Tanggal 1 September adalah hari paling bersejarah dalam sejarah kerja saya selama 11 tahun terakhir. Telah diumumkan 9 orang planner yg akan mendapat giliran untuk bekerja di pasir ridge dan "rela" tunjangan lautnya dipotong 46.25%. Nilai yang fantastis terutama jika kawan-kawan sudah pada mengalokasikan gaji sebelumnya untuk hal-hal tertentu, misalnya mencicil rumah, mobil atau apapun. Tapi orang bijak mengajarkan: semua itu harus dijalankan dengan ikhlas. Rejeki sudah ada yang ngatur.
Keputusan ini diikuti dengan isu akan pindahnya aku ke west seno untuk back to back dengan Anang Susila di sana. Namun hingga hari ini surat pemindahtugasan saya belum juga keluar. Email sudah saya obok-obok tak satupun email yang menyatakan pindah. Gengsi dong jika saya tanya langsung ke mandor :)
Pada trip kali ini saya hanya 5 hari bekerja di Attaka karena akan ke pasir ridge untuk training LDSS pada tanggal 14-18 September. Hari-hari terakhir membuat saya sedikit galau karena jika memang efektif 1 Oktober pindah maka ini adalah perjalanan terakhir saya ke Attaka. Sebelum pulang kemaren bersama mas Gatot saya diminta ketua panitia menyiapkan acara peringatan malam 17an yang menampilkan berbagai lomba mulai dari stand up comedy, lypsinc combat dan kuis pesona spesial.
Hampir 12 tahun sudah saya bekerja di Attaka. Tepatnya hari Jumat, 27 September 2003 kami FDT-2 pertama kali datang ke Attaka dengan naik pesawat dash-7 menuju Santan dan diantarkan boat Sarah-Indriani ke Attaka Raya. Begitu banyak kenangan tercipta selama bekerja, mulai dari Production hingga Oscar Platform, dari Foxtrot hingga STS, dari Turbine Compressor hingga stainless steel tubing 1/4 inch dan seterusnya. Jutaan tangga, ribuan hand rail dan ratusan kali perjalanan darat, laut, udara menghiasi cerita kita sejauh ini.
Jika memang 13 September ini adalah trip terakhir dan trip depan sudah ke West Seno, maka 12 tahun kurang 2 minggu saya t'lah bekerja di Attaka. Suka duka susah gembira bercampur jadi lukisan cerita selama itu. Semoga di tempat yang baru saya bisa mengikuti irama kerja dan tetap mendapat suasana segar untuk menapak karir yang masih panjang.
Mengutip komentar seorang manager, "Tak ada yg permanen di dunia ini. Semuanya temporary." Segalanya bisa berubah, siapa saja bisa dipindah dan seorang sahabat nyeletuk asal, "Yang lain tunggu giliran saja."
No comments:
Post a Comment