Saturday, September 27, 2008

Kisah Tjinta Koeli Minjak Lepas Pantai

Panji adalah seorang anak muda, bujangan yang sedang menempuh on the job training di sebuah perusahaan minyak lepas pantai timur Kalimantan. Ia training bersama 59 orang temannya yang lain. Ia mempunyai 3 orang sahabat karib yang satu schedule dengannya. Schedule yang 2 minggu kerja dan 2 minggu off membuat keempat orang itu selalu bersama, baik di tempat kerja maupun disaat off duty. Ketiga teman Panji itu adalah Topan Baskoro yang nasionalis, Jacky Wasito yang pintar mandraguna dan Zarhan yang religius dan juga agresor.

Panji mempunyai hobby Fotografi jatuh cinta pada seorang model yang secara tak sengaja ia temui di Bandara Juanda Surabaya. Saat itu ia sedang dalam perjalanan balik dari kampung halamannya, Yogya, menuju Balikpapan via Surabaya. Ia yang lama menunggu pesawat yang tertunda keberangkatannya berkenalan dengan seorang gadis yang ternyata model dan setelah ngobrol ia tahu kalau gadis itu satu pesawat dengan dia.

Ketika panggilan untuk berangkat tiba, mereka berdua pun naik pesawat. Tak disangka mereka duduk bersebelahan di dalam pesawat. Akhirnya perkenalan mereka semakin akrab. Dan akhirnya mereka sepakat kalau Panji ikut nebeng saat dijemput orang tuanya. Ketika pesawat mendarat datang panggilan ke si model Novita yang mengatakan orang tuanya tak bisa menjemput karena sibuk. Akhirnya kami berdua mencari taksi gelap yang mangkal ramai di Bandara. Aku pun terpaksa mengantarkan hingga ke rumahnya di Samarinda. Dalam perjalanan itu juga tercipta benih-benih cinta yang mulai bersemi. Setiba di rumah Novita, Panji bermaksud permisi dan akan menginap di hotel saja. Namun orang tua Novita meminta Panji untuk menginap di rumahnya saja. Panji menerima tanpa perlawanan. Keesokan harinya giliran Panji berangkat ke laut dan mereka pun tetap saling berhubungan via telepon dan SMS.
Kisah cinta merekapun semakin bersemi, semakin maknyus.

Suatu hari ketika Panji menikmati keindahan langit sore di atas platform, secara tak sengaja handphone jatuh ke laut. Maksud hati hendak menelfon pujaan hati, tapi HP nyemplung ke laut. Jadilah Panji tak bisa menghubungi Novita lagi hingga ia off nanti. Ketika off Panji memutuskan untuk menghampiri Novita langsung ke rumahnya. Namun ia kecewa, hatinya gundah karena ternyata Novita dan keluarganya pindah rumah entah kemana. Hati Panji kian tak karuan. Pujaan hati yang sedang ia cari tak kunjung datang.

Akhirnya ia pulang dengan hati hampa, tangan hampa. Hari berlalu tak ada rasanya. Ia pun mulai putus asa. Niat hati untuk melupakan saja namun ia tak bisa. Ia pun memulai kesibukan lain bersama 3 orang sahabat karibnya, Topan, Jacky dan Zarhan.

Untuk mengisi kebosanan, suatu hari mereka main-main di seputar Bandara Sepinggan. Lalu foto-foto hingga masuk ke Runway Bandara. Kontan saja satpam bandara mengusir tanpa ragu-ragu.

Ketika naik on duty pada hari-hari terakhir mereka berempat sepakat untuk mengisi kebosanan main alat musik, tapi tanpa ijin. Panji dengan asik memainkan bas sambil bernyanyi lagu elvis presley. Zarhan yang jago gitar memetik dengan penuh perasaan. Jacky main drum dengan kelembutan tingkat tinggi. Topan tak bisa main musik sehingga ia jadi penonton saja. Petugas pengawas alat musik marah alatnya dimainkan tanpa ijin. Mereka diusir. Lalu masuk kamar dan di kamar ada gitar. Panji yang gundah gulana hatinya membuat puisi sedih lalu membacakan. Zarhan tanpa dikomando memainkan musik bernuansa sedih. Jacky yang maniak musik digital langsung saja merekam aksi kami dengan laptop kesayangannya. Topan mengabadikan dengan kamera digital D70 milik Panji.


Hari-hari berlalu. 9 bulan tak terasa. Hari pembantaian pun tiba. Mereka ditugaskan membuat presentasi dan akan diuji oleh tim penguji khusus. Tibalah mereka berempat mendapat giliran melakukan presentasi. Ketika pengumuman tiba Panji dan Zarhan lolos namun sayang sekali Topan yang nasionalis dan tidak mau bekerja di perusahaan milik asing memilih untuk hengkang dari seleksi. Sedangkan Jacky yang terlalu pintar malah ditendang karena tak sejalan dengan pikiran penguji. Ia menentang prinsip penguji yang ia anggap salah.

Setelah pengumuman mereka diijinkan pulang ke rumah masing-masing selama 10 hari. Bagi yang tidak lulus, pulang selamanya. Panji pulang dan 1 pesawat bersama Zarhan. Ketika di pesawat Panji melihat Novita dan mereka bertemu mengadu rindu. Mereka berpelukan penuh haru dan mata Novita tampak berkaca-kaca. Mereka berdiri di gang dan tak perduli kalau semua penumpang mengarahkan pandang ke arah mereka berdua. Mereka tak peduli ketika pramugari hendak lewat. Lalu dengan sedikit teriak si pramugari menepuk pundak Panji sambil berkata, "Panji bangun.. bangun euy..!" Panji menoleh dan melihat sosok Zarhan di sampingnya. Menepuk-nepuk pundak Panji hingga terbangun dari tidur. Ternyata Panji hanya bermimpi. Betapa kecewanya Panji dan dengan dongkol tiada terkira ia mengambil tas lalu turun dari pesawat dengan langkah lemas.

No comments: