Thursday, July 05, 2018

Lagi-lagi Tentang Dualitas

Denmark menjadi salah satu negara dgn tingkat kebahagiaan tinggi di dunia. Di sisi lain Denmark ternyata negara dengan peringkat tertinggi negara pengkonsumsi obat antidepresan. Apa artinya ini?

Mungkin ini sesuai dengan pepatah makin tinggi pohon makin kencang pula anginnya. Susah selalu berdampingan dengan senang. Selalu ada yang buruk di antara kebaikan dan seterusnya. Dualitas itu selalu berdampingan. 

Sama seperti makanan enak selalu membawa penyakit yang tidak kalah ngerinya. Misalnya makanan enak berlemak berpotensi membawa penyakit jantung dengan kolesterolnya. Di setiap gunung yang tinggi selalu ada jurang yang dalam. Setiap mawar yang indah selalu mempunyai duri yang tajam. 

Setiap manusia mempunyai rasa bahagia, semangat dan optimis, juga rasa amarah, kemalasan dan pesimis. Konon rasa amarah adalah energi penjaga agar manusia selamat. Bayangkan jika manusia tak pernah marah (dalam arti positif) ia akan malas bukan kepalang. Demikian pula setan dalam kehidupan. Ia adalah penjaga yang selalu mengantarkan setiap manusia pada jalan yang seharusnya. Guidance dalam setiap peta atau faktor korektif dalam sebuah ujian. 

Para tetua mengingatkan untuk selalu meletakkan kedua dualitas tersebut pada titik setimbang. Ada semboyan kuno "manusia itu dewa ya, butha ya. Dalam diri manusia ada sifat2 keTuhanan dan sifat2 setan yang seimbang dan harus dijaga keseimbangannya. 

Kembali ke Denmark. Teori di atas membuat kita paham bila saru sisi Denmark menjadi the most happiness country dan disisi lain menjadi konsumen anti depresan yang juga tinggi.


No comments: