Tuesday, October 22, 2013

Terjebak Macet di Kilo 23

Hari ini, Senin 21 Oktober, aku pulang ke Bali dalam rangka Galungan esok lusa. Sekitar jam setengah satu, bus berhenti di sekitar kilometer 23 sebelum Balikpapan. Tak ada yg tahu ada apa di depan, lalu kenek turun dan jalan ke ujung sana, hingga tubunya lenyap ditelan antrian kendaraan panjang. Agar agak tenang, aku bbm temanku yg kerja di Bandara, minta tolong cek in kan agar nanti jika benar-benar telat, aku hanya tinggal masuk ke pesawat.

Bis hanya jalan sedikit-sedikit. Hati jadi was-was. Aku tanya sopir, tak tahu. Tapi menurutnya, kalau lancar hanya sisa 1/2 jam saja menjelang bandara Sepinggan. Waktu terus berputar. Akhirnya tepat jam 1 aku putuskan turun dan nyari ojek di ujung sana. Tak jua ketemu, akhirnya aku cegat setiap mobil pribadi yg lewat. Sebuah Avanza hitam menghampiri aku. Katanya, ia akan menjemput tamu dari Singapura di Bandara. Pas!

Kami berlalu lancar menuju sisa perjalanan ke Balikpapan. Sembari ngobrol akhirnya kutahu si sopir berasal dari Yogyakarta, rumahnya di belakang Ambarukmo. Sejak tahun 2000 ia sudah ke Kaltim dan menetap di Tenggarong. Ia bekerja sebagai ahli reparasi aki mobil dan motor.

Jam 2 tepat aku tiba di Sepinggan. Setelah memberi tips kepada si sopir, aku berlalu menuju ruang tunggu. Karena waktunya agak mepet, aku makan di Solaria saja. Jam 3 kurang panggilan boading pun terdengar. Aku masuk dan aku baru sadar kalau aku lupa nitip expense report di kantor bandara.

Pesawat mendarat di Makazzar dan aku menunggu di ruang tunggu 5. Beberapa bule tampak menunggu di deretan kursi di depanku. Terdengar pengumuman pesawat Lion ke Bali ditunda hingga pukul 17.15, terlambat 45 menit dari seharusnya. Ah parah.

Gede A Setiawan
(gedeasetiawan@yahoo.com)

No comments: