Saturday, September 27, 2008

Aku Selalu Sendiri

Jika dipikir-pikir, akhir-akhir ini aku menjadi sering sendiri dan merasa sendiri. Dibanding tahun-tahun yang lalu ketika masih kost waktu kuliah di Jogja, masih sering kumpul-kumpul sama teman-teman. Pokoknya setiap hari tak pernah sepi. Sekarang, semuanya seperti diatur agar aku selalu sepi sendiri.

Mulai dari kerja di daerah yang sepi, jauh dari peradaban wanita-wanita cantik, jauh dari keramaian dan sulit untuk mencapai keramaian. Lalu ketika sampai di rumah juga selalu terjebak oleh suasana sepi rumah yang hanya dihuni oleh Bapak dan adikku tercinta. Kadang hati tak tega meninggalkan Bapak yang sekarang sakit-sakitan untuk bersenang-senang di luar sana. Kadang kepergianku 2 minggu meninggalkan keluargaku tak rela juga rasanya, namun harus kulakukan demi sepanci nasi.

Dalam perjalanan dari rumah ke tempat kerja dan sebaliknya juga aku selalu sendiri dan merasa sendiri, padahal selalu ramai oleh orang-orang yang sibuk menggunakan pesawat. Dalam setiap perjalanan aku hanya ditemani laptop, buku-buku bacaan, dan HP kesayanganku. Kadangkala mencari teman ngobrol di jalan juga sering merasa tak sopan. Misalnya mengajak ngobrol teman duduk di pesawat. Seringnya dapat teman duduk yang gak doyan ngobrol, kebanyakan langsung tidur pulas tak peduli ada aku disampingnya. Giliran dapat teman duduk cewek cakep, jutek dan tak ramah. Jadinya aku terlena dalam kesepian dan kesunyian jiwa.

Namun di balik kesunyian-kesunyian yang aku lewati, sebenarnya hatiku ramai dan ingin sekali mengungkapkan segudang keramaian hati itu ke dalam selembar kertas maupun menjadi halaman-halaman di lembar-lembar digital seperti ini. Namun kadang waktu yang pendek, waktu yang terasa pendek membuat tangan ini susah menjangkau pena maupun papan ketik komputer kesayanganku.

Akhirnya aku hanya bisa merenung dan berkhayal, menerbangkan nurani menembus mentari pagi yang lembut, lalu menerobos gugusan bintang, membelah birunya langit, menusuk dewi rembulan yang bersinar penuh dikala purnama tiba. Jadilah aku seperti ini, aku hanya bisa menulis puisi kesunyian, namun tak sesunyi isi dalam jiwa yang selalu ingin merasa ramai ini.

No comments: