Karena gatel, esok harinya aku langsung menuju Erlangga untuk survey tempat sewa: 1 juta/bulan. Lumayan. Sebelumnya mampir di Matahari dan Gramedia beliin Nana buku. Sore hari ambil kiriman photobook di JNE Tabanan.
Jumat 21 Des aku gowes menuju Tanah Lot. 22 Des kami mengunjungi Ninik dan Wayah di jero. Akhirnya kami berempat ke Tanah Lot untuk survey lokasi kontrakan. Ada info harga kontrakan di sekitar parkir 25 juta/bulan, kalau di jalan utama bisa sampai 100 juta kata Ibu Suci yg buka restoran di timur pura Tanah Lot. Paginya aku ngayah ngabas di pura dan siangnya Ibu yg ngayah ditemani Nana.
Hari Senin adalah hari tenang. Aku potong rambut di Pandak Bandung sekalian survey rumah tua di sana.
Selasa adalah hari Natal, ditemani 3 bidadari aku motret pre metatah Angga, Nanda dan Dinda di Pondok Nyoman, Kediri. Hari ini Nana Citta sudah mulai menunjukkan gejala sakit.
Hari Rabu, sehari menjelang odalan aku ngayah di Pura masang wastra.
Esoknya Kamis, Purnama 27 Des adalah odalan. Demam Nana Citta makin parah. Lebih parah Citta dan semalaman tidur harus digendong. Aku memilih tidak ngayah di pura karena harus gantian gendong Citta biar mau bobo. Sore hari baru kami bertiga tanpa Citta nangkil ke Pura Ciwa.
Kamis setelah odalan, kami melanjutkan upacara dan ngerainin di sanggah bedangin. Selesai sudah rangkaian upacara itu. Total biaya tambahan ini adalah 8 juta dan setelah dibagi 3 menjadi 2.325.000 per keluarga besar atau 600-an per KK.
Sabtu adalah acara Enik mepamit di Sanggah bedangin. Sebanyak 16 orang keluarga Klungkung mengunjungi Rumah Pandak. Namun Nana Citta sudah semakin parah, pagi itu kami menuju Klinik Kasih Ibu di Dalung bertemu dokter Sunarka. Tidak diberikan obat demam, tapi obat radang tenggorakan, batuk, pilek dan antibiotik.
Minggu 30 Desember adalah hari terakhir odalan Kebon. Jam 10-an upacara ngelukar wastra dimulai dan jam 1 siang kami sudah kembali ke rumah masing-masing.
Tanggal 31 kami kembali menuju Klinik untuk periksa kedua kali, dokter cuma memeriksa tenggorokan Citta dan dinyatakan ok. Memang sejak dikasi obat pertama, Citta sudah bobo anteng malam harinya. Sungguh pelajaran berharga. Tak usah menunggu lama, jika sakit segera saja bawa ke dokter. Yang penting dapat obat dulu dan diperiksa kondisnya. Sore hari kami sekeluarga besar bersama Kak Wanda dan Kak Dona manggang sederhana di rumah kecil kami.
Selasa 1 Januari 2012 aku harus berangkat ke Balikpapan. Berangkat hari itu ada 3 keistimewaan karena tidak biasa: pesawat langsung Balikpapan dengan Citilink, dianter Dek Iin yg mau berangkat ke kos dan kehujanan basah kuyup. Hujan siang itu deras sekali tapi kami harus segera menuju bandara untuk cek in.
Akhirnya aku beli baju, celana dan sandal di bandara. Celana Rip Curl seharga 499 ribu, baju Polo 249 ribu dan sendal jepit Sunset Bali 59 rb merupakan pemborosan awal tahun tak terduga. Sore itu untuk pertama kali aku pake celana pendek dan sendal jepit ke Balikpapan, kayak turis.
Karena sepatu, celana dan jaket masih basah akhirnya aku beli lagi di BC. OMG. Awal tahun yg menggelikan.
Gede A Setiawan
(gedeasetiawan@yahoo.com)
No comments:
Post a Comment