Thursday, September 17, 2015

Goodbye Attaka

Tanggal 1 September adalah hari paling bersejarah dalam sejarah kerja saya selama 11 tahun terakhir. Telah diumumkan 9 orang planner yg akan mendapat giliran untuk bekerja di pasir ridge dan "rela" tunjangan lautnya dipotong 46.25%. Nilai yang fantastis terutama jika kawan-kawan sudah pada mengalokasikan gaji sebelumnya untuk hal-hal tertentu, misalnya mencicil rumah, mobil atau apapun. Tapi orang bijak mengajarkan: semua itu harus dijalankan dengan ikhlas. Rejeki sudah ada yang ngatur.

Keputusan ini diikuti dengan isu akan pindahnya aku ke west seno untuk back to back dengan Anang Susila di sana. Namun hingga hari ini surat pemindahtugasan saya belum juga keluar. Email sudah saya obok-obok tak satupun email yang menyatakan pindah. Gengsi dong jika saya tanya langsung ke mandor :)

Pada trip kali ini saya hanya 5 hari bekerja di Attaka karena akan ke pasir ridge untuk training LDSS pada tanggal 14-18 September. Hari-hari terakhir membuat saya sedikit galau karena jika memang efektif 1 Oktober pindah maka ini adalah perjalanan terakhir saya ke Attaka. Sebelum pulang kemaren bersama mas Gatot saya diminta ketua panitia menyiapkan acara peringatan malam 17an yang menampilkan berbagai lomba mulai dari stand up comedy, lypsinc combat dan kuis pesona spesial.

Hampir 12 tahun sudah saya bekerja di Attaka. Tepatnya hari Jumat, 27 September 2003 kami FDT-2 pertama kali datang ke Attaka dengan naik pesawat dash-7 menuju Santan dan diantarkan boat Sarah-Indriani ke Attaka Raya. Begitu banyak kenangan tercipta selama bekerja, mulai dari Production hingga Oscar Platform, dari Foxtrot hingga STS, dari Turbine Compressor hingga stainless steel tubing 1/4 inch dan seterusnya. Jutaan tangga, ribuan hand rail dan ratusan kali perjalanan darat, laut, udara menghiasi cerita kita sejauh ini.

Jika memang 13 September ini adalah trip terakhir dan trip depan sudah ke West Seno, maka 12 tahun kurang 2 minggu saya t'lah bekerja di Attaka. Suka duka susah gembira bercampur jadi lukisan cerita selama itu. Semoga di tempat yang baru saya bisa mengikuti irama kerja dan tetap mendapat suasana segar untuk menapak karir yang masih panjang.

Mengutip komentar seorang manager, "Tak ada yg permanen di dunia ini. Semuanya temporary." Segalanya bisa berubah, siapa saja bisa dipindah dan seorang sahabat nyeletuk asal, "Yang lain tunggu giliran saja."

Training LDSS

Ini adalah trip kedua saya ngantor di pasir ridge. Jika trip bulan lalu (10-21 Sept 2015) adalah training for the trainer maka sekarang (14-18 Sept 2015) bagian saya mentraining the end user. Pada trip lalu selama 2 minggu training saya sempat melewati long weekend karena hari senin adalah 17 agustus. Makanya pada hari libur sabtu minggu dan senin saya tetap ngantor. Spesial untuk hari seninnya saya mengikuti kegiatan lomba dalam rangka 17-an di lapangan bola pasir ridge, tapi sebatas foto-foto yang akan saya ikutkan lomba foto dalam rangka 17-an.

Suasana ngantor di hari weekend sangat menyenangkan karena sepi dan sangat tenang. Pagi2 saya sudah ke pasir ridge ditemani Anton dan ngantor di area komputer dekat HR dan pada hari kedua saya pindah ke area dekat boss. Suasana pagi-pagi sungguh elok, matahari menerobos sela pepohonan besar dan suara burung berkicau memecah heningnya pagi. Suasana pagi yg kontemplatis.

