Thursday, May 22, 2008

Handphone di Pesawat

Bagi yang sering atau minimal pernah naik pesawat, pasti tau larangan penggunaan HP di pesawat. Larangan ini berlaku tepat saat kita memasuki pesawat. HP dan alat-alat yg memancarkan radio lainnya harus dimatikan selama di pesawat sedangkan peralatan elektronik biasa harus dimatikan ketika pesawat sedang take off atau landing. Ini artinya piranti seperti MP3 Player, CD Player, Laptop bisa dinyalakan di pesawat ketika pesawat sudah terbang idle yg biasanya ditandai dengan matinya lampu tanda wajib mengenakan sabuk pengaman (safety belt).

Menurut sebuah artikel di majalah penerbangan bulanan Garuda, dikatakan bahwa saat terbang, HP yg dinyalakan akan memancarkan dan mencari sinyal terdekat di stasiun operatornya. Ketika ia lepas dari satu sel maka ia akan mencari sel lainnya yang paling dekat. Ketika mencari sinyal inilah sebuah HP akan memancarkan sinyal maksimal dan sinyal inilah yang berbahaya bagi sistem navigasi penerbangan yang pada akhirnya bisa berbahaya bagi keselamatan semua penumpang dan awak kabin. Oleh karena itu petugas kabin selalu mewanti-wanti setiap penumpang untuk segera mematikan HP ketika sudah memasuki pesawat.

Cerita seorang kawan dalam suatu penerbangan pernah menemukan seorang penumpang lainnya tidak mau mematikan HP dan masih asyik saja menelpon padahal ia sudah duduk di kursi pesawat. Sampai-sampai si pramugari berkata dengan nada tinggi, "Kalau Bapak tidak bisa mematikan HP sendiri, biar saya bantu mematikan!!!" Kontan saja si bapak cengar-cengar pasrah. Pernah juga kejadian hingga seseorang terpaksa dikeluarkan dari pesawat dan tidak jadi bisa terbang gara-gara hanya tidak mau mematikan handphone saat penerbangan berlangsung. Sungguh aneh.

Teman kantor saya malah pernah adu otot leher gara-gara HP. Ceritanya disampingnya duduk seorang bermata sipit dengan masih asik saja memainkan HP walaupun pesawat segera bersiap melakukan take off, dan teman saya hingga 2 kali memperingantinya. Tak mau langsung menyerah si bapak sipit tadi mengelak dan berkata, "Tuh di depan masih ada yang nyalain." Ya ampun, kok jadi childist gini.

Pernah juga kejadian di suatu pesawat ketika sudah terbang di ketinggian idle, di belakang terdengar suara-suara khas orang sedang memainkan tombol-tombol HP seperti layaknya orang mengetik SMS. Ternyata setelah saya tengok ke belakang, benar saja seorang perempuan dewasa yg juga agak sipit memainkan HP entah SMS atau main game.
Yang paling parah adalah ketika suatu perjalanan dari Denpasar menuju Surabaya naik Garuda. Di sebelah saya duduk bule yang terlihat perlente dengan kemeja rapi berdasi. Ketika pesawat landing dan sekitar 10 detik menjelang roda-roda pesawat menyentuh bumi, HP si bule di samping saya ini bunyi dan ia angkat untuk berbicara. Waduh. Untungnya nasib baik masih berpihak kepada pesawat dan penumpangnya ini. Aman-aman saja. Namun yang saya herankan kenapa bule rapi berdasi ini tidak sadar akan sistem keselamatan kelas A-nya pesawat. Atau memang benar-benar tidak mau sadar?

Sebenarnya HP terbaru saat ini sudah banyak yang dilengkapi dengan fitur profil mode penerbangan atau ada juga yang memberi nama 'offline'. Saat mode ini diaktifkan, secara otomatis HP tidak lagi bisa memancarkan dan menerima sinyal seluler. HP hanya dapat dimanfaatkan untuk fungsi-fungsi non telefon, seperti untuk mendengar musik ataupun main game.

Cerita paling kocak adalah cerita ketika HP saya sendiri bunyi ketika pesawat sudah mencapai ketinggian 20 ribu kaki. Waktu itu saya lagi ikut penerbangan dari tempat kerja di Santan Terminal ke Balikpapan dengan pesawat DASH-7 milik Pelita Air. Ketika HP bunyi, kontan saja saya reject dan matikan HP lalu panik dan malu pada penumpang lain. Orang-orang pada melihat dengan muka menyalahkan. Waktu itu saya memang baru awal-awal naik pesawat. Jadi katrok banget sampai lupa matikan HP segala.

Purnama 19 April 200823:14 PM Portacamp A313

No comments: