Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong dibuka oleh sambutan Pemimpin Umum Kompas Gramedia, Jacob Oetama. CT kuliah di FKG UI angkatan 81 dari hasil gadai kain halus ibunya. "Belajarlah dengan serius, Nak" pinta ibunya.
Keuntungan pertama dari hasil memfotokopikan diktat teman2nya 15 ribu adalah momentum PD berikutnya. "Kuncinya adalah jaringan & kepercayaan. Dia pindah usaha fotokopi di bawah tangga kampus dgn meminta orang lain menjadi tukang fotokopi dan dia mendapat fee Rp 2.5/lembar.
Bisnis berikutnya CT mulai beralih menjadi pemasok alat-alat kedokteran di kampus. Dengan bantuan ayah temannya yg Jendral ia bisa berkenalan dgn importir dan mendapat jaminan Jenderal.
Karena aktivitasnya di kampus, CT pernah membantu 2 orang temannya untuk nego agar diluluskan kuliah Kewiraan. Dosennya adalah seorang Jenderal.
CT adalah mahasiswa yg aktif, seorang mahasiswa teladan, aktivis kampus sekaligus pebisnis. Ketua FKG angkatannya 81. Ia juga sebagai pelopor menolak masuknya "militer" ke kampus UI. Disitu pula ia menemukan satu kesimpulan bahwa politik itu jahat.
Tahun 84 ia pernah bisnis mobil dan pernah mempraktekkan tipu kecil-kecilan dengan memoles mobil seadanya lalu menjualnya dgn harga tinggi.
Ia kemudian menjadi pelopor seminar Talasemia dan hebatnya ia selalu mencari dukungan dari pejabat kampus dan orang-orang besar. Ia pula memelopori untuk membangun gedung khusus dan yayasan Talasemia.
Saat mempunyai keinginan jadi dosen ia dinasehati oleh dosennya, "Kamu itu punya selera bisnis yang lain daripada yg lain, bakat juga ada. Latihan sejak awal kuliah pun sudah dilakukan. Lupakan keinginan jadi dosen. Bicara pengabdian, banyak cara untuk mewujudkan itu."
Kegagalan pertama berbisnis saat mulai merambah bisnis alat kesehatan di luar kampus. Ketika CT masih suka mentraktir belasan temannya di kantornya yg menjadi "markas" teman-temannya. Akhirnya dengan gaya manajemen seperti itu usahanya bangkrut.
Pola pendidikan orang tuanya pula yg berperan besar dalam perkembangannya, mendidik lebih kepada bentuk dan contoh konkret.
Ketika kecil ia sekolah di SD dan SMP Katolik Vanlith yg mendidik dengan disiplin yg tinggi. SMA 1 Budi Utomo ia belajar teater. Dari teater ini ia belajar banyak hal, mulai dari teknik olah tubuh, olah vokal, kejujuran serta peduli pada sesama.
Ketika SMA ia pernah mendapat tugas untuk membeli tambang untuk tugas praktikum. Kalau saja ia tidak menawar harga tambang mungkin ia tidak akan bisa membeli es shanghai. Kesempatan tidak hanya dicari, tapi juga diciptakan.
Ia menjabat sebagai ketua alumus Boedoet dan terpanggil untuk melakukan reuni. Reuni dihadiri hingga 10 ribu orang dan mendapat rekor MURI, berhasil mengumpulkan 300 juta. Reuni berikutnya hingga 3 milyar. Dana ini digunakan untuk membenahi sekolah dari infrastruktur hingga SDM. Hebat!
Saat krisis moneter melanda Indonesia CT membeli Bank Mega dengan mendapat pinajaman lunak 120M dari BI. CT juga mendirikan bank syariah swasta pertama di Indonesia, Bank Mega Syariah tahun 2001.
Pernah menjabat sebagai Ketum PBSI berhasil mempertahankan piala Thomas pada tahun 2002. Pasca tsunami melanda Aceh CT mendirikan Rumah Anak Madani (RAM) tempat menampung anak-anak korban bencana. Juga mendirikan CTF dengan menerima anak-anak cerdas yg miskin. CT akhirnya menjadi wakil ketua dewan penasihat MUI.
Trans TV memulai siarannya Desember 2001 dengan biaya 400 M. Awal-awal mengudara TV ini harus menombok biaya operasional 30 M / bulan. Gila. Sejak Juli 2003 keuntungan sudah mulai mengalir. 4 Agustus 2006 CT membeli 55% saham TV7 dari Kompas Gramedia. Akhirnya menjadi Trans 7.
16 April 2010 CT membeli 40% saham Carrefour Indonesia. Saat itu Carrefour Indonesia menjadi milik orang Indonesia. Tahun itu memiliki 79 gerai dengan 63 hipermarket dan 16 supermarket.
CT sering mendapat dugaan negatif mulai dari dianggap dekat dengan penguasa dan ABRI hingga melakukan monopoli. Bahkan dianggap anteknya Anthony Salim. Tapi ia tak peduli. Kolusi yg baik antara pengusaha dan penguasa harus ditujukan untuk kemakmuran rakyat.
Menurut CT tahun 2025 akan terjadi aging population dimana usia produktif masa kini akan semakin menua. Setelah itu kemampuan ekonomi akan melemah. Untuk itu, selagi bisa dan mampu kita bekerja keras saat ini. Tidak boleh mengeluh capek dan harus bekerja keras.
30 tahun CT berbisnis mulai tahun 1981 pada masa awal kuliah hingga akhirnya bisnisnya berubah nama dari Para Group menjadi CT Corpora pada akhir 2011. CT Corp terdiri dari 3 subholding yaitu Mega Corp, Trans Corp dan CT Global Resources. Mega Corp bergerak di bidang perbankan, asuransi, pembiayaan dan pasar modal. Trans Corp di bidang media, lifestyle, hiburan dengan Trans TV, Trans 7, Detik.com juga Carrefour. CT Global Resources bergerak di bidang perkebunan.
Bagi CT semua orang berhak berhasil dan mengubah nasib masing-masing serta bebas memiliki cita-cita setinggi langit.
Powered by Telkomsel BlackBerry®