Training for the trainer memakan waktu total 9 hari. Trainernya adalah Ajith, Bob dan Kelly. Kelly memberikan tips2 cara mengajar agar menarik dan efektif. Kami juga berlatih mengajar pada sesi akhir minggu. Selama training saya menginap di tempat biasa, suraton dan mengisi waktu selepas training dengan menonton film atau makan malam dengan Anton. Ke kantor saya biasa naik angkot dan menyambung dengan shuttle bus menuju ke atas. Jika ngantor di hari weekend saya kadang naik taxi yg hanya ditempuh dalam 8 menit sejauh 4.2 km. Kadang pula saya jalan kaki dari bawah menuju puncak hitung-hitung sekalian olah raga.

Pada trip kedua kini saya kebagian mengajar di kelas end user training. Saya kebagian 5 hari saja dari total 4 minggu/batch schedule. Suasana training menyenangkan dan lancar. Training hari ke-1 dan 2 dipenuhi peserta sebanyak 16 pax. Hari ketiga hanya 4 dan setelah itu 7 pax. Peserta antusias mengikuti setiap latihan.

LDSS akan go live pada tanggal 5 Oktober 2015 dan soft golive pada 21 September 2015 di south area. Pada trip kali ini juga bertepatan dengan training teman-teman O&M PSA dan OP jadi di tempat makan di PRCC dipenuhi kawan-kawan dari field. Di kesempatan ini saya bertemu dengan Pak Prayitno dan Taufandas. Saya juga berkesempatan mengambil tas kamera di Pak Sony sebagai souvenir CPC. Sebenarnya suasana kerja di kantor itu menyenangkan, pertama karena tidak ada suara bising dan juga suasana tidaklah terlalu grasa-grusu seperti jika kita bekerja di lokasi. 

Di sela-sela istirahat mengisi training saya dikagetkan oleh kabar via whatsapp dari istri saya. Setelah melakukan test pack, 17 September istri saya positif hamil untuk anak ketiga kami. Bahagia bercampur gembira menghilangkan segala macam pikiran yg sedang berkecamuk. Mungkin ini arti mimpi saya ketemu bapak-ibu beberapa hari lalu. Semoga semuanya lancar ya... astungkara.

Tuesday, September 15, 2015

Nang Lecir Unfriend Facebook

Pagi ini cerah. Langit biru tanpa awan sedikitpun. Nang Lecir nyeletuk disela-sela nyeruput kopi luwaknya di sebuah warung kopi depan sekolah.
"Saya mau meng-unfriend beberapa teman facebook saya."
"Kenapa Nang?"
"Statusnya bernuansa negatif dan terlalu mengarah ke SARA," lanjutnya.
"Biarin aja nang. Ntar juga sadar sendiri."
"Tapi kan lebih baik menyebarkan berita kebaikan yg lebih berguna dan tdk merusak mood makan saya setiap kali buka facebook."
"Hehe... harus ada yg begitu Nang. Harus ada yg menjadi bagian tukang kritik."
"Tapi kan ini arahnya sudah menghina bahkan bisa memicu pecah belah bangsa dan negara," ujarnya berbusa-busa.
"Nang. Kalo di film tdk ada peran antagonis, gak seru Nang. Harus ada yg menjadi penjahat agar yg baik jd makin kelihatan baik."
"Maksudnya kamu setuju kalo bangsa kita jadi terpecah-belah?"
"Eee... kita ngomongin apa sih? Ngomong negara atau ngomongin film? hehehe..."
Obrolan kami terputus karena ternyata sudah jam 9.30, jam keluar kelas.

Nang Lecir Pakai Google Traffic

Pagi ini agak mendung. Awan cumulonimbus abu-abu menutupi sebagian langit bagian barat. Namun matahari kadang-kadang mengintip dari langit timur. Setiba di sekolah, Nang Lecir langsung menghampiri saya dan bercerita, katanya kemaren dia terhindar dari terjebak macet di kota. Gara-garanya dia sekarang bisa memantau kondisi lalu lintas dari google traffic.

