Jumat 12 September 2008 Tanah Lot Kite Festival ato Festival Layang-layang Tanah Lot resmi dibuka di sore hari setelah paginya panitia menyelesaikan Tanah Lot 10K yaitu lari 10 kilometer dari Kediri dan finish di Tanah Lot.
Festival Layangan yang diadakan setahun sekali ini berlangsung hingga hari Minggu 14 September dengan melombakan 4 kategori, layangan Bucu Dua (pecuk), layangan Bebean (bentuk ikan), layangan Janggan (ekor panjang sekali) dan layangan kreasi. Festival diikuti oleh 300 lebih layangan dari berbagai desa di Tabanan dan sekitarnya. Biaya pendaftaran per layangan adalah 75 ribu rupiah saja. Bayangkan, untuk 300 peserta panitia bisa mendapatkan total 22,5 juta rupiah. Itu angka di luar sponsor dan sumbangan lainnya. Dengan adanya festival ini juga diharapkan akan menyedot wisatawan untuk datang ke objek wisata Tanah Lot. Tentu saja harapan akhirnya guna meningkatkan devisa daerah.
Festival ini diadakan di sebelah barat Pura Pekendungan, pura suci yang terletak di bagian barat areal Pura Tanah Lot. Hamparan sawah yang pada hari biasa sepi melompong 3 hari itu jadi lautan manusia. Ratusan peserta sibuk mengadu aksi menampilkan layangan kebanggaannya, memegang, menarik, lalu berlari terbirit-birit menyusuri tanah sawah yang kering kerontang dimakan kemarau yang tak kunjung diguyur hujan akhir-akhir ini. Tanah-tanah sawah yang kering itu terbelah-belah menimbulkan pemandangan yang eksotis atau mungkin miris. Mereka juga tak lupa berpakaian lengkap dengan busana khas Bali dengan kamben, saput dan udeng batik mereka seperti terbius oleh taksu layangan yang mereka tarik. Panas siang itu jadi tak terasa akibat semangat kebersamaan yang tumbuh mulai dari proses pembuatan, pengangkutan hingga saat lomba berlangsung.
Seorang peserta dari Bongan Gede, Tabanan mengaku mengikuti kegiatan ini untuk mencari kesenangan semata, "Kalau cari untung jelas tak bisa, Bli". Menurut peserta yang juga teman SMA saya ini, ia mengirimkan 3 layangan, 2 layangan bebean dan 1 layangan pecuk. Satu layangan bebean menghabiskan sekitar 1 juta rupiah. Sedangkan layangan pecuk berkisar setengahnya. Untuk layangan jenis lain yaitu Janggan bisa menghabiskan hingga 14 juta. Angka yang sungguh luar biasa kalau disumbangkan ke pura kahyangan desa atau ke panti asuhan misalnya. Tapi, kesenangan itu mahal, kata seorang teman. Kesenangan itu tak dapat dibeli, mungkin saking mahalnya. Disini, kesenangan yang mahal itu mengalahkan segalanya. Biaya di atas hanya untuk biaya layangan saja. Biaya mengangkut layangan dari desa masing-masing ditanggung juga oleh peserta. Sedangkan biaya konsumsi biasanya urunan oleh masing-masing anggota peserta. Layangan yang akan dipertandingkan esok hari harus sudah dibawa ke lokasi pada sore/malam sebelumnya untuk menghindari kemacetan di jalan. Tentu saja perlu seorang atau beberapa orang menjaga layangan itu pada malam hari. Tentu pula diperlukan tenaga dan biaya tambahan bagi yang menginap di malam hari.
Saturday, September 27, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment