Dua kali sudah tensiku naik. Tanggal 22 Juni 2017 dan 11 November. Yang pertama sehari sebelum aku berangkat ke Balikpapan, ketika hendak tidur kepalaku terasa berputar, keringat dingin membasahi wajah dan jantung berdegup agak kencang. Tak seperti biasanya. Berulang-ulang cek tensi dan tertera angka 160-180. Aku putuskan ke dokter diantar pak Tut. Dokter tutup semua hingga ke Nyanyi. Akhirnya ke UGD RS Nyitdah. Disuntik obat penghilang pusing dan minum penur9un tensi. Langsung pulang dan kondisi sudah agak mendingan. Begitu cek tensi di mobil dalam perjalanan pulang, 125 saja.
Yang kedua adalah 11 November bertepatan dengan hari Kuningan (3 hari menjelang ke Balikpapan). Sore setiba di rumah dari jalan-jalan ke BW, kepalaku terasa melayang-layang. Keringat dingin bercucuran dan kentut terus keluar. Tensi ketika diukur 155. Langsung ku minum captopril 1 butir dan kembali normal dalam 1/2 jam. Bisa jadi kecapekan dan dehidrasi karena siang ketika sembahyang di Pura Ciwa sempat berjemur dan kepala rasanya melayang, memaksakan diri mengantar istri ke BW yang nyetir 3 jam PP.
Esok hari Minggu ketika bangun pagi kepala masih terasa melayang, padahal tensi sudah normal di angka 120/70. Siangnya kami nangkil sekaligus ibu ngayah di pura Pekendungan. Kepala masih terasa goyang. Senin 13 Nov pun kepala masih pusing.
Selasa pagi masih sempat anter NanaCitta sekolah, kepala masih sriat-sriut. Hari itu aku berangkat diantar ibu sampai Canggu lalu naik GoCar hingga bandara. Setiba di Balikpapan kepala makin terasa melayang ditambah karena aku minum antimo. Akhirnya malamnya aku putuskan ke dokter di Kimia Farma Sepinggan. Diagnosa dokter Vertigo. Belum kategori hipertensi karena sifatnya naik sebentar saja. Meskipun antri 45 menit namun jadi lega dan setelah minum Mertigo, paginya bangun dengan segar.
Off ini pertengahan Desember kembali kambuh vertigoku. Tensi normal dan cenderung agak rendah. Padahal kegiatan tak terlalu berat. Di separuh off kondisi masih fit dan sempat memulai yoga setiap sore di rumah. Namun minggu kedua menjelang naik, ia kambuh dan aku minum obat kembali hingga akhirnya kutambah beli di apotek.
Ketika tiba di Balikpapan pun kepala masih melayang-layang. Off ini harus periksa ke dokter.
No comments:
Post a Comment