"Seandainya lampu merahnya mau kerjasama dgn google traffic, pasti jadi lebih asik," ujar Nang Lecir bersemangat.
"Kenapa maksudnya, Nang?" tanya saya.
"Lampu merah dibuat lebih pintar. Lama ndaknya nyala tergantung dari padat tidaknya sebuah ruas persimpangan."
"Trus..."
"Jadi kalo dari arah timur lagi sepi, lampu hijaunya nyala lebih sebentar daripada dari arah barat yg lebih ramai orang brgkt kerja."
"Bener jg kata, Nanang. Tapi gimana caranya mewujudkannya Nang?"
"Ahhh... gak usah susah. Skrg kan bnyk mahasiswa elektro dan IT yg katanya nganggur. Tuh ada bnyk peluang bisnis sebenarnya."
"Iya Nang. Tapi masuk birokrasi katanya susah."
"Nah kalo urusan birokrasi Nanang kurang tau. Karena sdh lama Nang tdk berurusan dgn birokrasi."

NanaCitta Mau Kuliah di Luar Negeri

Pagi ini begitu cerah. Awan-awan stratokumulus bergelayut putih mengisi sekitar 20% saja langit yg pagi ini biru agak cyan. Dalam perjalanan nampak 2 petugas lalu lintas sedang berusaha mengatur laju kendaraan sembari sesekali mengeluarkan smartphone dari balik saku baju seragamnya. Mungkin ia sedang menunggu mention followernya di twitter. Bisa jadi sedang buka-buka line atau melihat kali aja ada posting path yg di like friend-nya. Eh bisa jadi juga ia sibuk membaca komen status facebooknya yg berisi cerita bakal calon bupati baru. Atau jangan-jangan ia nyambi jualan online via instagram, mengecek apakah hastag powerfull yg ia test tadi malam berhasil mengundang calon pembeli ke account online shop-nya.

Di sela-sela keheningan pergantian lagu "All about that Bass" ke lagu "Shake it Off", Nana tiba-tiba nyeletuk,
"Nanti Nana pokoknya mau kuliah di amerika!!" "Kenapa?" tanyaku kaget.
"Biar bisa ketemu Anna Elsa di film frozen," jawabnya polos. Aku kaget lagi. Ehh...tiba-tiba adiknya, Citta nyeletuk tanpa sebab.
"Kalo aku nanti mau kuliah di jepang aja. Biar ketemu doraemon." Aku makin kaget. Mereka baru 5,5 dan 3,5 tahun, sudah kena racun film-film impor. Sapa yg salah? Ya salah orang tuanya lah. Moso salah presiden... :)

Nang Lecir Bicara Apebede

Pagi ini cerah. Petugas lalu lintas sibuk melambai-lambaikan tangan mengajak pengendara agar maju lebih cepat. Tak disuruhpun mereka pasti jalan kalo lampunya ijo, gumamku dalam hati. Barangkali pak petugas lebih baik berjaga di persimpangan yg gak ada traffic light-nya.... bla bla bla.... Ahh sudahlah...
Setiba di sekolah dan melepas anakku di pintu pagar, Nang Lecir yg dari tadi bengong tiba-tiba menghampiriku dan berceloteh, "Tahu nggak apbd kabupaten kita itu 1,2T. Tapi kenapa jalannya masih banyak rusak?" ujarnya hingga mulutnya berbusa-busa.
"Lah kan dana segitu sudah ada alokasi masing-masing bidang, Nang," jawabku asal.
"Ntar dulu. Ambil 10% saja untuk mengaspal jalanan di kabupaten kita. Duit segitu udah bisa ngaspal 1/3 jalanan kabupaten, coy!"
"Mungkin masalah mengaspal jalan tidak sesederhana seperti yg kita bayangkan, Nang. Gak usah ikut pusing," cetusku sambil menyelesaikan tegukan terakhir.

