Senja dari balik anjungan Mentari merah memerahkan langit barat Membentuk garis-garis keras siluet anjungan Sekeras kehidupan disini Kapal pun berbayang jadi hitam Membuyarkan lelah siang tadi Rantai rantai ponton menguat Sekuat hasrat dan cinta untuk bertahan Buoy buoy mengapung Melayang di atas air laut sedalam ribuan jengkal Melayangkan rasa rindu yg mengapung di ujung anjungan Mentari kembali ke peraduan Kuli kuli minyak kembali ke pangkuan kamar Menikmati indahnya gemericik air dan pelukan selimut di malam yg dingin Bermimpi untuk kembali esok hari Berencana untuk dilanjutkan esok pagi hingga matahari tenggelam di belakang siluet anjungan MENGAPA Mengapa harus aku Jika senja menjadi kelabu Mengapa harus aku Jika tawa menjadi kaku Mengapa harus dia Jika semua jadi problema Mengapa harus dia Jika harus berganti suasana Mengapa harus senja Mengapa harus pagi Semua senyum harus berganti Semua senja sepi temaram Rasa rindu semakin jauh Rasa lelah semakin panjang Tiga Putri Raja (Gapura) Akan selalu kurindukan Setiap kaki-kaki melangkah Setiap roda-roda bergulir Setiap sayap mengepak Menyeberang ke utara Meskipun jarak memisah Namun pesing dan masammu selalu menempel di kepingan senja Tawa renyah gadis-gadis kecil Selalu menggema di telinga kanan Masuk ke telinga kiri menyatu menjadi rindu Setiap tangis maupun candamu Adalah penawar dikala lelah Adalah obat di kala luka Adalah canda di kala duka Tumbuhlah cepat anak2 gadisku Ada sahabat baru adik kecilmu yg coklat Tukang netek yang tak kenal lelah Ajak dia bercengkrama dan jemurlah setiap pagi Agar kelak kaki-kakinya kuat mengejarmu berlari ATTAKA Berselimut deru angin laut Berbantal kepingan karat Dininabobokkan suara turbine kompressor Dipompa semangat shipping pump Darahku dialiri hidrolik oil 5000 pound Nadiku dialiri arus 20 miliampere Syarafku dialiri tegangan 24 volt dc Semangatku dibangkitkan generator 4160 vac Gerahku dingin oleh fin fan cooler dan heat exchanger Wajahku dilukis indah siluet anjungan Rasa rinduku diobati sinyal canggih triji Mengantarkan wajah2 manis pengobat rindu SELAT MAKAZZAR Sebelum mentari beranjak tinggi Kami diguyur air laut yg diolah jadi air tawar Sebelum mentari tersenyum indah Kami sudah memakai life jacket Menembus ombak bersama boat keliling anjungan Lalu bergumul dengan minyak Bergumul dengan gas alam Bercengkrama dengan dengan angin laut Ditemani kepingan karat dan debur ombak Kadang life jacket adalah bantal di kala lelah Kadang kardus bekas adalah kasur tatkala lemas Kadang toolbox adalah kursi raja dikala jeda Bungkusan roti adalah sahabat dikala rehat Siluet senja adalah sahabat di kala pulang Matahari tenggelam menjadi tanda tutupnya hari Deru kapal dan sejuknya air kamar mandi Menjadi sobat sebelum kami lelap bersama mimpi |
No comments:
Post a Comment