Berikut pelajaran sekilas yang saya tangkap dari dharma talk oleh Guruji yang disampaikan saat kegiatan 3 hari smilefull meditation di Landih Ashram 3-5 Nov 2017.
1. Suffering call us back home
Penderitaan/kesedihan/sakit bukan kutukan Tuhan, bukan juga godaan setan. Ia adalah amplas yang menghaluskan dan memurnikan jiwa kita. Jaman kaliyuga orang suci dihaluskan dengan penderitaan.
Di balik sakit ada pesan spiritual. Sakit di kepala pesannya less thinking more flowing. Agak bodoh sedikit, jangan semua dianalisa, dibandingkan, dihakimi. Sakit jantung pesannya tingkatkan cinta kasih. Rawat keluarga dgn cinta kasih. Banyak menolong sedikit menyakiti. Sakit mata tatap kehidupan dari sisi yang indah. Jika kita mampu membaca pesan spiritual di balik penyakit, penyakit tidak membunuh tapi membuat kita bertumbuh (secara spiritual).
Dalam diri banyak energi kesembuhan dan kedamaian. Psikolinguistik stop blame, learn your own healer. Hindari percakapan negatif di dalam, ada saja kurang di orang lain. Berhenti mengeluh dan protes. Lihat sisi2 positif. Positif self talk. Menua yang indah. Di sini senang di sana senang.
Menurut penelitian, vibrasi energi manusia bisa dipetakan dengan bentuk segitiga terbalik. Skala 0-1000 dengan rincian sbb:
20 bunuh diri
200 berani (baik positif maupun negatif)
500 cinta kasih
750 hystorical person (Gandhi,
1000 orang suci/nabi
Rata-rata manusia di dunia berada di vibrasi 200 (85%). Energi ini dapat dinaikkan maupun diturunkan. Penghakiman (judgement) dapat menurunkam vibrasi energi kita. Sedangkan yang menaikkan energi adalah senyuman dan memaafkan. Self acceptance terima diri apa adanya. Jika ada masalah jangan melawan, pertahankan pikiran di vibrasi kedamaian, jalan keluar datang dgn sendirinya.
Penelitian yang dilakukan ahli bioteknologi dan DNA, Prof. Murakami dalam bukunya Switch, bahwa DNA manusia dapat diubah dan senyuman adalah salah satu yg bisa menyalakan saklar dalam diri.
Sapu ruangan. Pindah furniture yg tidak gerak lama. Aroma dupa atau cari bungan.
2. Meeting Your Deeper Self
2.1 Anger as Angel
Kemarahan terjadi karena kita terlalu banyak melawan. Semakin melawan semakin menderita. Kemarahan pertanda ada ruang gelap dalam diri yaitu penolakan diri (self denial). Untuk menangkalnya dengan self acceptance (terima diri apa adanya). Menerima diri bagian yang paling kurang adalah wujud jiwa yang dalam.
2.2 Bersahabat dengan ketidaknyamanan
Tandanya resah dan gelisah = maunya nyaman saja. Tidak ada hidup yg nyaman terus. Jumpai/hadapi ketidaknyamanan -> jiwa lebih dalam
2.3 Menjumpai Kematian
Kematian lawannya kelahiran bukan kehidupan
Semakin sering kita membicarakan kehidupan maka kematian akan mendekat. Semakin kita membicarakan kematian maka kehidupan akan semakin dekat dengan kita.
Kondisi Rigpa = positif tidak dirangkul, negatif tidak ditendang.
3. Pulang ke Rumah Sejati
3.1 Jadi pohon penyejuk diri sendiri
Menerima diri sendiri. Penerimaan dan senyuman. Olah sampah jadi bunga indah. Lihat sisi2 positif.
3.2 Jadi pohon penyejuk orang lain/keluarga.
Jangan paksa pasangan sama dgn kita. Memaafkan, menerima, peka tanda2 istri, cintai pasangan dgn tulus.
3.3. Jadi pembawa cahaya di lingkungan masing-masing
Jika ada kegelapan maka pancarkan cahaya dan bebaskan dari penghakiman. Berbagi senyuman/tatap orang lain dgn tatapan penerimaan. Dengarkan orang sama dgn kurangi beban orang lain.
Perjalanan spiritual mirip naik gunung. Semakin tinggi semakin sejuk yang kita rasakan. Lebih sedikit marah, lebih sedikits berantem dengan istri, saudara, tetangga. Tidak saja kita, orang di sekitar kita, anak istri juga merasa sejuk. Rawatlah keluarga/ anak istri. Ketika kita sudah rawat mereka maka kita akan sembuh dengan sendirinya.
Agar lebih percaya diri:
1. Lihat dan munculkan sisi positif kita. Ingat prestasi selama ini yang dibuat.
2. Hindari lingkungan yang kompetitif, baik lingkungan kerja maupun masyarakat.
3. Kembali kepada keluarga. Cintai keluarga dan keluarga akan balas mencintai. Dgn cinta energi kita akan kembali pulih.
No comments:
Post a Comment