Nang Lecir Sibuk Ngayah

Pagi ini jalanan sedikit tersendat. Ternyata separuh jalan dipakai buat naruh jempana, ada yang mau ngaben hari ini. Plus trotoar dekat sekolah anakku sedang diperbaiki padahal tidak rusak. Nang Lecir berkomentar harusnya bukan trotoar yg itu yg diperbaiki tapi yang sana. Ini pasti pencitraan saja pungkasnya bersemangat.
Nang Lecir melanjutkan curhatnya, sudah 3 hari warungnya tutup.
"Kenapa Nang?" tanyaku penuh rasa ingin tahu. "Ada tetangga yg ngetelubulanin. Trus besoknya musti ngayah ada petoyan di pura dalem. Lah abis itu ada tetangga yg meninggal dunia," keluhnya.
"Ya begitulah irama kehidupan kita. Hari ini kita menengok orang. Esok orang yg menengok kita."
"Tapi 3 hari warungku tak ada pemasukan. Tekor bandar."
"Ya kan Nanang tidak full seharian kesana kan?
Setengah hari bisa buka warungnya," bujuk saya.
"Tapi aku kan capek. Butuh istirahat juga," kilahnya membela diri.

Make Up Overdosis

Maaf pagi2 kami sudah mengotori udara pagimu dgn senyawa karbonmonoksida yg konon tidak berbau tapi beracun. Hari Senin sekolah2 sudah mulai ramai. Sekolah2 di desa pun dipenuhi motor2 pengantar. Kini jarang melihat anak2 SD jalan kaki dari rumah menuju sekolah. Sementara sekolah2 di kota dipenuhi motor2 dan mobil2 pengantar. Saking penuhnya banyak yg parkir di tepi jalan yg ada huruf P dicoret. Para petugas sibuk mengatur lalu lintas yg ramainya cuman antara jam 7 hingga setengah 8 pagi. Para pengantar berdesakan melepas anaknya di pintu pagar, kebanyakan ibu2 muda dgn penampilan aneka ragam. Ada yg tampang belum mandi hingga make up overdosis.  Nang Lecir yg mengantar cucunya sekolah TK A berbisik ke saya, "Ini mau kawinan apa nganter anak sih?"
"Sudahlah," ujar saya. Kita nikmati saja pemandangan gratis pagi ini sambung saya sekenanya.

Sebelum Menyalahkan Orang Lain

Sebelum menuduh pejabat korup, sebelum memencet tombol send dan menyebar berita hoax, ada baiknya kita bercermin dulu. Sudahkah kita?
- buang sampah pada tempatnya
- tidak menyerobot antrean
- tidak menerobos lampu merah
- mematuhi rambu lalu lintas
- berkendara tanpa nyambi pake smartphone
- bayar pajak tepat waktu
- tdk download software bajakan
- tdk download mp3 atau film bajakan
- tdk mengakui hasil karya orang lain atas nama sendiri
- tdk me-root android atau menjailbreak iphone
- sudahkah kita tdk nonton sinetron yg gak mutu
- minum 8 gelas air putih perhari :)

Ada lagi?

Sulitnya Mengakui Kesalahan

Beberapa kali nonton acara 86 di NET mengingatkan saya pada sebuah artikel om rhenald kasali yg menceritakan tentang anaknya yg kaget melihat kawan2 indonesianya yg tak mau mengakui apalagi minta maaf saat mereka berbuat salah.
Beberaa pelanggar yg ketangkap dalam acara 86 ini pun demikian. Sudah tahu salah namun mereka masih tetap keukeuh gak mau ngaku. Memang sih itu naluri manusia untuk membela diri tapi ya sepertinya watak sebagian besar dari kita udah seperrti itu, tak mau mengakui salah.

Ini mengingatkan saya juga bahwa kesalahan adalah untuk diakui dan diperbaiki.

Pengguna iPhone

Tiga dari 10 orang temen saya adlh pngguna iphone. Dan menurut pengamatan saya simpulkan pemakai iphone adlh org super sibuk.
Knp cobak? Setiap kali sy kirim sms or WA saya kadang dpt balesan luamaaa banget. Kadang besoknya baru dpt balesan. Bahkan pernah 3 hari baru dibales pesan saya hanya untuk nanya udah boarding bro? Ya wajar aja kan sibuk. Terbukti kan merrka sibuk. Kadang pesan wa nya pun lama di read. Wajar dong sibuk... jd saya simpulkan pengguna iphone adl org sibuk. Trus pemakai android kmn? Gak ada kerjaan? Sehingga cepet bales sms... hehe