Tuesday, November 14, 2017

Galungan, Ultah dan Vertigo

"Less thinking, more flowing"

Off 30 Oct - 14 Nov.
Off kali ini adalah hari spesial untuk keluarga kecil kami, pasalnya ibu dan Ranacitta ulang tahun. Disamping itu kami merayakan Galungan dan Kuningan. Juga aku menghadiri 3 hari Smilefull Meditation di Landih Ashram. Acaranya padat merayap. 

Minggu jam 8 malam boat mengantarkan kami menuju Santan. Aku nebeng bis PSU malam itu menuju Balikpapan bersama 10 orang lainnya. Kami tiba Senin 30 Okt jam 4 subuh lalu langsung menuju bandara subuh itu dengan gocar. Waktu masih panjang dan aku menikmati me time dengan puas karena pesawat Citilink baru akan berangkat jam 11.50 siang. Ketika tiba di Bali istriku sudah menunggu di ujung bandara, tempat biasa kita berjumpa. Setiba di Pandak anak-anak senang menyambut print buku cerita yang sudah aku siapkan. 

Hari Selasa pagi aku mengikuti paum banjar dan membayar beberapa peturunan termasuk uang banten bale banjar sebanyak 50rb. Siangnya ke Pura Ciwa dan sore aku bersama ibu mengantar punjung ke jero sebagai rasa terima kasih kepada para leluhur. Hari itu adalah ultah ibu yang ke 35. Esoknya, hari raya Galungan kami sembahyang lagi ke pura Ciwa dan lanjut ke jero bersama anak-anak. Wayah bercerita bahwa sakit kaki beliau karena kena entul-entulan dan sudah melukat segala macam di bale banjar. 

Manis Galungan kami pergi ke Gale dan makan siang di Mang Engking. Sebenarnya hendak makan di Nook resto di seputar Peti Tenget, namun kami urungkan. Jumat pagi kami sembahyang Purnama kembali ke pura Ciwa dan siangnya langsung cus ke desa Landih di Bangli untuk mengikuti acara Smileful Meditation hingga hari Minggu 5 Nov. 3 jam perjalanan aku tempuh siang itu dengan hanya mengandalkan google maps saja. 

Di Landih Ashram kami merenung ke dalam dan bebas dari smartphone, internet, TV dan minim bicara. Hidup terasa damai sekali. 100an peserta memenuhi ruang aula besar setiap sore mendengarkan darmatalk oleh Guruji. Kami melakukan meditasi duduk, jalan, mandi dan makan. 

Di hari minggu aku pulang segera karena hari itu Nana ultah. Hujan rintik menemaniku selama 3 jam perjalanan pulang yang damai. Aku belikan beberapa oleh-oleh kejutan buat NanaCitta sebagai pre hadiah ultah. Mereka senang sekali mendapat kejutan. 

Hari Senin esok harinya anak2 sekolah seperti biasa meskipun sekolah negeri pada libur. Hari Selasa kami merayakan kecil2an ultah Nana di sekolah. Nana dan teman-temannya bahagia tiada tara. Hari Rabu kami lanang2 banjar pangkung ngayah membuat penjor di Pura Pekendungan.

Kamis 9 Nov 2017 kami rayakan ultah Citta di sekolah. Bu Edis dan kawan-kawan bergembira bersama Citta. Sehabis ultah kami langsung ke Kasih Ibu untuk imunisasi Deba dan USG rutin thyroidku. 

Jumat sehari sebelum Kuningan banjar kami ngayah mebat di Pekendungan. Jam 10 aku mepamit karena harus konsultasi dengan dokter Diwiya sehabis USG. Astungkara aman-aman saja dan dumogi seterusnya sehat dan bahagia. 

Kuningan kami nangkil ke Pura Ciwa dan siangnya ke BW. Disana baru dibuka Miniso dan kami kalap melihat harga barang2 murah. Juga Candilicious sebentar lagi akan buka juga. Sore setiba di rumah kepalaku terasa melayang-layang. Sepertinya ada yang tidak beres. Keringat dingin bercucuran dan kentut terus keluar. Wayah mengantarkan tensimeter dari jero dan ketika diukur 155. Langsung ku minum captopril 1 butir dan kembali normal dalam 1/2 jam. Kata kawanku dr. Doddy, sepertinya kecapekan dan dehidrasi. Bisa jadi benar karena siang ketika sembahyang di Pura Ciwa sempat berjemur dan kepala rasanya melayang, memaksakan diri mengantar istri ke BW yang nyetir 3 jam PP. 

Esok hari Minggu ketika bangun pagi kepala masih terasa melayang, padahal tensi sudah normal di angka 120/70. Siangnya kami nangkil sekaligus ibu ngayah di pura Pekendungan. Kepala masih terasa goyang. Senin 13 Nov pun kepala masih pusing. Masih sempat antar jemput anak2 sekolah. Sisanya di rumah saja istirahat karena hujan lumayan lebat dan lama. 

Selasa pagi masih sempat anter NanaCitta sekolah, pamit ke rumah bedangin dan ngasi bekel pak Ming sekalian aku suruh tanam pohon untuk kegiatan merawat. Kepala masih sriat-sriut. Ibu anter aku sampe di Canggu saja dan naik gocar menuju bandara. 

Setiba di Balikpapan kepala makin terasa melayang ditambah karena aku minum antimo. Akhirnya malamnya aku putuskan ke dokter di Kimia Farma. Diagnosa dokter Vertigo. Meskipun antri 45 menit namun jadi lega dan setelah minum obat Mertigo, pagi ini bangun dengan segar. Sarapan sama Cak Yasin dan siap menikmati perjalanan ke Attaka dengan senyuman. Astungkara aman dan lancar.


No comments: