Thursday, May 22, 2008

Kebangkitan Nasional

Tonggak Kebangkitan Nasional 20 Mei 2008 telah berlalu dan masih saja ku dengar demo kanan kiri yang dipelopori mahasiswa. Di setiap kota di Indonesia pasti diramaikan dengan hadirnya puluhan mahasiswa yang berunjuk rasa di gedung DPR, berteriak-teriak dan berorasi lalu menuntut. Salah satunya tuntutannya adalah melarang pemerintah menaikkan harga BBM yang rencana akan dinaikkan hingga 30%. Kartu-kartu BLT (bantuan langsung tunai) pun sudah mulai dibagikan ke masyarakan miskin. Namun konon data jumlah penduduk miskin sudah tidak up to date lagi sehingga beberapa Camat dan Kades mengembalikan kartu BLT.
Demo yang selalu diwarnai dengan aksi ricuh ini juga terjadi, bahkan besar-besaran terjadi di Jakarta. Ratusan ribu mahasiswa turun ke jalan seolah-olah ingin mengulang peristiwa Reformasi 10 tahun lalu, yang berhasil melengserkan Soeharto. Kericuhan selama demo pasti dihiasi dengan aksi dorong-mendorong lalu ada saja peserta demo yang akhirnya dipukuli petugas entah karena memang seharusnya dipukuli atau hanya emosi petugas yan tak tahan menjadi petugas, yang seharusnya menjaga ketertiban demo.

Peristiwa 100 tahun Kebangkitan Nasional ini juga sekaligus diperingati 700 tahunnya Sumpah Palapa dan 1000 tahunnya Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular. Acara kirab memperingati 2 peristiwa terakhir ini dilakukan di Trowulan, Mojokerto sebagai kota 'pewaris tahta' Majapahit.
Mahasiswa adalah orang yang intelek. Seharusnya segala tindakannya intelek dan menggunakan otak, bukan otot. Aksi-aksi demo kebanyakan berakhir menggunakan otot meskipun pada awalnya mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan dilatarbelakangi dengan 'otak' tentunya berdasar strategi dan skenario yang cerdas. Mahasiswa harusnya bisa berdebat secara gentleman. Harusnya bisa memberikan solusi-solusi bukan hanya bisa menuntut dan menuntut yang hanya malah menimbulkan keributan dan kerusuhan, yang juga pasti menurunkan nilai Indonesia di mata dunia, apalagi dunia pariwisata.

Ah lupakan saja. Yang penting melalui Kebangkitan Nasional ini aku akan semakin berusaha berbuat sebagus-bagusnya demi untuk diriku, keluarga dan syukur-syukur bisa untuk Nusa dan bangsa. Moment bersejarah ini kelak juga akan tercatat dalam prasasti di setiap hati insan Indonesia. Aku harap dengan peristiwa ini juga keamanan negeri semakin terjamin, kesejahteraan makin terjamin, biaya hidup tak terlalu membubung tinggi dan yang paling penting adalah harga BBM tak terlalu tinggi.

Bangkit adalah susah
Susah melihat orang susah
Senang melihat orang senang

Bangkit adalah malu
Malu kalau bangsa kita selalu ditindas

Bangkit adalah marah
Marah jika harga diri bangsa dilecehkan


No comments: