Kondisi kepepet itu membuat saya memutar otak, bagaimana mendapat penghasilan tambahan. Meskipun tak terlalu ngoyo bekerja ataupun melakukan aktivitas bisnis. Namun dengan kurangnya kiriman bulanan, membuat otak jadi lebih kreatif.
Langkah awal adalah dengan mengajukan beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu. Dengan modal minta surat miskin dari kepala desa kala itu, aku mendapat uang bulanan dari fakultas senilai 150rb rupiah. Lumayan.
Pernah juga beli sandal, tas dan aksesories lainnya di Malioboro, aku kirim ke Bali, bapak menjual dengan harga 2x harga pokok. Lumayan.
Karena saya hobby web desain pada jaman itu, beberapa kali membuatkan website untuk prodi lain. Meskipun dibayar ala kadarnya, namun lumayan buat tambah biaya hidup bulanan.
Ketika saya sudah lulus dan wisuda, lalu melanjutkan extention, beberapa teman yg belum lulus minta bantuan dalam proses membuatkan TA. Lalu si teman sering minta dibuatkan tugas-tugas lain dan saya dikasi imbalan secukupnya. Beberapa bulan berikutnya saya baru tahu si teman ternyata menjual tugas-tugas itu sebagai tugas akhir dengan harga tinggi. Saya hanya mendapat sepersekiannya saja. Yo wis ra popo.
Sebagai sambilan setelah lulus karena kebanyakan kelas extension sore/malem, saya nongkrong di tempat jasa pengetikan punya teman. Dan kebetulan saya bisa mengetik lebih cepat dengan teknik 10 jari. Lumayan juga buat nambah-nambah pemasukan bulanan.
Pernah juga karena manggung di kampung sebelah, seorang ibu meminta aku memberi anaknya kursus drum privat di rumahnya. Sekali pertemuan 25rb dua kali seminggu. Kalau rajin, sebulan bisa dapat 200rb. Lumayan.
Akhirnya ketika kelas extensi mulai memasuki semester kedua, aku pindah kos dan bertekad untuk cari kerja sambilan. Melamar jadi teknisi sebuah toko komputer, gagal karena waktu itu belum cukup mumpuni di bidang jaringan. Akhirnya diterima jadi CS di Bangjo Warnet dekat UGM. Lumayan buat penghasilan tambahan. Juga hitung-hitung ngenet gratis, bahkan dibayar :)
Terakhir ketika saya sangat butuh uang buat upgrade komputer, saya sudah kepepet. Minta uang ke bapak gak dikasi. Saya bertekad mengarang lagu Bali dan akhirnya jadi 11 lagu. Dengan bantuan teman kos dan teman kuliah akhirnya direkam juga 11 lagu dan demo dikirim ke Aneka Record. Namun karena lama menunggu antrean dipanggil, saya tarik kembali album itu. Beberapa teman Bali di Jogja sebenarnya suka dengan lagu-lagu saya.
Ketika kerja di warnet pula saya mendapat rejeki tak terduga. Ketika main ke rumah teman, dia lagi membuat lamaran kerja. Saya copy dan ubah sesuai dengan cv saya. Lalu dikirim via email ketika tugas jaga warnet malam. Mengikuti tes hingga akhir dan ternyata hingga sekarang saya bekerja di Chevron ini. Syukur.
Gede A Setiawan
(gedeasetiawan@yahoo.com)
No comments:
Post a Comment