Wednesday, March 07, 2012

Surat Untuk Lion Air

Lion Air Yang Terhormat,

Hampir 8 tahun saya menggunakan pesawat Lion Air sejak saya diterima bekerja di Balikpapan. Kebetulan karena schedule kerja saya 2-2, 2 minggu kerja-2 minggu libur memaksa saya untuk pulang ke tempat asal jika sedang off duty.

Sejak saya di-hire di Balikpapan tahun 2004, saya melanjutkan studi di Jogja sehingga ketika off saya pulang ke Jogja. Ini saya lakukan selama 2 tahun hingga akhir 2006. Ketika itu pesawat Balikpapan-Jogja masih jarang, sehingga saya lebih sering lewat Surabaya dengan pesawat Lion Air. Ketika itu masih pakai MD-82 dengan susunan kursi 3-2.

Setelah lulus kuliah, lokasi pulang saya berpindah menuju Bali. Ada 2 rute kepulangan saya menuju Denpasar: via Surabaya atau Makazzar, tergantung mana yg lebih murah.

Jika dihitung secara kasar, anggap saja saya bekerja selama 8 tahun, dengan schedule 2-2, berarti tiap bulan saya 2x naik pesawat. Setahun 24 flight dikalikan 8 sama dengan 192 penerbangan selama 8 tahun. Untuk menuju Jogja atau Bali saya selalu transit sehingga saya naik pesawat 192x2=384 kali.

Dari 384 penerbangan yg saya tempuh sekitar 80% saya menggunakan Lion Air. Bahkan, sejak Lion membeli pesawat baru Boeing 737-900ER penerbangan saya hampir 99.99% menggunakan Lion Air. Rute Surabaya-Denpasar vv saya tidak pernah lalui lagi, karena Lion Air menggunakan pesawat kecil ATR 72-500, bikin saya trauma.

Sehingga hampir setiap pulang atau pergi Balikpapan-Denpasar saya selalu lewat Makazzar karena menggunakan pesawat besar.

Saya sedang bermimpi seadainya Lion Air membuka rute baru Denpasar-Balikpapan vv, saya akan sangat senang sekali bukan kepalang. Karena saya hanya akan menempuh 1x penerbangan untuk pergi atau pulang dari tempat kerja. Tentu saja saya sangat berterima kasih jika Lion Air melakukannya, seperti dulu pernah dilakukan Mandala Air membuka rute Denpasar-Balikpapan yg menurut pengamatan saya selalu full seat.

Penerbangan Denpasar-Balikpapan saya lalui via Makazzar dengan masa transit 4 jam. Sedangkan penerbangan Balikpapan-Denpasar via Makazzar yg parah. Saya selalu menggunakan penerbangan ini meskipun flight tidak connect. Saya tidak takut ditinggal karena saya tahu pesawat yg ke Denpasar adalah pesawat yg sama. Saya katakan parah, padahal pesawatnya sama tapi mengapa flight tidak connect? Seandainya Lion Air connect kan tidak masalah juga?

Yang saya sedikit sesalkan, akhir-akhir ini (sejak Februari 2012) saya sudah tidak bisa check in lagi di Balikpapan untuk penerbangan lanjutan saya yg Makazzar-Denpasar. Dengan berbagai alasan termasuk alasan audit dll.

Saya bisa terima jika alasan audit, namun jika berkenan harusnya Lion Air meng-connect-kan flight Balikpapan-Makazzar-Denpasar atau sekalian buka rute baru Balikpapan-Denpasar vv.

Semoga Lion Air selalu berkomitmen untuk selalu mengutamakan keselamatan penerbangan. Make people fly safely.

Gede A Setiawan
Kuli Minyak Lepas Pantai
Penumpang Setia Lion Air Sejak 2004.

No comments: