barang mahal itu harusnya susah ditiru, nah kalau gampang ditiru gak cocok dong dijual mahal. Kalo lukisan Monalisa-nya Leonardo Da Vinci itu baru pantas dijual mahal." Betul juga yah? Pusing...Blue Jeans. Nah ini dia celana favorite saya. Udah warna biru, jeans pula. Konon katanya, awalnya blue jeans dipakai oleh kalangan pekerja untuk bekerja keras. Jeans juga dikenal sebagai celananya cowboy. Sekarang blue jeans dipakai secara luas sebagai pakaian casual. Kalo mahasiswa lain lagi, kemana-mana pake jeans. Ke kampus pake jeans, kencan malam minggu pakai blue jeans, kondangan juga pake jeans. Ya celana serba guna lah. Di kampung saya kata blue jeans bahkan sudah mendarah daging, bapak saya yg jualan celana sering bilang "Tolong ambilin blue jeans yang hitam itu dong" hehe. Lah, ini juga ditiru ama orang Inggris, The Beatles dalam lirik lagunya juga bilang ngaco, "See the woman in a red blue-jeans..jeng jeng jeng...". Konon pula kata Blue Jeans berasal dari bahasa Perancis bleu de Genes, cmiiw, yang artinya Blue of Genoa. Blue Energy. Konon teknologi ini ditemukan oleh orang Indonesia yang kemaren rame di TV itu. Tapi kayaknya basic teknologinya masih temuan dari luar. Blue Energy diharapkan bisa menggantikan minyak bumi dan gas alam yang kian hari kian habis aja di dunia karena dikeruk dengan serakah. Waspadalah... waspadalah...Blue Film. Kenapa ya disebut biru. Awalnya dulu, sebelum akhirnya saya nonton (ih jadi mayu), kirain gambarnya biru-biru gitu dengan lighting warna biru, eh enggak juga. Tapi kalo ndak salah sih dulu waktu jamannya sewa-sewa kaset Beta, kaset untuk film dewasa warnanya biru, anak-anak merah. Tul gak sih? Ah ndak usah bahas yang ini deh, entar saya didakwa melanggar undang-undang itu ntar. xexexe...Yah, semuanya punya orang luar, punya Indonesia mana? Teknologi biru apa yang bisa diandalkan dari Indonesia? Jangan khawatir, kita juga punya blue-blue lainnya yang tak kalah terkenal. Ada Blue Key Tech, ada Blue Ku Duck, ada Blue Tounge Kiss. Blue Key Tech namanya begitu harum tercium hingga pelosok Indonesia, Blue Ku Duck waktu berdirinya aja malam Jumat Kliwon, sedangkan Blue Tounge Kiss tau ndiri deh. Hehehe...Maaf, bukannya saya boong, maaf bukannya jayus-jayusan, maaf maksudnya bulu ketek, bulu kuduk ama bulu tangkis gicu deh... hihihi...
Mencontreng
Hari ini adalah hari yang bersejarah dalam sejarah Indonesia yang baru memasuki babak baru dalam era reformasi demokrasi.Hari Rabu ini tanggal 8 July 2009 adalah pemilihan presiden dengan calonnya MegaPro, SBY-Budiono dan JK-Win. Dan hari ini aku akan mencontreng di Attaka dan sudah 5 tahun 1 bulan jua aku bekerja, tepat. Lima tahun yang lalu, masih tercatat dalam buku harianku, tgl 5 July 2004 juga pemilihan presiden yang menghasilkan SBY-JK waktu itu. Dan kala itu aku menunggu pesawat di Surabaya menuju Balikpapan setelah semalamnya naik travel dari Jogja-Surabaya. Malam yang melelahkan.Dan hari ini, setelah kemaren adalah purnama odalan di pura Ciwa kanginan, dan hari ini juga 2 bulan 2 hari aku sudah menikah. Hari ini juga sudah seminggu aku naik dan baru semalam Pelican datang membawa crew baru dengan semangat baru. Hari ini jua produksi Attaka masih di atas 8000 bpd (tepatnya 8115 bpd) dan masih menduduki peringkat pecah telur setelah lama tak kunjung naik. Dua hari kemaren tepatnya hari Senin 6 July 2009, aku menerima hadiah kenang-kenangan dari perusahaan sebagai tanda bukti 5 tahun sudah aku bekerja plus 1 tahun masa training dengan 3 bulan di Cepu dan 9 bulan di lapangan. Aku memilih hadiah Binokular, ya walaupun mainan tapi semoga bermanfaat tidak saja buatku tapi buat orang-orang disekitarku juga.Hari ini adalah hari yang sakral dalam setiap negara. Ayo tentukan pilihanmu, jangan sampai salah contreng agar suaramu sah. Jangan pula kau pengaruhi kawan-kawanmu untuk golput, karena kamu harus menentukan pilihanmu. Semoga kita bisa mendapat pemimpin yang nasionalis dan netral dan semoga bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi ke depan. Paling tidak dolar turun dan harga bahan pokok juga turun, walaupun minyak bumi naik, harga bensin dan minyak tanah jangan naik dong.Selamat mencontreng kawan… ***Dan setelah sore hari berlalu, hari ini aku bekerja bertiga bersama Taufand n Pak Prayitno di Charlie, kami melihat hasil quick count dan SBY juara kelas dengan persentase kurang lebih 60%. Di Attaka sendiri perolehan suara Mega: 27, SBY:100 dan JK:29. Menang mutlak SBY. Ya semoga pak SBY-Budiyono mampu mengantarkan Indonesia menjadi semakin baik.Attaka 8 July 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)