Dalam satu kesempatan kencan, bingung menghabiskan waktu dimana. Karena waktu yang ada cuma 1 jam maka kita sepakat ke Baker's Corner untuk sekedar minum kopi ataupun memesan jus buah yang segar. Namun setelah alot berdiskusi akhirnya kami memutuskan ke sebuah Spa di kawasan Tuban dekat Kuta. Spa yang berlokasi di sebuah ruko di jalan ke arah pantai, memiliki 6 bilik. Antara bilik 1 dan lainnya hanya dipisahkan oleh gorden tertutup rapat.
Ketika kami datang, para petugas sedang santai sambil menonton TV sebab tak ada client malam itu. Mungkin karena sudah terlalu malam, kami tiba sekitar jam 20.30. Setelah memilih paket spa yang tersedia, malam itu saya memilih tradisional massage, kami duduk di ruang tunggu. Welcome drink yang disajikan petugas resepetionist menyambut kami di meja tamu, 1 sloki kecil orange jus lewat begitu saja melalui kerongkongan. Saya sebut kecil karena tinggi sloki hanya 3 cm, kecil kan? Para petugas yang tadi duduk-duduk sejak kami datang berlalu naik ke lantai 2, menyiapkan tempat spa. Begitu kami dipersilahkan naik, aku clingak-clinguk bingung harus berekspresi dan bereaksi apa ketika tiba di atas. Terus terang ini pertama kali saya masuk ke ruangan spa yang katanya ada segudang di Bali. Ternyata saya harus duduk di atas kursi yang sudah disediakan plus sebaskom air hangat di depannya. Kaki saya dimasukkan dan dibasuh bak raja-raja jaman dulu kala. Jari-jemari disikat dengan sikat lembut, padahal kuku saya sedang hitam pinggirnya, malu rasanya. Lalu dikeringkan dengan handuk dan saya dipersilahkan masuk ke "ranjang pembantaian".
Gorden-gorden ditutup, rapat. Si mbak petugas pijat memberi saya segulung kain kecil yang ketika saya buka ternyata sebuah celana dalam sekali pakai yang kemudian saya tahu untuk dipakai selama pijat. Lalu semua busana pun dibuka hanya CD dan CD sekali pakai itu saja yang nempel di badan. Saya disuruh telungkup lalu kain tipis diselimutkan di punggung saya hingga menutupi betis. Lalu si tukang pijat pun memulai aksinya. Dimulai dari bagian bawah, kaki kanan kiri, punggung, leher dan kepala. Ia mulai dengan memijat lalu dioleskan lotion dan terakhir dibasuh dengan handuk berair hangat. Setiap ia memijat bagian tubuh tertentu, hanya penutup handuk dibagian itu saja yang disingkap/dibuka. Sehingga bagian yang lain masih tertutup dan tidak menimbulkan 'efek samping'.
Ketika ia mulai meremas-remas bagian tubuh saya, muncul suara aneh dari ranjang yang kreat-kreot. Seperti suara yang gimana gitu loh, tapi tentu saja itu hanya suaranya saja yang mirip, karena itu bukan pijat mesum. Setelah semua bagian belakang selesai digarap, saya disuruh berbalik badan lalu si mbak itu memijit bagian tangan hingga pangkal lengan. Pijatan ditutup dengan memijat bagian kepala dari atas. Selesai itu, saya pun langsung memakai celana dan baju. Eh celana dalam sekali pakai itu lupa ngelepas, ya sudah biarkan saja.
Kita pun lalu turun setelah ngasi tips ala kadarnya ke tukang pijat itu. Good bye drink berupa wedang jahe disediakan dengan cangkir yang lebih besar. Malam yang sungguh menyenangkan. Malam itu aku tidur nyenyak untuk esok harinya ke Balikpapan via Makazzar.
Saturday, November 22, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment