Pagi ini jalanan sedikit tersendat. Ternyata separuh jalan dipakai buat naruh jempana, ada yang mau ngaben hari ini. Plus trotoar dekat sekolah anakku sedang diperbaiki padahal tidak rusak. Nang Lecir berkomentar harusnya bukan trotoar yg itu yg diperbaiki tapi yang sana. Ini pasti pencitraan saja pungkasnya bersemangat.
Nang Lecir melanjutkan curhatnya, sudah 3 hari warungnya tutup.
"Kenapa Nang?" tanyaku penuh rasa ingin tahu. "Ada tetangga yg ngetelubulanin. Trus besoknya musti ngayah ada petoyan di pura dalem. Lah abis itu ada tetangga yg meninggal dunia," keluhnya.
"Ya begitulah irama kehidupan kita. Hari ini kita menengok orang. Esok orang yg menengok kita."
"Tapi 3 hari warungku tak ada pemasukan. Tekor bandar."
"Ya kan Nanang tidak full seharian kesana kan?
Setengah hari bisa buka warungnya," bujuk saya.
"Tapi aku kan capek. Butuh istirahat juga," kilahnya membela diri.
Tuesday, September 15, 2015
Nang Lecir Sibuk Ngayah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment