Dulu saya menikmati keterburu-buruan. Ketika masih kuliah di Jogja, saya senang sekali berangkat kuliah last minute, kemudian naik motor ngebut salip sana salip sini. Namun tiba tepat waktu di ruang kuliah. Barangkali kebiasaan ini membuat sensasi adrenalin keluar dan membakar semangat untuk mengulangi kembali pada hari-hari berikutnya.
Namun seiring perkembangan waktu, beberapa tahun kemudian ketik sudah bekerja, saya jadi tidak suka sama sekali dalam kondisi seperti itu. Saya lebih suka well prepared. Berangkat lebih awal, semuanya harus serba terplanning, tidak nyaman jika ada yang terlupa. Kadang ketika terburu-buru, napas jadi agak sesak. Bahkan dulu sempat diperiksa secara medis namun tidak ada kelainan apa-apa. Akhirnya saya jadi belajar cara mengelola emosi, mempelajari cara otak bekerja, hingga belajar hipnoterapi. Kemudian hari saya mulai belajar meditasi.
Meditasi mengantarkan saya pada pelajaran untuk menjalani kehidupan lebih pelan dan penuh kesadaran. Denyut nadi dan tekanan darah pun jadi terkontrol, emosi jadi lebih stabil. Semua ini bisa dilatih dengan memelankan kebiasan sehari-hari mulai dari makan, mandi, gosok gigi hingga berjalan. Dalam gerakan lambat, kita lebih merasakan rasa pada setiap kunyahan makanan, merasakan kucuran air ketika mandi, merasakan pijatan tanah saat kaki berjalan tanpa alas.
No comments:
Post a Comment